Title : "We Meet Agains"
Author : Y. Sunshine
Main Cast : Min Yoongi (Suga)
Kim Seok Jin (Jin)
Genre : hurts, sad romance (maybe)
Legth : chaptered
Summary : "hyung.. jika aku di beri kesempatan untuk bisa kembali ke masa lalu.. aku ingin lebih awal bertemu denganmu, agar aku memiliki waktu lebih lama untuk dapat melihatmu" . "aku mencintaimu Min Yoongi" . "semoga nanti aku bisa bertemu denganmu di kehidupanku selanjutnya"
Note : ff ini murni pemikiran saya, jika ada alur atau watak dari tokoh yang mirip dengan ff lain itu bukanlah unsur kesengajaan. Don't be plagiat~
Happy Reading
We Meet Agains
.
.
.
.
.
.
Chapter 1
"Haraboji~ aku pulang dulu ya? aku benar-benar tak tahan dengan bau obat-obatan rumah sakit" keluh namja tinggi bersurai coklat kemerahan itu dengan nada sedikit memohon pada laki-laki tua yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit. Lelaki tua itu mencibir saat mendengar keluhan namja tampan yang notabenya adalah cucu kesayangannya.
"ck kau ini tidak kasian apa melihat kakekmu yang kesepian ini?"
"ya.. kakek~ besok aku akan kesini lagi seusai dari kampus. Lagi pula kan banyak suster-suster cantik yang akan menemani kakek, lumayan bisa cuci mata kan kek?" ujar namja tadi berusaha mencari alasan untuk bisa segera keluar dari rumah sakit, ayolah.. dia sangat membenci bau obat-obatan, apalagi jika harus berlama-lama di rumah sakit.
"ya Kim Seokjin! Aku tak semesum dirimu yang hobi menggodai suster-suster muda yang merawatku" jawab lelaki tua itu sambil menjitak kepala namja bernama Jin tersebut, Jin sontak mengusap kepalanya sambil menggerutu pelan. Melihat hal itu akhirnya sang kakek mengehela nafas sebelum akhirnya ia memperbolehkan cucunya untuk pulang.
"baiklah.. baiklah.. kau boleh pulang sekarang, angin musim gugur tahun ini cukup dingin. Jangan lupa kenakan syalmu.. besok temani kakek lagi ya? kakek bosan di sini" ucap lelaki tua itu dengan wajah murung, Jin yang melihat perubahan ekspresi pada wajah kakeknya sedikit merasa bersalah karena tetap bersikeras untuk segera pulang dan tidak mau menemani laki-laki tua itu.
"ah mian kek.. besok aku akan datang lebih awal. Akan aku belikan roti kesukaan kakek jika aku ke sini besok.. kakek cepat sembuh makanya biar kita bisa main catur bersama lagi nanti" Jin sedikit tersenyum saat melihat ekspresi kakeknya sudah tak seperti tadi.
"aku pulang dulu ya kek" kakeknya menggangguk lalu memeluk cucu kesayangannya tersebut sebelum ia pergi, Jin balas memeluk tubuh kakeknya setelah kemudian ia melepaskannya.
"hati-hati di jalan Jin" Jin-pun mengangguk sambil tersenyum lalu segera ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar tempat kakeknya di rawat.
.
.
.
Jin sedikit merapatkan syal-nya ketika angin musim gugur kembali menerpa wajah tampannya.
"hhh dingin.. ah mungkin ada baiknya jika aku membeli kopi hangat di kantin rumah sakit" rutukknya saat ia tengah berjalan menyusuri koridor rumah sakit yang sore itu terlihat agak sepi, kini ia melangkahkan kakinya menuju kantin yang terletak di lantai bawah. Setelah Jin membeli satu cup kopi hangat segera namja tampan itu berkeliling untuk mencari tempat duduk agar ia bisa menikmati kopi miliknya. Alasan kenapa Jin tidak duduk di kantin adalah karena ia benci tempat ramai, apalagi jika kantin tadi di penuhi oleh pasien yang sekedar duduk-duduk saja atau membeli sesuatu untuk di makan. Jin-pun menghentikan langkahnya saat ia melihat taman kecil yang terletak di pojok rumah sakit ini, segera ia melangkahkan kakinya untuk mencari tempat duduk di bawah pohon mapple yang daunnya mulai berguguran di terpa angin musim gugur. Langkahnya kembali terhenti saat ia melihat seseorang dengan seragam rumah sakit yang sama seperti yang di kenakan kakeknya, kini tengah tertidur sambil menyandarkan punggungnya di salah satu batang pohon mapple. Jin masih dalam posisinya berdiri tak jauh dari seorang namja yang tertidur dengan wajah damainya.
