Je'Te Veux
.
.
.
.
Main cast : Sehun-Luhan
Rate : T-M, M-(Preg)!
.
.
1. his name is Lu...
.
.
.
.
.
Seharusnya dia hanya bermain bersama Baekhyun dan Kyungsoo di "mansion game" mereka. Bukan berada di kafe kecil panas menemani kedua orang tuanya.
Dan untuk menyuarakan rasa protesnya maka yang dia lakukan sedari tadi hanya diam dan sama sekali tidak menyentuh es krimnya yang hampir meleleh.
"Sehunnie tidak makan es krimnya?"
"No."
"Ingin pesan makanan lain?"
"Ingin pulang." Katanya menjawab asal membuat sang ibu terkekeh, dan menciumi gemas wajah putra keduanya. "Sebentar lagi sayang. Sabar ya."
Yang dipanggil Sehunnie hanya diam tak menjawab, mulai menjalankan aksi kesalnya sampai tak sengaja mendengar ibunya berbisik pada sang ayah
"Sayang apa mereka masih lama? Sehun sudah bosan."
Bocah delapan tahun itu tersenyum mendengarnya. Yang dia tahu ayahnya tidak akan pernah bisa menolak keinginan sang ibu. Jadi yang perlu dilakukan olehnya hanya terus diam sampai nanti ibunya memaksa sang ayah untuk membawanya pulang.
"Sebentar lagi sayang. Sebentar lagi mereka akan-….Itu mereka."
Tring…!
Bersamaan dengan dibukanya pintu kafe kecil tempat mereka menunggu, maka terlihatlah dua orang dewasa memasuki ruangan dengan satu anak yang berada di gendongan ayahnya. "Hey Insung-ie maaf membuatmu menunggu."
Yang disapa menyambut kedatangan sahabatnya. Sedikit tersenyum sebelum mengambil alih putra tunggal sahabatnya dan mendudukan Luhan -nama putra sahabatnya- tepat berhadapan dengan Sehunnya.
"Tidak apa Chen. Duduklah."
Kedua pria dewasa itu berpelukan sekilas diikuti dua wanita dewasa yang juga terlihat saling berpelukan "Baby kau semakin cantik."
"Kau yang paling cantik Jihyo." Timpal dua wanita yang terlihat sama-sama cantik dengan penampilah khas masing-masing.
"Aigoo apa ini Sehun?"
"eoh…Ini Sehun. Sehunnie ucapkan salam pada bibi Baby."
Sehun hanya diam menatap anak laki-laki yang sepertinya memiliki usia sama dengannya. Bertanya-tanya mengapa dia bisa terlihat cantik dari jauh namun saat dilihat dari dekat dia terlihat sangat manis. Membuatnya benar-benar penasaran sampai tak mendengar apa yang dikatakan ibunya.
"Sehunnie."
"huh?"
"Sampaikan salam pada bibi Baby."
Sehun kemudian beralih pada wanita cantik yang duduk di samping anak laki-laki cantik di depannya. Sedikit tersenyum kaku sebelum "Anyeong Bibi Baby."
"anyeong Sehunna. Bibi tidak menyangka kau sudah tumbuh secepat ini. Kapan terakhir kita bertemu? Apa Sehun ingat?"
Sehun menggeleng polos hingga hanya suara tawa yang didengarnya saat dua wanita cantik disampingnya tertawa sangat kencang. "Tentu saja Sehun tidak ingat. Mereka berusia tiga tahun sebelum kalian kembali ke Beijing saat itu. Iya kan Lu?"
Lu?
Apa namanya Lulu?
Begitulah pertanyaan Sehun saat ini, karena jujur saja dia sudah terpukau bahkan sebelum nama anak lelaki di depannya disebut. Membuatnya terus memperhatikan sampai wanita cantik yang merupakan ibu kandung si pria cantik berbicara dengan bahasa Mandarin pada putranya "Sapa bibi Oh."
Dia pun mengangguk mengerti sebelum menyapa teman ibunya "Bibi anyyeong..Xi Luhan imnida" katanya sopan menyapa Jihyo. Membuat sang wanita cantik terpukau dengan kemampuan fasih Luhan berbicara Korea sementara dirinya secara refleks mengusap gemas surai seperti malaikat yang dimiliki Luhan.
"Astaga Luhan suda h sangat fasih berbicara Korea? Pintar sekali…"
"Dia bilang dia menyukai Seoul." Timpal Baby memberitahu Jihyo. Membuat ibu dari dua putra dan satu calon bayinya tertawa bangga dan terus mengusap gemas surai Luhan.
