Eremika Story
By : Hime Ackerman
Disclaimer : Shingeki no Kyojin akan selalu menjadi milik Isayama Sensei
Here we go…
Bel pulang SMA Shingashina berbunyi, anak-anak siap untuk pulang kerumah,ada juga yg berlarian kelapangan untuk bermain sepak bola. Eren baru berdiri dari bangkunya berniat mengajak Mikasa, sahabat yang dulu adalah rival sejatinya di kelas, untuk pulang bersama, namun ada gadis manis yang tiba-tiba datang kekelas mereka untuk mencari Eren.
"Ma, maaf ada Kak Erennya?'' Tanya gadis itu malu-malu.
Anak-anak dikelas 11.5 itu sangat terkejut, adik kelas yg sedang berdiri mencari Eren ini bukan gadis biasa, ia model yg sedang naik daun, Historia.
"Wah Historiaa."
"Historiaaa kamu manis banget sih boleh foto bareng gak?"
"Aku jugaa."
"Aku..''
"Syuut!" Bertolt menenangkan suasana.
"Tadi kamu mau cari siapa?" Tanya Bertolt lembut.
"Kak, Kak Eren.."Jawab gadis itu malu-malu.
"Cie Eren, aw aw aw dicariin model cantik nih.'' Teriak Connie dari depan kelas membuat sang pemilik nama tersebut tersentak.
"Nyari aku?"gumam Eren heran.
Sedangkan Mikasa, dari tadi hanya berpandangan heran, ada apa gadis itu mencari sahabatnya?
Eren berjalan pelan menghampirinya dan membuat Mikasa mengerutkan dahi
''Aw..'' Mikasa meringis karena pundaknya disenggol Minna, teman sebangkunya.
"Pasti tuh cewek mau nembak xixixi.''
Mikasa hanya terdiam dan mengerjapkan matanya masa bodo.
''Mumpung Mikasa lagi lepas sama Eren, kita makan bertiga dikantin yuk, udah lama gak curhat-curhatan.'' Ajak Sasha tiba-tiba.
''Ide bagusss, ayuk Mikasaa.'' Minna menarik tangan Mikasa dan Mikasa nurut saja
Ditengah perjalanan kekantin, Mikasa hanya diam saja.
''Mikirin Historia sama Eren lagi ngapain ya?'' goda Minna
"Ng, nggak.'' elak Mikasa.
''Jangan bohonggggg.''
''Nggaakkk.'' Mikasa gak bisa mengelak
''hahaha.'' Minna dan Sasha tertawa lepas melihat Mikasa dengan semburat merahnya menahan malu.
''Ayo kita duduk disini.'' Ajak Minna menarik kedua sahabatnya.
Mereka bertiga duduk dan makanan sudah ada didepan mereka.
''Akhirnya kita bisa bertiga lagi setelah sekian lama..''
''Iya, Mikasa terlalu deket sih sama Eren..'' Sambar Sasha sambil melahap kentang kesayangannya dengan semangat.
''Ka,kalian apaan sih?kita kan sering makan bareng dikantin.'' Elak Mikasa lagi.
''Iya tapi gak pernah bertiga gini kan, coba terakhir kali kapan kita bertiga gini..''
''Ka, kapan ya,,''Mikasa gk bisa mengelak lagi
Tiba-tiba dari kejauhan Eren datang dan menuju kekantin, terlihat Eren sedang membawa sesuatu ditangannya.
''Eh Eren datang!"
Sontak Mikasa langsung melihat kearah Eren, Eren berjalan kewarung tepat dibelakang ketiga remaja itu duduk. Eren membeli minuman dan langsung meneguknya.
''Cie Eren abis ngapain sama doi?'' Ledek Minna.
Eren bukannya menjawab, ia malah berjalan menuju Mikasa.
''Mikasa, buat kamu aja.'' Mikasa terperangah, yg dibawa Eren tadi adalah coklat.
"Itu dari doi ya Ren?'' Tanya Sasha penasaran.
''Iya.'' jawab Eren singkat.
''Jangan-jangan abis ditembak?'' Tanya Sasha kaget yang membuat Mikasa juga kaget.
Eren gak menjawab, ia malah meneguk minumannya kembali.
''Model cantik yg sedang naik daun berpacaran dengan sang pangeran dengan senyuman yang paling manis, itu bisa jadi headline news dimajalah, xixix.i'' Ledek Minna gak ada habisnyaa.
''Iya, habis itu Eren ikutan tenar deh jadi model.'' Sasha malah ikut-ikutan, entah kenapa Mikasa sakit hati mendengar kata-kata tersebut, ia tau teman-temannya sedang mengujinya.
"Kalian berdua tadi dicariin Thomas sama Connie didepan." Jawab Eren datar.
"Ih, Eren gak asik diledekinnn." Minna mengerucutkan bibirnya
"Yaudah ayo, mereka mau berduaan~" Ajak Sasha untuk pergi dari sana.
