Title: Ketika Mereka Datang
Pairing: IshiHime
Genre: Adventure/Romance
Disclaimer: Tite Kubo
Ishida Uryuu's POV
Aku mengayuh sepeda dengan santai dan dengan kecepatan tetap. Kuterus menatap ke depan. Angin menerpa wajahku. Matahari pagi seperti menyapaku. Memang dingin mulai terasa seiring berjalannya musim gugur ini. Kemudian, aku melewati daerah pertokoan. Orang-orang mulai menyiapkan membuka toko mereka. Aku pun melanjutkan jalanku menuju Universitas.
Aku adalah seorang mahasiswa di Universitas Tokyo. Sudah satu tahun aku kuliah di sana. Memang tidak ada yang menarik dalam kehidupanku sejak SMP hingga sekarang. Orang-orang selalu menganggapku dingin dan tidak mudah berteman. Mereka sering memanggilku kutu buku. Tapi, aku tak menghiraukannya. Aku memang bukanlah orang populer.
Sampailah aku di Universitas Tokyo. Aku memarkirkan sepedaku dimana aku harus memarkirkannya. Setelah itu aku berjalan menuju taman untuk duduk dan membaca buku. Itulah kegiatanku sebelum masuk kelas. Berangkat pagi-pagi sudah seperti kewajiban sejak aku SD. Kumelihat bangku kosong dengan daun-daun yang gugur sibangku itu. Kumembersihkannya lalu duduk disana. Aku mengambil buku ku yang terdapat di tas ku. Kemudian, aku membuka dan membacanya.
Terdengar suara gadis-gadis tertawa. Aku mengenal suara salah satu gadis itu. Gadis itu adalah Inoue Orihime. Gadis yang memiliki rambut orange-kecoklatan, wajah rupawan, dan tubuh yang di idam-idamkan setiap pria. Aku selalu memperhatikannya walau dia tidak menyadarinya. Gadis yang baik dan lembut, pendapatku. Aku tahu siapa namanya, tapi tahukah dia siapa namaku? Mungkin sangat mustahil primadona kampus seperti dia mengetahui namaku.
Dia lewat didepanku dengan teman-teman sambil bersenda gurau. Itu memang Inoue-san. Pikirku dalam hati. Dapatkah suatu saat ku bisa mengenalnya lebih dekat? Bersenda gurau bersama? Mungkin itu hanya sebuah mimpi belaka.
Pukul delapan, ini sudah waktunya untuk aku masuk . Aku mempunyai kelas pagi ini. Kelas Musashi-sensei. Dia adalah dosen yang galak. Jika terlambat sedikit saja, mungkin aku bisa mati dan reputasiku bisa hancur.
Kelas Musashi-sensei
"Ohayou minna, pagi ini kita akan membahas…" kata Musashi-sensei. Aku memperhatikannya berbicara dan menerangkan. Kata-kata penting pun kucatan dalam catatanku. Karena aku tahu semua akan berguna.
Seketika, aku melirik wajah Inoue-san yang sangat serius memperhatikan langit. Keringat pun mengucur dari wajahnya. Ada apa dengan langit? Aku pun melihat langit lewat jendela. Mataku membelak. Langitnya… menjadi gelap dan dikelabuti awan gelap?! Tapi, diramalan cuaca mengatakan bahwa hari ini akan cerah-cerah saja, dan tidak ada apa pun yang akan terjadi! Apa yang terjadi!
"Inoue-san! Perhatik-" kata Musashi-sensei berhenti. Semua berguncang. Bahkan langit-langit seperti akan runtuh. Apa yang terjadi. Semua menjadi panik. Mereka semua berteriak. Sebenarnya apa yang sedang terjadi!!
"PERHATIAN! SEMUA HARAP SEGERA BERKUMPUL DIGEDUNG BELAKANG SEKOLAH!! KEADAAN DARURAT! SEGERA MASUK RUANG BAWAH TANAH DI BELAKANG GEDUNG SEKOLAH!! KEADAAN DARURAT!!"
Terdengar suara interphone. Semua mahasiswa dan mahasiswi segera berlari keluar ruangan termasuk juga Musashi-sensei. Aku juga akan keluar. Tapi, Inoue-san tetap berada ditempat duduknya. Dia ketakutan.
"Inoue-san! Ayo kita juga harus pergi!" kataku sambil menarik tangannya. Tangannya dingin. Tiba-tiba langit-langit mulai runtuh. Jika kami tetap berada disini, kami akan mati tertimpa reruntuhan.
"Inoue-san!!" seruku lagi. Aku pun menariknya. Akhirnya dia mau berdiri. Tatapannya seperti kosong karena ketakutan. Aku terus berlari dan memegang tangannya. Dia juga berlari mengikutiku. Semua lampu dikoridor ataupun kelas-kelas menjadi padam. Guncangan kini berhenti. Kami menuju pintu keluar. Aku memegang ganging pintu…
KREEK KREEK
Tapi, pintu itu tak bisa terbuka! Sial! Ternyata dari luar telah tertimpa bebatuan bekas reruntuhan akibat guncangan tadi.