"Jadi Lulu akan tinggal di Seoul?"
"eoh..Luhan akan tinggal di Seoul. Omong-omong namaku Luhan bi bukan Lulu." Katanya mengoreksi Jihyo membuat Baby berbisik pelan "Dia Manly."
"Ah-…Lulu -ani- Luhan Manly kan?"
"yap!"
"Kenapa putramu imut sekali? Benar-benar seperti Baby ibunya?"
"Luluku memang seperti ini. Dia bersikap Manly untuk melindungiku. Tapi kau tenang saja dia hanya bersikap seperti ini didepanku. Jika di depan ayahnya atau dua temannya dia akan bersikap sangat manja." Timpal baby mencium sayang putranya sebelum beralih pada Jihyo
"Bagaimana dengan calon bayimu? Apa perempuan kali ini?"
Jihyo mengusap sayang perut besarnya sebelum beralih menatap pada Baby "Ani-….Laki-laki lagi kali ini. Aku akan melahirkan satu bulan kedepan."
"Kalau begitu kau akan memiliki tiga pangeran di rumahmu."
"Kau benar. Yunho bahkan sudah beralih menjadi remaja dengan cepat. Dan sebentar lagi Sehun akan segera masuk ke sekolah dasar. Haah-….rasanya waktu berlalu dengan cepat."
"Kau benar. Luhanku bahkan sudah bisa memilih dimana dia ingin tinggal dan siapa yang ingin ia lindungi. Waktu benar-benar berlalu dengan cepat." Timpal Baby mengusak sayang satu-satunya putra yang ia miliki. "Oia sayang. Apa kau sudah berkenalan dengan Sehun?"
"Sehun?"
"Iya. Teman sebaya yang duduk di depanmu."
"ah-…"
Luhan kecil pun mengalihkan pandangannya pada Sehun. Sedikit meletakkan kartunya sebelum mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan Sehun "Sehun? Sehun ya? Kenalkan namaku Luhan."
Yang dipanggil sedikit salah tingkah. Karena berbeda dengan Luhan yang terlihat santai maka Sehun merasakan gugup berlebihan saat ini. Membuatnya sedikit ragu sebelum membalas jabatan tangan Luhan.
"Oh Sehun."
Dan setelah mengenalkan diri pada Sehun, Luhan kembali sibuk dengan kartu-kartu bergambar monster di tangannya. Membuat anak lelaki yang satu semakin terpukau dan baru kali ini menyukai seseorang begitu banyak.
Biasanya dia hanya akan menyukai kedua orang tuanya, Yunho hyungnya, dua sahabatnya Baekhyun dan Kyungsoo serta calon adiknya yang sebentar lagi akan lahir-….Sisanya dia tidak peduli. Namun saat melihat anak lelaki berambut cokelat di depan matanya. Dia merasa seluruh rasa sukanya berpindah dalam kedipan mata untuk anak lelaki berambut cokelat di depannya.
Sang ayah pun menyadari perubahan putra keduanya. Membuatnya dengan sengaja berjalan mendekati Luhan dan memeluk anak laki-laki yang bisa membuat Sehunnya tak berkedip "Aigoo…Apa Lulu masih ingat paman?"
"Apa aku pernah bertemu dengan paman?"
"Tentu saja. Sewaktu kecil sebelum kau kembali ke Beijing. Paman, bibi, Yunho hyung dan Sehun sering bermain denganmu. Apa kau ingat?"
"Tidak ingat."
Dan sama seperti Sehun-…Luhan pun menggeleng polos membuat orang dewasa di depannya tertawa maklum mengingat usia Sehun dan Luhan yang masih sangat kecil saat itu.
"araseo…Biar paman memelukmu kalau begitu." Katanya sengaja memeluk gemas putra tunggal Baby dan Li Chen untuk melihat reaksi putra keduanya. Sedikit melirik Sehun sebelum
Binggo!
Tepat seperti dugaannya Sehun bereaksi kesal dengan cepat. Dia bahkan tak repot-repot menyembunyikannya karena saat ini Sehun jelas terlihat marah dengan tatapan sengit yang diberikan padanya.
Membuat pria tiga puluh delapan tahun itu terkekeh dan hanya melepaskan cepat pelukannya pada Luhan "Kalau begitu selamat datang di Seoul Lu. Seringlah bermain dengan Sehun nantinya. Iya kan nak?"
"huh?"
