Rated: T
Genre: romance, fantasi, persahabatan, humor
Disclaimer: Yah, Jika aku mempunyai dan bisa menggunakan millenium rod seperti Marik, aku akan mencuci otak Kazuki-sensei sehingga memberikan mereka kepadaku. Tapi karena aku hanya orang biasa dan bukan berasal dari Mesir (walaupu aku berkulit cokelat) dan aku tidak memiliki millenium item, jadi itu hanya akan menjadi mimpi belaka.
Jadi, mereka semua karakter milik Kazuki Takahashi. Aku tidak membuat keuntungan apa pun dari cerita ini.
Catatan Pengarang:
Hallo .. ini cerita puppyshipping. Itu berarti Seto dan Jounouchi dari Yu-Gi Oh!
Aku menyukai pairing mereka berdua. Aku juga suka dengan Mokuba.
Oh, ini adalah versi bahasa Indonesia yang kebenahi. Versi bahasa lain sangatlah jelek dan aku membuat banyak kesalahan kata.
Ringkasan: Cerita ini dimulai dengan Seto dan Jou adalah sepasang kekasih. Mereka telah lulus dari sekolah menengah tingkat atas. Dalam cerita ini Yugi dkk juga masih ada. Tentu saja terdapat magic juga.
Kaiba menemukan anak laki-laki pirang kecil di pintu gerbang depan rumahnya. Dia ingat puppy-nya marah dengan dia karena dia membatalkan janji yang mereka buat dan yang lainnya.
- Spell of Love-
Italic: berpikir atau berbicara dalam hati.
Mari kita mulai.
Seorang anak laki-laki membuka matanya pelan-pelan.
"Apa... dimana aku, uugh... rasanya perutku mulas."
".. Hei, kamu sudah bangun sekarang?" Ada siluet seorang yang berdiri di dekat jendela. Cahaya yang remang-remang tidak dapat begitu memperlihatkan siapakah orang tersebut.
"Siapa di sana?" Dia mengejab-ngejabkan matanya agar dapat menyesuaikan dengan cahaya remang. Orang yang berdiri di dekat jendel itu mulai berjalan ke tempat tidur. Anak itu tidak melihat dia. Dia sibuk memegangi perutnya yang terasa tidak enak.
"Hei Nak, aku pikir aku orang yang seharusnya bertanya kepadamu. Mengapa kamu berada di gerbang depan mansionku, kehilangan kesadaran dan memakai baju dan celana dua kali ukuran dari tubuhmu?"
"Anak, ukuran? Apa sih maksudnya .. dan suara ini rasanya pernah kudengar." Anak itu mengerutkan keningnya. "Apa yang kau maksud dengan anak kecil? Dapatkah kau lihat, aku bukan anak kecil!" Anak itu tiba-tiba merasa marah, ia masih merasa pusing tapi berhasil mengubah posisi menjadi duduk di atas tempat tidur.
"Yah, aku tahu apa yang aku lihat. Berbohong kepada seseorang yang telah menyelamatkan hidupmu adalah tindakan yang tidak baik. Apakah orangmu tidak memberi tahu tentang tatakrama?" Suara itu terdengar tidak sabar.
"Apa yang kau bicara-" Anak itu menyadari sesuatu. Dia dapat melihat tangannya di keremangan cahaya lampu. "Apa? Kecil?". Dia berkedip "Siaaal..". Dia kemudian mengusap tangannya ke dadanya secara perlahan. Untuk menenangkan dirinya.
"Jadi, bagaimana ceritanya kamu dapat berada di gerbang depan dan tidak sadarkan diri, Apakah kamu tersesat? Dokter bilang kau tidak sakit, hanya sedikit lemah dan mungkin sedikit sakit perut ." Dia memutar bola matanya. Walaupun anak itu tidak dapat melihatnya. Dia benar-benar ingin segera menyingkirkan masalah ini.
"Mereka menggunakan mantra .." Anak itu bergumam sesuatu.
"Apa, mantra?" Orang yang sedang berdiri itu mendengar dan menjadi merasa penasaran dan ingin tahu.
"Sial, mereka.. mengapa mereka melakukan hal ini? Aku bodoh, percaya pada mereka." Orang itu tidak paham apa yang anak itu gumamkan. Anak itu tampak tenggelam dalam dunianya sendiri sekarang.
"Bisakah kamu menjelaskan apa yang kamu bicarakan?" Anak itu merasa kesal. Dia memalingkan kepalanya untuk melihat orang yang mengganggunya.