"Oh iya, xixi aku duluan ya Mikasa, dadah~~" Pamit Minna sambil melambaikan tangannya.
Mikasa hanya tersenyum tipis sambil melambaikan tangannya juga. Sehabis itu, Eren duduk ditempat Minna duduk tadi, dan sekarang ia berhadapan dengan Mikasa.
"Ini..serius buat aku?kenapa gak kamu yg makan, nanti Historia sakit hati lho.''
"Aku kan gak minta, daripada aku buang? dia maksa supaya aku mau terima." Jawab Eren dengan nada malas.
Mikasa menatap Coklat yg sangat besar tersebut
"Aku makan kalo kamu makan juga, ini gede bgt, gak mungkin aku habis sendirian, lagian kasian Historia udah cape2 ngasih kan?"
Eren memasang tampang masa bodo.
"Ok, aku makan juga kalo kamu suapin." Mikasa terkaget dahsyat sontak wajahnya memerah.
"Dih, udah gede juga." Mikasa malah salah tingkah.
"Yaudah aku gak mau makan." Jawab Eren enteng.
Mikasa gak habis pikir dengan jalan pikir Eren dan mulai mengatur detak jantungnya kembali yang tadi sempat tidak beraturan. Ia pun mulai membuka kotak besar tersebut, sejenak ia menengok kanan-kiri apakah disana banyak orang atau tidak, melihat itu, Eren tersenyum geli. Mikasa mulai membagi coklat tersebut jadi beberapa bagian, dan mengambil satu untuk menyuapi Eren.
Tangan Mikasa sedikit bergetar, Eren yg melihatnya makin geli dan ingin tertawa senang namun disimpan dalam hatinya agar tidak ketahuan, Eren membuka mulutnya lebar, tanganya ia topangkan kemukanya, coklat itu hampir sampai dan Eren bersiap melahapnya, Mikasa malah menariknya kembali dan memakan coklatnya itu sendirian.
"HAHAHAAAduduhh." Mikasa yg tertawa senang tiba-tiba meringis karna Eren mencubit pipinya.
"Aduhh huhh." Mikasa meringis sambil mengelus-ngelus pipinya yg tembem. Memang dihadapan Eren, Mikasa 100 persen bisa menjadi dirinya.
"Songong sihh."
"Makanya makan sendiriiiiii." Mikasa malah mengambil coklatnya lagi dan melahapnya lagi.
"Enak tau." Ucap Mikasa sambil mengunyah coklatnya.
Eren masang tampang bête, Mikasa jadi merasa bersalah.
"Iya aku suapin, tapi certain dulu, tadi….kalian….ngapain?'' Tanya Mikasa pelan.
Eren tersentak menengok kearah Mikasa.
"Menurut kamu, aku sama dia ngapain?" Eren balik nanya.
"Kalo kamu dikasih coklat sih.. itu tandanya..kamu…ditem…bak."
"Apa?"
"Di..diiii..tembak?"Ucap Mikasa yg suaranya makin kecil.
"Mikasa, aku gak denger."
"Kamu..kamu…di tembak kan?" Ucap Mikasa agak kesal sambil menatap Eren, Eren makin geregetan melihat sikap Mikasa yang gak bisa menyembunyikan emosinya.
"Nggak, buktinya aku masih hidup"
"Maksudnya Historia nyatain suka kan?"Mikasa udah gak perduli jika dianggap mati penasaran oleh Eren.
Ada jeda disana, Eren terdiam sebentar membuat Mikasa makin kalut.
"Iya.."Jawab Eren pelan.
"Terus, jawaban kamu?" Mikasa menatap Eren penuh keingintahuan
"Suapin aku dulu, satu pertanyaan satu suapan."
"Ugh.." Eren pinter bikin Mikasa makin kalut.
Mikasa mengambil satu batang coklat tersebut, agak lumer ditangannya karena coklat tersebut sedikit cair, ia pelan-pelan mendaratkan coklat tersebut kemulut Eren, hatinya berdesir, ini pertama kalinya Mikasa menyuapinya seperti ini, setelah sukses mendaratkan dimulut Eren, Mikasa ingin segera menarik tangannya kembali, tapi Eren malah menangkap tangannya.
"Tunggu."
"E,ehhh?" Mikasa bingung, tiba-tiba saja Eren menjilat jarinya dengan lidahnya membuat Mikasa terkejut dan deg-degan, wajahnya makin merah padam.
"E, Erenn." Tangannya gemetaran hebat.
"Coklatnya lumer dijari kamu, sayang gak dimakan, mubazir" Ucap Eren cengengesan.
"Gi, gimana kalo ada orang lain liat, bisa salah paham." Mikasa menunduk malu, ada beberapa temannya dibelakang mereka.
"Kayaknya mereka emang liat, tapi apa boleh buat kan udah terlanjr liat?"
Mikasa makin gak ngerti jalan pikir Eren, Eren terlihat sengaja membuat suasana seperti itu.
"Bener juga kata kamu, coklatnya enak, kamu makan lagi coklatnya."
