HALO^^ Salam kenal untuk semuanyaaa~
Perkenalkan, aku author baru disini, yang tentu saja masih labil dan abal-abal.
Maka dari itu, mohon bantuannya yaa, bagi yang sudah senior dan yang sudah berpengalaman.
SO, CHECK THIS OUT!
Oh ya, sebenernya aku cuman mau coba-coba. hihi, makanya pemilihan segala macam cast ataupun lainnya juga coba-coba.
ENJOY IT!
Mohon reviewnya, yaa, readers :)
MAINCAST :D.O KYUNGSOO
-KIM JONG IN/ KAI
-CHANYEOL
-OTHER CAST
LENGTH : CONTINUE
RATE : M
GENRE and WARNING : VIOLENCE, BDSM, SEXTOY, SADISTIC, SLAVE/MASTER, NO CHILDREN! (Pokoknya yang mengandung kekerasan, deh xD)
DISCLAIMER : SEMUANYA MILIK TUHAN YME. FF INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR.
SUMMARY : "Aku tidak pernah ingin dilahirkan. Jika pada akhirnya aku harus menderita. Oh, Tuhan. Aku tidak sanggup lagi dengan hidup ini. Siapa saja, silahkan bunuh aku!"
JUST PROLOGUE~
AUTHOR POV
Apa yang dipikirkannya tentang hidup? tentang bertahan hidup? Tidak ada. Namja berkulit putih itu menopang dagunya. Umurnya tergolong belia, baru saja menginjak 15 tahun. Bocah sekecil itu tidak mungkin mengetahui arti sebenarnya tentang dunia yang kejam ini. Dunia yang tak henti menyiksanya.
Yang ada dalam pikirannya hanyalah, hidup yang sia-sia, terombang-ambing, semua orang tidak pernah memedulikannya. Termasuk orangtuanya sendiri, keluarganya. Masa bodoh, dengan teman. Masa bodoh dengan saudara. Masa bodoh dengan ayah dan ibu. Bahkan orang-orang yang melewatinya pun seakan memandangnya jijik, manusia yang hina bagaikan sampah. Entahlah.
Dia ingin mati saja.
"KYUNGSOO! DASAR BOCAH SIALAN! KAU ADA DIMANA, HAH?!" Teriakan penuh amarah itu membuatnya berdiri dengan gerakan cepat. langkahnya terburu menuruni tangga, tergesa memacu kedua kaki kurusnya untuk segera mendatangi panggilan wanita yang menurutnya 'bukan ibu' meski ia dilahirkan dari rahimnya.
Kyungsoo, sampai dihadapan wanita setengah abad itu. "KAU MAU KU CINCANG, HAH?" suara tinggi nan penuh penekanan itu, tak ayal membuat tengkuk Kyungsoo merinding, bahkan tubuhnya terlihat bergetar meski samar. dia takut, amat sangat takut. "APA YANG KAU PERBUAT DENGAN TUMPAHAN AIR ITU?!" emosi wanita itu sudah meluap-luap. Tangannya menunjuk ke arah kubangan kecil air yang berada dibawah meja makan. Oh, hanya masalah sesepele itu, membuatnya begitu..mengerikan?
"Sungguh-Umm-a. Bukan aku yang menumpahkan airnya."
"ASTAGA! MASIH BERANI MEMBANTAH?"
"Ta-tapi. Memang bukan ak-ARGH!"
Kyungsoo memekik kesakitan. Wanita itu menendang rusuknya, keras sekali. "DAN BARU SAJA KAU MEMANGGILKU UMMA? HEI, SADARLAH. AKU TIDAK MUNGKIN SUDI MELAHIRKAN ANAK BODOH SEPERTIMU!" Tidak. kalimat itu jelas menghantam dadanya begitu dalam. Bukan..bukan anaknya. "KYUNGSOO, ingatlah. Kau hanya sebatas budak disini! SEKARANG BERSIHKAN KOTORAN ITU! DAN INGAT, KAU MENDAPAT HUKUMAN. TIDAK USAH MAKAN SAMPAI BESOK!"
Kyungsoo tidak mungkin berucap lagi. kepalanya ia tundukkan dalam-dalam. Sebelah tangannya masih memegangi rusuknya yang baru saja ditendang itu. Rasanya sakit sekali.
"Umma, kenapa semarah itu?" Namja yang dua tahun lebih tua dari Kyungsoo itu mendatanginya. Memeluk pingging wanita itu dengan penuh sayang. Chanyeol, kakak Kyungsoo. Dia..ehm, tentu saja lebih diperhatikan, lebih disayangi, dan lebih dimanjakan oleh kedua orangtuanya.
"Mm, lihat adikmu yang tidak tahu berterima kasih itu. Oh ya, nanti malam, masukkan dia ke Ruang penyiksaan. Cambuk dia sebanyak-banyak. Paling tidak sampai dia pingsan. Hah, supaya tidak kurang ajar seperti itu!"
Bagaikan petir yang menggerakkan godam raksasa untuk menimpuk hatinya, Kyungsoo kaget bukan main. Cambuk, cambuk. lagi? baru saja kemarin dia dihajar habis-habisan, hari ini dia harus merasakannya kembali? mustahil. Kyungsoo mendongak cepat, kedua matanya berkaca-kaca, sebulir air mata berhasil membasahi pipinya.
"Hah, lihat, Umma. dia menangis. dasar cengeng! Aku siap melakukan perintah terhormatmu itu, Umma. Dengan senang hati." Chanyeol tersenyum. Ah, mungkin menyeringai.
"Tap-tapi, Hyung. Lukaku masih belum menutup dengan sempurna."
"Aku tidak peduli!" Chanyeol mengibaskan tangannya didepan wajah Kyungsoo. "Sana, cepat bersihkan perbuatanmu itu!"
Mau apa lagi? Kyungsoo hanya bisa mengangguk. itulah..alasan terkuatnya untuk memilih mati.
TO BE CONTINUE~
Cukup segini dulu, yaa^^
Mohon reviewnya, readers^^
Maafkan fanfic yang amat sangat tak sempurna ini -_-
