Discalaimer:
Naruto Masashi Kisimoto
Devil Beside Me! By Tsubasa XasllitaDioz
Pairing: Sasuke Uchiha and Hinata Hyuuga
Rated: M for safe
Warning: AU, Typo's-selalu-, dan rated M pertamaku jadi maaf kalau jelek dan jangan terlalu berharap akan ada lemon maybe just lime.
Summary: Hinata rela tidak ikut keluarganya untuk pindah ke Kyoto demi masuk ke sekolah yang sama dengan Naruto, kakak kelas yang dulu pernah menolongnya. Tapi sangat sulit untuk berada di dekat Naruto karena Sasuke mengharuskan Hinata menjadi, budaknya?
.
.
Chapter 1: Your a suck devil!
.
.
Gadis berambut indigo panjang yang mempunyai wajah yang lebih tepat di sebut imut daripada cantik itu tampak antusias melihat sekolah barunya. Dengan seragam sekolah yang identik berwarna biru gelap dan merah melekat pas di tubuhnya yang indah. Wajahnya tak henti-henti mengeluarkan senyuman yang mampu membuat setiap pria yang melihatnya tersipu malu. Apa yang menyebabkan gadis itu tampak begitu bahagia?
Itu karena hari ini, Hinata Hyuuga resmi menjadi siswa Uchiga Gakuen. Sekolah dimana pujaan hatinya yang dulu pernah menolongnya di saat dia sedang dalam masalah juga bersekolah disini. Namanya Naruto Namikaze, kakak kelas Hinata saat junior high school. Walau pengorbanannya dia harus rela berpisah dari keluarganya yang telah pindah ke Kyoto karena pembangunan cabang baru Hyuuga corp yang masih tahap merintis.
"Yosh, pokoknya aku harus bisa menyatakan perasaanku pada Naruto-kun," ujar Hinata sambil mengepalkan tangan kanannya. Dengan semangat berapi-api dia memasuki gedung sekolahnya.
Plan pertama untuk mendapatkan hati Naruto adalah harus berada di dekat pria tersebut agar dia menyadari keberadaan Hinata. Dan ini masalahnya. Naruto masuk kedalam perangkat siswa atau bisa di sebut Organisasi Siswa Uchiga Gakuen yang sering di sebut Osiga yang hanya bisa di masuki siswa-siswi yang terpilih yang kebanyakan dari kelas 2 keatas. Dan kalau anda beruntung anak kelas 1 juga bisa mendaftar tapi mustahil untuk masuk. Kecuali dewi fortuna sedang menaungimu mungkin Hinata bisa saja masuk ke dalam Osiga dengan menjadi Sekertaris Ketua Osiga.
Uchiha Sasuke.
Dan, disinilah Hinata sekarang berdiri di depan ruang ketua Osiga, terdiam mematung ragu. Sudah hampir setengah jam dia terdiam disini dan sebentar lagi jam istirahat pasti akan selesai. Hinata notabene siswi yang tak pernah kegiatan Organsasi macam Osiga tidak tau harus berbuat apa. Biasanya Hinata hanya mengikuti klub-klub seperti klub melukis atau pun berkebun, kalau untuk mengikuti Organisasi besar seperti ini.. dia tak terlalu yakin bisa melakukannya.
"Hinata-chan?" panggil seseorang yang sungguh mengagetkan Hinata.
Hinata terkesiap ketika melihat siapa yang memenggilnya tadi."Na-Naru-ru-to-kun."
"Hei sedang apa kau di sini?" tanya Naruto dengan senyum tiga jari khas miliknya yang mampu membuat Hinata terpesona.
"A-ano s-sebenarnya a-aku ingin m-mendafar masuk Osiga, t-tapi a-aku tak y-yakin," jawab Hinata gugup.
"Kenapa tidak? Siapa tau kau bisa masuk dan kita bisa sering bersama." Naruto berkata dengan wajah tanpa dosa. Tidak tau kah dia kalau ucapannya membuat jantung Hinata nyaris lepas dari tempatnya.
"H-Ha'i Naruto-kun. A-aku akan mencoba untuk mendaftar agar bisa d-dekat dengan Naruto-kun."
