Title : Loves You
Writer : Oline
Pair : Yunjae.
Length : ONESHOOT
Genre : Romance ! Fluff ! Gaje !
Disclaimer : This story purely mine but Yunjae's not mine !

Warning
Yaoi ! BoyXBoy !SHORT story!

Note : sebagian adegan didalam FF ini terinspirasi dari FF 2MIN Haphepobia kesukaan saya ciptaan author dhyaverol2min ( Cindi Nabilla Maharani). But ! Saya tidak plagiat ! Saya hanya terINSPIRASI ! harap maklum jika ada kejadian / adegan yg agak mirip

:::YUNJAE:::

YUNHO POV


"Apa kau mau menjadi kekasihku..?"

Pria cantik didepanku ini menganga saat mendengar penuturanku. Jujur, wajahnya sangat cantik dan lucu meskipun dia adalah seorang pria.

"Su-sunbaenim.."

Suaranya yang begitu pelan dan lembut walau terkesan malu-malu itu begitu sangat indah mengalun digendang telingaku.

"Jadi'lah kekasih'ku, Kim Jaejoong."

Pintaku sekali lagi, aku harap...

Ia mau menerima diriku. Aku sudah lama tergila-gila padanya, sejak semester pertama ia menjadi siswa kelas satu di Toho high School.

"Sunbaenim..a-aku,"

"Ssst. Katakan Ya atau Tidak."

Aku meletakkan telunjukku dibibir mungilnya yang terasa begitu kenyal dan lembut hingga membuatnya terdiam.

Wajah manisnya memerah, merona dengan begitu indahnya. Ia menunduk malu sesaat sambil menaikan poni panjangnya kebelakang kupingnya.

"Y-ye, sunbaenim."

Iya menyahut saat beberapa lama terdiam. Aku hampir tidak dapat mendengar suaranya, ia memang sangat pemalu. Kalau saja tidak setiap hari aku mengamati dirinya, aku tidak akan tahu tentang sifat pemalunya yang begitu manis.

"Iya apa ? Kau mau menjadi kekasihku?,"

Memang terkesan memaksa, namun aku ingin mendegar dengar jelas kepastian dari bidadariku yang teramat cantik ini.

"Ne ? Ah,ak-aku mau menjadi kekasih, sunbae." Ucapnya masih menunduk dan malah makin dalam. Ia memainkan sebuah cincin hello kitty yang melingkar dijari manisnya.

See ?

Dia sangat manis bukan?

Aku tidak sadar tersenyum terlalu lebar. Bahagia ? Tentu saja.

Bahkan rasanya aku sangat ingin menggendong tubuh ringkihnya yang mungil. But, itu terlalu lancang !

"Terima kasih, tapi panggil aku Yunho mulai sekarang. Yunho hyung."

Ucapku pelan. Ia mengangkat wajah manisnya dan mengangguk pelan. Aigoo~dia begitu manis. Bahkan aku tidak percaya sekarang aku sudah menjadi kekasihnya.

Perlahan tanganku meraih tangannya dengan lembut lalu menggenggamnya pelan. Ia terdiam memandangi aksiku, aku tidak tahan ketika melihat wajah meronanya yang begitu cantik.

"Jae, bolehkah aku mencium tanganmu?,"

Aku merasa sangat takut untuk menyakitinya, bahkan hanya untuk sekedar mencium jari jemarinya saja akupun bertanya.

"N-ne, sunbae." Ucapnya pelan dan malu-malu.

Aku tersenyum lebar lalu menempelkan bibirku dipunggung tangannya yang begitu putih dan lembut. Hanya mencium tangannya saja sudah membuatku begitu bahagia.

Bahkan pengalaman berciumanku dengan mantan-mantanku tidak mampu menghasilkan getaran yang begitu menggetarkan jiwaku seperti sekarang.

"Terima kasih. Aku mencintai'mu, Jae."

YUNHO POV END

.

.

"Baiklah, Su-ie. Kau pulanglah bersama Yoochun sunbae."

