I Don't Think So, But I Love You

Naruto Masashi Kishimoto

Akatsuki Badung Hinata H

Genre : Friendship/Horror/Angst

Rate : T

.

.

Warning : OOC, Typo(s), gaje, dan kesalahan dalam cerita.

.

.

Gadis lemah yang seharusnya kau lindungi…

Mengapa kau senang…menyiksanya?

XxXxXx

Mengerjai setiap anak baru dari bentuk fisik maupun mental. Itu suatu hal wajar bagi perkumpulan anak-anak elit yang suka berbuat onar 'semau gue', dan jika harus berhadapan dengan kata hukuman, tidak masalah untuk mereka.

Tidak Ada Rasa Takut Sama Sekali.

Setiap anak baru yang telah menginjak kakinya pada tanah Konoha Senior High School. Bersiaplah menerima rasa sakit yang amat memalukan dari geng anak nakal nan elit disana, setidaknya jangan pernah berurusan dengan Akatsuki Badung.

Akatsuki Badung adalah perkumpulan anak-anak elit kelas S dan jangan ditanya bagaimana mereka menyiksa setiap satu-persatu anak baru. Apalagi kini semua sensei di Konoha Senior High School langsung angkat tangan ketika menghadapi Ketua Akatsuki Badung—anak dari Sang Kepala Sekolah.

XxXxXx

"P…perkenalkan namaku H…hinata Hyuuga, a…aku senang bertemu dengan k…kalian semua.." Gadis bersurai indigo itu membungkuk badannya memberi salam kepada teman-teman barunya. Rona merah senantiasa menghiasi wajah ayunya.

"Baik. Saya minta Ketua kelas harap segera berdiri." Ujar Kakashi-sensei cukup tegas.

"Mendokusei..." Pemuda dengan tampilan nanas pada rambutnya telah berdiri. Ia menguap sejenak. "Aku Shikamaru Nara. Salam kenal."

Hinata mengangguk malu. "A…arigatou, Shikamaru-kun."

Shikamaru tersenyum tipis dan segera kembali duduk. Kemudian disusul oleh Wakil Ketua kelas dibelakang bangkunya yang kini berganti berdiri.

Pemuda itu lebih dulu membenarkan posisi kacamata bulatnya. "Namaku Sasuke Uchiha. Selamat datang, Hinata.."

Sekali lagi, Hinata mengangguk malu. "A…arigatou, Sasuke-kun."

Pemuda berkacamata itu langsung duduk kembali, tanpa senyum diwajahnya. Entah kenapa ketika melihat pemuda itu untuk kali pertama, rasanya Hinata sulit mengajaknya menjadi teman pertamanya.

Usai acara perkenalan, Kakashi mempersilakan anak baru tersebut untuk duduk disamping gadis pinky—tepat disamping kanan bangku Sasuke dan pemuda berambut blonde sedikit acak-acakan.

"Baik. Sekarang buka buku Matematika kalian halaman…"

"Hei~ Namamu Hinata ya?" Hinata mengangguk kecil sembari meletakkan tas diatas meja. Tiba-tiba sebuah uluran tangan terulur ke arahnya. Spontan Hinata menatap wajah cantik teman sebangkunya.

"Namaku Sakura Haruno, salam kenal!"

Hinata terpana. Sejak awal ia tidak menduga akan mempunyai teman pertama disekolah elit ini. Sebenarnya Hinata sendiri termasuk anak elit, namun ia merasa bahwa anak-anak disekelilingnya jauh lebih elit darinya. Tapi itu tidak masalah baginya.

Mengingat Sang Ayah seorang pemimpin perusahaan Hyuuga Corp dan harus berpindah dari negara hingga ke negara lainnya. Dan resikonya, Hinata dan adiknya harus sering berpindah sekolah. Seperti sekarang ini.

Kebetulan Sang Ayah harus kembali ke Jepang untuk mengurusi pekerjaan yang begitu melelahkan. Dan Hinata maupun Hanabi harus meninggalkan kembali sekolah mereka di Inggris.

Dengan ragu Hinata membalas uluran dari teman 'baru'nya dan senyuman pun tidak dapat ia sembunyikan. "H…ha'i! A…arigatou, Sakura-chan.."

XxXxXx

"Hm.. Ku dengar ada tiga anak baru disekolah ini ya?" Ucap pemuda dengan wajah Babyface kini menyandarkan diri pada tubuh pohon dan memperhatikan gerak lambat awan-awan dilangit.

"Huh! Anak baru—lagi? Apakah sekolah ini tidak penuh, eh?" Sahut pemuda bersurai blonde yang terduduk manis disamping pemuda Babyface.

"Ck, shut up. Apakah kedua tanganmu tidak 'gatal' lagi, hm?" Balas gadis dengan tindik dibawah bibirnya kemudian hendak merangkul pemuda orange, namun dengan sigap menolaknya dengan satu sentakan halus.

"Khukhu.. Jangan bilang kau ingin tobat dari kenakalanmu?" Sahut pemuda dengan surai panjangnya yang dibiarkan damai diterpa angin.

"Jika itu benar. Keluar saja dari geng ini."

"Eeh? K-kok Danna bilang seperti itu? Ini semua gara-gara kau, Keriput!"

"Hahaha, aku benar kan? Pasti Leader menyetujuinya jika kau keluar dari sini."

"Kunci mulutmu sebelum ku bakar!"

"Ck! Coba saja, Banci!"

"Berhenti atau aku buang kalian berdua."

