Hello Minna-san. Syl is BACK with sequel of SENPAI..!!

Story Syl yang lain masih buntu, cuman fic ini yang terus muter-muter di kepala Syl. Mungkin karena pemgalaman pribadi *ups. Syl tidak menyangka sama sekali, Fic Syl yang ink banyak yang menikmati, terimakasih atas ripiwnya minna-san. That keeps me alive lol

Copyright : Masashi Kishimoto

Genre : Drama - Hurt/Comfort - Romance - Angst (?) - Lemon/Lime (?) - Yaoi/BL

Pairing : Kakashi x Tenzou (Yamato) dan mungkin AsuIru (?)

Warning : Ini adalah Fic Yaoi/BL, Jika Anda merasa ini bukan tipical fic bacaan Anda, silahkan tekan tombol kembali yang ada, Srlsy.. Don't waste your time here.

And This is SENPAI : Hope after Despair

Kedua kaki itu terus berjalan menyusuri jalan setapak, menjauh dari pintu gerbang hijau yang ada di belakangnya. Terus menjauh tanpa memperdulikan kondisi pemiliknya, tanpa memperdulikan mata yang menatapnya sejak tadi dari belakang. Mata yang menatapnya penuh dengan rasa penyesalan, setelah sebelumnya mata itu menatap si pemilik kaki dengan pandangan jijik yang merendahkan.

Dengan mata sembab ia terus berjalan, apa ini ? Perasaan apa ini ? Sedih ? Marah ? Kecewa ?. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan bagaimana keadaan hati pemuda itu saat ini. Seumur hidupnya ia telah kehilangan berbagai macam hal tapi ia tetap tegar, berdiri dengan kokoh mengahadapi seluruh badai kehidupan menjadi seorang Shinobi. Akan tetapi kali ini, entah mengapa hanya karena masalah asmara, bisa membuatnya sampai hancur seperti itu.

Ia merasa seperti orang yang paling buruk di dunia ini. Semua rahasia yang selama ini sangat ia jaga agar tidak di ketahui oleh orang banyak, sekarang mereka semua telah mengetahui. Dan yang lebih parahnya lagi, hal itu dilakukan oleh orang yang paling ia sayangi. Merasa dikhianati ? Iya. Bahkan lebih sakit. Karena pengkhianatan itu mempunyai dampak yang bahkan lebih besar dari yang pernah dibayangkan oleh Yamato.

"I'm fucking disgusting". Setidaknya kalimat itu lah yang sejak tadi keluar dari mulut pemuda yang terusir itu. Ia merapalkannya sendiri bagai mantra yang siap ia gunakan.

Sementara seorang yang masih berstatus jonin Konoha terus memandangi nya sendu dari belakang. Tak ingin ia melepaskan pandangan dari pria yang terus berjalan menjauh darinya. Di sentuhnya bekas pukulan telak yang tepat mendarat di wajahnya. Akan tetapi ia tidak merasa marah karena dipukul. Justru ia merasa pantas mendapat lebih karena apa yang telah ia lakukan.

"Kemana kau akan pergi, Tenzou ?" Bisiknya dalam diam. Sementara orang yang ia panggil dalam bisiknya perlahan menghilang di batas penglihatan. Sampai akhirnya hilang sepenuhnya.

"Sampai kapan kau akan berdiri disana, Kakashi ?". Suara seorang wanita berumur 50an membuyarkan lamunan sang Jonin. "Bukankah kau sendiri yang melaporkan kelakuan Yamato kepadaku. Apa kau menyesal sekarang ?"

"Tidak, entahlah. Aku tidak tahu. Aku permisi, Nona Tsunade".

"Kau telah mengusir salah satu jonin terbaik Konoha. Kau sadar kan atas hal itu ?".

Langkah Kakashi terhenti sejenak. Tanpa berbalik menghadap sang Hokage ia menjawab singkat. "Ya, aku tahu."

Kakashi berjalan menyusuri jalan desa Konoha yang ramai. Siang itu ia hanya ingin pulang ke apartemennya dan beristirahat. Melepaskan semua masalah yang terjadi hari ini sebentar saja. Namun tiba-tiba...

"PLAKKK" ia merasakan sakit dan panas di pipi kanannya. Akan tetapi ia belum tahu siapa yang berani menampar wajahnya dalam keadaan seperti ini. Sesaat kemudian ia melihat seorang berambut coklat terkucir keatas menatapnya penuh benci.

"Kau menjijikkan, Kaksashi." Terdengar dari suaranya, Iruka sedang berusaha menekan amarah agar ia tidak berteriak dan mencuri perhatian khalayak ramai.

"Apa maksudmu Iru-..."

"PLAKKK". Satu lagi tamparan keras mendarat. Kali ini tepat di mulut Kakashi.

"CUKUP, APA MAUMU ?!" Merasa ia telah direndahkan oleh ninja yang lebih rendah tingkatannya Kakashi mulai merasa jengkel.

"Kau... bukan kau yang harusnya berkata seperti itu. Harusnya Aku".

"Apa maksudmu ?"

"Aku tahu apa yang terjadi antara kau dengan Yamato-san".

"DEGG". Jantung Kakashi seakan mau melompat keluar dari tubuhnya. Ia kaget dengan apa yang Iruka katakan. Rasa takut akan aibnya bersama Yamato di malam itu akan terbongkar.

"Apa yang kau tahu ?" Selidik Kakashi.