Sesosok pria manis dan cantik tersenyum kearah sahabatnya yang kini tengah digandeng oleh kekasihnya yang merupakan senior mereka di Toho High School.

"Kau benar-benar tidak apa?,"

Pria manis itu-Junsu-bertanya kembali dengan nada khawatir.

"Tak apa, kau pergilah kencan."

Jaejoong,pria manis itu tetap tersenyum manis sambil memakai jaket wol'nya pelan. Serasa begitu lembut saat kain itu bersentuhan dengan kulit halusnya.

"Kau benar tidak apa, Jae?,"

Kekasih Junsu-Yoochun, juga ikut bertanya. Ia menjadi tidak enak mengajak Junsu pulang sehingga Jaejoong jadi pulang seorang diri.

Jaejoong menggeleng agak keras lalu tersenyum lebar.

Junsu dan Yoochun sama-sama mengangguk lalu tersenyum kearah Jaejoong. Kedua pria itu kemudian berpamitan dan keluar dari kelas yang sudah sepi itu bersama-sama.

Jaejoong tersenyum saat memperhatikan kemesraan Yoochun dan Junsu. Mereka terlihat begitu serasi dan saling mengerti satu sama lain sejak mereka mulai berpacaran diawal semester.

Jaejoong akhirnya berdiri dari kursinya dan mengibas-ngibaskan debu yang menempel dibagian bokongnya. Pria cantik itu menenteng tas hitam'nya dan mulai berjalan pelan menuju kedepan sekolah.

Namun langkah Jaejoong tiba-tiba terhenti ketika ia hampir sampai digerbang, saat sebuah motor ninja berhenti tepat didepannya membuat Jaejoong kaget.

"Omo~,"

Jaejoong memekik pelan sambil memegangi dadanya yang berdegup kencang. Ah..siapa orang ini ?

Orang yang tadi menyetir motor sport itu mulai melepas helmnya dan mengibas-ngibaskan rambut spike'nya dengan gaya yang begitu cool.

"Hyung?,"

Jantung Jaejoong berdetak kencang saat melihat pria yang merupakan kekasihnya itu kini ada dihadapannya, ia kira Yunho sudah pulang sedari tadi.

"Jae, naiklah."

Yunho tersenyum kearah Jaejoong sambil menyerahkan sebuah helm yang dari dulu tidak pernah ia bawa kepada Jaejoong.

"Ta-tapi.."

"Tenang saja. Helm ini sudah bersih, dan kau yang pertama kali memakainya."

Yunho berucap lembut. Ia jujur, Jaejoonglah yang pertama kali ia ajak menaiki motor sport kesayangannya ini.

Jaejoong terlihat ragu lalu meraih helm itu. Pria cantik itu mencoba mengenakan helm itu dikepalanya namun ia terlihat kesulitan membuat Yunho berinisiatif membantunya.

"Sini."

Yunho menarik pinggang Jaejoong mendekat dan mulai mengenakan helm itu dikepala Jaejoong. Tanpa ia sadari wajahnya dan wajah Jaejoong terlampau dekat hingga membuat bibir mereka hampir bersentuhan.

"Sud-"

Yunho tidak mampu meneruskan kata-katanya saat matanya bertatapan langsung dengan does eyes Jaejoong yang balik menatap dirinya, ia mampu menatap pantulan bayangan dirinya dimata Jaejoong.

Mata Yunho menelusur dari mata, hidung, kedua pipi merona Jaejoong hingga bibirnya yang begitu merah dan mungil.

Yunho menelan ludahnya.

Yunho ingin mencium bibir itu, namun...

"H-Hyung ?,"

Yunho tersadar dari pikiran 'kotor'nya dan seketika ia menatap mata Jaejoong kembali lalu tersenyum.

"J-jae~ah. Ayo naik, aku akan mengantarkanmu kerumah." Ucap Yunho sambil memegang tangan Jaejoong mengajaknya naik.

"Tapi aku takut, hyung."