"A-Ada apa, I-Ishida-kun!?" tanyanya gemetar. Dia tahu namaku? Ah! Bukan saatnya!
"Pintu ini terganjal bebatuan bekas reruntuhan akibat guncangan tadi! Kita harus segera pergi ke pintu keluar Utara Inoue-san!" kataku sambil menggenggam tangannya. Aku berlari bersamanya. Melewati koridor yang panjang. Kami harus segera keluar!
"Berhenti Ishida-kun! Apa itu!" kata Inoue-san sambil menghentikan larinya. Aku pun juga berhenti. Aku melihat sesuatu kerdil berlari menuju arah kami. Mereka berwarna hijau, dan memiliki gigi tajam. Mata mereka menakutkan. Merah, benar berwarna merah.
"I-Ishida-kun!" kata Inoue-san lagi. Kami berjalan mundur. Kulihat ada kapak dan tabung penyemprot api.
"Inoue-san! Kau gunakan penyemprot itu! Aku akan menggunakan kapak!!" dengan hati-hati kami mengambil barang itu.
"Wooargh!!" geram mahluk itu. Sebenarnya, mahluk apakah itu.
"Coba kau menyeprot itu pada saat mereka menyerang, Inoue-san!!" seruku. Kukira dia telah mengerti. Aku memegang kapak ini.
"WROAARH!!" mereka mulai menyerang. Inoue-san segera menyeprotkan itu. Aku juga memenggal kepala mereka walau mereka sudah melukai tanganku.
SROOOOT!!
Kami segera berlari dari tempat agar tidak dikejar mahluk menyeramkan itu. Tapi, tetap saja mereka mengejar kami. Inoue-san sudah terlalu lelah , kami harus tetap berlari sampai pintu keluar utara. Akhirnya, pintu itu berada si depan kami. Aku segera membukanya.
KREEK! KREEK!
"Terkunci! Sial!!"
"Kita harus bagaiman, Ishida-kun?" kata Inoue-san yang hampir menangis. Para mahluk aneh itu sudah ada di belakang kami dan kapan saja siap membunuh kami. Aku terus menggenggam tang Inoue-san. Aku tak akan melepaskannya. Kaki mereka yang menjijikan berjalan mendekati kami. Kami akan mati di tangan mahluk menyeramkan itu.
DOR!DOR!DOR!DOR!
Suara tembakan! Tembakan itu mengenai satu-persatu mahluk menjijikan itu. Mereka pun mati dengan darah berwarna hijau keluar dari lubang bekas tembakan.
"Ikuti aku! Akan semakin banyak yang datang!!" kata seorang gadis bermata violet, yang menembak para mahluk itu.
DOR!DOR! DOR!DOR! DOR!DOR!
Gadis itu dengan cermatnya menembaki semua mahluk-mahluk itu tanpa meleset. Aku dan Inoue-san hanya dapat mengikutinya dari belakang. Satu-persatu mahluk-mahluk itu datang. Tapi, satu-persatu juga mereka mati tertembak.
Sampailah kami di pintu keluar barat. Pintunya memang tertutup, tapi disampingnya terdapat lubang besar bekas tabrakan sesuatu benda berat. Gadis itu pergi keluar dan diikuti dengan kami. Terlihat disana sebuah mobil travel berwarna hitam besar yang dapat mengangkut sekitar lima belas orang dengan garis-garis silver menunggu gadis itu. Gadis itu menyuruh naik ke mobil. Aku pun menurut, begitu juga dengan Inoue-san. Setelah kami masuk, gadis itu pun juga masuk kedalam mobil. Tak lama kemudian, mobil itu berjalan.
Setelah masuk, ternyata isi mobil itu melainkan layar-layar computer dan sebagainya.
"Hitsugaya, kau benar, masih ada yang belum ikut ke bawah tanah." kata gadis bermata violet pada seorang laki-laki yang duduk didepan computer.
"Sudah kuduga, dari CCTV atau pendeteksi, masih terlihat dua orang yang berada di Universitas . Hinamori, periksa area kode C476." kata seorang pria berambut silver pada seorang gadis berambut hitam berkuncir belakang.
"Baik, tak terdeksi seorang pun di area koda C476. Perintah datang! Kita harus pergi kemarkas penelitian tekhnologi SUWABARA. Terdeteksi banyak alien yang menyerang!"
Alien?
"Jadi, tugas kita belum selesai? Cih, sial!" kata seseorang yang sedang menyetir. Rambutnya berwarna aneh, yaitu dia memiliki rambut berwarna orange bercahaya. Gadis bermata violet itu lalu pindah kedepan yaitu tepat di sampingnya.
"Tentu belum, bodoh! Kita juga harus segera menyelidikinya!" kata gadis itu. Selain mereka, masih ada 5 orang dengan pakain berbeda-beda. Aku tahu, mereka juga seperti kami. Tapi, yang empat tadi siapa.
Siapakah mereka?
"Permisi, kau siapa?"
Bersambung…
A/N: My first IshiHime!! Yuey! Gaje, aneh, bangeet!! Terinspirasi dari game Alien Shooter by Sigma.