"Luhan boleh bermain denganmu kan?" katanya mengerling Sehun yang dibuat salah tingkah saat ini "Y-ya tentu saja. Kau boleh bermain dengan Baekie dan Kyungie."
"Baekie dan Kyungie?"
"eoh! Mereka temanku. Kami memiliki banyak mainan di rumahku."
Luhan menggeleng lucu sebelum menunjukkan kartu bergambar monster pada Sehun "Aku hanya bermain kartu dengan Yeolie dan Kai."
"Yeolie dan Kai? Siapa mereka?"
Nadanya sangat tak suka mendengar dua orang disebutkan dari bibir mungil lelaki cantik didepannya. Membuat Luhan sedikit kebingungan namun tetap menjawab siapa dua pria yang ditanyakan Sehun "Mereka temanku."
"Teman?"
"Ya tentu saja."
"Lalu siapa aku?"
"huh?'
"Jika mereka temanmu. Lalu aku siapa?"
"Kau-…mhhh…Kau temanku juga mungkin."
"Mungkin?"
"Ya. Karena kau terlihat sangat kaya raya jadi aku tidak yakin kau bisa berteman denganku."
"Lulu kenapa bicara kasar nak?"
"Lulu tidak bicara kasar Ma. Tapi kenyataannya memang begitu."
"Jangan samakan Sehun dengan semua anak yang suka mengganggumu."
"Hanya Yeolie dan Kai yang baik pada Lulu. Yang lain jahat pada Lulu."
"Nak…"
"Baiklah…Baiklah."
Malas berdebat lama dengan sang ibu membuat Luhan mengalah. Dia pun kembali menatap Sehun sekilas sebelum dengan berat hati mengatakan
"Mianhae."
Dan dari semua ucapan Luhan. Hanya dua hal yang mengganggu Sehun. Pertama tentang pria bernama Yeolie dan Kai yang terus diucapkannya. Kedua tentang semua anak yang bersikap jahat padanya. Membuat entah dengan alasan apa Sehun benar-benar ingin mengenal lebih dekat siapa anak lelaki berambut cokelat di depannya.
"Tidak apa. Oia dimana kau akan bersekolah?"
"Hanyang elementary school. Ya kan Ma?"
"Iya nak."
"Hanyang? Bukan Seoul international elementary school?"
"Luhan memilih sendiri sekolahnya Sehunna."
Baby yang merespon pertanyaan Sehun. Sedikit bingung mengapa dua anak kecil di sampingnya terlihat sangat dewasa hingga hanya rasa gemas yang ia rasakan
"Iya. Tapi kenapa harus sekolah kecil itu?"
"Karena disekolah kecil itu tidak akan ada yang menggangguku. Lagipula Kai dan Yeolie juga disana. Jadi aku yakin mereka akan menjagaku." Timpalnya yakin membuat Sehun kembali mendengus kesal karena terus mendengar nama si Yeolie dan Kai dari mulut pria cantik di depannya. "mereka lagi…mereka lagi." ujarnya tak terima sebelum
"MA…."
Kali ini Jihyo yang tersentak kaget. Sangat jarang mendengar Sehun berteriak mengingat putra keduanya cenderung bersikap dingin, namun saat dia berteriak memanggilnya pastilah sesuatu yang besar sedang terjadi.
"huh? Kenapa nak?"
"Aku ingin pindah ke Hanyang elementary school juga."
"Apa kau yakin nak? Kau tidak suka tempat kecil dan kotor. Lagipula-…"
"Tentu saja kau akan pindah kesana nak. Papa akan mendaftarkan sekolah yang sama dengan Luhan untukmu."
"Yeobo! Apa kau yakin?"
Sang ayah menatap Sehunnya penuh arti. Sedikit tertawa kecil sebelum mengerling yakin pada istrinya "Tentu saja. Aku rasa Sehun mengingnkan sesuatu di Hanyang School. Ya kan nak?"
Sehun mengangguk dengan mata yang terus menatap anak lelaki di depannya. Membenarkan ucapan sang ayah sebelum
"Ya. Aku menginginkan sesuatu disana Pa. Aku menginginkannya."
.
.
.
.
.
BLAM…!
"Sehun tidak perlu berlari nak!"
"Araseo Ma…!"
Dia bilang mengerti-….Tapi tetap berlari kencang memasuki rumah mereka. Membuat sang ibu yang akan segera melahirkan dalam tiga bulan itu terkekeh tak habis pikir mengapa putra keduanya memiliki banyak ekspresi hari ini.
"Sayang…"
"hmmm?"
"Apa kau tidak merasa ada yang salah dengan putra kita?"
