Summary : Hanya kumpulan oneshoot tentang Yixing x everyone, dengan berbagai macam genre dan setting cerita / EXO FF / BL / DLDR / RnR? *bow*
Genre : Campur aduk (?)
Rate : T
Cast : Zhang Yixing and Do Kyungsoo
Warning : BL, OOC, typo(s), badfic, DLDR
Disclaimer : Semua chara di fanfic ini bukan milik saya. Mereka milik Tuhan, keluarganya, dan diri mereka sendiri. Tapi fanfic absurd ini murni milik saya :D
Happy Reading ~
"Xing ge, sebenarnya kau mendengarku tidak sih?" gerutu seorang namja mungil pada seorang namja yang terlihat serius berkutat di depan laptopnya.
"Aku mendengarmu, Soo-ya." gumam Yixing tanpa melepaskan tatapannya pada benda persegi di depannya.
"Kalau begitu, tadi aku bilang apa coba?" tanya Kyungsoo sedikit sinis. Kalau tidak ingat laptop itu berisi data-data penting perusahaan, ingin rasanya Kyungsoo membanting benda menyebalkan yang telah mengalihkan dunia tunangannya itu. Apa laptop itu lebih menarik daripada aku? batin Kyungsoo jengkel.
Yixing menatap Kyungsoo sekilas, lalu kembali menatap laptopnya. Saking kesalnya, bahkan Kyungsoo merasa tatapan Yixing pada laptop itu jauh lebih mesra daripada tatapan Yixing ketika menatapnya. Oke, mungkin Kyungsoo memang terlalu berlebihan.
"Kau bilang kau ingin Luna yang menjadi MC di acara pernikahan kita nanti. Lalu kau juga bilang ingin memakai lily putih sebagai dekorasi di sekitar panggung."
Kening Kyungsoo berkerut samar mendengar jawaban sang tunangan. Dia sudah menduga, Yixing pasti tidak mendengar ocehannya tadi. Jadi jangan salahkan Kyungsoo kalau sedetik kemudian, dia berteriak kesal di depan wajah Yixing yang masih saja memasang tampang datar.
"TUH KAN! SUDAH KUDUGA KAU MEMANG TIDAK MENDENGARKAN AKU! KAU MENYEBALKAAAANNN!"
Yixing menutup telinganya mendengar teriakan tujuh oktaf dari tunangan mungilnya. Dia yakin, beberapa pegawainya yang berada di luar mungkin akan terkena serangan jantung mendadak. Mungkin Yixing terdengar hiperbola, tapi sungguh, tadi Yixing merasa ruangannya sedikit bergetar seperti diserang gempa.
"Memang ada yang salah?" tanya Yixing sambil menatap Kyungsoo. Kali ini Yixing melupakan sejenak laptopnya.
Kyungsoo menghembuskan nafas jengkel. Tiba-tiba saja dia mengutuk dirinya sendiri, bisa-bisanya dia mencintai namja tidak peka seperti Zhang Yixing. Ya Tuhan, apa salah dan dosanya?
"Yang aku ingin bukan lily putih, tapi mawar putih. Dan aku ingin Luhan noona yang menjadi MCnya, bukan Luna noona..." Kyungsoo memberi jeda sejenak dan menatap Yixing dengan tajam. Oh, sepertinya tanduk Kyungsoo mulai keluar lagi. "Kenapa kau malah teringat pada Luna noona di saat-saat seperti ini? Gege masih mencintai perempuan itu?!"
Yixing menggeleng tegas. "Tidak. Seluruh dunia tau bahwa sekarang dan untuk selamanya, aku hanya akan mencintaimu seorang. Do -anio- Zhang Kyungsoo."
