Ini fic pertama saya, jadi saya mohon kritiknya ya !
Ini terinsprasi dari chapter 72 VK (kalo gak salah) Read n Review please !~
Ini fic Romance ato humor sya jga bingung XDD (jangan tanya)
Summary: Setelah Kaneme Kuran menghilang ntah kemana setelah kepergok bunuh ayahnya Aidou, Yuki memutuskan untuk membuka kembali Night Class yang sudah ditutup selama 1 tahun. O, ya, setting nya setelah Ichiru meninggal. Datanglah seorang gadis tak dikenal yang diundang Kaien Kurosu. Siapa dia? XDD ( OC and OOC)
Warnings: OC, OOC, Garing, gaje ,aneh, typo(s), blablabla
Disclaimer
Vampie Knight by ©Matsuri Hino
"Aya, jangan menyalahkan dirimu sendiri"
Suara lembut dari seorang laki-laki yang sedari tadi mendekapku terasa membuat jantungku berdegup kencang. Siapa dia? Kenapa ia bisa tahu namaku?
"Tolong, lepaskan aku" kataku seraya berusaha melepaskan pelukan laki-laki ini. Tapi ia mendekapku lebih erat dari sebelumnya. Terasa aura aneh, apa ini hanya perasaanku saja. Dadaku terasa sesak. Ruangan ini begitu gelap, hanya cahaya bulan yg menembus jendela yang terlihat olehku begitu terasa hampa, membuat perasaan semakin menyesakkan.
"Aya, terima kasih dan maafkan aku.." Kata-kata yang keluar darinya terasa sesepi ruangan ini.
Tiba-Tiba ia menancapkan taringnya dileherku. Itu membuatku sangat terkejut. Jantungku berdetak lebih cepat, bahkan aku bisa mendengar suara darah yang mengalir di tenggorokannya.
"Hentikan, Vampire! hhh" Napasku berlomba. Sontak aku terbangun dari tempat dudukku. Eh? Mataku terbelalak melihat sesosok laki-laki tengah berdiri dihadapanku. Hanya mimpi? Aku tidak menyadari bahwa aku membentak Zero barusan. Rupanya dari tadi aku tertidur di bangku didepan ruangan kepala sekolah Kaien. Laki-laki itu menatapku dengan tatapan bingung
"Maaf" aku menunduk refleks. Malu sekali, lebih baik, aku tidak memikirkan mimpi aneh itu lagi.
"Terserahlah, Ia sudah menunggumu didalam" Kata Zero tak peduli "Baiklah" Kataku. Zero membukakan pintu kepala sekolah.
"Kyaa, Aya-chan.. Maaf membuatmu lama menunggu" Kata lelaki berkuncir dan berkacamata itu berlari kearahku lalu memelukku. Refleks aku melayangkan kepalan tanganku dan mengenai pipinya yang sebenarnya tidak terlalu keras.
"Ma-maaf kepala sekolah, aku tidak sengaja" Kataku
"Sekali lagi maaf, aku hanya tidak biasa" Lanjutku, sambil menunduk.
"Aku hanya ingin memeluk Aya-chan yang seperti anakku, tidak kusangka Aya-chan ternyata dingin seperti zero" Kata kepala sekolah dengan ekspresi menangis lebaynya. "Maaf" Kataku sambil menenangkan kepala sekolah yang tampak memojok diruangan.
"Nanti kau akan terbiasa" Kata zero menyilangkan tangannya sambil bersandar didinding dekat pintu, membuang pandangannya. Sesaat kemudian, kepala sekolah mengubah ekspresinya lagi menjadi serius dan kembali duduk di kursinya. Kepala sekolah yang aneh.