"Semuanya. Sekarang katakan padaku apa yang kau mau dengan semua ini ? Yang kau lakukan sungguh tidak adil. Kau juga bersalah, kenapa kau membuat seakan semua ini salah Yamato-san ? Kau tahu didalam hatimu bahwa kau yang bersalah atas semua ini. Kau tahu kalau kau egois. Apa yang menghalangi mu untuk mengaku atas semua perbuatan yang kau lakukan. Pengakuan dari mu itu saja cukup, Yamato-san tidak meminta lebih dari itu. Apa begini cara menyelesaikan masalah itu ? Dengan mengusir Yamato-san dari desa ? Kenapa ? Apa kau takut jika dia membeberkan rahasia kotormu itu ? Mengapa kau tidak mengaku saja jika kau adalah...".

"Aku. Bukan. Seorang. Gay. Jelas ?"

"Ah, Kakashi, lepaskan tanganku, sakit. Kakashi..!!!". Ia berusaha meronta untuk melepaskan tangannya dari genggaman Kakashi, Namun Kakashi terlalu kuat. Sampai akhirnya ia melepaskan genggaman nya.

"Ah, maaf, Iruka. Ka-kau tidak apa-apa ? Biar ku lihat..."

"JANGAN SENTUH AKU. Aku tidak ingin melihat mu lagi. You're worst human being. You're HEARTLESS..!"

"Iruka, kumohon, jangan kau beritahukan ini kepada siapapun".

"Oh, setelah tadi kau murka kepadaku, sekarang kau memelas kepadaku ? Tidak. Aku tidak akan memberitahukan ini kepada siapapun. Bukan karenamu, tapi ini adalah permintaan Yamato-san. Kau lihat..??? Bahkan setelah kau hianati, Yamato-san masih berusaha melindungi namamu yang tidak berharga itu. Jangan pernah menemui ku lagi, Kakashi, aku tak ingin melihat wajahmu.

Iruka berlari menjauh dari Kakashi. Memegangi tangan kanannya yang sakit akibat genggaman tangan Kakashi yang sedang kalut. "Yamato-san ku harap kau baik-baik saja".

"Brukkk"

"Ah, gomen-gomen... saya tidak melihat Anda". Iruka masih memejamkan matanya dan mengusap bokongnya yang sakit. Yap ia menabrak orang karena ia berlari sambil melamun.

"Oh, tidak apa-apa Choji pernah menabrakku dan itu lebih parah".

"A-asuma-san..??"

Sampailah Kakashi di apartemennya. Di ruangan yang tidak terlalu besar itu, ia duduk di kasurnya, berfikir. Apa yang harus aku lakukan ? Sekali lagi aku membuat orang membenciku. Apa aku mengaku saja atas semua yang telah terjadi kepada Hokage. Apa itu bisa membawanya kembali. Atau justru aku yang akan diusir. Tidak. Mereka tidak boleh tau akan hal ini. Tidak boleh, mau ditaruh mana muka ku ini jika mereka mengetahui masalah ini. Tidak boleh.

Gengsi mengalahkan akal sehatnya. Tak ingin nama baiknya tercoreng karena hal seperti ini. Ia memutuskan untuk menyembunyikan permasalahan ini dari orang-orang. "Dia sudah tidak ada disini. Rahasiaku aman".

Di Kantor Hokage.

"Tsunade-sama..."

"Ya, Aku tahu, Sizune. Sebenarnya secara pribadi, aku tidak memiliki pertentangan dengan hal seperti itu. Tapi aturan di konoha..."

"Tsunade-sama...!!! Maaf jika aku lancang memotong. Tapi jika peraturan tersebut sampai menjadi seperti ini, maksudku sampai mengusir shinobi, apalagi shinobi kuat dan unggulan dari desa ini... Maksudku, Kau adalah Hokage, dan peraturan itu ada di masa pemerintahan yang lalu. Kau bisa meeubahnya di masa pemerintahanmu sekarang, jika kau mau. Tsunade-sama aku mohon kebijaksanaan mu"

"Kau benar, BAIKLAH...!! Aku akan berunding dengan para tetua tentang masalah ini, aku harap aku bisa membawa Yamato pulang kembali ke Konoha".

Luar lingkar perbatasan Kiri-Konoha.

"Disini... Mokuton : Renchuuka-no jutsu".

"Disini, disinilah senpai pertama kali menyentuh tubuhku ini, disinilah dia memelukku, di gubuk buatanku ini. Tepat disini". Ia menyentuh lantai itu perlahan. Tanpa sadar air mata menetes ke lantai kayu itu, satu persatu terjun bebas ke lantai yang ia percaya sebagai tempat 'malam pertama' ia dengan senpainya itu.

"*sniff, Senpai... *sniff, Kenapa, senpai... kenapa kau lakukan semua ini, senpai..."

Perlahan ia merebahkan tubuh di rumah kayu itu. Harapan kecil hinggap dihatinya ketika ia tidur Kakashi datang mencarinya. Memeluk hangat tubuhnya mengusir dingin dan sepi yang menghinggapi dirinya malam itu. Namun semua itu ditepis dengan segera. Karena ia sadar. Sekarang senpai itu sangat membencinya.

"Senpai, Kau tahu, setelah semua yang telah kau lakukan kepadaku, bagian cerita yang paling buruk adalah, AKU MASIH MENCINTAIMU. AKU CINTA PADAMU, KAKASHI-SENPAIIIIII..."

Sekuat tenaga, Yamato berteriak. Suaranya menggema di rumah itu. Bahkan burung-burung dan hewan di sekitar rumah itu terbang dan berlarian dikarenakan kerasnya suara Yamato berteriak. Berharap angin membawanya kepada orang yang dituju.

"I'm fucking disgusting".

"Yamato, maaf".

TBC

yeaaay chapter pertama dari sekuel Senpai sudah meluncur, hope you like it dan semoga sesuai ekspektasi ya minna

Selalu syl minta maaf jika ada kurang dan typo dan yang lain

Ripiw kritik dan saran always welcome

Sekian dan terimakasih.

Syl out.