Prolog

.

.

Disclaimer: NARUTO by Masashi Kishimoto

Genre: Romance

Rate: T

Summary: Kau suka mawar?/ Ya./ Kenapa?/ Mawar itu indah dengan warnanya yang semerah darah./ Mawar merah ya, bagaimana kalau ku beri bunga mawar yang spesial untukmu?/ Apa maksudmu?/ Kau akan tau nanti./ CANON

Warning: OOC, typo.

.

.

.

Don't like, Don't read

.

.

.

.

Tap.. Tap.. Tap..

Suara derap langkah kaki itu menggema di tengah hutan yang berada di wilayah negara Hi. Suasana malam yang sepi membuat suara langkah itu semakin jelas. Di bawah sinar bulan purnama sosok itu terus berlari menembus lebatnya hutan. Pakaian ANBU yang dikenakannya kotor, dengan banyak cipratan darah. Rambut hitam panjangnya tampak berantakan, tapi sosok itu tak peduli dan semakin mempercepat larinya.

Sosok itu terus berlari dan berlari hingga akhinya ia sampai di perbatasan. Dia memperlambat laju larinya hingga benar-benar berhenti saat ia sudah sampai di tepi hutan. Angin berhembus, membelai lembut wajah sosok tersebut. Ia memejamkan mata. Peristiwa itu masih terekam jelas di otaknya seperti serangan tsukuyomi yang membuat si korban menderita. Peristiwa pembantaian klan Uchiha yang dilakukan olehnya, oleh dirinya sendiri. Dia masih ingat segala jerit kesakitan yang terdengar saat itu. Dia masih ingat senyum tulus dari ibu dan ayahnya. Bahkan dia masih ingat wajah adiknya yang menatapnya dengan tidak percaya. Sosok itu menunduk, bahunya bergetar. Samar-samar terdengar suara isakan tangis. Ya, sosok itu menangis. Menangisi hatinya yang terluka. Menangisi dirinya yang lemah dan rapuh.

Perlahan ia mengangkat kepalanya masih dengan air mata yang berlinang, ia memandang sang bulan yang bersinar terang malam ini. Bulan yang menjadi saksi peristiwa berdarah itu. Bulan yang menjadi saksi rapuhnya seorang Uchiha Itachi.

Itachi mulai melangkahkan kakinya perlahan melewati perbatasan negara Hi tanpa menoleh. Bukan tak mau, ia hanya tak sanggup jika pendiriannya akan kembali goyah mengingat segala kenangannya di desa yang ia cintai, Konoha. Mengingat Sasuke, adiknya yang ia tinggalkan seorang diri dengan dendam dihatinya. Itachi menghembuskan nafas lelah memantapkan hatinya. Mulai saat ini Itachi akan menjalani kehidupan barunya. Kehidupan yang dingin dan gelap sebagai kriminal kelas S.

.

.

.

Amegakure

Diatap sebuah bangunan terlihatlah sesosok manusia yang sedang memandangi keindahan bulan purnama malam itu. Cahaya bulan menyinari sosok itu, kini sosok yang ternyata seorang perempuan itu dapat terlihat jelas. Dia mengenakan jubah hitam bercorak awan merah, jubah Akatsuki. Rambutnya bewarna biru pendek sebahu yang dihasi oleh bunga mawar kertas. Iris sewarna madunya tetap melihat kearah bulan yang bersinar indah malam itu. 'Yahiko, bagaimana kabarmu disana?' ucapnya lirih dengan airmata yang mengalir dari kedua iris madunya.

Di dua tempat berbeda dimalam yang sama, dua orang anak manusia berbeda gender sedang memandangi keidahan bulan purnama malam itu, bulan yang sama. Akankah takdir mempertemukan mereka? Biarkan waktu yang akan menjawabnya.

.

.

.

.

Amegakure

Matahari sudah meninggi, menandakan hari sudah beranjak siang. Tak terasa sudah tiga hari dua malam ia berlari dan ia sudah sampai di Amegakure. Sosok berseragam ANBU semakin mempercepat larinya mengingat tempat tujuannya sudah dekat.

Itachi, sosok berseragam ANBU itu menghentikan larinya. Dihadapannya kini berdiri sebuah gedung yang menjulang tinggi, gedung yang merupakan salah satu markas Akatsuki. Ya, Akatsuki akan menjadi rumahnya sekarang yang merupakan salah satu kriminal kelas S.

Itachi melangkahkan kakinya memasuki bangunan gedung itu. Dihadapannya kini ada empat orang laki-laki berjubah hitam dengan motif awan merah kebanggan Akatsuki. Suasana hening hingga sosok laki-laki berambut orange jabrik dengan banyak piercing diwajahnya maju selangkah. " Selamat datang di Akatsuki.." ujar Pain dengan suara datar. Itachi mengangkat wajahnya dan memandang keempat orang itu dengan pandangan yang datar dan dingin. " .. Uchiha Itachi." Lanjut Pain.

.

.

.

Kini dua anak manusia itu berada di tempat yang sama, dalam satu organisasi yang sama bernama Akatsuki. Akankah hal itu mempermulus sang takdir dalam menjalankan tugasnya untuk menyatukan mereka? Sekali lagi, hanya sang waktu yang bisa menjawabnya.

.

.

.

To be Continued

.

.

.

.

A/N:

Haii… ketemu lagi sama saya hehe…

Fic baru lagi. Fic multichap yang You're My Friend (promosi) aja masih in progress ini udah bikin fic baru lagi. Yahh.. karena sang ide terus berseliweran di kepala saya maka daripada mubazir lebih baik saya tuangkan di fic deh, hehe..

Itachi: "Huh, bilang aja loe lagi gak ada ide buat lanjutin YAMY kan?"

Yuki: "Huss.. jangan buka aib."

Itachi:" Bodo." ( ngeloyor pergi)

Yuki: "Kayaknya dia masih pundung deh (ngelirik Itachi) gara-gara dikerjain mulu di YAMY. Sudahlah biarkan. Akhir kata… REVIEW PLEASEEE.."