Naruto menepuk pelan puncak kepala."Yah, berusahalah. Tapi kau harus berhati-hati pada Teme ya. Dia itu luar biasa... ah, lupakan."
Hinata hanya memiringkan kepalanya tak mengerti.
"Kau masuklah dulu untuk mendaftar, siapa tau Sasuke sedang dalam mood bagus. Kau mungkin bisa di terima karena dia menyukai gadis cantik dan manis sepertimu."
Wajah Hinata memerah mendengarnya. Bukankah itu berarti Naruto mengakui kalau Hinata itu cantik dan manis."A-arigatou Na-Naruto-kun."
"Hmm.. aku pergi dulu kalau begitu," ujar Naruto lalu berjalan menjauh.
Oke Hinata, tinggal selangkah lagi kau bisa berada di dekat Naruto. Tinggal masuk kedalam ruangan di depanmu lalu tinggal seseorang yang menjadi penentu kelangsungan nasibmu. Uchiha Sasuke
.
.
"Ini minumnya Sasuke-sama."seorang gadis dengan seragam sekolah terlihat menunduk hormat kepada sang ketua Osiga dengan wajah memerah tersipu malu.
"Hn."
"Kalau begitu saya permisi dulu."
"Kau mendekat." Perintah Sasuke kepada gadis yang tadi memberikan minuman padanya. Saat sang gadis datang mendekat tanpa banyak kata Sasuke langsung menarik belakang kepala gadis itu dan menciumnya. Awalnya sang gadis tersentak kaget tapi tak lama kemudian dia pun membalas ciuman yang Sasuke berikan. Toh, memang ini tujuannya bergabung ke dalam Osiga, untuk dapat merasakan buah manis namun terlarang yang bernama Uchiha Sasuke.
Siapa yang tak kenal dengan Uchiha Sasuke? Bahkan sebelum dia masuk ke Uchiga Gakuen namanya pun telah di sebut-sebutkan akan langsung menjadi ketua Osiga tanpa harus di adakan pemilihan seperti biasanya. Hanya Sasuke yang menjadi ketua Osiga saat masih kelas 1.
Kenapa?
Itu karena keluarga Uchiha adalah pendiri sekolah Uchiga Gakuen. Sudah menjadi tradisi tersendiri kalau seorang Uchiha akan mendapatkan tempat khusus selama sekolah. Tak hanya memiliki sekolah, Keluarga Uchiha merupakan pemilik kerajaan bisnis yang telah mendunia. Di New York pun kau dapat menemukan hotel bintang lima, cafe, ataupun supermarket milik keluarga Uchiha.
Tak hanya dari keluarga yang sempurna. Sasuke pun di anugerahi wajah tampan yang terpahat sempurna oleh tuhan, badan yang tinggi, kulit putih bak porselen, jenius dalam berbagai mata pelajaran walau dia jarang masuk kelas dan mata tajam yang mampu menghipnotis siapa pun yang memandangnya. Tentu saja Sasuke tak menyia-nyiakan apa yang telah di anugerahi tuhan untuknya. Gelar cassanova telah melekat padanya bahkan saat dia masih junior high school. Tak ada niatan baginya untuk serius pada satu gadis yang hanya menganggapnya bagaikan barang pajangan.
Bagi Sasuke pun selama gadis-gadis itu masuk kriteria yang layak di lihat dan di pakai, kenapa tidak? Toh, selama ini gadis-gadis itulah yang ingin mendekat dan menempel padanya. Mereka lah yang ingin di permainkan padahal telah tau bagaimana Sasuke. Jadi jangan pernah datang kembali pada Sasuke kalau kau menangis patah hati karenanya.
"P-permisi," sapa seseorang ketika memasuki ruangannya. Yang tentu saja mengintrupsi ciuman Sasuke dengan gadis-yang bahkan Sasuke tak tau siapa namanya-.
Sasuke melepas pelukannya dari gadis itu dengan kasar sehingga gadis tadi hampir jatuh dari kursi yang di dudukinya bersama Sasuke. Cepat-cepat gadis itu memperbaiki seragamnya yang telah terbuka dan pergi keluar dari ruangan. Meninggalkan seorang gadis berambut indigo membatu di depan pintu.