"Ada hal serius yang ingin kubicarakan denganmu, Aya-chan" Yah, aku yakin itu memang hal yang penting sampai-sampai ia memanggil seseorang dari asosiasi hunter. "Sejak Night class dibuka kembali seminggu yang lalu, aku ingin kau bersekolah disini dan melindungi murid-murid day class" Katanya
"Maksud anda, menjadi guardian? Kenapa aku?" Kataku tak percaya
"Yagari menceritakan banyak hal tentangmu. Aku yakin, kau yang terbaik" Katanya dengan riang. Aku tidak yakin akan hal ini, tapi jika ini cara yang bisa kulakukan untuk membantu, akan kucoba lakukan. Walaupun aku ragu memikulnya.
"Seperti yang kau ketahui, sejak Kaname-kun menghilang, mungkin siswa night class akan kurang terkendali, walaupun ada Yuki, tapi aku sedikit khawatir" Lanjutnya.
"Apa aku saja tidak cukup?" Kata zero dengan nada datar. "Bukan begitu zero-kun" Kata Kaien histeris.
"Baiklah" Ucapku. Aku tidak bisa menolak. Mungkin yang dikatakan kepala sekolah benar, mungkin akan ada kekacauan jika 'ketua' mereka tidak ada disana.
"Huwaa.. senang sekali Aya-chan bersedia" Katanya terharu. "I-Iya" kataku.
"Zero, sekarang tolong antarkan Aya-chan ke kamarnya"
"Bukannya, aku harus pulang dulu untuk mengambil barang- barangku?" Tanyaku heran.
"Tidak perlu, Ini sudah larut malam, Yagari sudah kuminta membawanya ke kamar asramamu" Katanya tersenyum.
"Terima kasih. Maaf merepotkan" Kataku menunduk, lalu berjalan keluar melalui pintu. Zero berjalan disebelahku. Kami terus menyusuri lorong koridor yang sepi. Mungkin aku harus memulai pembicaraan supaya tidak membosankan, lagipula ada banyak hal yang ingin kubicarakan dengannya. "Zero, apa kau masih mengingatku? Aku Ayaka Hanamura" Kataku sambil menunjukkan senyum terbaikku dan menunggu reaksinya.
"Entahlah"
"Baiklah, mulai sekarang, aku akan berusaha membantumu" Kataku dengan bersemangat, mengalihkan topik pembicaraan. Sedih juga rasanya jika ternyata Zero tidak mengingatku. Tapi, apa boleh buat, yang penting, aku sudah bisa menemuinya sekarang.
"Aku tidak yakin" Kata Zero
"Zero,mohon bantuannya ya" Kataku dengan tersenyum
"Terserahlah" Kata itu terdengar seperti kata 'diamlah' ditelingaku. Menyebalkan, tapi aku tahu dia orang yang menyenangkan dan dia adalah orang yang hebat. Aku selalu mengaguminya. Saat aku tinggal di asosiasi hunter, aku selalu mendengar berita tentangnya. Aku ingin menjadi seperti zero. Orangtuaku yang seorang hunter, juga tewas saat melakukan 'perburuan'. Sejak usiaku 4 tahun, aku tinggal dan belajar di asosiasi hunter. Tapi aku tidak sendirian.
Yagari-senseilah yang melatihku. Dulu, sebelum keluarga Zero diserang Hiou Shizuka, Yagari-sensei sering melatih kami bersama. Zero kecil benar-benar anak yang hangat, Ia sangat menyayangi Ichiru. Walaupun Ichiru sekarang sudah tidak ada, aku ingin menjadi orang yang akan melindungi zero. Aku tahu, itu terdengar sangat konyol, melihat umur Zero yang lebih pantas kusebut kakak. Zero yang kulihat sekarang sangat berbeda, terlihat kesepian dan menutup rapat dirinya.
"Ini kamarmu, barang-barangmu sudah didalam" Katanya sambil membukakan pintu. "Terima kasih" Kataku. Zero berlalu tanpa mengucapkan kata-kata apapun.
Review please~ ! Arigato...
Jika Review'a mencukupi (?) maka saya akan melanjutkan cerita ini wahahah -ditendang para senior-