"dia... namja kan?" tanya Jin dengan nada seolah tak percaya jika makhluk yang kini tengah tertidur di depannya itu adalah seorang namja. Bayangkan saja, dengan tubuh mungilnya, bibir kecil yang terlihat pucat, dan wajahnya yang sangat— err terlalu manis untuk ukuran seorang namja. Jadi tidak salah jika Jin sempat mengira bahwa orang di depannya ini adalah seorang yeoja. Jin maju beberpa langkah unuk bisa melihat wajah namja yang kini tertidur itu. seakan lupa tujuan awalnya untuk duduk dan menghabiskan kopinya, Jin malah berjongkok tepat di depan namja tadi. Di pandanginya setiap lekuk wajah itu dengan pandangan terpesona.
"dia sangat... manis" gumam Jin pelan, masih setia memandangi wajah damai itu. tiba-tiba saja tubuh mungil itu bergerak tak nyaman, mungkin akibat terpaan angin musim gugur yang memang sangat dingin. Jin yang melihat hal itu segera saja melepas syal miliknya dan menutup tubuh namja tersebut dengan sangat pelan, takut membangunkan tidurnya. Tapi pergerakan pelan Jin rupanya membuat namja tersebut kembali menggeliatkan badannya. Jin segera menjauhkan tangannya, sebelum kemudian matanya menangkap sosok manis tersebut tengah membuka kedua kelopak mata miliknya, memperlihatkan sepasang mata bening dengan manik jernih yang terlihat begitu polos. Wajah namja itu terlihat kebingungan sekaligus kaget, dengan kehadiran Jin yang tiba-tiba. Alisnya menaut lucu, dengan kening yang mengerut tanda ia sedang kebingungan.
"y-yaa kau siapa?! apa yang mau kau lakukan padaku?!" namja tadi akhirnya bersuara, sedikit memprotes atas perlakuan Jin yang tiba-tiba saja menyelimutinya dengan syal miliknya, padahal mereka kan tidak saling mengenal. Jin sontak menjauhkan wajahnya setelah mendengar namja manis di depannya sedikit berteriak padanya.
"e-h anu.. itu—maaf mengganggu tidurmu, aku hanya tak tega melihatmu tertidur disini dan kelihatannya kau kedinginan jadi aku berniat menyelimutimu dengan syal milikku hehe" Jin sedikit menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal sambil tersenyum tak jelas.
"eh? g-gomawo.. maaf sudah menuduhmu sembarangan" ucap namja dengan surai coklat karamelnya itu sambil bersiap mengembalikan syal milik Jin, Jin buru-buru menahannya.
"jangan.. kau bisa memakainya, hari ini sangat dingin. Lagipula aku sudah memakai jaket kok hehe" namja itu sedikit tersenyum saat mendapat perhatian dari seseorang yang baru ia kenalnya, bahkan kurang dari 1 jam. 'oh astaga.. senyumnya sangat manis' batin Jin menjerit begitu melihat namja bersurai coklat itu menampakkan sebuah eyessmile miliknya.
"sekali lagi terimakasih"
"oh.. ne tidak masalah, eng—sebenarnya tadi aku sedang mencari tempat untuk minum kopi.. boleh aku duduk di sebelahmu?" tanya Jin sedikit berbasa-basi, sebenarnya sih hanya ingin mengenal namja manis itu lebih dekat lagi hahaha. Namja tadi dengan semangat menganggukkan kepalanya, membuat rambut coklatnya sedikit bergoyang-goyang mengikuti pergerakan kepalanya. Jin langsung tersenyum, dengan cepat ia berpindah posisi –menjadi duduk di samping namja tadi.
"eh ngomong-ngomong siapa namamu? Aku Kim Seokjin, tapi lebih sering di panggil Jin" Jin kembali berbicara saat ia tengah menyesap kopinya yang sudah hampir dingin.
"aku.. Min Yoongi" namja manis yang di ketahui bernama Min Yoongi tadi menoleh kearah Jin dan kembali tersenyum saat ia mengenalkan dirinya, wajahnya memang sangat pucat. Tapi itu sama sekali tidak mengurangi paras manis di wajahnya. Jin sedikit gugup saat lagi-lagi Yoongi menunjukkan senyumnya, yang membuat garis matanya seakan tenggelam membentuk garis serupa bulan sabit.
"Min Yoongi? Nama yang manis kkk boleh aku memanggilmu 'Yoon' ?" Jin kembali menempelkan bibirnya pada ujung cup untuk bisa menyesap kopinya. Yoongi sedikit mengerjap-ngerjapkan matanya mendengar nama panggilan Jin untukknya. Menurutnya itu terdengar—manis.
