The Allure Of Tears
Disclaimer : Bleach by Tite Kubo
The Allure Of Tears by Silver Hau, Skipper Cheng, Barbara Wong Chun-Chun, Lawrence Cheng Tan-Shui
Rate : T
Genre : Angst/Romance
Catatan author :
Sebenernya the allure of tears itu salah satu film hongkong yang author suka. Maksudnya nulis cerita ini, author pengen yang meranin cerita ini , pairing – pairing kesukaan author.
Story 1 (IchiHitsu)
Seorang pria berusia awal 20an terlihat sedang sibuk merekam video dengan kameranya. " hei, buat balon – balon itu terbang kearah sini " sambil terus mengatur orang – orang yang bekerja mengatur setting. Bruuk ! "Ichigo ! Ichigo ! "
Di rumah sakit
" dia mengidap kanker otak. " vonis sang dokter
" apa ? tidak mungkin. Selama ini dia terlihat baik – baik saja. " ucap pria paruh baya yang diketahui adalah ayah dari Ichigo, Ishin Kurosaki. Sedangkan Masaki Kurosaki, ibu dari ichigo hanya bisa menangis.
Di kamar rawat
" AAARGH ! KELUAR ! " teriak ichigo
" Tapi ichi,, " lirih sang ibu
" KUBILANG KELUAR ! "
Akhirnya mereka semua keluar meninggalkan ichigo sendirian dikamarnya. Mungkin, ichigo memang membutuhkan banyak waktu untuk bisa menerima keadaannya.
Sementara itu di lapangan rumah sakit
" aakh kau bagaimana sih rukia ? kenapa menendang bola kekamar itu ?"
" aku kan tidak sengaja renji ! memangnya aku mau menendang bola kekamar orang jahat itu ! "
" orang jahat siapa ruki ? renji ? "
" itu shiro nii, ada penghuni baru. Tadi pagi dia berteriak – teriak mengusir semua orang. Iiikh serraam . "
" baiklah aku saja yang mengambil bolanya. "
" jangaaan ! nanti shiro nii di diapa-apain bagaimana ? kalau shiro nii di pukul bagaimana ? "
" Ahahahah, terima kasih momo, kau sudah mengahawatirkanku, tapi kurasa dia tidak mungkin sejahat itu. Ayo "
Didepan jendela salah satu ruang rawat, kini berdiri seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun, dengan segerombolan anak-anak dibelakangnya seperti ingin sembuyi. Padahal tubuh remaja 16 tahun itu terlalu kecil untuk menyembunyikan mereka yang jumlahnya sekitar 7 orang. Kemudian, seorang laki-laki tinggi berambut orange dengan wajah yang cukup sangar, membuka jendela kamar itu sambil memegang sebuah bola di tangan kanannya. Beginilah pikiran orang – orang yang kini berdiri di depan jendela kamar rawatnya itu.
Toushiro :: ' memang seram ternyata '
Rukia :: ' ayah, ada monster '
Renji :: ' tuh, kataku juga apa ? seram kan, '
Yachiru :: ' kamisama, lindungi kami. Jangan sampai dia memakan shiro nii '
Sedangkan yang lain wajahnya sudah ingin menangis. Kemudian toushiro mulai berbicara.
" boleh, kami minta bola kami ? kami ingin bermain. " pinta toushiro. Kemudian ichigo melempar bolanya. " lain kali jika bola itu masuk lagi kekamar ku, jangan harap bola itu kukembalikan dalam keadaan utuh. " ancam ichigo sambil menutup kembali jendelanya dengan kasar.
" shiro – nii aku takut,, huwaaaa " yachiru yang ketakutan akhirnya menangis. " cup cup, yachiru-chan jangan menangis, mungkin kakak itu sebenarnya kesepian. Lihat dia hanya sendirian mengurung diri di kamarnya. Makanya, kita justru harus mengajaknya bermain dengan kita. " nasihat toushiro.
" tidak mau, nanti kita dimakan lagi olehnya " kata rukia sambil sedikit menggigil.
" hahhaha, rukia-chan itu tidak mungkin. Dia kan manusia biasa seperti kita. Dasar kau ini aneh-aneh saja. " kata taoushiro sambil mencubit hidung rukia gemas.