"A-ano gomenasai. S-saya t-tak bermaksud mengganggu." Hinata menudukkan badannya.
"Hn. Mau apa kau kesini?"
"S-saya m-mau mendaftar untuk m-masuk dalam Osiga? Dimana ya?"
"Di sini. Aku ketuanya. Memangnya apa tujuanmu mendaftar?" Sasuke memperhatikan Hinata dari atas ke bawah. Hmm.. Not bad. Wajahnya lumayan cantik dan tubuhnya bagus, pikir Sasuke.
"Apa tujuanmu masuk kesini untuk mendekati seseorang?" tanya Sasuke yang kontan membuat wajah Hinata memerah parah. Sasuke mendecih. Tentu saja dia tau kalau tujuan para gadis mendaftar disini hanya untuk bisa berada di dekatnya.
"B-benar s-senpai. A-aku m-masuk kesini u-untuk bisa d-dekat dengan s-seorang yang ku sukai." Hinata tergagap menjawabnya.
"Siapa? Kalau itu aku, lebih baik kau segera keluar karena aku sudah banyak pelayan di sini."
"B-bukan." Sangkal Hinata secepatnya sebelum terjadi kesalah pahaman yang membuat dia tak jadi berada di dekat Naruto. "D-dia Naruto-senpai."
"Hah?" Sasuke sungguh tak habis pikir, bagaimana bisa seorang gadis yang.. yah.. diakuinya lumayan bisa suka pada Baka-Dobe satu itu.
"Jadi karena itu kau mau bergabung di Osiga? Kau tau kalau anak kelas 1 belum bisa masuk dalam Osiga?"
"A-aku t-tau. K-karena i-itu a-aku ingin mencobanya dulu. Tak peduli di tempatkan dimana asalkan aku dapat bergabung itu cukup. Ku mohon senpai," kata Hinata dengan menundukan kepalanya. Tangannya meremas ujung roknya yang di bawah lutut.
Sasuke menyeringai tipis. "Kau mau ku tempatkan dimana saja? Dan mau melakukan apa saja asal kau masuk ke dalam sini?"
"Ha'i senpai."
"Baiklah kau ku terima."
Hinata menegakkan kepalanya."B-benarkah senpai?"
"Hn. Tapi dengan syarat."
"Apa itu? Aku akan melakukan apa pun."Hinata tersenyum antusias.
"Untuk masa percobaan kau harus jadi Maid pribadiku dulu selama 1 bulan penuh. Kalau kau gagal maka kau takkan pernah masuk ke dalam Osiga sampai kapan pun. Kau bersedia?"
Hinata tersentak kaget. Pasalnya Hinata tau apa maksud dengan menjadi Maid Sasuke. Dia yang baru masuk telah mendengar kabar kalau banyak anak di kelasnya ingin masuk Osiga hanya untuk menjadi Maid Sasuke yang biasanya mendapatkan.. You know lah.. Kiss, Hug dan lebih dari itu. Seperti kejadian yang tadi dia lihat.
Tapi banyak orang yang bilang kesempatan takkan datang dua kali. Kalau dia menolak kesempatan ini belum tentu kalau kelas 2 nanti dia bisa bergabung dalam Osiga yang sistemnya hanya bagi orang terpilih.
"B-baiklah." Hinata menjawab dengan tertunduk lesu.
Seringai Sasuke semakin lebar."Untuk jadi Maid pribadiku, pertama kau harus mengganti seragam gombrongmu yang kebesaran itu dengan seragam yang telah di sediakan." Sasuke menunjuk lemari di pojok ruangannya."Ambil dan kenakan segera seragam itu."
Hinata buru-buru berjalan ke arah lemari yang di maksud. Dia heran bagian mana coba yang kebesaran dari seragamnya, dengan rok selutut ini kan tak masuk dalam kategori kebesaran. Dengan setengah menggerutu Hinata segera masuk kedalam kamar mandi pribadi ruang ketua. Sungguh enak jadi Sasuke, dia tak perlu keluar dari ruangnya yang nyaman hanya untuk ke kamar mandi, kalau dia haus dia tinggal panggil salah satu sekretaris lalu akan segera di bawakan dan takkan kena marah guru walau pun tak masuk kelas.