"Siapa? Yunho?"
Jihyo sedikit tertawa sebelum menjawab cepat sang suami "Sehun tentu saja!"
"Sehun?"
"eoh! Dia terlihat bersemangat entah untuk alasan apa."
"ah-…Mungkin karena putra Baby dan Li Chen."
"Luhan maksudmu?"
Insung pun mendekati sang istri. Dikecupnya sayang kedua pipi Jihyo sebelum berbisik sedikit menggoda "Luhan maksudku." Timpalnya membenarkan membuat istrinya tersenyum gemas.
"Jadi maksudmu Sehun kita menyukai Luhan?"
"Terlalu cepat menyimpulkan seperti itu. Bisa saja Luhan hanya akan menjadi teman baik Sehun seperti Baekhyun dan Kyungsoo."
"Kau benar sayang. Apapun itu aku berharap mereka bisa berteman dekat. Karena mau bagaimanapun jika bukan karena Luhan dan Baby. Aku dan Sehun mungkin tidak akan selamat hari itu." katanya getir mengingat kejadian mengerikan delapan tahun lalu. Membuat Insung secara refleks memeluk sang istri sebelum mendekapnya erat.
"sst…. Semua baik-baik saja sayang. Kau-Sehun serta Baby-Luhan-….Kalian berempat baik-baik saja. Berhentilah memikirkan kejadian mengerikan itu. Putra kecil kita akan ketakutan jika ibunya menangis sayangku. Tenanglah hmmm.."
Jihyo kemudian mengambil banyak nafasnya. Merasa berhutang nyawa pada Baby dan Luhan untuk putra keduanya yang kini tumbuh dengan sehat dan terlihat sangat tampan seiring berlalunya hari. "Sehun kita harus bersikap baik pada Luhan."
Kepala keluarga itu mengangguk menyetujui keinginan istrinya. Membuatnya sedikit mencium sayang Jihyo sebelum berbisik meyakinkan "Dia pasti akan bersikap baik pada Luhan."
.
.
.
.
Sementara itu…
.
BRAK..!
.
"HYUNG!"
Putra sulung Jihyo dan Insung itu pun menoleh saat sang adik memanggilnya. Bertanya-tanya mengapa bocah delapan tahun itu terlihat sangat senang dan begitu bersemangat tidak seperti biasanya "Ada apa?"
"HYUNG!"
Buru-buru Sehun naik ke tempat tidur kakak lelakinya. Melonjak beberapa kali disana hingga hanya dengusan kesal yang terdengar dari si pemilik kamar "ish! Ada apa? Kenapa kau terus bertindak gila?"
"Ya hyung…Aku rasa aku gila."
Oh Yunho -putra sulung sekaligus kakak kandung Sehun- itu terlihat bergedik takut melihat adiknya. Dia bahkan berani bersumpah selama enam belas tahun hidupnya, ini adalah kali pertama dia melihat Sehun berekspresi secara berlebihan "y-yak! Apa kau demam? Apa kau-….MAMA SEHUN MEMBUATKU TAKUT-…hmpph…"
Dengan sigap Sehun membekap mulut sang kakak. Mencibir kesal sebelum melepas tangan kecilnya untuk membekap mulut Yunho. Dia pun segera mengelap asal tangannya yang terkena air liur sebelum tersenyum sangat innocent membuat Yunho semakin ketakutan.
"hyungie…."
"Astaga Oh Sehun! Ada apa denganmu?"
"Aku rasa aku jatuh cinta hyung."
"Bocah gila!"
"Iya aku gila hyung! Aku gila karena si mata rusa itu. Saat aku mendengar suaranya jantungku berdegup kencang. Dan saat melihat dia tersenyum aku-….Tubuhku lemas hyung. Aku bahkan sudah merindukannya-…"
"MAMA SEHUN SAKIT! DIA BENAR-BENAR MEMBUATKU TAKUT!"
Yunho bahkan rela turun dari tempat tidurnya untuk menghindari hal gila yang dikatakan bocah delapan tahun di depannya. Membuat seluruh tubuhnya meremang sebelum sang adik memberikan tatapan tajam terlampau mengerikan untuknya "Duduk. Aku belum selesai bicara!"
"y-YAK!"
"Duduk hyung. Aku mau cerita huweeee…"
Beberapa detik lalu Sehun terlihat seperti pujangga cinta. Namun di detik berikutnya dia merengek kesal karena hyung favoritnya menghindar. Membuat Yunho yang awalnya takut dengan sikap sang adik terpaksa harus tertawa saat Sehun menendang seluruh bantalnya jatuh ke bawah lantai.
