I'll Get Him! Episode 1
Main Pair: ChanBaek, Chanyeol x Baekhyun
Genre: Romance, Friendship, Family
Rated: T
Genderswitch fiction, girl for all uke
This story begin. Hope you like it!
.
.
.
Ketika pulang sekolah, Baekhyun mendapat perintah dari Jongdae lewat pesan teks untuk segera bertemu di cafe dekat sekolahnya. Dilengkapi alasan 'sangat penting'. Sehingga dengan ikat rambut yang bahkan tidak rapi, Baekhyun muncul dengan nafas terengah-engah. Sepertinya gadis ketus satu itu terburu-buru berangkat sejak pesan dari Jongdae sampai di salahsatu media sosial pada ponselnya.
"Bahkan kau hanya me-read pesanku."
"Hah.. Hah.. Apa yang kau dapatkan?" Baekhyun masih mengatur nafas seraya menuju kursi dekat jendela pilihan Jongdae, orang yang langsung menyindirnya begitu datang.
Namun Jongdae sempat tersenyum miris melihat keadaan Baekhyun yang berantakan. Apalagi gadis itu langsung mengungkit tujuan utama sampai datang ke cafe ini. Benar-benar tidak sabaran.
"Hei, minumlah dulu, kau kelelahan."
"Sial... Aku sangat berharap padamu makanya sampai jadi seperti ini!" Baekhyun mengomel ketika Jongdae malah menyodorkan chappuchino di hadapannya. Tapi Baekhyun tidak menolaknya juga melainkan langsung menenggak minuman dingin itu.
"Seorang gadis tidak boleh berkata kasar. Minumlah pelan-pelan! Nanti kau tersedak.."
"Sudahlah! Apa sebenarnya yang kau dapatkan? Kau menambahkan kata 'penting' di chat, itu membuatku serangan jantung tahu!" Seolah semakin dilanda rasa penasaran yang tinggi, Baekhyun terus memaksa agar Jongdae tidak bertele-tele lagi. Namun sebaliknya, Baekhyun yang sangat excited dihadapi helaan nafas lesu oleh Jongdae.
"Aku tidak mendapatkan apapun darinya..."
"APA!?" teriak Baekhyun sambil melotot, syok dengan apa yang didengarnya.
"Yang benar saja! Kau sengaja membuatku kesal ya dengan menambahkan kata 'penting' yang omong kosong!?" Baekhyun meletakkan gelas chappuchino-nya dengan kasar diatas meja yang tidak bersalah. Dia tampak sangat marah, mengingat pengorbanannya agar bisa cepat sampai di cafe ini...
Jongdae sedikit takut untuk melanjutkan pernyataan menjadi penjelasan. Sejak awal dia sendiri tahu bakal jadi begini padahal dirinya sudah melakukan apapun yang ia bisa.
"Dengar, aku sudah cukup nekat untuk menjadi... ah, lebih tepatnya memaksa untuk sangat dekat dengannya dan menanyakan hal-hal aneh. Sial sekali ketika teman-temanku mengatakan bahwa aku yang diam-diam suka pada Chanyeol! Itu sangat menjijikkan!" Jongdae memperkuat ceritanya dengan memasang wajah risih nan kesal. Membuat lawan bicara yang duduk di depannya semakin mengerutkan alis.
"Apa yang kau tanyakan padanya?"
"Aiishh.. sangat buruk bahkan ketika aku mulai mengingatnya!"
"Cepat katakan!"
"Iya, iya~ tentu saja aku sempat menanyakan 'apakah dia sudah punya pacar', bahkan 'tipe wanita seperti apa yang dia sukai'. Tapi sebenarnya Chanyeol sudah terlihat ingin menghindar dariku sejak aku berlagak sok dekat dengannya. Apalagi setelah aku menanyakan hal aneh seperti tadi. Kau tidak seharusnya hanya marah padaku yang bahkan sudah berjuang menanggung malu!" Jongdae menyandarkan punggungnya di kursi setelah bicara banyak. Sementara Baekhyun, ia masih diam sejenak mencerna informasi dari sepupu yang seumur dengannya itu.
"Jadi maksudmu dia itu orang yang tertutup?" tanya Baekhyun dengan guratan kecewa di wajahnya yang sebetulnya cukup cantik.