Sasuke melihat ke arah kamar mandinya ketika terdengar pintunya telah terbuka lalu bangkit berdiri saat melihat Hinata hanya mengeluarkan kepalanya dari dalam kamar mandi.
"Kau kenapa?"
"A-ano senpai seragam ini terlalu kekecilan. Dadaku terasa sesak memakainya dan juga roknya terlalu pendek," jawab Hinata dengan wajah merah.
"Diam. Tak ada komplain atau kau gagal. Cepat keluar," perintah Sasuke.
Dengan berat hati Hinata perlahan keluar dari kamar mandi. Seragam yang Hinata kenakan memang sama dengan seragam sekolah yang dia kenakan sebelumnya hanya saja ukurannya dari L ke S yang tentu saja membuat seragam barunya itu melekat begitu ketat di tubuhnya. Memperlihatkan lekuk-lekuk indah tubuh Hinata yang menggiurkan bagi lelaki mana pun.
Sasuke kembali menyeringai. Memang tak salah perkiraannya kalau gadis satu ini memiliki badan yang bagus. Merupakan kejahatan bagi Hinata menyembunyikan tubuh indahnya dengan seragam kebesaran itu dari Sasuke.
Sasuke berjalan mendekat kearah Hinata yang membuat Hinata bergidik ngeri. Tanpa sadar setiap langkah Sasuke melangkah mendekat Hinata berjalan mundur kebelakang, sampai akhirnya langkahnya terhenti ketika ia merasakan dinding dingin di belakangnya. Baru ketika Hinata ingin berjalan kesamping untuk menghindari Sasuke dengan ruang lingkup yang lebih luas, tangan kekar Sasuke telah mengurungnya.
"Kau tau, kalau kau melakukan kejahatan dengan menyembunyikan tubuhmu itu dengan seragam yang kebesaran?" itu pertanyaan retoris, Sasuke memang tak menginginkan jawaban.
"Selama kau menjadi Maid pribadiku kau harus mengenakan seragam ini. dan kalau kau merasa sesak di dadamu.." tangan kanan Sasuke membuka 2 kancing seragam Hinata dengan jarinya."Kau tinggal membukanya seperti ini."
Jari telunjuk Sasuke yang tadi di gunakannya untuk membuka kancing seragam Hinata tetap betah berada di sana. Malah jari itu mulai masuk ke dalam belahan dada Hinata yang terbuka.
Hinata kontan panik melihat tangan Sasuke yang mulai usil."U-Uchiha-senpai, t-tolong lepaskan."
Sasuke hanya menyeringai melihat kepanikan Hinata. Baginya ini membuat permainan menjadi semakin menarik. Tanpa aba-aba tangan kiri Sasuke menarik belakang kepala Hinata dan menciumnya.
Hinata kontan kaget dengan apa yang di lakukan Sasuke berusaha untuk melepaskan dirinya dari pelukannya. Ini ciuman pertamanya dan dia ingin hanya untuk Naruto bukannya pada ketua Osiga yang playboy, tak berperasaan dan baru di kenalnya ini. Hingga tanpa sadar Hinata meneteskan air matanya.
Sasuke dapat merasakan sesuatu yang hangat menuruni pipi Hinata. Dia tau kalau itu air mata Hinata dengan sekali melihatnya tapi terlalu tanggung untuk menghentikannya. Sasuke masih ingin merasakan bibir Hinata yang menurutnya begitu manis dan hangat ini bersentuhan dengan bibirnya.
"Huump.." erang Hinata tertahan ketika di rasakanya lidah Sasuke mulai menerobos masuk kedalam mulutnya. Lalu tangan kanan Sasuke yang tadinya berada di belahan dadanya mulai meremas pelan dada kiri Hinata. Salah satu kaki Sasuke menyusup di antara kaki-kaki putih Hinata. Tangan kiri Sasuke pun tak mau ketinggalan, dia menarik Hinata semakin erat ke dalam pelukannya lalu mulai menyusup kedalam kemeja Hinata mengelus punggung mulus Hinata.