Yunho menoleh saat ia melihat Jaejoong tidak kunjung naik keatas motor sportnya yang cukup tinggi.

Yunho terkikik geli saat melihat wajah kebingungan Jaejoong. Pria tampan itu tertawa sambil menutup mulutnya dengan punggung tangannya yang besar.

"Kau pernah naik motor sebelumnya ?,"

Tanya Yunho. Jaejoong menggeleng dengan gaya lucu dan polos membuat Yunho begitu gemas padanya.

"Papa tidak pernah memperbolehkan aku naik benda ini,"

Jaejoong berucap sambil memegang ujung jok motor itu dengan pelan.

Yunho akhirnya tertawa keras, aigoo~kenapa pria cantik ini begitu manis huh ?

"Kau sangat menggemaskan sayang~,"

Blush~

Pipi Jaejoong memanas kala Yunho memanggilnya 'sayang', rasanya hatinya seperti digelitik dengan banyak bulu-bulu halus.

"Sini."

Yunho turun dari motornya kemudian menggendong tubuh mungil Jaejoong dan menaikkan Jaejoong keatas jok belakang motornya.

"H-hyuuuung~,"

Jaejoong berseru ketakutan sambil meremas pundak Yunho saat ia sudah naik keatas motor besar itu.

Yunho tersenyum lalu mengusap pipi Jaejoong lembut.

"Tenanglah, sayang. Aku akan menjaga'mu. Oke ?,"

Jaejoong mengangguk cepat walau begitu masih terlihat jelas kalau ia sangat ketakutan.

Yunho melepaskan sejenak pegangan Jaejoong dipundaknya lalu naik keatas motornya sendiri dengan cepat. Pria tampan itu lalu meraih kedua tangan Jaejoong dan menuntunnya agar melingkar dipinggang atletisnya.

"H-hyung,"

"Berpeganganlah,"

Ucap Yunho lembut lalu memasang helmnya dan mulai menstater motor sportnya lalu mulai menancap gas dengan pelan dan tidak terburu-buru.

Yunho tidak percaya, ia yang sering mengikuti balapan liar dan sering mengebut itu kini menjalankan motornya dengan begitu perlahan seperti siput demi lelaki cantik yang tengah memeluk pinggangnya dengan erat.

Ah, Yunho kembali tahu satu hal tentang Jaejoong.

Pria cantik itu begitu takut menaiki motor. Namun, berkat itu Yunho bisa tersenyum lebar kala Jaejoong dapat memeluk pinggangnya de
Ngan erat sambil menyandarkan kepalanya dipunggung lebar Yunho.

Sungguh manis'kan ?

.

.

Drrrrt Drrrrt

Jaejoong menggigit bibir bawahnya saat melihat handphonenya bergetar sedari tadi. Jaejoong sungguh tahu siapa yang meneleponnya, itu...

Yunho..

Bukannya Jaejoong tidak ingin mengangkatnya, namun Jaejoong terlalu gugup dan tidak tahu harus berkata apa.

Jaejoong meremas bantal hello kitty kesayangannya yang kini ia peluk dengan erat. Perlahan tangan meraih hanphone genggamnya lalu dengan gemetar memencet tombol terima.

"Jaejoong?,"

Jaejoong memegang dadanya kala ia mendengar suara bass yang begitu rendah itu menyapa pendengarannya untuk pertama kali.

"N-ne?,"

Jaejoong membaringkan tubuhnya diatas ranjang dengan posisi telungkup sambil menggigit bibir bawahnya gugup.

"Kau sedang apa, sayang?,"

Jaejoong merona kala mendengar ucapan Yunho yang menurutnya begitu manis, membuat Jaejoong sadar jika ia begitu mencintai pangerannya itu.

"A-aku sedang berbicara lewat telepon denganmu,"

Jaejoong merutuki dirinya yang begitu bodoh. Pasti Yunho akan menganggapnya aneh sekarang.

Samar-samar Jaejoong mendengar suara tawa Yunho diseberang sana, dan ia merasa kesal karena Yunho menertawai dirinya.