"Cukup tertutup. Teman dekatnya pun sepertinya tidak tahu banyak tentang privasinya. Chanyeol tipe yang tidak suka bicara apapun soal asmara kepada orang lain, begitu kesimpulanku." Jongdae melipat tangannya sambil mengangguk-angguk dengan mata tertutup.
Tiba-tiba rasa excited yang sempat dimiliki Baekhyun tidak terasa lagi. Gadis itu sepenuhnya diam dan menundukkan wajah, kedua tangan di pangkuannya pun terkepal erat. Mental Baekhyun sempat down sehingga suasana diantaranya dan Jongdae jadi sunyi, sampai..
"Kau jangan sampai putus persahabatan dengannya apapun yang terjadi! Kalau tidak, aku akan membunuhmu!" Aura ketus yang biasa nampak di diri Baekhyun akhirnya kembali. Jongdae memang kaget saat melihat jari telunjuk Baekhyun tepat di depan mata, namun ada kelegaan juga di hatinya.
"Heh, kau tidak menyerah ya? Sampai mengorbankan aku pun kau tidak akan berhenti?"
"Mana mungkin orang seperti Byun Baekhyun berhenti ketika keinginannya belum tercapai! Dan kau harus membantuku!" Dengan sangat percaya diri Baekhyun menanggapi. Jongdae seketika cemberut sebelum meneguk chappuchino-nya yang perlahan mulai kehilangan es batu.
"Kumohon, Jongdae..."
"Eh?" Sampai hati Jongdae berhenti menikmati minumannya saat melihat perubahan drastis lagi pada diri gadis di depannya. Baekhyun kembali menundukkan kepala serta menggigit bibir bawahnya, tampak meresahkan sesuatu.
"Kau baik-baik saja?"
"Tidak. Setahuku Chanyeol bukanlah orang yang dingin dan tertutup. Saat mengenalnya dulu jelas kulihat bahwa dia orang yang ceria dan sangat terbuka pada teman-temannya. Itulah sebab mengapa dia disukai banyak orang, sudah menawan, suka bergaul pula. Aku sedikit tidak percaya dengan ceritamu, Jongdae." Tidak bohong kalau Baekhyun benar-benar sedih saat menjelaskan pendapatnya. Jongdae memberikan tatapan prihatin serta menggenggam tangan Baekhyun yang terkepal diatas meja.
"Kau bukan tidak percaya. Melainkan tidak bisa terima perubahan sikapnya yang bahkan tidak kau sangka. Sudahlah, bukannya kau akan selalu seenaknya sendiri memintaku untuk membantumu?" Mencoba memberi semangat, Jongdae pun melengkungkan sebuah senyum di bibirnya yang mirip dengan bentuk bibir kucing. Baekhyun perlahan mencoba balas menatap pandangan menguatkan itu kemudian tersenyum pahit.
"Kau benar, aku tidak akan pernah berhenti menyiksamu untuk selalu menjadi stalker Chanyeol. Terima kasih, Jongdae-yah!" Cengiran lebar Baekhyun berikan pada akhirnya. Jongdae mencubit pipinya sebagai balasan atas ucapannya yang seenak sendiri.
"Tetap saja itu sangat menyusahkan untukku!"
"Aw, lepaskan!" ronta Baekhyun mencoba menjauhkan tangan-tangan Jongdae dari wajahnya. Jongdae sendiri tidak meneghentikan cubitan-cubitan kecil yang ia berikan, sampai ada suara yang berasal dari ibu-ibu menginterupsi.
"Anak muda zaman sekarang..."
"Setelah berpegangan tangan, si gadis bahkan tak segan disentuh di depan umum."
Jongdae dan Baekhyun jadi ciut saat mendengar kedua orang asing tersebut jelas-jelas membicarakan mereka. Bahkan keduanya adalah saudara sepupu, masih ada hubungan keluarga yang dekat.
"Apa-apaan sih wanita tua itu? Mereka mengatai kita berdua tanpa tahu apapun."
"Sudahlah, memang seperti itu yang terlihat. Temanku saja menganggap kau adalah pacarku mengingat kita sering bertemu dan jalan berdua. Mereka bersikeras kalau aku bohong walau sudah beribu-ribu kali kutegaskan kau hanyalah sepupuku..."