"Hentikan..hiks.. Uchiha-senpai," kata Hinata dalam tangisnya ketika bibir Sasuke tak menciumnya lagi tapi sekarang beralih ke lehernya.
"Hn." Hanya itu di jawab Sasuke karena sekarang dia sedang sibuk menciumi leher jenjang Hinata, meninggalkan bekas merah di sana. Kiss Mark.
"Tok..tok.." suara ketukan itu terdengar ketika Sasuke akan membuka kancing kemeja Hinata yang lain. Dengan perlahan Sasuke menurunkan Hinata dari pelukannya. Entah kenapa Sasuke merasa terlalu sayang untuk melepaskan Hinata dari pelukannya. Wangi Hinata yang berbeda dari gadis kebanyakan yang biasanya berbau parfum menyengat sangat kontras dengan wangi Hinata yang seperti bedak bayi. Karena itu sebelum melepaskan pelukannya hidung mancung Sasuke berlama-lama sedikit di tulang selangka Hinata, mencium aroma yang begitu di sukainya. Sedangkan Hinata masih menangis karena perbuatan Sasuke.
"Ehem.. kurasa sudah cukup Sasuke. Kita harus segera rapat sekarang," ujar seseorang yang berambut merah bata.
Sasuke melirik sekilas orang yang mengintrupsi kegiatannya hari ini dan ini yang kedua. Dengan perlahan tangan Sasuke membimbing tubuh Hinata, membiarkannya merosot ke lantai karena kaki Hinata tak mampu menopang tubuhnya akibat perbuatan Sasuke.
"Mulai besok pagi kau harus sudah ada di sini sebelum aku tiba. Kalau kau terlambat tak hanya kesempatanmu masuk Osiga yang hilang, kesempatanmu untuk mendapatkan Naruto pun bisa ku pastikan hanya tinggal mimpi," kata Sasuke pada Hinata yang menunduk. Dengan jemarinya Sasuke mengangkat dagu Hinata."Kau mengerti?"
Hinata menatap Sasuke tak percaya. Sungguh kejam iblis satu ini, pikir Hinata. Sudah merebut ciuman pertamanya yang hanya untuk Naruto sekarang dia benar-benar mengekang Hinata. Dengan berat hati Hinata mengangguk mengiyakan.
Sasuke tersenyum tipis lalu mengecup sebentar bibir Hinata sebelum dia berdiri. Meninggalkan Hinata yang mematung bersandar di tembok dengan air mata yang mulai mengalir kembali.
"Jarang sekali kau memperlakukan seorang cewek dengan begitu lembut. Biasanya kalau ada seseorang yang masuk ke ruanganmu kau langsung melemparnya menjauh?" tanya pemuda berambut merah yang berwajah imut saat sedang dalam perjalanan menuju ruang rapat.
"Hn, dia berbeda Sasori," jawab Sasuke sambil menyembunyikan seringai tipisnya.
"Memang apa yang berbeda darinya? Bukankah kebanyakan cewek masuk ke ruanganmu hanya untuk bisa dekat denganmu?"
"Tapi dia rela menjadi Maidku hanya untuk bisa dekat dengan seseorang yang dia sukai."
"Dan ku tebak itu bukan kau."
"Hn."
Sasori tertawa."Jarang sekali ada gadis yang lepas dari pesonamu. Apalagi kulihat tadi dia menangis, kau memaksanya ya?"
"Hn. Lumayan menghibur untuk selingan."
"Tapi kau harus hati-hati Sasuke. Kau bisa jatuh cinta padanya."
Sasuke tersenyum mengejek menatap Sasori."Takkan pernah terjadi."
"Kita lihat saja nanti."
Sasuke hanya mendengus mendengarnya.
.
.
To Be Continue..
.
.
A/N: Woah.. rated M pertamaku, tapi hanya untuk amannya saja. Untuk umurnya disini Hinata kubuat masih kelas 1 sedangkan Naruto dan Sasuke kelas 2, aku tak ingin membingungkan reader sekalian. Semoga minna menyukai cerita yang ku buat.
Mind to review? Ceritanya ini bagusnya Keep or Delete? Silakan di review..