"HYUUUNGG AKU MAU CERITA-..HUWEEEE…."
"YUNHO JANGAN MEMBUAT ADIKMU MENANGIS NAK!"
Kali ini si putra sulung terkekeh mendengar ultimatum sang Mama membuatnya tertawa antara gemas dan kesal sebelum kembali duduk di tepi ranjang "IYA MA…!" Katanya menjawab sang mama dan kembali duduk di depan si bungsu yang sebentar lagi juga akan menjadi hyung.
"Baiklah Hyung dengar adik tampan. Jadi siapa yang membuat Sehunnie tergila-gila? Baekhyun? Kyungsoo?"
Sehun mengelap air matanya menggunakan kaos sang kakak. Sedikit menghela nafas sebelum tertawa polos menunjukkan sederetan gigi putihnya "Bukan hyung. Bukan mereka."
"Lalu siapa yang membuat prince ice Oh Sehun menjadi crying baby Oh. Katakan pada hyung!"
"HYUUUNG~"
"araseo…Araseo. Hyung bercanda." Katanya mencubit gemas pipi Sehun dan memaksa sang adik bercerita "Cepat ceritakan siapa yang membuatmu gila."
"Namanya Luhan."
"huh?"
"Luhan-…Namanya Luhan…tapi saat dipanggil Lulu terdengar sangat menggemaskan untukku. Aaah-….hyuuungg aku maluuu.." katanya menyembunyikan wajah putih pucatnya di balik selimut dengan kaki yang terus mengusak tempat tidur Yunho hingga kusut.
"sekarang dia bertindak seperti gadis gila." Gumam Yunho terkekeh dan melihat bagaimana sang adik benar-benar bertingkah gila karena seseorang.
"Wajahnya imut sekali dan sikapnya-…urggh—dia bersikap sangat dingin padaku!"
"Dan kau menyukai seseorang yang bersikap dingin padamu? Sehun yang biasanya akan membalas bersikap dingin kan?"
"Kau benar! Sehun yang biasa akan membalas berkali-kali lipat lebih dingin. Tapi dengan Luhan aku rasa aku rela diperlakukan dingin seumur hidupku."
"gila!"
"Itu namanya cinta hyung!"
"heol-…! Bocah kecil sebenarnya berapa usiamu? Kenapa kau terus mengatakan cinta hmmmh…"
Yunho menggelitik habis perut Sehun. Membuat adiknya tertawa geli namun berusaha menjawab pertanyaan sang kakak "Aku banyak belajar darimu hyung. Setiap malam kau bercerita tentang betapa cintanya kau pada Jongie hyung. Aku -hahaha-…hyung berhenti. Aku mengerti sekarang!"
Yunho pun berhenti menggelitik sang adik. Terdiam cukup lama menyadari apa yang baru saja di dengarnya dari sang adik. Dia bahkan menangkap beberapa kalimat yang cukup familiar untuknya sampai tak sadar matanya menatap bangga pada Sehun.
Dia cukup takjub pada adiknya-….Karena disaat dia mengira berbicara dengan tembok yang tak bisa menjawab cerita, maka sang adik menjelaskan bahwa selama ini dia mendengarkan. Membuat Yunho sedikit terharu dan mulai berbicara man to man pada Sehunnya.
"Jadi siapa nama orang yang kau sukai?"
"Luhan-…Xi Luhan."
"Dia lelaki?"
"Lelaki cantik." Timpal Sehun bersemu malu disambut kekehan dari sang kakak. "Dan kau tergila-gila padanya?"
"Jika terus berdebar setiap kali membayangkan wajahnya di sebut tergila-gila-…Maka Ya! Aku tergila-gila padanya."
"kau benar-benar jatuh cinta ya." Gumam Yunho sedikit tak terima sebelum tertawa mengusak surai adiknya yang begitu polos "Lalu apa alasanmu menyukai Luhan?"
Sehun berfikir cukup keras menjawab pertanyaan kakaknya. "Alasan ya?" katanya bergumam bingung namun tetap tak menemukan alasannya. Membuatnya terus berfikir keras sebelum menggeleng pasrah melihat hyungnya.
"Wae? Tidak menemukan alasan?"
"Apa itu penting?"
Yunho kembali tertawa melihat betapa seriusnya sang adik saat tak menemukan alasan menyukai Luhan. Membuatnya terkekeh kecil sebelum mengusap sayang surai adiknya "Selama kau menjaganya dengan baik-… Hyung rasa alasan itu tidak penting."