"Aish, aku kan bersamamu karena kau adalah sumber informasi tunggal yang sangat berharga! Orang-orang yang merepotkan." Sikap suka mengomel dari Baekhyun jadi kumat sembari ia menyangga wajahnya dengan tangan diatas meja. Jongdae menggelengkan kepala menghadapi sikap sepupu yang bahkan melebihi dekatnya dengan adiknya sendiri ini. Yap, sebenarnya Jongdae punya adik, namun gadis itu justru selalu sibuk dengan dunianya sendiri sejak menginjak remaja. Lagipula dari kanak-kanak, Jongdae lebih sering bermain bersama Baekhyun.
"Sangat tidak manusiawi. Kau hanya menyebutku sebagai paparazzi suruhan, bukannya sepupu." Jongdae memasang wajah dibuat kesal.
"Tidak usah kekanakan. Aku akan memasakkan makan siang untukmu jadi mampirlah ke rumah."
"Yay! Berjuanglah untuk Chanyeol~~" seru Jongdae penuh semangat, meski keceplosan. Sehingga ketika mendapat deathglare dari Baekhyun dia hanya bisa menutup mulutnya yang sudah lancang.
.
.
.
Baekhyun mulai menaruh perhatian pada Park Chanyeol semenjak pemuda tinggi itu dengan sangat ramah serta penuh senyuman membantunya yang kesusahan mengambil buku di salahsatu rak perpustakaan saat masih kelas 7. Kemudian berlanjut saat Chanyeol memencetkan tombol lampu hijau untuk penyebrang sebelum Baekhyun berkesempatan melakukannya. Baekhyun semakin tergila-gila pada Chanyeol setelah memperhatikan sikap ceria yang dimilikinya saat bergaul dengan sekitar. Namun bukan berarti Baekhyun berani menampakkan rasa sukanya kemudian mencoba lebih dekat dengan sosok Chanyeol. Lagipula Chanyeol juga berbuat baik kepada Baekhyun cuma sebatas perilaku terhadap teman sekelas.
Belum sempat dekat meski sudah memendam perasaannya selama satu tahun, Baekhyun mendapat kabar bahwa Chanyeol pindah sekolah. Tentu saja Baekhyun sedih dan menangis merasa kehilangan cinta pertamanya. Bahkan hanya ucapan, "Terima kasih," yang pernah disampaikan Baekhyun untuk Chanyeol. Mereka tidak pernah sekalipun mengobrol, ataupun duduk berdekatan, apalagi satu kelompok dalam suatu diskusi. Seperti Chanyeol tidak memberikan kesempatan bagi Baekhyun bisa bicara dengannya walau sedikit saja setelah membuat gadis itu jatuh hati.
Dua tahun berlalu dan Baekhyun masih belum bisa melupakan Chanyeol. Karena tidak bisa merasakannya sendirian berlama-lama, Baekhyun curhat kepada Jongdae, sepupu sekaligus sahabatnya yang paling setia. Sampai kemudian Jongdae memberi kabar bahwa dirinya satu SMA dengan Chanyeol. Kebetulan yang membuat Baekhyun memiliki harapan lagi! Hingga akhirnya sampai sekarang Baekhyun meminta kepada sepupunya agar selalu mengawasi Chanyeol untuknya. Jujur saja Baekhyun pasti masih mencintai Chanyeol dan merindukan pemuda tinggi itu. Apalagi setelah dua tahun lamanya, pasti tinggi badannya bertambah. Baekhyun berbinar sendiri saat membayangkan.
"Haruskah aku bertanya langsung padanya, ingatkah dia dengan teman lama SMP yang bernama Byun Baekhyun?" sindir Jongdae saat memperhatikan Baekhyun yang masih mengunyah takoyaki.
"Itu akan menjatuhkan harga diriku." Baekhyun mengeluarkan deathglare andalan. Tapi Jongdae tidak ngeri karena sudah biasa, dia malah cemberut meremehkan kemudian merebut setusuk takoyaki yang ada di tangan Baekhyun dan memakannya tanpa izin si empu.
"Yak! Setidaknya kau ambil yang ada di dalam cup!" sentak Baekhyun kesal seraya merebut kembali tusuknya dari tangan Jongdae. Yang diajak bicara tidak menghiraukan sambil tetap mengunyah menikmati cita rasa takoyaki dalam mulutnya.
