Disclaimer : Hetalia © Himaruya Hidekaz

WARNING : Super OOC. Super AU. Super nista. Super gaje. Drabble (catat, pajang, hafalkan! *nggak*). TERMASUK CURHATAN ABAL. Berisi berita nggak guna tentang penerbangan beserta airline teranyar 2k16. Mostly OC Indo—hah, gue bahkan nggak punya bayangan tentang badan dan muak bahkan gender Indonesia tercinta ini. *disepak*

A/N (Hiai) : *celingak-celinguk* Eh, halo! Gue Hiai, salam kenal. Tolong dikondisikan dulu ya—kami adalah dua penulis abal yang kembali bernyawa dan berminat mengarang di fendem Hetalia hanya gara-gara yang namanya airline. Konyol, bukan? Namun apa salahnya bila kami hendak menuangkan segudang curhatan serta wawancara tak bersertifikasi halal—*digilas* || Oke, karena kami adalah penggemar dunia penerbangan, KHUSUSNYA komersil (apa salahnya gue? Pesawat komersil itu DOSAAAA! DOSAAAA! ISINYA BIKIN BATAL PUASA! *udah*), jadi jangan ngarep ada trivia secara umum ala Hetalia di sini. Kami akan memberikan penjelasan secara mendetail sebisa kami, apabila ada istilah yang perlu Readers pahami. *nyanyi dulu*

Judul : Country and Airlines News!


.

.

Chapter 1 – Perkenalan Serba-serbi Penerbangan Komersil.

.

.

"Hei, itu apaan?" ujar Rama Lukasmena Butar-butar—seorang pria tan nan eksotis bonus rambutnya yang mirip Phui#hit dari fandom sebelah—di saat kakandanya tengah menyelam dalam dunia per-internet-an.

Miranda Manurung, kakanda beda ibunya, melongok ke krucil cowok yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Dengan laptopnya yang mentereng di ruang yang gelap gurita—bonus posisi mereka yang bersebelahan di kasur tingkatnya—Miranda menjawabnya, "Oh, ini. Gue lagi browsing tiket penerbangan. Mau terbang ke Jakarta nih, ketemuan sama Kirana-pii. Disuruh Kirana neh!"

Kursornya terus bergerak. Menggulung halaman website salah satu Maatschapij—oke, oke, salah satu kata beken Kompeni untuk 'maskapai'. Punya Indonesia, kok, memangnya KLM—Koninklijke Luutvaart Maatschapij? (*)

Miranda—dan tentunya Rama—masih dendam kepada si Kompeni sialan yang teganya menyiksa mereka selama setengah abad dari keseluruhannya, namun ada satu kesempatan yang tak biasa diantara masa-masa perjuangan meraih arti kemerdekaan sepenuhnya dari Kompeni jigur itu.

Mendapatkan kesempatan menasionalisasi KLM Interinsulair Bedrijf di saat Indonesia sedang sibuk-sibuknya mengusir Kompeni di masa pertumbuhan tunasnya sebagai seorang Indonesia (1)

(Author ketahuan promosi maskapai favoritnya. Eh, tapi boleh 'kan? Kan? *dipanggang*)

"... Garuda? Kok mahal banget ya? Ekonomi aja 2 juta PP..." keluh Rama melihat harganya.

"Elah, diem aja lu Ram!" Mbak, itu panggilan Ram-nya tolong dikondisikan, "Biar gitu, kualitasnya mantap pisan! Beda sama si sebelah, yang ini emang wueeenak!" lanjutnya memasuki website itu dari Zuugle, dan langsung melompati hingga bagian reservasi.

Rama mau nggak mau dibungkam oleh kalimat si kakandanya yang memang nyeleneh. Namun harus ia akui, kualitas penerbangan Garuda-nya memang top markotop. Meski kerap duduk di bangku Ekonomi, namun kualitasnya beh... Enak! Kursinya adem ayem, pramugarinya cantik-cantik lagi baiiiiik hati! Makanannya juga lumayanlah, walau ia tahu bahwa dalam keadaan terbang begituan, makanan jadi sedikit hampa (2). AC-nya juga wueenaaaakk...!

Lha, Rama kok mendadak jadi salesman dadakan?

Mirana tiba-tiba melongok dan bertanya, "Kau mau ikut? Nanti aku kirimkan tagihannya ke Kirana-pii deh."

"Boleh?" tanya Rama ragu, "Bukankah Kakak dipanggil sama Nona Kirana?"

"Ah, paling masalah pritilan doang." Miranda menyengir, "Mau? Sekalian bisa paksa Kirana-pii jalan-jalan lah."

"Sip. Ikut."

Ram, tolong itu muka polos bin bling-bling-mu dikondisikan. Nggak baik untuk dirimu yang tengah bersiap menyambut UAS akhir bulan ini. *Author super ngaco*

Kursor langsung menggeser jumlah penumpang. Dua orang. Dan lalu memilih rutenya di peta yang tersedia di samping pendaftaran tiket reservasinya—Medan ke Jakarta, pulang-pergi. 1 juta delapan puluh ribu dikali dua sama dengan dua juta seratus enam puluh ribu, lalu digandakan jadi empat juta tiga ratus dua puluh ribu. Pusing ya bacanya? Author juga, berhubung Author nggak pandai dalam Matematika nih. *lho*

Lalu muncul halaman konfirmasi reservasi dan minta bayar di muka pas di bandara nantinya.