"Y-Yoon? Tidak ada yang memanggilku seperti itu.."
"eh apa kau keberatan?"
"ah anniya.. kkk aku tidak keberatan sama sekali.. itu jadi bisa membedakan kalau kau yang memanggilku"
"kkk syukurlah kalau kau tidak keberatan, ehm kalau boleh tau berapa umurmu?" tanya Jin berusaha mencari topik pembicaraan agar mereka tidak canggung. Yoongi terlihat sedikit memegangi perutnya, sebelum kemudian ia menjawab pertanyaan Jin.
"a-aku 20 tahun, kalau kau?"
"ahahaha.. berarti kau harus memanggilku hyung! aku setahun lebih tua darimu kkk" Jin tertawa sambil mengacak pelan rambut karamel milik Yoongi.
"e-eh? aishh baiklah Seokjin hyung" jawab Yoongi sedikit mengerucutkan bibirnya karena Jin dengan seenakknya mengacak tatanan rambutnya. Jin yang menyadari hal itu segera menjauhkan tangannya dari rambut Yoongi.
"eh maaf.. maaf kkk"
"hyung kesini sedang menjenguk siapa?" ganti Yoongi kini yang bertanya pada Jin.
"eh aku menjenguk kakekku, sekalian menemaninya sih, jadi untuk selanjutnya mungkin aku akan sering kesini. Kau sendiri kan pasien.. kenapa malah keluar dalam cuaca dingin begini? Sendirian pula" Jin kini duduk menghadap Yoongi yang sejak tadi tak bergeser sedikitpun dari tempat duduknya.
"aku.. hanya merasa bosan di dalam kamar hyung, aku tidak suka bau obat-obatan dan rumah sakit. Makanya jika ada waktu aku selalu pergi ke sini untuk mencari udara segar" jawab Yoongi dengan suara pelan, seperti ada kesedihan yang ia sembunyikan dari Jin. Jin sedikit mengerutkan keningnya mendengar nada bicara Yoongi.
"bagaimana dengan keluargamu? Apa mereka tidak menemanimu?" Jin bertanya dengan hati-hati.
"keluargaku di Busan.. hanya seminggu sekali datang menjengukku hehe, sebenarnya aku sangat kesepian di sini" ucap Yoongi berusaha menutupi kesedihannya di hadapan namja yang baru ia kenalnya ini.
"kamarmu nomor berapa? Besok aku akan mengunjungimu setelah aku pulang dari kuliah" entah kenapa setelah mendengar Yoongi berkata bahwa ia kesepian, Jin ingin sekali rasanya bisa menemani namja manis ini. Yoongi terkejut, sedikit membelalakkan mata sipitnya saat mendengar Jin akan mengunjunginya lagi.
"e-eh? kau serius hyung? apa tidak merepotkanmu?" Jin menggeleng cepat sambil tersenyum melihat reaksi lucu Yoongi.
"tentu tidak Yoon.. kkk sekalian aku juga harus menemani kakekku" Jin kembali mengacak surai coklat karamel itu karena gemas, tapi kali ini tak mendapat protes dari pemiliknya. Ia malah tersenyum saat Jin melakukan itu padanya, seperti ada perasaan nyaman saat tangan lebar Jin mengacak rambutnya dengan lembut.
"gomawo hyung~ ah aku harus segera kembali ke kamarku, sudah waktunya minum obat kkk kamarku berada di lantai 3 nomor 7b di bagian khusus penderita kanker" Yoongi mengucapkannya dengan senyum yang setia menghiasi wajah pucatnya, seakan tanpa beban saat mengucapkan nama penyakit yang di deritanya. Ia segera bangkit dari duduknya, tersenyum lagi sebelum benar-benar beranjak pergi dari hadapan Jin.
"annyeong hyung~ sampai bertemu lagi" ucapnya dengan nada ceria, sementara Jin seketika membeku saat mendengar jawaban Yoongi barusan.
'Dia penderita—Kanker?'
.
.
.
.
.
.
.
TBC
A/N : Ya ampun maaf jika ceritanya gaje gini T.T aku hanya ingin menumpahkan (?) semua ide yang keluar dari pikiranku.. kan sayang kalau gak di tuangkan ke dalam bentuk tulisan hehe, nanti berdebu di dalam otakku. Maaf juga jika bahasanya tidak karuan, dan typo bertebaran di mana-mana. Aku hanya merasa malas untuk menelitinya lagi sebelum mem-publish nya hehe jadi harap maklum ya. Oke cukup segini dulu chapter 1 nya.. mohon kritik dan saran untuk chap selanjutnya~ *bow