Mikasa tanpa sadar menuruti perintah Eren dan memakan coklatnya kembali memakai tangan dan jari yg sama. Membuat Eren senang luar biasa.
"Ja, jawab pertanyaan aku tadi." Ucap Mikasa terbata-bata.
Eren malah tersenyum lebar memikirkan jawaban yang bisa dipertanyakan lagi.
"Aku jawab, 'ohhh kamu suka aku' gitu" Jawab Eren singkat, seketika Mikasa menjatuhkan rahangnya,bukan itu yg ingin didengar, ia ingin tahu apakah Eren menerima Historia atau tidak, ia jadi harus bertanya lagi dan menyuapi Eren lagi.
"Jadi kamu nerima Historia?" Mikasa sudah sangat terlanjur penasaran.
"Suapin aku lagi"
Mikasa yg masih deg-degan dengan jilatan tadi, ia mencoba mengambil coklatnya lagi, dan lagi-lagi coklatnya lumer dan parahnya lumeran tersebut hingga kebawah ujung jari manisnya.
"(kami-samaaa)" Mikasa berteriak dalam hati.
Sesuai dugaan Mikasa, setelah coklatnya berhasil mendarat dimulut Eren, Eren mulai menjilatinya lagi, dan kali ini lebih lama,karna coklat yg lumer cukup banyak, gak tanggung2 bukan hanya jari telunjuk Mikasa yg dijilat oleh Eren, ibu jarinya juga, membuat sang empunya seperti ingin pingsan ditempat, Mikasa menunduk malu dan mencoba menahan hatinya agak tidak berteriak.
Eren memainkan lidahnya "Manis…" Ucap Eren penuh dengan senyum kemenangan.
Mikasa menjauhkan tangannya dari mulut Eren, dan tidak berniat untuk menghapus bekas jilatan Eren sangat tahu Mikasa sedang menahan malunya, terbukti Mikasa tidak ingin melihat dirinya, sungguh sikap Mikasa sangat manis dimata Eren.
Mikasa merasa aura disekitar sangat mencekam, ya karena ia merasa anak-anak yang sedang berada dikantin itu entah jumlahnya bisa jadi sangat banyak dari sebelumnya dan sedang memperhatikan mereka.
"Aku nolak dia'' jawab Eren pelan,Mikasa yang masih menahan malu entah kenapa merasa senang disaat yg bersamaan, tapi ia juga penasaran, kenapa Eren nolak Historia? Kalau ia bertanya lagi otomatis dia harus menyuapinya lagi? Bisa kena serangan jantung Mikasa.
Tanpa diduga, Eren mengambil sendiri coklatnya dan memakan coklat itu sendiri.
"Menurut kamu, kenapa dia bisa nembak aku padahal gak kenal aku sama sekali, aku juga gak kenal dia?"
"Kamu itu populer, dia juga po,populer.. jadi mungkin sama2 populer harus…pacaran?" Mikasa jawab ngasal sambil mengatur kembali detak jantungnya.
"Kamu mau aku pacaran sama dia?" Eren bertanya dengan tatapan serius, membuat hati Mikasa makin ciut, Mikasa mau nangis rasanya,kenapa pertanyaan itu harus diajukan padanya, tentu saja jawabannya enggak, tapi nanti Eren mikir yang aneh-aneh lagi.
"Kamu pernah bilang sama aku soal aku sama Kak Jean, pacaran tanpa dilandasi rasa suka gak kan ada artinya" Jawab Mikasa kuat.
"Gimana kalo ada dua orang yg saling suka tapi mutusin buat gak pacaran?"
DEG, Mikasa berasa ngeblank, apa maksud Eren? Bolehkan Mikasa berpikir itu seperti tentang dirinya dan Eren?
"Kamu tau? kadang itu bikin salah satu pihak merasa tersakiti karena selalu mikir aneh-aneh soal hubungannya. Mikasa bercerita mengenai hatinya.
"Aku rasa gak Cuma salah satu pihak, tapi dua-duanya."
Mikasa gantian menatap Eren intens, Eren cuma tersenyum simpul sambil memakan coklatnya kembali. Mikasa gak tau mau jawab apa lagi, tiba-tiba sebuah tangan dengan coklat dijarinya menghampiri mulut Mikasa.
"Nih makan." Mikasa selalu dikejutkan oleh perilaku Eren berkali-kali, apa maksudnya Eren menyuapi dirinya?
Tapi karena Mikasa ingin, ia pun melahap coklat tersebut.
"Ceritain ke aku rasanya bedanya makan sendiri sama disuapin orang lain, hahaha." Eren tertawa renyah, sedangkan Mikasa masih menguyah dan malu, tampak sekilas diwajah Eren memerah, jangan-jangan Eren malu juga? Kini mereka berdua larut dalam perasaan masing-masing.
TBC
Hallo minna, ini fic pertama aku, gomen kalo ada typo
Salam,
Hime Ackerman.
.