"Benarkah?"
"mmhh! Hanya jaga dia dan jangan buat dia menangis. Jika dia marah kau harus mengalah. Jika dia keras kepala kau hanya harus banyak bersabar. Seperti itulah kira-kira gambarannya."
"Apa hyung melakukan hal itu pada Jongie hyung?"
Yunho kembali terkekeh sebelum menjawab
"Hyung melakukan lebih dari itu untuk membuat Jongie senang." Katanya terdengar antara pasrah dan bahagia disambut kobaran semangat dari mata Sehun yang berapi-api. Membuat Yunho mati-matian tidak tertawa sebelum adiknya kembali bertingkah gila.
"BAIKLAH HYUNG! AKU JUGA AKAN MELAKUKAN LEBIH DARI ITU UNTUK LUHAN!"
"Pertama kau harus mendekatinya dulu."
"huh?"
"Kau bukan siapa-siapa untuknya saat ini."
"ah-…Kau benar hyung." Katanya bergumam sedih dengan tangan Yunho yang terus menepuknya iba. Antara menggoda dan memberi semangat sebelum menyerah tak tega melihat adiknya begitu sedih "Apa yang harus aku lakukan hyung?"
"Dekati dia lalu buat dia nyaman. Setelah itu kau akan berteman baik dengannya. Usahakan jangan terlalu lama berada di friend zone. Tarik hatinya saat dia mulai luluh dan-…bum! Dia kekasihmu Oh Sehun. Mengerti?"
Sehun mengerjap lucu mendengar penjabaran kakaknya yang mengalahkan cerita three little pigs. Membuatnya menggeleg polos benar-benar tak mengerti maksud sang kakak "Aku sama sekali tidak mengerti." Katanya polos hingga membuat Yunho jengah.
Dan alih-alih menjelaskan pada sang adik. Yunho lebih memilih turun ke bawah untuk mencari makan sebelum
"HYUNG JELASKAN LAGI PADAKU!"
"PERCUMA! KAU MASIH BAU KETIAK HUN!"
"huh?"
Sehun menciumi satu persatu ketiaknya namun tak mencium bau tak sedap. Membuatnya bingung dengan ucapan sang kakak sebelum mendengus kesal "HYUNG! AKU TIDAK BAU KETIAK!"
.
.
.
.
.
BLAM…!
"Nah tuan muda. Anda sudah sampai di Hanyang elementary School. Silakan bergegas masuk ke sekolah baru anda."
Tak hanya satu tuan muda yang enggan keluar dari mobil mewah mereka. Tapi tiga tuan muda kecil yang memakai pakaian mewah enggan keluar dari tempat nyaman mereka. Membuat dua yang berparas cantik mengeluh kesal sebelum memukul kencang lengan sahabatnya.
"Sehunna! Tempat apa ini? Kenapa kotor sekali?"
Paman Lee Kwangsoo-…Kepala pelayan keluarga Oh tampak terkikik geli melihat tuan mudanya bersama dua sahabatnya terlihat jijik dengan lingkungan baru sekolah mereka. Membuatnya ingin tertawa namun berakhir berdeham jika tak ingin mendengar suara rengekan dari tiga tuan mudanya.
"Ini sekolah baru kita Baek…Soo.."
"MWO?"
"Tidak mungkin…."
Sehun juga enggan menginjakan kakinya di sekolah yang terbilang sangat biasa level Oh Sehun ini. Membuatnya betah untuk berlama-lama tinggal sebelum sosok favoritnya terlihat dengan kedua orang tuanya.
Awalnya Sehun tersenyum sangat berbinar melihat sang pujaan hati. Namun saat ada dua pria yang memiliki ukuran tubuh sedikit lebih tinggi dari pujaan hatinya-…Maka dengan cepat Sehun bisa menebak bahwa itu adalah
"Kai dan Yeolie.."
"huh? Siapa Kai dan Yeolie?"
Sehun menatap kesal pada dua sahabatnay sebelum merangkul tas ranselnya "Mereka sainganku! Cepat keluar!" katanya memberi perintah pada Baekhyun dan Kyungsoo sebelum
BLAM…!
Sehun menutup pintu mobil -agak kencang- karena dia kesal. Lalu detik berikutnya kedua tangannya terlipat dengan mata yang tak lepas dari kerumunan sang pujaan hati.
"Paman akan menunggu sampai tuan muda masuk."