" uuh shiro-nii sakiit " rukia menggembungkan pipinya.
Keesokan harinya, toushiro berjalan-jalan dilorong rumah sakit, tidak sengaja melihat kehebohan di salah satu ruangan.
" KELUAR ! aku tidak mau bertemu siapapun. KELUAR KALIAN SEMUA ! " bentak ichigo. Para perawat sudah lelah mengahadapinya pun akhirnya pergi meninggalkan ruangannya.
" orihime, dia kenapa ? "
" ohh shiro-chan. Seperti biasa, dia tidak mau diperiksa, dia akan mengamuk setiap kali perawat atau dokter datang mengecek keadaanya. "
" ohh begitu, kalau begitu aku coba temui dia "
" eehh jangan ! bisa – bisa kau di lempar vas bunga olehnya. "
" dicoba dulu, aku tak mungkin takut sebelum mecoba. "
" haah ya sudah lah. Hati – hati ya shiro-chan "
Tok tok tok
" hei, boleh aku masuk ? " taoushiro pun memasuki kamar ichigo. Kemudian melihat ada sebuah handycam . " waah, keren handycam terbaru. Kau bisa menggunakannya. "
" siapa yang mengijinkanmu masuk dan menyentuh barang-barangku ? " sinis ichigo.
" habis aku ketok kau tidak menjawab. Aku Tanya pun kau diam saja. Aku anggap itu sebagai jawaban ya. "
" cihh, keluar kau dari sini. Jangan mengangguku. "
" aku hitsugaya toushiro. Pengidap kanker darah. Kamar ku nomor 10. Hanya 5 kamar dari kamarmu ini " ucap toushiro sambil mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.
" cihh, kurosaki ichigo. Kanker otak. "
" sekali – kali kau harus keluar. Diam terus didalam kamar justru akan membuatmu semakin stress. Aku tau kau belum bisa menerima keadaan. Tapi dengan, berteriak kesemua orang takkan memperbaiki apapun. "
" memangnya dengan aku bermain denganmu aku bisa sembuh. Tidak kan ? "
" memang tidak mungkin, tapi kau bisa menjadi lebih rileks. Pasti menyenangkan, kalau kau mau. Jam 5 sore ini kami akan main bola di halaman. Aku pergi dulu lah ichi. "
Sore hari
" shiro-nii oper ke sini "
" terima ini rukia,, "
Hup bola malah diambil oleh renji
" hei ! renji kau curang, shiro-nii kan mengoper kepadaku, kenapa kau yang ambil. "
" hahah, kau lambat sih dasar pendek "
" uuh kau awas yaa. Akan kurebut bolanya "
" coba saja pendek, kalau kau bii- "
Tiba – tiba renji terdiam. Dia kaget melihat ichigo di lapangan
" hei, ichi ! kau datang juga. "
" huwaaaa ada kakak jahat " teriak yachiru
Twitch twitch perempatan siku-siku muncul di kening ichigo
" siapa yang kau bilang jahat bocah ! "
" tuh kan dia mengamuk, cup cup yachiru jangan nangis nanti dia mengamuk looh " rukia menenangkan yachiru
Twitch perempatan lain muncul
" hei, apa maksudnya itu ?! "
" berhentilah mengomel ichi, mereka akan semakin berpikir yang tidak-tidak tentangmu. "
Semenjak hari itu, ichigo semakin baik. Tidak lagi berteriak kepada perawat atau dokter yang memeriksanya. Anak-anak pun jadi menyukainya. Mereka sering bernyanyi dan bermain bersama. Ichigo sering membuat video documenter berisi harapan dan kehidupan anak-anak di rumah penderita kanker tersebut. Ichigo dan toushiro pun semakin dekat. Bahkan mereka telah menjadi sepasang kekasih.
Malam itu, ichigo dan toushiro kabur. Dengan ichigo yang membawa handycamnya untuk merekam momen-momen mereka. Mereka mengendarai motor. Dengan toushiro merekam mereka dengan video.
" shiro, ayo kita mati bersama,, "
" iya ayoo. "
Mereka sudah berjanji ingin mati bersama. Menerima penyakit yang ada tubuh mereka. Bagi mereka, dengan mati bersama mereka seperti mengikat janji sehidup semati.