Rama lalu berkomentar, "Beda ya, sama di Eropa, self-service... (3)"

"Apa boleh buat." Miranda mendesah malas, "Namanya juga negara berkembang. Wifi nggak sekenceng yang di sana."

"Dapatnya bagian mana?"

"Oh, rush hour (4), meski nggak tau seberapa sibuknya." Miranda memberi celah baginya untuk ikut menengok ke layar komputernya, "Besok, pukul 7 lewat 55 menit, sekitar 2 jam 15 menit penerbangan. Ikut GA018X. (5)"

"Sip. Eh, sekarang kan udah malem. Tidur gih—BESOK?"

"Iya. Tenaaaang, aku akan bangun lebih awal untuk menyiapkan baju-bajumu—."

Selembar boxer seketika melayang di kepala Miranda, dan Rama ternyata tahu-tahu membogem mentah dengan bantalnya. Langsung saja dia naik ke kasurnya di lantai atas dan tidur dengan bersungut-sungut. Miranda malah pasang muka nyengir-nyengir nista; rupanya ia sengaja memberitahu Rama bahwa ia akan bepergian—apalagi kalau mengajak Rama yang sama sekali belum siap. Seperti dugaannya; Rama memang mudah tergoda tawaran—apalagi terbang gratis.

Sekali dayung dua batu kena; bisa modus-coret-mengajak adik kesayangannya jalan-jalan ke Jakarta, dan sekalian menagih kakaknya Kirana-pii utang penerbangan 'dinas'nya—beh, gadungan adanya.

Miranda, kakanda macam apa kamu...

.

.

.

[Nggak tau mau lanjut atau apa, jadi... Tebese—eh, To be Continued~ ]


(*) Tahulah apa. *wink wonk*

(1) Mungkin sebagian besar kita nggak tahu sejarah pasti Garuda ini—selain pesawat pertamanya yang diterima di Aceh; yang selanjutnya dinamai 'Seulawah' yang berarti Gunung Emas dari bahasa Aceh—bahwa nama Garuda pada era Kemerdekaan bukanlah Garuda Indonesia, melainkan KLM Interinsulair Bedrijf—alias nama bekennya Koninklijke Luutvaart Maatschapij : Interinsulair Bedrijf. Uniknya, posisi KLM Interinsulair Bedrijf dalam badan usaha di Belanda juga sama dengan Citilink jaman ini; anak perusahaan.

Koninklijke Luutvaart Maatschapij memiliki rute antar Eropa dan Amerika dan juga Russia sono, namun beda lagi dengan KLM Interinsulair Bedrijf; yang misi utamanya sama seperti Garuda sekarang ini—menghubungkan seluruh wilayah jajahan Belanda jaman itu.

(2) Ada alasan mengapa makanan di pesawat rada aneh. Selama dalam penerbangan, indera perasa dan penciuman adalah yang pertama kali hilang/berkurang drastis, makanya kalau mau makan atau minum pasti rasanya sedikit berbeda. Namun, jika ada yang bilang makanannya masih lumayan enak, ya, karena pihak operator/airline sudah mengakali permasalahan seperti ini.

(3) Di Eropa, penumpang biasa melakukan konfirmasi reservasi pada mesin yang tersedia di bandara. Ada juga counter dengan petugas, tetapi nggak sebanyak mesin itu. (Pengalaman Author menjadi anak ayam ngilang di Eropa *digilas*)

(4) Rush hour adalah jam-jam sibuk di bandara. Jika di kantoran biasanya rush hournya sekitar pukul tujuh hingga sembilan, di bandara rush hournya justru saat subuh; sekitar pukul lima. Ini baru berdasarkan kedatangan ke terminal, belum lagi jam terbang pesawat—sekitar pukul enam. Yang unik, jika pukul 10 sudah selesai rush hour di kantoran (di jalanan), di terminal bandara sudah kelar rush hour sejak pukul delapan.

Ini berdasarkan analisis penerbangan-penerbangan yang biasa teratur di sini (Jakarta). Namun, rush hour dalam penerbangan pagi baru akan selesai pukul 9. Selebihnya, cenderung sepi.

(ini juga sebabnya pramugari banyak yang harus bangun subuh2 banget dan sudah tancap gas bahkan sebelum Subuh)

(5) Ini namanya kode penerbangan. Kode penerbangan terdiri dari dua inisial dan antara tiga sampai empat angka.

Biasanya tiap-tiap maskapai sudah mengatur nomor penerbangannya sesuai wilayah, dan inisial awalannya harus diakui oleh IATA dan ICAO. Namun, IATA dan ICAO menerapkan sistem yang berbeda dalam pemberian jumlah inisial.

IATA memberi dua huruf, sesuai dengan apa yang biasa kita jumpai di screen penerbangan saat ini.

ICAO memberi tiga huruf, cukup familiar di Eropa (bonus dunia penerbangan)

Nggak sembarangan loh, mengajukan huruf yang disepakati oleh mereka ini.

.

.

.

Untuk saat ini selesai dulu deh. Sampai jumpaaa~