Blush. Pipi Kyungsoo seketika memerah mendengar perkataan Yixing. Meski Yixing sering mengatakan hal-hal berbau gombal seperti itu, Kyungsoo tetap saja melayang setiap kali mendengarnya. Tapi tidak! Kali ini dia tidak akan luluh. Susah payah dia datang ke kantor Yixing demi membahas persiapan pernikahan mereka, tapi namja itu malah tidak menanggapinya. Yixing sudah membuatnya kesal, jadi dia tidak akan luluh oleh kata-kata Yixing.
"Benarkah? Huh, kau bahkan lebih memperhatikan laptopmu daripada aku!" Kyungsoo memalingkan wajah dan menyilangkan tangan di depan dada.
"Haish, kenapa susah sekali menghubungi tuan Song? Padahal proyek ini cukup menjanjikan." Yixing mengeluh pelan. Kali ini dia bukan hanya sibuk dengan laptop di depannya, tapi juga smartphone di tangannya.
Kyungsoo menggeram kesal. Dengan gerakan kasar, dia bangkit berdiri dan menyambar kotak bekal di meja Yixing, memasukkannya ke dalam tas dan melangkah keluar.
"Kau benar-benar menyebalkan, ge. Menikah saja sana dengan laptopmu! Aku pulang!"
Baru beberapa langkah Kyungsoo meninggalkan kursinya, Yixing meraih pergelangan tangannya, membuat langkahnya terhenti.
"Apa?!" sentaknya galak.
"Kau baru saja datang, masa sudah mau pulang? Tinggallah dulu sebentar, aku masih merindukanmu." Kata Yixing lembut. Dengan tangannya yang lain, dia menutup laptopnya dan meletakkan smartphonenya di meja.
Kekesalan Kyungsoo sedikit memudar ketika mata belonya bertemu dengan tatapan teduh sang tunangan. Dia menurut saja ketika Yixing menuntunnya duduk di sofa panjang yang ada di ruangan itu.
"Untuk apa aku masih disini kalau kau mengacuhkanku, ge? Aku tidak mau membuang waktuku secara percuma, masih banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan sebelum aku mengajukan cuti."
"Maafkan aku, sayang. Aku tidak bermaksud mengacuhkanmu." Yixing mengecup kening Kyungsoo dengan lembut. "Sama sepertimu. Aku juga harus menyelesaikan pekerjaanku, supaya nanti bisa menikmati bulan madu kita dengan bebas. Tanpa harus dipusingkan oleh urusan kantor."
"Aku tau kau sibuk. Tapi kita juga harus membahas persiapan pernikahan kita, ge. Aku ingin semuanya berjalan dengan lancar dan sempurna. Karena itu, kita harus mendiskusikannya bersama." Tutur Kyungsoo pelan. Gerakan tangan Yixing yang mengusap rambutnya membuat kekesalannya benar-benar lenyap.
"Baiklah, baiklah. Jadi, apa yang diinginkan calon istriku yang manis ini?" tanya Yixing sambil menyentil pelan kening Kyungsoo.
Kyungsoo mengerucutkan bibirnya. "Seperti yang tadi kubilang, aku ingin ada tambahan mawar putih di sekitar panggung dan beberapa sudut ruangan. Aku sudah menghubungi Luhan noona dan dia bersedia menjadi MC di resepsi kita. Oya, gege sudah menghubungi Jewelry and Art, kan? Pastikan minggu depan cincin kita sudah selesai. Umma bilang, kita harus mencobanya terlebih dulu. Umma juga ingin melihat seberapa bagus kualitasnya. Ah, kemarin Bora noona menghubungiku dan mengatakan bahwa jas pesanan kita sudah jadi. Dia bilang sebaiknya kita segera datang ke butiknya dan melakukan fitting. Lebih cepat lebih baik, supaya jika ada yang kurang cocok, dia bisa segera memperbaikinya. Bagaimana, ge? Besok kita kesana ya?"
