Daily Life of High School Boys
A Naruto Fanfiction
All Character Naruto belong to Masashi Kishimoto
Story by Vanille Yacchan
Danshi Koukousei no Nichijou © Yamauchi Yasunobu
Warning : AU, OOCNESS, TYPO(S), Diksi yang gak ada bagus-bagusnya
Rated T
.
.
.
[1#Cowok-Cowok SMA dan Cerita Seram]
Angin menghempas pelan tirai-tirai rumah sederhana milik keluarga Namikaze. Sesekali kelopak-kelopak bunga Sakura berguguran disamping halaman. Kicauan-kicauan burung terdengar indah bagai orchestra yang menenangkan. Musim semi memang paling mengasyikkan menghabiskan waktu untuk melihat-lihat indahnya bunga-bunga bermekaran. Tapi lain halnya dengan ketiga pemuda yang kini berada dikamar yang berukuran cukup luas. Kedua pemuda merebahkan tubuh mereka disebuah tempat tidur yang berbalut seprei berwarna oren cerah seraya mata mereka tak lepas dari bahan bacaan yang paling mereka anggap sangat menarik. Beberapa tumpukan manga tersusun rapi disamping mereka.
Pemuda satunya yang berambut coklat itu menghela nafas, ia menatap lurus pada kaca jendela dikamar itu. pemandangan diluar membuatnya mendapatkan sebuah ide menarik. "Naa~" Reflek kedua pemuda yang merebahkan tubuhnya itu menoleh kearah pemuda berambut coklat yang kini angkat bicara. "Hari itu saat aku berada dikamarku..."
Pemuda berambut kuning mengerutkan keningnya. "Apaan nih... tiba-tiba begitu." Pemuda berambut kuning itu menoleh kearah sahabatnya yang berambut hitam. Pemuda berambut hitam yang ditatap sama saja, ia heran dengan tingkah salah satu sahabatnya. Tapi karena penasaran, mereka tetap mendengarkan kelanjutan cerita pemuda berambut coklat itu.
"Ketika aku mematut bayanganku disebuah cermin. Entah itu karena efek cahaya atau karena mataku yang pada saat itu banyak beleknya." Jeda sebentar, kedua pemuda yang kini bangkit dari tempat tidur kini mereka menghenyakkan pantat disebuah lantai kayu bepernis. Sebuah senyuman misterius bertengger dengan indahnya diparas yang tidak manis-manisnya pada pemuda berambut coklat itu. "Ada sebuah bayangan seorang wanita dengan pakaian berwarna putih berada dibelakangku. Wajahnya yang putih pucat menandakan ia memang benar-benar roh." Kedua pemuda yang dengan antusias mendengarkan cerita pemuda berambut coklat itu nampak pucat pasi.
"Roh penasaran yang akan siap mengambil jiwa kalian!" Lanjut pemuda berambut coklat itu menakut-nakuti. "Aaaaarghhh! Ki-kibaaaaa baka! Kenapa tiba-tiba cerita seram gitu, sih?" Teriak pemuda berambut kuning dengan suara cemprengnya.
BUK!
"Diam kau Naruto!"
Sebuah majalah melayang dan hinggap dijidad pemuda berambut kuning yang kini mengaduh pelan seraya mengelus-elus jidadnya.
"Itt-ittai SASUKE-TEME!"
"Aku pernah membaca buku tentang roh-roh atau apalah itu namanya. Bukankah roh itu tidak bisa menampakkan dirinya disebuah cermin?" Pernyataan Sasuke membuat Naruto dan Kiba melongo. Uchiha? Uchiha Sasuke yang itu, ternyata tertarik dengan hal-hal supernatural.
Satu alis Sasuke tertarik keatas. "Kenapa?" Naruto dan Kiba menggelengkan kepala mereka.
"Ahh~ ngomong-ngomong soal cerita seram. Aku juga pernah mengalaminya." Ucap Naruto dengan mimik dibuat-buat.
"Sebentar..." Sasuke menghela nafas perlahan. "Kita ngumpul bukan cerita seram-seram, tahu." Tapi Naruto dengan cueknya tetap melanjutkan ceritanya. "Seperti yang kalian ketahui. Aku selalu khawatir dengan bulu-bulu yang tumbuh di kaki ku..."
"Aku baru tahu." Potong Kiba. Naruto menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan. "Tidak mungkin 'kan kucabuti helai per helai." Sasuke dan Kiba mengangguk afirmatif. "Saat itu, dikamar mandi aku menemukan pisau cukur ayahku yang tertinggal. Aku berpikir untuk mencukur bulu-bulu itu semua sekaligus, dan setelah itu..."
Dengan perlahan Naruto menyingkap celana panjang sekolahnya yang berwarna biru tua. Sasuke dan Kiba menelan ludah, gugup mendengar kelanjutan cerita Naruto. "Akkh! Kalian pasti kaget. Ini sangat menyeramkan, jadinya seperti ini!"
Sasuke dan Kiba melotot bersamaan.
.
.
.
Krik... krik...
.
.
.
"Apanya yang seram. BAKAAAA! Kakimu malah terlihat seperti kaki perempuan." Kiba mencoba menyentuh kaki Naruto yang memang bersih tanpa bulu.
"Hhhh~ benar bukan! Sepupuku si rambut merah itu juga sering mengataiku seperti kaki perempuan. Aku merindukan bulu-bulu kaki indahku yang dulu~ aah~ hormon lelakiku jangan-jangan bisa berubah karena bulu-bulu dikakiku tidak tumbuh-tumbuh."