"Kau sangat manis, sayang."

Ucapan Yunho seketika membuat Jaejoong merona lalu menenggelamkan wajahnya diatas bantal Kitty'nya yang menjadi tumpuan tubuhnya.

Lama mereka terdiam, tidak ada yang berbicara hingga membuat Jaejoong cukup gerah juga. Jaejoong ingin memulai, namun ia tidak tahu harus berkata apa.

"Aku merindukan'mu, sayang."

Blush~

Cukup ! Jaejoong ingin rasanya memukul Yunho sekarang juga. Bisakah pria tampan itu tidak membuat pipi Jaejoong merona sedetik saja ?

"Kenapa diam ? Kau tidak merindukanku? Kim Jaejoong tidak merindukan Jung Yunho-nya ?,"

Jaejoong menggigit bibir bawahnya saat mendengar ucapan Yunho yang tentu saja membuat pipinya kembali merona.

"Jaejoong juga sangat merindukan Yunho, hyung."

What ! Jaejoong menarik rambut hitamnya dengan cukup kasar. Ia bahkan lebih dulu menambahkan kata 'sangat' didalam kalimatnya. Bukankah ia terkesan sangat 'centil' ?

Suara tawa Yunho kembali menyapa pendengaran Jaejoong, membuat Jaejoong ikut tersenyum bahagia. Suara tawa Yunho mampu membuat dirinya begitu tenang.

"Baiklah. Tidurlah sekarang sayang, ini sudah malam. Jaljayo~,"

"Ne, jaljayo."

Pip !

Jaejoong seketika berteriak gembira didalam hatinya. Ia begitu bahagia mendengar semua ucapan manis dan romantis yang Yunho ucapkan padanya. Dia merasa cinta'nya semakin besar pada Yunho.

.

.

Yunho tersenyum sambil memandangi ventilasi rumahnya dan kedua tangannya yang ia letakan dibelakang kepalanya.

Hanya berbicara ditelepon saja sudah mampu membuat Yunho tersenyum tidak jelas seperti sekarang.

Apalagi jika suatu saat Yunho dapat mencium bibir Jaejoong atau lebih ?

Yunho akhirnya meraih handphone'nya kemudian mengetikkan beberapa kalimat disana. Setelah selesai Yunho tersenyum lagi saat memadang foto Jaejoong yang menjadi layar handphonenya. Manis, walaupun Yunho memaksa Yoochun meminta foto itu dari Junsu.

.

.

Drrrrt drrrt

Jaejoong dengan cepat meraih handphonenya dan membuka sebuah sms yang masuk.

Blush~

Jaejoong sontak memegangi pipinya yang memerah kala melihat pesan singkat itu.

Jaejoong tersenyum manis lalu berbaring diatas ranjangnya yang penuh dengan boneka hello kitty. Ia mulai menutup matanya dengan sebuah senyum manis tercetak dibibirnya.

From : Yunho Hyung 3

Aku Mencintai'mu. Selamat tidur, sayang.

.

.

.

Jaejoong beberapa kali meniup poni panjangnya kala ibu'nya-Heechul-menyisir rambutnya dari belakang.

"Ppali, mama. Yunho hyung akan segera datang."

Heechul tersenyum saat mendengar ucapan anaknya yang begitu manis dan polos itu.

Hari ini adalah hari minggu, dan Heechul mendapati anaknya sudah bangun pukul 6 pagi dengan tumpukan baju yang berceceran diatas ranjang.

Dan ternyata, anaknya yang manis itu akan berkencan dengan kekasihnya pada pukul 10 siang. Mungkin, membantu anaknya tampil 'cantik' dikencan pertamanya tidak masalahkan ?

"Aigoo,chagi. Sekarang baru pukul 09.00. Kau tidak makan dulu ? Umma akan siapkan."

Ucap Heechul sambil mengusap rambut Jaejoong yang agak panjang dan halus.

"Ne, tapi jangan banyak-banyak mama. Nanti aku pasti akan makan bersama Yunho hyung."