"Terserah." Katanya menjawab ketus dengan Kyungsoo dan Baekhyun yang berdiri di samping kanan dan kirinya "Hunnie…Aku tidak mau sekolah disini."
"Kalau begitu Mama dan Papa pergi Lu-…Kai..Yeol-…Jaga Lulu ya."
"ck!"
Dia semakin berdecak kesal saat orang tua Luhan menitipkan sang pujaan hati pada dua bodyguard nya. Membuat hati Sehun luar biasa kesal ditambah pemandangan sialan saat ini
"Lu kita berbeda kelas. Apa kau mau pindah ke kelas kami?"
"Tidak perlu Kai."
Ting….tinggg….
Bel tanda masuk berbunyi. Membuat beberapa murid baru berhamburan masuk ke dalam kelas meninggalkan dua pemandangan saat ini.
Pertama pemandangan Luhan sedikit ragu membiarkan kedua temannya masuk kelas. Kedua pemandangan dimana Sehun merasa kesal karena Luhan begitu dekat dengan dua temannya. Membuat jiwa tuan mudanya menggebu keluar sebelum menatap kedua temannya.
"Kita pergi!"
"Tuan muda.."
"yey… Tidak jadi sekolah disini!"
Jika Kwangsoo memekik horor, maka Kyungsoo dan Baekhyun memekik senang mendengar ucapan Sehun. Membuat keduanya lebih dulu masuk ke dalam mobil sementara Sehun masih memperhatikan Luhan yang kini dihampiri beberapa anak lelaki yang dia tebak merupakan kakak kelas.
Beberapa saat Sehun masih memperhatikan sebelum rasa kesal karena Luhan terlalu banyak bergaul dengan banyak orang membuatnya marah. "ck! Bodoh sekali aku menyukaimu." Katanya membenci khas bocah delapan tahun dan menyerah dengan rasa suka yang menggebu-gebu menjadi tak peduli walau nyatanya ingin terus melihat Luhan.
Dia pun membalikan badan untuk masuk kedalam mobil sebelum
"KEMBALIKAN MILIKKU!"
Bahkan di usianya yang masih terbilang kecil Sehun bisa merasa begitu sakit hanya karena sebuah teriakan. Tangannya juga secara refleks bergetar saat suara anak lelaki yang dia suka menjerit begitu ketakutan.
Awalnya dia enggan menoleh. Bukan karena dia tak mau tapi karena dia takut-..Takut jika melihat anak lelaki yang dia sukai diganggu atau lebih buruknya menangis. Namun saat suara lebih banyak terdengar mengejek maka tak ada yang bisa membuat Sehun murka seperti ini sebelumnya.
"KEMBALI SANA KE NEGARAMU! JANGAN TINGGAL DI NEGARA KAMI DASAR KOMUNIS!"
"AKU BUKAN!"
"UUUW…SI KOMUNIS MENANGIS? Y-YAK! BERANI SEKALI KAU MENDELIK PADAKU!"
Tangan anak lelaki lain yang melihat terkepal. Merasa begitu marah saat empat orang berbadan besar itu mengganggu Luhan. Mereka bahkan membuang seluruh isi tas Luhan lalu menginjak-injaknya. Membuat wajah Luhan begitu merah namun tak ada tangisan disana.
Luhan sendiri hanya diam saat mereka menginjak tas dan seluruh isi tasnya. Dia nyaris tak peduli dengan apapun yang dilakukan kakak kelasnya. Namun saat buku resep kue dari sang ayah dan koleksi pokemon card nya dicuri-…..Luhan marah. Tangannya terkepal begitu erat sebelum
Sret…!
"JANGAN GANGGU AKU!" katanya berusaha membalasa sebelum berlari dari kerumunan.
"y-YAK! MAU KEMANA KAU!"
Dan saat Luhan berniat melarikan diri sejauh mungkin maka disinilah dia-….Berhadapan dengan anak lelaki lain yang memiliki warna kulit pucat seperti saat mereka pertama kali bertemu di kedai kecil dua minggu lalu.
Tak ada yang berubah dari penampilan pria yang memiliki usia sama dengannya. Selain terlihat sangat modis dan tampan-….Semua masih sama seperti saat pertemuan pertama mereka. Yang membuatnya sedikit menakutkan adalah rahang tegas yang dimilikinya. Membuat anak lelaki terlihat sangat menakutkan namun berusaha setenang mungkin bertanya padanya.
"Kau baik-baik saja?"
"huh?"
"Mereka mengganggumu?"