"Begini lebih enak. Aku tidak mau tanganku penuh saus takoyaki." Jongdae menanggapi dengan santai. Baekhyung menggembungkan pipi lalu melahap satu takoyaki, mengunyahnya cepat-cepat.
"Kau bisa membuat orang mengatai kita lagi. Lihat dua gadis resek disana, mereka berbisik dan arah pandangnya jelas mengarah ke kita." Mendapat peringatan dari Baekhyun, Jongdae mengikuti arah pandang gadis itu dan yang ia lihat sesuai dengan yang didengarnya. Namun Jongdae merasa masa bodoh.
"Kalau begitu bagaimana bila kau kucium sekarang?" Ekspresi sok serius berpadu menggoda yang dipasang Jongdae malah disambut tampolan ringan dari Baekhyun di kepala kanannya.
"Mana mungkin. Kecuali kalau aku sudah tidak waras!"
"Yak! Apa kau juga akan bersikap sekasar itu bila terhadap Chanyeol!?" Pertanyaan Jongdae yang spontan berhasil membuat Baekhyun terkesiap.
"T-tentu saja tidak, bodoh!" Bisa dilihat wajah Baekhyun kini merona hebat. Jongdae bahagia bisa menyekak sang sepupu dengan telak.
"Aah... aku iri terhadapnya. Andai aku jadi Chanyeol." Jongdae menghela nafas panjang dan bersandar pada batang kayu tempat dia dan Baekhyun duduk di bawah rindang dedaunannya. Baekhyun pura-pura tidak dengar sambil masih meneruskan makan takoyaki hingga habis.
"Oh, ayolah! Tidak adakah kemajuan sedikit pun?" Baekhyun membuka topik lagi setelah lama berdiam-diaman dengan Jongdae.
"Emm... tadi dia ditembak cewek."
"HAH!?"
"Eh tenang, tenang... Bahkan jelas sekali dari awal kalau Chanyeol bakal menolaknya mentah-mentah!" Langsung bergidik tubuh Jongdae ketika auman Baekhyun merasuk begitu saja di pendengarannya. Lagipula Baekhyun duduk cukup dekat di sebelah Jongdae, bisa-bisa mengalami gangguan telinga pemuda berkacamata itu.
"Sepertinya, dia tidak terlalu minat pada wanita..."
"Jangan berkata seperti itu! Kau pikir dia akan menyukaimu!?"
"Hei, tentu saja bukan itu maksudku! Dia kan tipe yang terlalu jaim, jadi kemungkinan besar akan sulit bagi para gadis untuk dekat dengannya!" Perlu kengototan ekstra saat Jongdae menjelaskan agar Baekhyun tidak terus mengomelinya dengan yang tidak-tidak. Enak saja, walaupun begitu Jongdae masih tertarik pada wanita seksi.
"Kalau begitu aku ingin menjadi dirimu. Kau bisa berada di dekatnya dengan sangat mudah." Baekhyun memalingkan muka saat merajuk. Jongdae merasa bersalah seketika, dan mengusap punggung Baekhyun serta mengguncangnya pelan.
"Kau mudah putus asa akhir-akhir ini. Aku tidak akan berhenti mencari informasi tentang dirinya sampai kau bisa memunculkan diri di saat yang terbaik di hadapannya. Tenang saja!" ucap Jongdae penuh keyakinan dan percaya diri sambil memegangi kedua pundak Baekhyun yang sengaja membelakanginya. Baekhyun menyembunyikan senyumnya yang terulas cukup tipis dari sang sepupu.
"Sudah kubilang jangan bersikap seperti ini atau orang lain beranggapan yang aneh-aneh lagi terhadap kita." Dengan jutek Baekhyun menyingkirkan tangan Jongdae yang menyentuh pundaknya. Jongdae menggumam, "Aigoo.." kemudian malah menggelitik pinggang Baekhyun yang sampai tertawa keras karena tidak kuat menahan geli.
"Byun Baekhyun?" Sementara itu di kejauhan, seorang pemuda berseragam SMA yang sama dengan Baekhyun dengan kulit yang sangat putih serta memiliki rambut brunet, memperhatikan interaksi dua saudara sepupu itu. Ia bahkan menggumamkan nama Baekhyun saat menatap sang pemilik nama.