Yixing terlihat berpikir. "Besok aku ada rapat penting dengan investor asing, jadi sepertinya besok tid..." Melihat wajah Kyungsoo yang mulai menggelap, Yixing buru-buru menambahkan. "Baiklah, akan aku usahakan. Tapi mungkin agak sore, karena rapatnya dimulai setelah makan siang."
Kyungsoo tersenyum cerah. "Tidak masalah. Kita bisa makan malam bersama setelah itu."
Yixing mengacak ringan rambut Kyungsoo. "Benar juga. Sudah lama sekali kita tidak makan malam bersama."
"Itu karena kau selalu sibuk. Aku yakin, kalau hari ini aku tidak membawakanmu bekal, kau pasti akan melewatkan makan siangmu lagi."
Yixing tertawa kecil. "Mungkin saja. Aku bahkan tidak merasa lapar sama sekali."
Kyungsoo mencubit pelan perut Yixing. "Jangan seperti itu, ge. Jangan membuatku khawatir. Bekerja boleh, tapi kau juga harus memperhatikan kesehatanmu."
"Iya, sayang, aku tau. Karena itulah aku membutuhkanmu di sisiku, untuk mengurusku dan membuat kehidupanku seimbang." Yixing meraih Kyungsoo ke dalam pelukannya, mengusap kepala tunangannya dengan penuh kasih sayang. Sementara Kyungsoo menyenderkan kepalanya di dada Yixing dengan manja. Yixing selalu bersyukur karena takdir telah mempertemukannya dengan Kyungsoo, namja yang begitu sabar menghadapi dirinya yang kaku dan tidak peka. Meski Kyungsoo terkadang meledak dan cukup sering membuat telinganya sakit, tapi Yixing tau, tidak ada seorangpun yang mengerti dirinya seperti Kyungsoo. Dan yang pasti, tidak ada seorangpun yang bisa mencintainya seperti Kyungsoo mencintainya. Dan Yixing bahagia, sangat bahagia. Karena dua minggu lagi, sosok mungil nan manis dalam dekapannya ini akan resmi menjadi pasangan hidupnya. Kyungsoo memang bukan cinta pertamanya, tapi Kyungsoo adalah cintanya yang terakhir. Pelabuhan hidupnya. Satu-satunya orang yang diinginkannya untuk menemaninya menghabiskan usia. Sepanjang hidupnya, Yixing belum pernah merasa hatinya sehangat seperti saat ini, ketika mereka berdiskusi mengenai persiapan pernikahan mereka.
"Apa yang kau pikirkan, ge?" tanya Kyungsoo heran.
Sebuah pikiran jahil tiba-tiba melintas di otak Yixing. Apalagi ketika menemukan raut wajah Kyungsoo yang begitu menggemaskan.
"Aku lupa. Aku harus menghubungi manajer Kim. Ada hal penting yang harus kubicarakan." Yixing bangkit dari sofa, berjalan ke mejanya dan meraih smartphonenya.
Kyungsoo merengut di sofanya. Lagi-lagi Yixing merusak suasana romantis mereka dan kembali menjadi Yixing yang workaholic. Sabar, Do Kyungsoo, sabar...
"Halo, manajer Kim? Bisa tolong pesankan tiket ke Maldives untuk tanggal 12? Terima kasih banyak."
Yixing melirik Kyungsoo yang sepertinya akan ngambek lagi. Tunangan mungilnya itu berdiri dan menggerutu kesal.
"Tanggal 12? Gege akan ke Maldives sehari setelah pernikahan kita?"
Yixing mengangguk. "Mau bagaimana lagi? Aku baru ingat aku ada pertemuan penting dengan orang paling berpergaruh di dunia di tanggal itu."
"Tidak bisa diundur, ge?" Kyungsoo mencoba bersabar, meski sebenarnya dia ingin sekali melempar Yixing keluar jendela.
"Sayang sekali tidak bisa." Yixing tersenyum tipis. Membuat Kyungsoo semakin ingin menginjak-injak tunangannya yang super duper menyebalkan itu. "Soo-ya, bagaimana kalau kau ikut saja?"