Luhan sedikit takut melihat kerumunan itu mendekat. Berharap seseorang menolongnya hingga tanpa sadar memanggil nama Kai dan Chanyeol. Membuat dengusan terdengar dari anak lelaki yang ia ketahui bernama Sehun sebelum
"ayolah! Hanya ada Sehun disini!" katanya berlari mendekati Luhan. Sedikit menarik lengannya sebelum
BUGH…!
"TUAN MUDA / SEHUN!"
.
.
.
.
.
.
"Harusnya kau tidak perlu membantuku."
Mereka berada di ruang hukuman saat ini. Dan berbeda dengan empat orang berbadan besar itu, maka hukuman Sehun dan Luhan hanya berlangung dua jam. Membuat Sehun mendengus karena waktu sudah terlewat satu jam empat puluh lima menit dan artinya hanya tersisa lima belas menit untuk berdua bersama Luhan.
"Kai…yeol…Bantu aku. Aku takut."
"huh?"
Sehun menirukan bagaimana Luhan memangiil nama dua sahabatnya. Membuat Luhan yang awalnya sudah mulai menyukai Sehun harus mendengus kesal melihat betapa arogan sang tuan muda disampingnya.
"ck! Harusnya kau membiarkan mereka menggangguku kalau begitu!"
"Bagaimana bisa aku membiarkan mereka mengganggumu? Pikirmu aku tega melihatmu diganggu dan dihina?"
"haah-…Lima belas menit sudah berakhir. Aku rasa kita bisa keluar darisini!" gumam Luhan jengah sebelum
Sret…!
Sehun memegang erat pergelangan tangan Luhan. membuat si bocah kelahiran Beijing itu mengernyit bingung sebelum membiarkan Sehun memulai aktingnya "Kakiku sakit."
"Lalu?"
"aigoo….Aku cidera karena menolongmu. Cepat bantu aku berdiri!"
"Tapi aku harus masuk kelas."
"Kita berada di dalam kelas yang sama. Jadi cepat bantu aku berjalan dan kita bisa masuk bersama."
Jika tidak ingat Sehun baru saja menolongnya-….Mungkin Luhan akan mengatakan tidak dengan tegas! Namun karena Sehun menolongnya dan benar kakinya sedikit biru karena ditendang kencang membuatnya mengalah.
Luhan mengulurkan tangannya untuk membantu Sehun berdiri. Sedikit memapahnya sebelum melirik sekilas dan menyadari bahwa Sehun memang sedikit kesakitan namun terlihat tenang. Membuat Luhan diam-diam tersenyum sebelum mengucapkan
"Gomawo Sehunna."
Wajah Sehun luar biasa berbinar saat ini. dirangkulnya lebih erat pundak Luhan sebelum besar kepala mengatakan
"Tidak perlu! Kelak aku akan menjadi suamimu dan akan menghajar semua yang mengganggumu. Kau tenang saja-….ARGGH!"
Sehun meringis kesakitan saat Luhan tiba-tiba membuatnya terjatuh. Dan dilihat dari caranya jatuh maka sudah bisa dipastikan bahwa itu sebuah kesengajaan. Membuat Sehun mendongak kesal dan
"y-YAK! Kenapa aku dijatuhkan. " katanya berteriak sebelum mendapati wajah Luhan terlihat merah. Membuatnya berfikir yang tidak-tidak sebelum dengan asal menebak
"Ah-….Apa kau malu karena aku mengatakan suami?"
Merah di wajah Luhan artinya marah-…Bukan karena merona. Dan saat anak lelaki sebayanya mengatakan hal gila maka hanya kekesalan yang Luhan rasakan. Dia bahkan dengan sengaja menginjak kaki Sehun sebelum
"SUAMI KEPALAMU! DASAR MESUM!"
.
.
.
.
tobencontinued
.
.
.
Posesif!Hun vs Manly!Lu
.
.
Sekian
.
wkwkwk :V
.
gatel banget tangan maunya apdet mele :" ngutang lagi kan jadinya... T_T
yaudala ya ngerame ramein tanggal 20...biar yang punya tanggal 20 makin langgeng sama si tanggal 12 kita lestarikan aja epep mereka :""
.
ini chap satu cem MFC kan? bae2 di chap selanjtnya wkwkkw...CANDAA! ini cuma kisah cinta si cadel ngejar lulu dari bocah sampe punya bocah sendiri wkwkw..
AFB kan udah bikin pusing...JTV mah udah taken Luhan punya Sehun...sipsip!
.
sekali lagi-...A very happy bday LUGE!
.
Je Te Veux-...I Want You
