Sumarry

Haruno Sakura gadis yang mengalami banyak kejadian buruk dihidupnya. Semuanya berubah semenjak dia mengenal uchiha sasuke. Awalnya sakura pikir hidupnya yang buruk ini mungkin akan mengalami sedikit kebahagiaan karna dia akan bertunangan dengan orang yang dicintainya. Namun, bagaimana jika sasuke yang diharapkan membahagiakannya malah menjadi alasan membuat hidupnya semakin terpuruk?

Bittersweet tragedy (c) Karyln

Naruto (c) Masashi Kishimoto

Main cast : Sasuke Uchiha Sakura Haruno

Rated : T -M

Genre : Hurt/Comfort, Romance

Warning !

OOC, Typo (s), Mainstream

inspriation – Bittersweet Tragedy by Melanie martinez

DON'T LIKE, DON'T READ

Malam tampak semakin larut. Udara malam di Konoha terasa sangat dingin. Hujan salju tampak turun membasahi seluruh sudut kota Kohona. Namun, Sakura tetap diam membiarkan salju turun membekukan tubuhnya.

Air mata terus mengalir keluar dari sudut mata emerald indah milikknya. Gadis itu menatap kosong cincin perak yang tergantung manis ditangannya. Cincin yang sangat berharga cincin dari pria yang sangat dicintainya dan menjadi tunangannya.

Sakura menggigit pelan bibirnya beruaaha menahan isak tangisnya. Tangannya berusaha menghapus bulir bulir air mata disudut matanya yang membengkak. Penampilan gadis itu kacau dia memakai kemeja dan celana jins hitam yang sudah basah oleh lelehan salju.

Tiba tiba gadis itu tiba tiba tertawa.

Tawa yang sangat memilukan dan bercampur dengan isak tangis. Dia— Sakura tidak menyangka rasanya semenyakitkan ini. Selama ini dia selalu berusaha tegar dan mencoba menjadi yang terbaik untuk pria itu. Meskipun dia tau pria itu tidak menginginkannya. Dia dapat bertunangan sama Sasuke hanya karena perjodohan yang dibuat oleh kakek mereka.

Sakura tau sejak awal bahwa dia— Uchiha Sasuke tidak mengingkannya. Tapi dia memaksakan dirinya supaya bisa bersama pria itu karena Sakura sangat mencintainya. Sakura tidak peduli jika Sasuke tidak menginginkannya asal dia bersama itu sudah cukup dia tidak akan meminta lebih.

Tapi, hidup bukanlah novel dimana tokoh utama dapat bertahan meskipun sang pria tidak mencintanya. Sakura tidak sekuat itu, dia tidak setegar itu dapat melihat pria yang dia cintai tersenyum bersama gadis lain.

Dia menggigit bibirnya sampai berdarah, mungkin sehabis ini bibirnya akan bengkak mungkin terinfeksi atau mungkin meninggal karena beku. Tapi, Sakura tidak peduli, rasa sakit didadanya jauh lebih sakit daripada luka kecil di bibirnya maupun tubuhnya yang membeku. Sekilas ingatannya kembali ke beberapa saat yang lalu.

"Sasuke-Kun kumohon."

Isak seorang gadis menatap punggung pria yang tidak bergeming itu. Sakura menggigit pelan bibirnya, berusaha menahan isakan keluar lebih besar dari dalam mulutnya.

"Aku tak bisa Saku, Shion membutuhkanku." Ucap pria itu tanpa sedikit pun berniat menatap gadis dibelakangnya. Sasuke memegang erat handphone miliknya yang kembali berdering, yang Sakura yakini telepon dari Shion.

"Tapi, aku mencintaimu Sasuke-Kun. Aku membutuhkanmu." Teriaknya serak sarat akan frustasi, tangannya memeluk erat tubuh pria itu dari belakang berusaha menghentikan Sasuke keluar dari kamar.

Sedangkan Sasuke terus bergeming tanpa berusaha memeluk balik ataupun melepaskan pelukan Sakura. Hatinya sedikit nyeri saat mendengar Sakura menangis, dan melihat mata emerald miliknya bengkak.

Ingin rasanya dia memeluk gadis itu dan mengatakan bahwa dia tidak akan meninggalkannya. Namun, Sasuke lebih memelih diam berusaha mengabaikan perasaan itu.

Sasuke melepaskan pelukan Sakura saat sadar teleponnya berdering semakin keras.

"Maaf"

ucap pria kemudian pergi menghilang dibalik pintu.Tubuhnya merosot saat melihat pria itu meninggalkannya.

Matanya menatap frustasi pintu yang tertutup. Hatinya sangat sakit sampai rasanya ingin lepas dari tubuhnya. Betapa bodohnya dia memberikan hatinya kepada pria dingin seperti Sasuke.

Dering handphone miliknya membuat Sakura tersadar. Gadis itu tersenyum mungkin Sasuke sudah menyesal dan meminta maaf padanya sekarang. Tetapi kemudian senyumnya berganti dengan senyum kecut saat melihat bahwa nama Ino lah yang tertulis disana. Konyol, sekarang Sakura merasakan batinnya menertawakannya. Apa yang dia harapkan? Sasuke meneleponnya? Itu sangat mustahil, batinnya.

"Jidat apa yang terjadi? Kenapa kau meneleponku ribuan kali? Kau baik baik saja kan jidat?" tanya Ino beruntun. Sakura tersenyum miris pasti sahabatnya itu sedang sangat kawatir sekarang.

"Aku baik baik saja pig."

"Kau serius jidat? Mengapa suaramu terdengat sangat menyakitkan? Jangan katakan jika bajingan itu meninggalkanmu?."

Sakura terdiam tidak tau harus menjawab apa. Ino memang selalu bisa menebak dengan benar apa yang terjadi. Sakura hanya menghela nafas lelah kemudian memejamkan matanya membiarkan tetesan salju jatuh diwajahnya.

Ino menghernyit mendengar desah nafas sahabatnya, sekarang Ino yakin bahwa bajingan itu memang melukai sahabatnya. Melihat Sakura tidak akan menjawab Ino pun berkata dengan gusar. "Jidat kau masih hidup kan? Demi tuhan jidat jangan membuatku kawatir."

Sakura terdiam selama beberapa detik kemudian dia berkata. " Ne Ino bisakah aku ikut denganmu ke london?."

TBC/END?

Sign in, Karyln