Ucap Jaejoong sambil memeluk lengan ibunya dan berjalan bersama keluar kamarnya.

"Iya, umma tau."

.

.

.

"Ahjumma, kami berangkat sekarang."

Heechul tersenyum saat melihat seorang pria tampan berdiri didepannya sambil membungkuk hormat padanya. Heechul hampir tidak percaya jika kekasih putranya begitu tampan.

"Ne, jagalah Jaejoong baik-baik. Ayahnya di Jepang pasti akan membunuhku jika terjadi sesuatu padanya,"

"Mamaaaa~,"

Yunho tersenyum saat melihat Jaejoong merengek dengan begitu lucu pada ibu'nya dan menurut Yunho ia terlihat sangat menggemaskan.

Dan satu hal lagi yang Yunho ketahui tentang Jaejoong...

Ia begitu manja, ania ?

.

.

.

"Hyung?,"

"Iya ? Baby, aku tidak terlalu jelas mendengar suaramu."

Jaejoong mengernyit bingung saat mendengar suara ribut yang terdengar sampai ketelinganya.

"Hyung ? Kau mendengarkanku ?,"

Jaejoong kembali memanggil Yunho cukup keras. Setelah 5 bulan menjadi sepasang kekasih, Jaejoong menjadi cukup terbuka kepada Yunho dan ia sudah mulai berani menelepon duluan atau menyapa Yunho terlebih dahulu.

'Yunho ! Cepat kemari ! Acaranya akan segera dimulai.'

Jaejoong terdiam saat mendengar suara seorang pria diseberang sana. Jaejoong cukup tahu dimana Yunho sekarang, Yunho pasti sedang berkumpul bersama teman-temannya.

"Baiklah ! Tunggu sebentar bodoh, aku sedang menelepon pacarku !"

"H-hyung."

"Jae, kau masih disitu ?,"

"Jae ?,"

"Te-teruskan saja acaramu, hyung. Bye."

Pip !

Jaejoong menutup panggilannya terlebih dahulu tanpa mendengar jawaban dari Yunho. Dengan cepat pria manis itu berbaring diatas ranjang dan menenggelamkan wajahnya diatas bantal mencoba meredam suara tangisannya sendiri.

Jaejoong memang cengeng. Namun selama ini Jaejoong mampu menahan untuk tidak menangis, tapi sekarang ia merasa seakan tangisannya tidak terbendung lagi.

Jaejoong terlalu takut Yunho akan bosan dengan sifat pasif dan pemalunya.

Jaejoong takut, Yunho-nya akan meninggalkan dirinya.

Jaejoong sungguh takut.

"Hiks.."

.

.

Yunho memandang heran kearah teleponnya sambil beberapa kali menempelkan handphone itu ditelinganya.

Kalau ia tidak salah dengar, Jaejoong seperti ingin menangis tadi ? Namun, Yunho tidak tahu mengapa.

"Yunho ! Kau lama sekali, cepatlah kemari atau kau akan mendapatkan hukumannya sekarang !"

Yunho menoleh kearah temannya sambil kemudian meraih jaketnya dan berjalan menghampiri teman-temannya yang sedang bermain game.

"Aku harus pergi sekarang, kekasihku sedang membutuhkanku."

"YAK YUNHO !,"

.

.

"Shit!,"

Yunho menendang ban motornya dengan cukup keras saat tiba-tiba ban motornya itu kempes.

Yunho menjambak rambutnya dengan cukup keras lalu tanpa pikir panjang berlari dengan secepat mungkin kearah rumah Jaejoong tanpa ia hiraukan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan Yunho sangat yakin Jaejoong pasti sudah tidur sekarang.

"Hhh..hhh.."

Yunho terus berlari cepat tanpa memperdulikan nafasnya yang sudah mulai putus-putus. Yang Yunho pikirkan sekarang hanya Jaejoong, apalagi ketika ia mendengar suara bergetar Jaejoong tadi.

Hal itu entah mengapa membuat Yunho merasa tidak nyaman.

