Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto

XXX…..

"Na-Naruto-kun…"

Naruto mengalihkan pandangan dari majalah yang dibacanya beberapa menit lalu. Hyuuga Hinata tengah berdiri di hadapannya bermodalkan dengan kebulatan tekad yang kuat dalam hatinya dan rona merah yang selalu setia hadir di wajahnya.

Naruto tersenyum, dalam hati ia bertanya-tanya apa yang ingin dikatakan gadis Hyuuga di hadapannya ini.

"Ya, ada apa Hinata?"

Pikiran Hinata langsung berputar-putar. Padahal ia telah mempersiapkan kata-kata yang ingin diucapkannya selama satu hari penuh kemarin. Namun, tetap saja ia merasa sangat gugup saat sudah berada di hadapan pemuda yang sudah dicintainya dari dulu.

Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau terlihat memalukan di hadapan Naruto-kun!

Sesaat ia teringat kata-kata sahabatnya, Sakura dan Ino yang selalu menyemangatinya untuk mendekati Naruto. Just be yourself, Hinata-chan! Kata-kata itu yang selalu mereka katakan untuknya. Namun sayang, mereka tidak tahu betapa sulitnya untuk melakukan hal itu sekarang. Apalagi untuk seorang Hyuuga Hinata.

"Ma-Maukah ka-kau per-pergi denganku…"

Naruto mengeryitkan dahi. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Hinata. Karena itu ia menunggu sampai Hinata menyelesaikan kata-katanya.

"Per-Pergilah denganku… Ha-Hari Sabtu ini…."

Mendadak lidahnya terasa kelu. Ia meneguk ludah. Ayolah! Tidak ada yang perlu ia takutkan! Bukankah Naruto itu orang yang mudah bergaul dan menyenangkan?

Ayo, Hinata! Kau pasti bisa melakukannya!

"Ya, apa yang ingin kau katakan Hinata?" tanya Naruto akhirnya, berharap Hinata segera mengutarakan apa yang ingin dikatakannya dengan jelas.

"Per-Pergilah denganku hari Sabtu malam ini, Naruto-kun! Dan jangan katakan tidak!" seru Hinata tiba-tiba. Ia segera memalingkan wajahnya yang sudah memerah dengan sempurna. Ia lalu menunduk dan memainkan jari-jari tangannya, sama sekali tidak berani menatap pemuda yang ada di hadapannya.

Naruto tertawa pelan. Gadis di hadapannya ini sungguh lucu dan sangat menarik. Ia sedikit menyesal, kenapa baru sekarang ia memberi perhatian lebih pada gadis di hadapannya ini? Ah, yang penting ia masih mempunyai banyak kesempatan, kan?

Naruto berdiri dan jemari tangannya terulur dan mengangkat wajah Hinata.

"Kenapa kau tidak bilang sejak awal, Hinata? Apa begitu susahnya untukmu mengatakannya? Tentu saja aku mau pergi denganmu. Katakan saja kemana kau ingin pergi. Aku pasti akan menemanimu."

Perlahan Hinata mengangkat wajahnya. Ia mengangguk pelan. Rasanya hatinya benar-benar sangat senang. Ia tidak meyangka Naruto benar-benar mau menerima ajakannya.

Naruto tersenyum dan mengacak pelan rambut Hinata sebelum berbisik di telinganya. "Dan setelah itu, jadilah pacarku, Hinata. Dan jangan katakan tidak!"

.

.

.

Ficlet part I: Don't say No!, Finished.