"Terima kasih untuk bantuanmu. Tetapi kau membuat aku merasa .." Anak itu tampak terkejut. Dia hanya menatap orang yang berdiri di kirinya. "Sialan!"
"Hei, jaga bicaramu..."
Orang yang sedang berdiri itu, memiliki rambut bewarna warna coklat dan mata biru saphier. Dia menatap anak itu. Dia merasakan sesuatu ketika ia menemukannya pertama kali. Rambut pirang dan tatanan gaya rambut yang aneh. Tapi tidak mungkin, dia hanyalah anak-anak. Mungkin dia juga baru berumur sepuluh tahun. Tetapi melihat anak itu mengingatkannya kepada seseorang. Ya, dia telah menyakitinya satu minggu yang lalu. Dengan membatalkan janji beberapa kali. Dia tidak pernah datang ke mansion dan tidak menjawab telepon darinya setelah itu. Dia pikir lebih baik memberinya waktu karena dia tidak ingin kehilangan orang itu.
Puppy-nya marah terhadapnya.
"Eh, a-aku harus pergi." Anak itu mulai berdiri dengan memegang perutnya. Wajahnya menunjukkan bahwa dia merasa bingung dan tidak enak. Ia berjalan melewati orang yang tinggi itu dan menuju kea rah pintu. Dia berjalan dengan gugup.
"Hei Nak, aku minta maaf jika aku membuatmu merasa tidak nyaman." Dia mendesah dan mengikuti anak itu. Hanya dengan satu tangan, ia membuat anak itu berhenti dan berbalik padanya. Sesuatu seperti aliran listrik melewati tangannya ketika ia menyentuh tangan anak itu. Biasanya itu hanya terjadi ketika ia menyentuh puppy-nya. Dia kemudian terdiam.
"Apa..." Anak itu mencoba untuk melepaskan tangannya dari cengkeraman tangan itu. Tanpa peringatan, orang itu menarik tubuh anak kecil itu dan memeluknya.
"Jou .." Anak itu tetap diam. Orang langsung melepaskan tangannya setelah menyadari apa yang dia lakukan.
"Maafkan aku .." Dia menghela napas dengan berat. Anak itu menatap dengan mendongakkan kepalanya.
"Apa yang terjadi?" Orang itu menatap mata anak itu. Warna mata yang sama. "Kau tampak sedih?" Suara anak itu melunak.
"Heh, apakah aku terlihat sangat tertekan karena kamu tiba-tiba memperhatikan sekarang?" Dia tertawa. "Jika aku menjawab pertanyaanmu, bisa kamu ceritakan apa yang terjadi?"
Anak itu mengangguk. "Yah, kurasa .."
"Aku melukai perasaan seseorang yang sangat aku pedulikan." Dia merasa keluar dari karakter yang biasa diperlihatkannya ketika ia mengatakan hal itu kapada seorang anak yang mirip dengan kekasihnya hanya saja dalam mode chibi.
"Um .. begitu, jadi kau sedang bertengkar dengan seseorang?"
"... Ya."
"Apakah hal itu yang membuatmu merasa sedih?"
"..." Orang itu tidak mengatakan apa-apa.
"Gezz, kau sangat merepotkan Kaiba .. jujurlah dengan perasaanmu..." Anak itu terdengar kesal. Dengan tangan kecilnya, ia meremas dengan lembut tangan lelaki yang tinggi itu.
"Apa .." Kaiba berkedip. "Kenapa kamu tiba-tiba memanggilku begitu? .. Tidak mungkin .. kamu-" Anak laki-laki berambut pirang melepaskan tangan lelaki tinggi itu. Dia terseyum.
"Heem, aku pikir aku harus memberitahu apa yang sebenarnya terjadi sekarang .." Dia menggelengkan kepalanya. "Marik dan Bakura menggucapkan mantra dan aku tak tahu apa yang terjadi kemudian.".
Kaiba hanya diam. Ia menjatuhkan lututnya dan memeluk Jou "Jadi, ini memang kamu..."
"Hei... jangan terlalu erat... Aku-aku tidak bisa bernapas .." Jou mencoba melepaskan diri. tubuh kecil miliknya sekarang tidak dapat dibandingkan dengan tubuh Kaiba. "Lepas-kan.." Ketika Jou berusaha melepaskan diri, terdengar suara pintu terbuka.
"Kakak? !"
Nah, untuk chapter pertama sekian dulu. Semoga ceritanya mudah dipahami dan terimakasih telah membaca. Jika tidak keberatan, apakah cerita ini masih dapat mendapat perhatian?R&R?