BUK!
Sekali lagi sebuah majalah melayang dan hinggap di jidad Naruto. Naruto mengaduh pelan seraya mengelus-elus jidadnya. Siapa lagi kalau bukan si Uchiha Sasukelah sang pelakunya. "Apa masalahmu, HAH?"
"Jangan bodoh! Mana ada yang begituan!" Ucap Sasuke menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ah! Bagaimana kalau kita menghubungi Shino. Bukankah ia ahli dalam hal cerita seram?" Usul Kiba. Naruto dan Sasuke mengangguk singkat. Kiba merogoh kantung celananya. Ia membuka metal-flip ponselnya. Menekan-nekan beberapa keypad diponselnya dengan tak sabaran. Kiba mengarahkan poselnya ketelinganya, ketika mendengar panggilan teleponnya terhubung. Kiba tersenyum puas.
"Moshi-moshi!"
"Shino, bisa kau datang kerumah Naruto?"
PIP
Panggilan telepon itu terputus. Ia menutup metal-flip ponselnya dan menaruhnya kembali kedalam kantung celana. "Bagaimana?" Tanya Naruto. Kiba mengarahkan kedua jempolnya kearah Naruto. "Tenang saja."
"Ngomong-ngomong aku juga punya cerita."
"Ha?" Spontan Naruto dan Kiba menoleh kearah Sasuke yang mengalihkan perhatiannya kearah kaca jendela. "Shino..." Kening Naruto dan Kiba mengerut dalam. "Aku jadi teringat sesuatu tentang Shino. Bukan cerita seram, sih. Shino... itu selalu memakai kupluk dan kaca mata hitam. Aku heran kenapa kepala sekolah memperbolehkan siswanya memakai hal yang seperti itu. Kebetulan sekali ketika aku melewati halaman belakang sekolah. Aku pernah melihatnya melepas kupluk dan kacamatanya. Yah! Wajahnya benar-benar konyol."
"Heeeeeeeeeehhhhh?" Naruto dan Kiba berteriak histeris.
"Lalu... lalu bagaimana wajah Shino?" Tanya Naruto.
Sasuke menoleh, ia menatap Naruto dengan menampakkan ekspresi menyesal. "Aku tidak bisa bilang. Shino juga pasti tidak ingin orang lain tahu."
Naruto dan Kiba serempak bangkit dari duduknya. "Gak bisa begitu, dong!" Protes Kiba. Sasuke yang masih berkutat dengan rutinitas awalnya kini mengangkat satu alisnya, heran.
"Akan kuhadang dia supaya aku bisa melepas kupluk dan kacamatanya sebelum dia kesini!" Naruto berlari keluar kamarnya diikuti Kiba yang mengekor. Sasuke yang tertinggal dikamar Naruto hanya menghela nafas perlahan. Ia bangkit dari duduknya dan mengikuti kedua sahabatnya yang katanya ingin menghadang Shino.
BRAK!
Naruto mendobrak pintu depan rumahnya, ia keluar bersamaan dengan Kiba. Olala~ tanpa ditunggu-tunggu pun Shino sudah menampakkan batang hidungnya di depan rumah Naruto. Tapi... ternyata sudah ada seseorang yang duluan menghadang Shino dengan ancang-ancang jurus karate mautnya. "Aaaaaaa! Tsundere si rambut merah!" Teriak Kiba. "Jangan-jangan dia juga dengerin!" Tambahnya.
Naruto menyeringai sadis. "Kita juga mulai."
"YOKAAAIIII!" Balas Kiba semangat.
Mereka bertiga mengambil ancang-ancang untuk menyergap Shino. Sedangkan Shino dengan kecepatan kilat sudah ngacir duluan. "Repot-repot datang kenapa gini, sih?"
Dengan kekuatan bulan(?) Naruto, Kiba, dan sepupunya Naruto si rambut merah Karin mengejar Shino yang sudah berlari entah kemana.
"Oiiiiiiiiii! Tunggu!"
"Lepas kuplukmu! Aku pengen lihat isinya."
"Perlihatkan kami semua! Jangan bilang botak ya!"
Sasuke yang baru saja keluar dari rumah Naruto, ia menatap ketiga orang bodoh yang mengejar-ngejar Shino. 'Kalau sudah begini... tidak mungkin aku bilang ceritanya bohong 'kan?' Batinnya seraya membayangkan bagaimana nantinya jika ketahuan. Bisa-bisa jadi Sasuke tulang lunak, nantinya.
.
.
.
.
-OWARI- krik... krik...
Halooooooo minna! *Sigh* saya membuat fict gak berguna lagi! Padahal masih ada hutang fict yang lain. Di fict ini ceritanya Naruto, Sasuke, dan Kiba adalah tiga sekawan, mereka adalah murid SMA kelas 2. Sedangkan si-rambut-merah a.k.a Karin, sepupunya Naruto ceritanya dia lebih muda dari tiga cecurut itu, Karin murid SMP kelas 3.
Karena fic ini bersifat(?) stand alone, itu... maksudnya fict dengan cerita pendek. Pokoknya fic ini menceritakan beberapa kejadian menarik semasa SMA *aaakh! Aku jadi rindu masa SMA ku~* ya~ walaupun ada humor yang rada maksa, saya ngaku, saya itu orangnya gak humoris-humoris amat. Malah garing gitu... XD
Eeetooo... gomen kalau ada typo atau kesalahan disana sini. Akhir kata REVIEW PLEASEEEEEEE?