Hingga suatu hari, toushiro yang di ketahui hanya tinggal bersama ayahnya. Dia bercerita bahwa ia sangat ingin bertemu dengan ibunya. Dia ingin tau kenapa ibunya meninggalkannya. Apa benar ibunya tidak menginginkannya.
" aku sudah mencari informasi tentang ibumu. Dia bekerja disebuah salon. "
" antar aku kesana, "
" kau yakin, kau siap ? "
" yaa aku yakin, aku sangat ingin bertemu dengannya."
Mereka akhirnya melarikan diri lagi dari panti. Mereka pergi untuk menemui ibu toushiro. Ketika mereka sampai di salon tersebut. Toushiro meminta pelayanan creambath sebagai dalih agar bisa bertemu sang ibu. Ketika sedang memijat ibu itu bercerita, dia bekerja seperti ini untuk menghidupi anaknya yang masih kecil. Toushiro tidak bisa menerima kalau ibunya telah memiliki keluarga baru. Meskipun, dia belum sempat mengatakan bahwa ia adalah putra dari si ibu yang ditinggalkan ketika masih berumur 3 bulan. Toushiro berlari tak tentu arah, hingga iya terjatuh.
" hiks hiks dia benar benar tidak menginginkanku. Hiks "
" shiro ! astaga kakimu berdarah ! kita harus segera kerumah sakit. " ichigo merobek kaosnya untuk meredam pendarahan di kaki toushiro. Sebagai penderita kanker darah, jika terjadi luka kecil saja maka darah akan keluar sangat banyak dan sulit menghentikan pendarahan. Ichigo menggendong tushiro yang mulai kehilangan kesadarannya.
" kumohon bertahanlah toushiro ! "
Ketika di rumah sakit, toushiro dikamar rawat bersama seorang kakek yang sedang menemani istrinya, sedangkan ichigo sedang keluar berbicara dengan dokter dan mengurus administrasi.
" loh kepala sekolah ? ini aku hitsugaya toushiro. Dulu aku sempat bersekolah di sekolah music milik pak kepala, aku memegang biola "
" ohh, maaf aku tidak begitu mengingatnya. "
" tak apa, istri anda sakit apa ? "
" kanker hati, stadium 4. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk sembuh. Kau sendiri kenapa? "
" aku jatuh dan kakiku berdarah. Aku mengidap kanker darah, itu sebabnya luka kecilpun bisa berakibat fatal. "
" ooh. Tapi kau memiliki kekasih yang sangat menyayangimu ya ? "
" eeh iya,, dia juga mengidap kanker otak. Kami bertemu di rumah para penderita kanker. Kami berjanji untuk mati bersama. " ucap toushiro sambil tersenyum hangat.
Kepala sekolah, menatap sendu. Kemudian berkata
" bagaimana dengan berusaha untuk tetap hidup. "
" ehh ? "
" ketika kau mencintai seseorang kau akan berusaha membuatnya tetap berada didunia. Tetap bisa menjalani hidupnya. Jika kau benar-benar mencintainya, kau akan berusaha membuatnya bertahan hidup " kata kepala sekolah sambil menatap sendu istrinya.
" Shiro ! kau sudah bangun ? "
" ehh iya ichi. Ohh perkenalkan ini kepala sekolahku dulu di sekolah musik "
" kurosaki ichigo " kata ichigo sambil membungkukan badan hormat.
" ahh aku yamamoto. Kau kekasihnya shiro ? "
" ehh ahh iya, hehhe " ichigo agak canggung
" oh iya shiro, kau sudah boleh pulang. "
" iya, ayo ichi. Dan – terima kasih kepala sekolah sudah mengingatkanku. " kata toushiro tersenyum namun terlihat sendu
" hemp, sama sama " yamamoto tersenyum.
Beberapa hari kemudian, di sebuah taman. Ichigo dan toushiro berdiri dibawah pohon maple.