"Yak, Sehun! Kenapa melamun? Cepat, katamu ingin membelikanku es krim!" Seruan seorang gadis menginterupsi panorama yang sedang dia lamunkan. Pemuda tersebut langsung menoleh pada sumber suara.
"Iya Luhan, aku kesana!"
.
.
.
"Aku curiga." Ucapan salahsatu sahabatnya membuat Baekhyun reflek menoleh.
"Pada apa?"
"Kenapa kalian semakin hari semakin mesra?"
"Hah?" Baekhyun mengerutkan alis tidak mengerti terhadap alur pertanyaan yang didengarnya.
"Jangan-jangan ada sebuah hubungan bernama 'cinta terlarang' antara kalian berdua? Bahkan kalian rutin bertemu, seperti jika kau tidak melihatnya itu sangat mengganggumu." Barulah kalimat ini yang membuat Baekhyun sadar pada apa yang sebenarnya Kyungsoo sahabatnya ingin bicarakan.
"Aku tidak peduli dengan anggapan seperti itu lagi. Basi tahu! Lagipula Jongdae punya perasaan pada seniornya."
"Benarkah? Sabar ya... Pasti sangat berat bagimu."
"Hei! Bahkan orang seperti dia bukanlah seleraku! Ya ampun.. apa salahnya sih dekat dengan sepupu laki-laki?" keluh Baekhyun sambil mengurut dahinya yang bahkan tidak terasa pusing. Kyungsoo di sebelahnya tertawa kecil.
"Hehe.. Hanya saja keharmonisan kalian berdua membuatku iri."
"Bukankah kau menyukai Jongin? Sudahlah... dia juga menyukaimu bukan?"
"Tidak. Dia hanya menyukai tubuhku yang seksi..." Kyungsoo merendahkan nada suaranya ketika berkata seperti itu. Membuat Baekhyun memutar bola mata malas menanggapinya.
"Kalian berdua itu cocok karena sama-sama mesum," ejek Baekhyun telak. Namun Kyungsoo tidak tampak terkejut, malah memasang raut sok polos.
"Aku tidak mesum, Baek..."
"Cih, orang yang tidak mengenalmu pasti salah kaprah kalau mengira kau benar-benar polos dan tidak berdosa." Begitu sinis Baekhyun membalas ucapan sahabatnya dari SMP itu.
"Haha, sudahlah Baek, aku kan jadi malu.. Ohya, kau sendiri, siapa yang kau sukai akhir-akhir ini?" Kyungsoo bertanya penuh antusias. Tatapan dan senyumnya pada Baekhyun menggambarkan rasa penasaran ketika menunggu jawaban dari yang ditanya.
"Tidak ada.." ucap Baekhyun asal. Bertepatan setelah itu guru pelajaran pertama masuk sehingga Kyungsoo tidak sempat memprotes jawaban Baekhyun yang justru bisa bernafas lega. Ia sedang tidak ingin dikuliti oleh Kyungsoo saat ini.
Mungkin menunggu Baekhyun benar-benar mendapatkan Chanyeol, barulah dia bisa pamer kepada sahabat-sahabatnya tentang kehidupan cintanya.
Baru saja melamunkan Chanyeol, ponsel Baekhyun bergetar di dalam kantong tasnya. Pesan masuk dari Jongdae di media sosial ternyata. Kalau dari mata-mata berharganya ini, Baekhyun pasti dengan sangat senang hati membukanya meski guru di depan sudah memulai penjelasan yang membosankan namun wajib dipelajari untuk ujian.
Jongdae: Aku punya kabar menarik! Tapi ini terlalu menarik untuk dibicarakan dalam chat, jadi aku akan membuatmu penasaran sampai pertemuan kita nanti di cafe yang biasa :*
Rasanya Baekhyun ingin berteriak dan melempar ponselnya ke sembarang arah. Ia terlalu senang, tapi harus menahan perasaannya agar tidak mendapat masalah. Benar-benar..
'Aish, apa-apaan emoticon yang diberikannya itu? Sial Kim Jongdae, kau membuatku penasarasaaan!' gumam Baekhyun dalam hati sambil tak bisa menahan senyum. Untung tidak ada yang melihatnya atau akan dianggap orang tidak waras.