'Tok tok tok'

Yunho mengetuk pintu kayu itu dengan cukup keras, ia tidak perduli jika ia akan dimarahi oleh ibu Jaejoong nantinya.

"Jakkamanyo."

Yunho berhenti mengetuk pintu saat seseorang menyahut dari dalam sana.

Cekleck !

"Yunho?,"

Yunho tersenyum canggung kearah Heechul yang kini menatap dirinya aneh, apalagi saat melihat wajah dan tubuh Yunho yang sudah penuh dengan keringat.

"Ah-ahjuma, apakah Jaejoong ada ?,"

.

.

Ceklek

Yunho membuka pintu bergambar gajah itu perlahan. Hidung Yunho langsung menangkap aroma manis yang begitu harum menguar dari dalam kamar Jaejoong.

"Mama ! Joongie akan tidur sekarang."

Yunho tersenyum saat melihat Jaejoong berbaring sambil menghadap tembok dan memeluk sebuah boneka beruang besar. Ditambah lagi suara Jaejoong yang terdengar serak, Yunho jadi tahu jika kekasihnya itu memang menangis.

"Sayang.."

.

.

Deg !

Jaejoong yang sudah ingin memejam'kan matanya seketika terbuka kembali saat suara low bass itu menyapa telinganya.

Jaejoong tidak berbalik ataupun berniat membalas ucapan Yunho, pria cantik yang tengah memakai piyaman soft blue bergambar gajah itu malah membenamkan wajahnya kedalam boneka beruangnya.

"Sayang, ini aku Yunho. Yunho-mu."

Diam. Jaejoong menggigit bibir bawahnya. Ingin sekali ia membalas ucapan Yunho, namun Jaejoong merasa malu menunjukkan wajah berantakkannya karena habis menangis.

"Jae, kau tidak kasihan padaku, sayang?,"

"..."

"Aku sudah berlari jauh-jauh kesini untuk'mu."

Jaejoong menggigit bibir bawahnya saat air mata kembali menetes keluar dari krystalnya ketika mendengar suara Yunho yang penuh dengan permohonan.

Jaejoong merasa menjadi kekasih yang sangat tidak berguna.

"Berbaliklah sayang."

"..."

"Berbaliklah, jika kau memang mencintai Jung Yunho'mu ini."

Jaejoong masih diam, ia merasa tidak mampu menunjukkan wajahnya yang ia yakini sudah basah oleh air mata itu.

"Baiklah, jika Kim Jaejoong sudah tidak mencintai Jung Yunho lagi."

Yunho menghela nafas saat Jaejoong tidak kunjung berbalik, pria tampan itu berdiri dari tempat samping ranjang Jaejoong lalu mengusap kepala Jaejoong dengan lembut.

"Aku pulang dulu. Aku mencintai'mu."

Ucap Yunho, pria itu sudah akan pergi keluar namun...

"Hyung, aku mencintaimu..Kim Jaejoong sangat mencintai Jung Yunho ! Jung Yunho hanya milik Kim Jaejoong ! Hiks,"

Yunho tersenyum saat mendengar ucapan Jaejoong. Pria tampan itu segera berbalik lagi dan kembali duduk disamping ranjang Jaejoong. Ia tersenyum geli saat melihat mata Jaejoong yang agak bengkak serta hidung mungilna yang memerah.

"Aigoo..kau menangis sayang?,"

Jaejoong tidak menjawab, namun pria manis itu malah sibuk menyeka air mata yang terus keluar dari krystalnya. Yunho tersenyum lembut sebelum mendekat dan memeluk tubuh Jaejoong.

"Uljima..aku juga sangat mencintaimu."

Yunho mengusap punggung kecil Jaejoong saat pria cantik itu sudah mulai berhenti menangis.

"Hyung hanya milik Joongie.."

Yunho terkekeh sebelum akhirnya mencubit pipi chubby Jaejoong dengan gemas.