"Lalu kau akan meninggalkan aku sendirian sementara kau sibuk dengan klien-kienmu itu? Seperti tempo hari saat kita berlibur ke Macau, begitu? Maaf ge, aku tidak sudi. Lebih baik aku tetap di Seoul saja. Sana, kau pergi saja sendiri." Kyungsoo mendesis sinis. Jika boleh diungkit, sebenarnya dia masih dendam pada Yixing yang membuatnya seperti orang bodoh karena waktu itu meninggalkannya sendirian di hotel.
"Benarkah? Sayang sekali, padahal aku sengaja memilih Maldives karena kau pernah bilang ingin berbulan madu di sana. Ya sudah, aku batalkan saja tiketnya." Yixing menekan beberapa nomor dan menempelkan smartphonenya ke telinga.
"Manajer Kim? Aku ingin membatalkan tiketnya. Ternyata Kyungsoo tidak mau pergi kesana, padahal kan..." Perkataan Yixing terputus karena Kyungsoo tiba-tiba menerjangnya dan merebut ponselnya.
"Maksud gege, kita akan bulan madu ke Maldives, begitu?" tanya Kyungsoo semangat.
"Rencanya sih begitu. Tapi karena kau tidak mau pergi, ya sudah. Aku batalkan saja. Kalau kau tidak mau pergi, dengan siapa aku berbulan madu?"
"Jadi bukan karena urusan pekerjaan? Tadi kau bilang ada pertemuan dengan orang paling berpengaruh di dunia?"
"Memang iya." Yixing tersenyum samar. Senang sekali rasanya mengerjai tunangan mungilnya ini. "Aku memang ada urusan denganmu di tanggal itu kan?"
Kyungsoo mendongak dan mengerjab. Alarm berbahaya dalam tubuhnya seketika berbunyi nyaring, apalagi ketika melihat seringaian di bibir Yixing. Kyungsoo refleks siaga mundur.
"Dan memang urusan pekerjaan, kan?" Yixing menarik pinggang Kyungsoo, membuat namja mungil itu tidak bisa melarikan diri.
Kyungsoo menelan ludah gugup. Terlebih ketika Yixing perlahan menunduk dan berbisik dengan suara berat yang terdengar seksi, tepat di telinganya.
"Pekerjaan..." Yixing menjeda sejenak. Dan kata-kata Yixing selanjutnya sukses membuat Kyungsoo merona hebat. "...membuat anak."
"Yak! Zhang Yixing, lepaskan aku, bodoh!" seru Kyungsoo heboh. Tapi percuma saja dia berontak, toh dia juga tidak akan bisa berkutik. Meski teriakannya terdengar sampai keluar, tapi Kyungsoo yakin, sekretaris Yixing atau siapapun tidak akan masuk untuk menolongnya. Siapa yang berani mengusik sang direktur utama?
Heol, sepertinya mereka akan berbulan madu lebih cepat daripada seharusnya. Sudahlah, biarkan saja.
END
Annyeong, semuanya ~ ~
Saya bawa fanfic oneshoot yang fokus ceritanya adalah uri unicorn, Yixing ge.
Setiap chapter, bakal berbeda genre dan settingnya.
Pairnya?
Sudah jelas Yixing x everyone atau everyone x Yixing, tergantung situasi (?)
Semua member bakal kebagian kok, tapi sabar, nunggu giliran xD
Ceritanya sih ringan-ringan aja, kayak kehidupan sehari-hari.
Pasaran banget emang, tapi dinikmatin aja ya #plak
PS : Sebenarnya, ide bikin LaySoo ini udah ada sejak dulu, tapi semakin membara ketika ngeliat moment mereka di Youku Night, mwehehehe. Emang sih jarang ada yang bikin ini kopel, makanya saya bikin xD.
So, wanna to review? /wink/