Begitulah pada akhirnya, Baekhyun segera menemui Jongdae setelah mati-matian melawan godaan dari sahabat-sahabatnya yang terus memojokkannya karena tampak jeals sekali, eskpresi Baekhyun seperti hendak bertemu dengan pacar. Baekhyun sendiri tidak bisa menyadarinya.
"Apa? Cepat katakan padaku!" pinta Baekhyun tanpa basa-basi serta dengan tatapan berbinar membuat Jongdae tertawa.
"Aigo... lucunya sepupuku ketika jatuh cinta. Kuharap aku bisa memotret wajahnya sekarang~"
"Kau mau kepalamu terpisah dari lehermu?" Walau dalam keadaan mood baik, Baekhyun tetap saja bisa berubah sadis sekali-kali. Jongdae bergidik mengingat Baekhyun sudah sabuk hitam di klub taekwondo yang diikutinya sejak kelas 9.
"Kejamnya. Baiklah... aku kuberitahu hal yang dapat membantumu melihatnya secara langsung!" Jongdae memancing Baekhyun kembali pada aura antusias meninggalkan aura gelap dengan nafsu membunuh/?. Mata Baekhyun bahkan terlihat seperti puppy sekarang.
"Chanyeol adalah anak pemilik sebuah cafe khusus kopi yang cukup terkenal di kota ini, aku akan menunjukkan alamatnya padamu. Sehingga mungkin kau bisa melihatnya tanpa kecanggungan apapun sesekali." Jongdae cukup puas dengan yang dia ceritakan kepada Baekhyun sehingga cengiran lebar dapat terpatri di wajahnya. Bukannya bersorak, Baekhyun justru memberikan reaksi bingung.
"Bagaimana caranya aku bisa bertemu dengan Chanyeol? Dia hanya anaknya kan? Apa hubungannya?" Pertanyaan Baekhyun yang bertubi-tubi malah membuat Jongdae menepok jidat tidak percaya.
"Dasar telmi! Tentu saja kalau aku menyuruhmu kesana, otomatis dia ada disana! Aish kau ini benar-benar... Chanyeol setiap malam datang untuk mengawasi cafe karena cafe milik ayahnya memang buka sore sampai jam 9 malam. Lagipula dia bilang sendiri kalau suka membantu-bantu juga meski punya banyak pegawai. Chanyeol menyukai kopi karena ayahnya." Meski marah-marah, akhirnya Jongdae jelaskan juga. Baekhyun sempat tidak terima dikatai 'telmi', namun perasaannya berganti saat memikirkan lagi bahwa dia bisa bertemu Chanyeol karena pangerannya itu muncul di cafe sang ayah setiap malam.
"Benarkah!? Aku bisa bertemu dengannya tanpa kecanggungan!?"
"Yaiyalah, kau kan hanya sebatas pelanggan kalau datang kesana!" Jawaban Jongdae semakin mengembangkan senyum bahagia Baekhyun.
"Terima kasih, Jongdaeee! Aku sangat menyayangimu~" sorak Baekhyun seraya menggenggam tangan Jongdae yang sudah memasang senyum bangga dan berkepala besar.
.
.
.
Akankah Baekhyun dapat berhasil dengan sukses melihat Chanyeol setelah dua tahun tidak jumpa?
Pertama-tama maafkan saya karena belum merampungkan fanfic apapun tapi sudah membuat yang baru/deep bows. Habis saya kangen EXO, fandom pertama yang sangat membuat saya excited :' apalagi pair ChanBaek adalah favorit saya sebelum KaiSoo. Dan kebetulan ada ide yang terkelebat di otak saya/plak
Ohya para readers tercintah yang bersedia membaca cerita ini, saya tetap menganggap anggota EXO disini 12. Jadi Kris tetap menjadi pasangan Tao, sedangkan Luhan tetap menjadi pasangan uri maknae. Mekipun mustahil memang bagi mereka untuk kembali OT12, saya tetap berpikir mereka adalah satu, dan saya berharap persahabatan mereka tetap ada~
Oke saya gak banyak omong lagi/? Jadi tinggal berikan kritik dan komen readersdeul di kolom reviews~ terima kasih sudah membaca~
See you in next chap!