KRING KRING

Pemuda Babyface menyeringai tipis dan menghampiri pemuda dengan pierching pada telinga kiri. "Darimana harus kita mulai?" Bisiknya.

Seringai pun hadir diwajah Sang Ketua ketika memperhatikan gerak-gerik dua anak baru yang keluar dari kelas XI-A dengan tertawa ria. Ia benci tawa itu. Tawa yang seharusnya membuat dirinya menenangkan, justru membuatnya menyakitkan.

"Seret keduanya ke tempat sepi tanpa seorangpun yang mengetahuinya." Pemuda orange itu bangkit.

"Dan barulah kita akan memulainya."

XxXxXx

"Hinata-chan mau ke kantin bersamaku?" Tanya Sakura sembari memasukkan beberapa peralatan tulis ke dalam tas.

Hinata menggeleng kecil. "T…tidak, Sakura-chan. A…aku sudah membawa bekal sendiri kok." Tolaknya lembut.

"Wah! Kalau begitu besok aku juga deh! Biar kita bisa makan siang bersama~"

Hinata tersenyum geli. Ia senang mempunyai teman seceria seperti Sakura. "H…ha'i! Aku juga i…ingin makan siang bersama S…sakura-chan. A…aku jadi tidak s…sabar menunggu b…besok.."

Sakura mengangguk senang. "Aku duluan, Hinata-chan! Jaa~" Kemudian menghilang dibalik pintu kelas.

Hinata tersenyum dan melangkah keluar kelas dengan membawa bekal bento'nya. Namun tanpa sepengetahuan Hinata, seseorang telah mengikutinya dari belakang.

XxXxXx

Hinata tidak suka keramaian. Jadi ketika makan siang tiba, ia paling menyukai tempat-tempat sepi seperti taman belakang gedung sekolah dengan beberapa pohon cukup besar. Ya, Hinata sekarang memilih tempat itu dan mendudukkan diri dibawah salah satu pohon tersebut.

Hinata tidak ada niat sedikitpun untuk menjauhkan diri dari teman-teman barunya. Tidak ada sama sekali. Ia hanya ingin ketenangan untuk makan siang hari ini. Mengingat tadi pagi ia tidak sempat sarapan pagi dikarenakan bangun kesiangan.

Hendak membuka bekal bento'nya namun teriakan samar telah menundanya makan siang. Bukan sebuah teriakan yang Hinata dengar, ini adalah Jeritan. Gadis itu langsung menutup kedua telinganya. Ia benci mendengar suara jeritan pedih.

Hinata mengurung niat makan siang ditempat seperti ini. Ia harus meninggalkan tempat ini sebelum jeritan tersebut makin menjadi-jadi.

Hinata melangkah menyusuri taman yang sama sekali tidak ada satupun siswa berkeliaran.

"To…tolong.."

Tunggu. Gadis Hyuuga itu yakin tidak ada satupun siswa berkeliaran disekitar sini. Tapi…siapa yang meminta tolong kepadanya?

BRUK

Sedetik kemudian Hinata merasakan sebuah dagu menempel dibahu kirinya dan kedua lengan telah merangkul bahunya dari belakang.

DEG

Wajah gadis itu memucat ketika menyadari bahwa kedua lengan tersebut…penuh sobekan dimana-mana!

Hinata berhenti bernafas.

'Ka…kami-sama.. A…apa yang terjadi?'

Kemudian menoleh ke kiri dengan slow dan kedua manik bening tersebut membulat mendapati wajah seorang gadis dengan tiga goresan darah pada pipi kanan dan cukup sobekan dibibir sehingga terlihat sebelah gusi telah berdarah.

"KKYYAA!" Hinata langsung membuang gadis sekarat tersebut ke tanah. Tubuhnya bergetar ketakutan ketika mendapati keadaan tubuh gadis itu penuh darah dimana-mana dan robekan bagian seragam sehingga mempertontonkan perut dengan lima cakar.

"Hei! Siapa disana?!"

Hinata mendongak dan membulat mendapati bayangan seseorang dari jauh. Sebelum terlambat, ia harus lari. Namun entah kenapa itu begitu sulit bagi Hinata. Rasanya kedua kakinya telah membeku ditempat.

Kemudian gadis itu memaksakan kedua kakinya untuk menjauh dari tempat itu. Ia tidak ingin bernasib sama dengan keadaan gadis sekarat disana.

Ketika Hinata berusaha menyempatkan diri untuk menoleh belakang, wajahnya makin memucat saat menyadari bahwa ada dua lelaki tengah mengejarnya dari jauh.

Hinata sangat ketakutan.

GREB

Tiba-tiba sebuah tangan kekar telah langsung membekap mulutnya kemudian menarik perut Hinata untuk sembunyi dibalik pohon besar.

"Hhmmpphh—" Raung Hinata ketakutan sambil terus berusaha memberontak melepaskan diri. Keringat dingin belum kunjung mengucur dari pelipis dan lehernya.

"Diamlah, nona.."

TBC

Wehehehe, ceritanya aneh ya?

Habisnya idenya langsung melintas dipikiran Nata u_U Jadi daripada takut lupa, langsung Nata tulis deh XD

Um di cerita ini, Nata bikin Pantat Ayam *Dichidori* Err Sasuke jadi agak culun gitu *Dilempar sendal Sasuke FG*

Setiap pemain di FF milik Nata, Nata akan sedikit mengubah beberapa pemain..

Curang ya? Enggak kok, cuma tidak bosan dengan pemain itu*?* Jadinya Nata renovasi sedikit deh~ (Readers : Memangnya mereka itu rumah?)

Yosh! Mind to Reaview? ;)