"Ya, Jung Yunho hanya milik Kim Jaejoong,"

Ucap Yunho perlahan, ia memandangi wajah cantik Jaejoong yang memerah lalu menyeka beberapa sisa air mata diwajah cantik Jaejoong.

"Kenapa menangis?," tanya Yunho sambil menangkup kedua pipi Jaejoong.

"Aku,aku takut hyung bosan dan meninggalkanku."

Yunho lagi-lagi tertawa geli ketika mendengar ucapan Jaejoong, aigoo~Yunho merasa cintanya makin besar kepada pria manis itu.

"Tidak mungkin. Karena, selamanya Jung Yunho hanya mencintai Kim Jaejoong dan tidak mungkin meninggalkannya." Ucap Yunho pelan. Mengundang sebuah senyum menis dibibir Jaejoong.

"Aku mencintai Yunho hyung,"

"Aku juga.."

"Hahahaha~,"

Kedua pria itu sama-sama tertawa geli ketika suatu pernyataan cinta mengalun dengan merdunya diruangan yang cukup gelap itu.

Yunho dan Jaejoong menyatukan dahi mereka hingga hidung merekapun hampir bersentuhan, membuat suara tawa yang awalnya keluar dari bibir mereka seketika terhenti.

Yunho memandang bibir merah Jaejoong dengan tatapan sendu sebelum tangannya bergerak mengusap bibir merah itu.

"Jae, bolehkah..."

"..."

"Ah, maaf jika aku terlalu-"

"Bo-boleh, hyung."

Jawab Jaejoong malu-malu. Wajahnya sudah merona sampai telinga. Perlahan wajah Yunho mendekat kearah Jaejoong membuat Jaejoong reflek menutup matanya dengan erat.

Ia merasa sangat gugup karena ini adalah ciuman pertamanya, dan Yunho yang menjadi lelaki pertama yang merasakan manis bibirnya.

Jaejoong merasa beku saat merasakan bibir tebal Yunho bersentuhan dengan bibir mungilnya meninggalkan suatu kesan aneh yang begitu menggelitik perut Jaejoong membuat seluruh darah Jaejoong mengalir berkumpul kepipinya, membuat wajahnya memanas.

"Ehmm~,"

Jaejoong bersuara saat Yunho mulai menggerakkan bibirnya pelan, tidak memaksa namun terasa begitu memabukan membuat Jaejoong seakan melayang.

Ciuman pertama yang serasa manis Jaejoong rasakan, apalagi lelaki yang sangat ia cintai yang pertama kali mencium bibirnya.

Jaejoong merasa sangat bahagia..

"Ehem."

"Ah, ahjumma."

"Mama."

Jaejoong dan Yunho sama-sama kikuk ketika Ibu Jaejoong berdiri didepan pintu kamar Jaejoong sambil bersandar dipintu dan memandang tajam wajah Yunho.

"Ehm, kurasa aku harus pulang dulu sayang."

"Ne."

Yunho perlahan berjalan keluar didampingi Heechul sambil melambaikan tangannya pelan kearah Jaejoong yang tersenyum manis padanya.

.

.

"Saya permisi dulu, Ahjumma."

Yunho membungkuk sopan kearah Heechul sambil tersenyum.

"Iya, hati-hati."

Yunho sudah akan berbalik namun suara Heechul kembali menghentikan gerakan kaki Yunho.

"Yunho, cepatlah lulus dan bekerja. Baru kau bisa menikahi dan memiliki Jaejoong. Kalau masalah ciuman, aku maklum. Tapi kuharap untuk sekarang, jangan lebih dari itu. Arraso?"

"N-ne, ahjumma. Terima kasih."

Yunho tersenyum. Walaupun ia tidak diperbolehkan 'menyentuh' Jaejoong untuk sekarang, tapi paling tidak ia sudah mendapatkan..

Restu'kan ?

Berjuang, Jung Yunho !

FIN

Note : I have sequel for this one, I will posting the sequel if you're interested. So, I say sorry if there so many typo, I was trying to fix that.

Fb : Caroline Febriana Inka

Twitter : carolineinka

Last,

Review Please