" ichi, ada yang ingin ku katakan "
" ya katakana saja shiro "
" tapi berjanjilah kau takkan marah padaku. "
" memangnya kenapa shiro ? "
" aku . . . aku mendapat donor tulang belakang . aku harus melakukan operasi pencangkokan tulang belakang di Kyoto. "
" apa ?! tapi bukankah kita sudah berjanji untuk mati bersama ? kenapa tiba tiba ? "
" aku ingin sembuh ichi. Aku ingin hidup. Maafkan aku. "
" Kau ! Kau bohong padaku ! kau mengingkari janjimu ! " kemudian ichigo berlari meninggalkan toushiro
" ichi . . . maafkan aku . . . aku ingin kau hidup "
Keesokan harinya shiro dijemput ayahnya. Mereka akan berangkat ke Kyoto. Toushiro berpamitan ke semua orang kecuali ichigo. Ichgo mengurung diri dikamarnya sejak kemarin.
Satu bulan kemudian
To : Ichigo
From : Toushiro
Hai ichi apa kabar. Aku harap kau sudah tidak marah padaku. Aku ingin kita mengganti janji kita. Bagaimana jika kita berjanji untuk bertahan hidup bersama. Aku sedang bersiap untuk operasi pencangkokan tulang belakang.
To : Toushiro
From : Ichigo
Tentu saja aku sudah tak marah. Maafkan aku yang terlalu egois. Seharusnya aku mendukungmu. Aku sungguh egois.
To : Ichigo
From : Toushiro
Kau harus mau operasi. Kemudian kita akan bertemu lagi saat kita sudah sama-sama sembuh. Bagaimana ?
To : Toushiro
From : Ichigo
\ Ya, baiklah. Kita kan bertemu kembali saat kita sudah sembuh.
Mereka terus berkirim email. Setiap hari, toushiro mengabari perkembangannya. Dan ichigo menceritakan perkembangan di panti.
To : Toushiro
From : Ichigo
Shiro, rukia sudah pergi. Kami kehilangan satu teman lagi selain dirimu. Dia meninggal tadi pagi.
Mereka terus bertukar cerita melalui email. Hingga satu tahun kemudian, ichigo sudah sembuh pasca operasi. Mereka berjanji bertemu.
To : Ichigo
From : Toushiro
Syukurlah ichi, kau sudah sehat. Seperti janjiku kita akan bertemu lagi saat kita berdua sudah sembuh. Aku akan menunggumu di Gallery Piece Of Heaven besok.
Sekarang ichigo sedang berada dalam gallery tersebut. Dia tidak menyangka. Isi gallery ini merupakan semua foto yang dia ambil dipanti. Ada foto saat mereka bernyanyi bersama. Foto saat yachiru menangis. Foto saat rukia dan renji bertengkar. Gallery ini memang di buat oleh toushiro untuk memenuhi keinginan ichigo yang ingin memiliki gallerynya sendiri. Tetapi ada yang aneh, setiap orang seperti memandang kearahnya. Tapi dia cuek. Sampai dia menemukan sebuah tanda yang menuntunnya menuju suatu ruangan. Ketika dia memasuki ruangan itu. Sebuah proyektor menampilkan toushiro yang sedang berbicara, berbicara kepada ichigo.
" Ichigo, saat kau melihat ini. Aku pasti sudah tidak ada di dunia ini lagi. Maafkan aku yang sekali lagi berbohong padamu dan mengingkari janjiku lagi. Sebenarnya tidak ada donor tulang belakang untukku. Aku ingin kau bertahan hidup ichigo. Aku ingin kau menikmati dunia yang tak bisa kunikmati lagi. Ichigo,,, aku mencintaimu. Untuk itu aku ingin kau hidup ichigo. Hiks Hiks Semangat ! Hiks Semangat ! . "
Kemudian proyektor itu mati. Ichigo meringkuk dilantai. Menangis sekeras-kerasnya.
" kenapa shiro ? kenapa kau meninggalkanku ? aku berusaha sembuh untukmu. Shiro kembalilaah "
Namun , toushiro sudah tidak mungkin kembali. Ichigo akan menjalani hidupnya seperti yang diinginkan toushiro.
Selamat jalan toushiro. Aku akan hidup untukmu.
Tamat
Catatan author :
Kenapa tamat ? karena chapter 2 beda ceritanya. Emang The allure of tears itu filmnya juga terdiri dari 3 cerita yang berbeda.
Pairing selanjutnya : GinKira
