Moonlight Chemistry
CAST :
KIM JAEJOONG
KIM JUNSU
JUNG YUNHO
SHIM CHANGMIN
PARK YOOCHUN
RATED : T-M (?)
GENRE :Drama, Romance
WARNING : YAOI !
DISCLIMER:
Ini FF YUNJAE (YAOI) pertama bikinan author. So, maap kalo nggak jelas dan absurd ==". FF ini MURNI bikinan author loh, ciyusan lol. Berhubung ini FF YAOI bagi yang nggak suka YAOI nggak usah baca deh daripada jadi saling bash dan ribut – ribut. ^^
Oke, author nggak mau banyak cap cip cup lagi. Happy Reading all. Moah :*
Chapter 1
Pagi yang tak cukup cerah untuk memulai hari yang baru. Awan hitam bergulung - gulung menutupi langit biru kota yang tak cukup besar di Korea Selatan, Daejon, Eunhae-dong. Seorang namja masih tertidur lelap dibalik selimut putihnya. Kulitnya yang putih terlihat tak jauh berbeda dengan warna selimutnya. Cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela yang terletak tak jauh dari ranjangnya membuat mata namja itu mulai terbuka.
"Jae Joong ah~ kau tidak mau masuk sekolah? Ini kan hari pertamamu sekolah di Daejon. Cepat turun, sarapannya sudah jadi" Suara seorang wanita paruh baya terdengar dari luar. Namja itu tak menghiraukannya. Ia malah menutup kepalanya dengan bantal. Ia ingin tidur lagi. Seorang wanita yang belum terlalu tua masuk ke kamarnya. Ia menggoyang goyangkan tubuh anaknya agar ia terbangun.
" Jae Joong ah~ ireona, ini sudah siang. Nanti kamu terlambat" kata wanita itu
Aah~ umma. Aku ngantuk, aku nggak mau sekolah di Daejon" Suara namja yang bernama Jae Joong itu terdengar sedikit parau karena ia memang baru bangun
" Joongie ah~" sang ibu tetap membujuk anaknya agar mau bangun
"Shireo~, waktu itu kan aku sudah bilang aku tidak mau pindah kesini. Aku lebih suka tinggal di Seoul." Jaejoong masih menutup wajahnya dengan bantal. Ia masih tidak mau bangun.
"baik, sana ke Seoul sendiri, umma tidak akan peduli padamu lagi." Jae In –Umma Jaejoong – tak ingin kalah dari anaknya.
"Aaah~ jinjja, ne umma arraseo." Jae Joong sedikit menggeram lalu beranjak dari tempat tidurnya.
Ayahnya –Kim Jong Kook- dipindah tugaskan ke Daejon. Mau tak mau keluarganya juga harus ikut pindah bersamanya. Termasuk anak semata wayangnya, Kim Jae Joong. Jae Joong memang seorang namja, tapi jangan salah, wajahnya sangat cantik bahkan Miss Korea pun kalah. Kulit putihnya seputih susu dan mulus tanpa cela bak porselen kesayangan ummanya. Saat ia masih sekolah di Seoul, banya wanita maupun pria yang mengejarnya. Setiap hari Valentine ia selalu kebanjiran hadiah, mulai dari cokelat, kue, boneka Gajah yang lucu, bahkan boneka Hello Kitty yang notabene terlalu feminin untuknya. Tapi tak satupun dari mereka yang berhasil memikat hati Jaejoong. Ia adalah seorang yang sangat dingin terhadap siapapun. Sikapnya yang dingin itu membuatnya memiliki julukan Ice Prince. Tapi, sedingin apapun ia, fansnya tak akan berkurang sedikitpun tapi justru terus bertambah.
Jaejoong melangkah menuruni tangga menuju meja makan. Ia mengambil sekerat roti yang masih hangat itu lalu menggigitnya sedikit setelah itu ia meminum segelas susu yang tadi sudah dibuatkan ibunya.
"Umma, Jae berangkat ya" ucapnya sambil berjalan keluar. Jae in berjalan mengikutinya bermaksud ingin mengantar anak satu – satunya ini ke pintu depan.
"Jae, hati hati di jalan" Jae In melambaikan tangannya.
"Ne, umma" Jaejoong sedikit berteriak dari kejauhan.
Jaejoong duduk di halte bus menuju sekolahnya. Sesekali ia melihat jam tangannya memastikan kalu dia tidak terlambat. Ia memasang headset di telinganya lalu mendengarkan musik dari ponselnya. Tak berapa lama bis yang ia tunggu datang. Ia berdiri dan masuk bersama beberapa orang yang tadi juga menunggu bersamanya. Suasana bis di Daejon tak seperti di Seoul, sangat sepi bahkan Jaejoong sempat mendapat tempat duduk untuknya. Padahal ini kan jam sibuk. Saatnya orang untuk pergi bekerja. Jaejoong menatap ke arah luar. Tidak buruk juga disini, setidaknya lebih damai, pikirnya dalam hati. Tak terasa ia sudah sampai di halte dekat sekolahnya. Ia turun dari bus yang ditumpanginya. Jaejoong berjalan santai menuju gerbang sekolahnya. Ia sama sekali tak takut terlambat. Padahal siswa lain sudah balap lari agar tidak terlambat. Masuk sekolah. Untunglah Jaejoong sampai tepat waktu, tepat saat gerbang akan ditutup. Beberapa orang memperhatikannya. Wajahnya yang ayu membuat banyak mata memandangnya. Tapi bukan Jaejoong kalau ia tak bersikap acuh. Ia sudah terbiasa dengan suasana seperti itu.
