Menyesal ?
Terlambat untuk aku menyesali semua yang terjadi. Andai aku bisa mengundurkan waktu...
.
.
.
Kalian yakin akan masuk?" Tanya Namjoon pada Jungkook dan Jin begitu sampai di depan kamar Jimin.
"Sebaiknya kalian tak usah masuk dulu. Bisa-bisa Jimin histeris melihat wajah kalian berdua." Sambung Suga dan menatap pasangan JinKook dengan tatapan membunuh.
"Yang mereka katakan itu benar,kalian berdua tunggulah di sini." SeJin juga menyetujui usulan Suga.
"Aku ini namjachingu-nya. Apa hak kalian melarangku melihatnya." Teriak Jungkook.
J-Hope berbalik dan menatap Jungkook,"Benarkah? Lalu,perbuatanmu dengan Jin itu adalah perbuatan seorang namjachingu?" J-Hope tersenyum evil,"Menjijikkan."
Namjoon menarik tangan J-Hope,"Sudah. Jangan berkelahi. Ini rumah sakit Hopie." Suga menatap Jungkook dingin,"Tunggulah di sini."
Mereka semua pun masuk meninggalkan Jungkook dan Jin.
Jin menyentuh tangan Jungkook pelan,seolah menenangkan sang maknae utu.
"Maaf." Lirih Jin.
Jin menatap Jungkook sendu,hatinya benar-benar sakit melihat Jungkook yang merupakan salah satu namja yang ia cintai memang egois,dia mencintai .
Jin merengkuh tubuh Jungkook yang bergetar.
"Aku …"
"Sstt"
"Aku benar-benar jahat hyung. Aku pantas mati."
"Aku bilang diam. Tak perlu menangis ?"
"Aku mencintaimu,benar-benar mencintaimu. Tapi,aku tak mau menyakiti Jimin hyung." Jungkook mempererat pelukannya pada matanya terus tumpah,semakin deras.
"Semua akan baik-baik saja."
Mereka semua menatap tubuh Jimin yang tak sadarkan diri.
Putih.
Dingin.
Pucat.
Taehyung terus duduk di samping kanan Jimin.
Sementara yang lain,duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
"Aku akan memberinya pelajaran." Suga mengepalkan tangannya menahan amarah yang sedari tadi tak bisa dia salurkan.
"Aku tau kalian begitu ingin membunuh Jin saat ini juga. Aku juga sama seperti …" Namjoon menghela nafas,"Mereka saling mencintai..itu bukan dosa."
Suga dan J-hope menatap Namjoon dengan tatapan dingin menjadikan Namjoon agak salah tingkah melihat sikap kedua hyungnya itu.
"Maksudku…"
"Aku tau,kau adalah orang paling dekat dengannya,tapi apa kau bilang? Mereka saling mencintai dan itu bukan dosa?" Nada bicara Suga mulai meninggi.
"Sudah! Hentikan perdebatan konyol kalian bertiga!" Teriak SeJin,manager mereka.
"Eughh.."
Lenguhan itu membuat mereka semua menoleh pada sumber suara,Jimin sudah siuman.
Mereka mengerumuni Jimin.
"Jimin,gwaencana?" Ucap Taehyung sambil mengelus surai hitam milik namja manis itu.
Jimin memijit kepalanya yang terasa agak meraba-raba perban yang ada di kepalanya .Jimin menatap sekitarnya,ada begitu banyak orang menghujaninya pertanyaan yang sama.
"Aghh.." Jimin tampak kesakitan.
"Panggilkan dokter!" Teriak SeJin.
Dengan cepat Namjoon keluar dan memanggil dokter.
5 menit kemudian,Taehyung,dokter,seorang suster,Jin dan Jungkook masuk ke kamar rawat Jimin.
Jungkook menatap khawatir ke arah Jimin, serasa tertusuk ribuan jarum melihat Jimin meringis kesakitan begitu.
"Bisa kalian semua keluar sebentar?"
Tanpa menjawab,mereka keluar,menyerahkan semua pada dokter.
"Dokter.." Lirih Jimin dengan air mata yang meleleh di sudut matanya.
TBC
Pertama sekali maaf kalau kelanjutannya tidak seperti yang kalian harap. Aku udah cek ff ini berkali-kali agar loghat Malaysia ku berkurang dikit. Maaf kalau ada yang salah. Namanya juga khilaf.
Review kalian memberi semangat buat aku untuk menulis lagi. Gomawo atas respon positif dari kalian.
Ohya jangan panggil aku thor kerana aku merasa belum layak menjadi AUTHOR , jadi panggil Fify aja ya.
Review lagi ya, biar semangat sambungnya. Annyeong ~