Kelas sangat gaduh sebelum seorang wanita setengah baya masuk keruangan yang cukup luas itu diikuti oleh seorang namja ayu yang tak lain adalah Kim Jae Joong. Sontak kelas menjadi hening meski masih ada beberapa orang gadis yang berbisik sana – sini sambil melirik Jaejoong yang tengah berdiri memperkenalkan diri di depan kelas.
"Annyeong Haseyo, Kim Jaejoong ibnida, mohon bimbingannya." Jaejoong membungkuk sedikit sebagai tanda perkenalan. Bu guru menyuruhnya duduk di bangku belakang bersebelahan dengan bangku milik namja bersuara lumba- lumba yang tak lain adalah Kim Junsu.
" Hai, aku Kim Junsu." Junsu mengulurkan tangannya bermaksud memperkenalkan diri. Tapi Jaejoong hanya menoleh sedikit dan berkata
"Oh, hai" Jaejoong bahkan tak membalas uluran tangan Junsu yang bermaksud bersalaman dengannya. Seperti biasa ia bersikap dingin dengan siapapun. Tapi, mungkin Junsu bisa menjadi teman pertamanya di sekolah ini. Pasalnya sejak di kelas tadi ia sangat cerewet, bercerita ini dan itu kepada Jaejoong. Bahkan junsu mengeluarkan beberapa candaannya. Yang sukses membuat Jaejoong yang dingin itu sedikit terkekeh.
Bel tanda istirahat sudah berbunyi, tapi Jaejoong tetap duduk di tempatnya. Ia malas keluar.
"Jae, ayo kita ke kantin, aku lapar. Aku yang traktir" ucap Junsu pada Jaejoong.
" Aku malas ke kantin" Jaejoong menolak ajakan Junsu meskipun Junsu berjanji akan mentraktirnya.
"Ayolah, aku akan mentraktirmu dan aku akan mengajakmu tour keliling sekolah, eungkyangkyang" Junsu masih berusaha membujuk teman barunya ini.
Jaejoong cukup sebal dengan rengekan Junsu. Ia berpikir mungkin menurutinya itu lebih baik agar rengekan teman pertamanya ini berhenti. Hhh,bagaimana bisa ada orang seperti ini, tapi sudahlah, setidaknya mungkin dia akan jadi teman yang baik, pikir Jaejoong. Jaejoong dan Junsu berjalan menuju kantin sekolah. Mereka berjalan berjejeran. Junsu dan Jaejoong memasuki kantin lalu membeli makan siang mereka. Kantin sedikit penuh sulit menemukan tempat duduk. Mata Jaejoong yang jeli melihat ada tempat duduk kosong di pojok. Ia menarik Junsu ke tempat duduk itu. Junsu kaget tangannya di tarik ke tempat duduk itu.
"Ya, Jaejoong ah~, jangan bilang kita akan duduk disitu." Ucap junsu sedikit ketakutan
"Iya, memang kenapa? Tempat lain sudah ditempati, hanya disini yang kosong." Jaejoong tak mempedulikan ucapan Junsu. Mereka berhenti saat mereka sampai di meja itu. Jaejoong yang bermaksud akan duduk ditahan oleh Junsu.
"Kau, sebaiknya jangan disini."
Jaejoong hanya menimpali dengan dingin.
"Kenapa? Kan disini kosong apa salahnya." Jaejoong memegang bahu Junsu dan membuat Junsu duduk disitu. " bukankah tadi kau bilang kalau kau itu lapar?"
"I...iya sih"
Jaejoong mulai menyantap makan siangnya. Tanpa ia sadari sekelompok siswa – 3 orang – laki laki datang mendekati mereka berdua.
'Brak'
Salah seorang dari kelompok itu menggebrak meja. Hal itu tentu menyita perhatian seluruh kantin.
"ya! Siapa yang mengijinkanmu duduk di tempat yang ini." Ucap salah seorang yang paling tinggi dan bersuara sedikit cempreng. Jaejoong mndongak melihat siswa itu. Sementara junsu langsung berdiri dan membungkuk dalam - dalam untuk minta maaf.
" Maaf... maafkan kami Changmin-ssi, aku tidak bermaksud. Maaf..." Junsu terus saja minta maaf. Pemandangan itu tentu membuat Jaejoong geram. Ia berdiri dan berlagak menantang.
"Hei, kau ini kenapa. Bukankah ini kantin? Semua berhak duduk dimanapun. Termasuk disini. Apa itu salah? Hah?" Jaejoong berucap dengan geramnya. Junsu terpaku mendengar Jaejoong. Dia berani – beraninya, pikir junsu dalam hati. Ia mulai menarik narik lengan Jaejoong bermaksud mengajaknya pergi. Tapi hal itu sepertinya sia – sia. Jaejoong menarik tangannya sendiri.
"Kalian jangan semena – mena sama siswa lain. Hah, kalian benar benar menghancurkan nafsu makanku?"
" Kau kira kau siapa?, kau tidak kenal kami? Hah?" Changmin yang ternyata adalah yang tadi menggebrak meja angkat bicara lagi.
"Sepertinya dia anak baru. Manisnya..." Ucap Yoochun yang berdiri di belakang Changmin dengan nada menggoda Jaejoong. Muka Jaejoong merah padam memendam kemarahannya. Ia mulai naik pitam. Junsu yang melihat itu mau tidak mau menarik Jaejoong menjauh dari mereka. Jaejoong pergi dari kantin itu. Tatapan mata seisi kantin mengiringi kepergian Jaejoong. Tak terkecuali tatapan mata musang milik sang leader dari Changmin dan Yoochun yaitu Jung Yunho. Mata musang itu menatap punggung Jaejoong yang pergi menjauh dengan tatapan dingin yang sulit untuk diartikan.
T.B.C or Delete? '-'a
RnR Please :D Thank You
