Fanfic sederhana karya Yola-ShikaIno

Pairing : Shikamaru N x Ino Y (from Naruto)

DISCLAIMER : NARUTO © MASASHI KISHIMOTO

#CSIFBirthdayPartyFict – 3 February (Light's Birthday)
Hastag lucu dari (a) SHIKAINO_FC #HappyBolaDay

Special thanks for all SHIKAINO SHIPPER—Guardian, my lovely family C-SIF, and para pembaca yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan membaca fict Yola. Terima kasih juga untuk pembaca yang bersedia memberikan review untuk Yola. Arigatou ^o^

[WARNING INSIDE! TYPO(s), OOC, and friends!]

Happy Reading!

.

.

.

Pagi yang cerah seindah senyuman seorang anak kecil berambut hitam yang sedang berbaring di atas rumput-rumput hijau di halaman belakang rumahnya. Dengan ditemani boneka teddy bear berwarna coklat, anak kecil berjenis kelamin perempuan itu memandang langit beserta awan-awan putih yang sedang terbang ditiup angin. Ibu dari anak perempuan itu lalu menghampiri putrinya dan ikut berbaring di samping putri kecilnya.

Tiba-tiba anak perempuan itu berbalik menghadap ibu kandungnya. Ibunya yang merasa aneh putrinya tiba-tiba berbalik dan langsung menatap mata hitam milik putrinya.

"Ada apa Yora-chan?" tanya ibu dari anak perempuan yang akan berusia lima tahun di bulan Februari nanti.

"Kaasan, mengapa langit berwarna biru? Padahal 'kan ada warna lain seperti ungu, kuning, bahkan merah muda. Kenapa harus biru?" tanya Yora dengan antusias.

Wanita yang dipanggil kaasan oleh Yora tidak langsung menjawab pertanyaan putri kecilnya. Diacak-acak rambut hitam pendek Yora yang saat itu dihiasi dengan jepit merah muda kesayangannya. "Kaasan punya satu cerita, Yora-chan mau dengar?" tanya ibu dari Yora yang bernama Aishi.

"Tapi kok pertanyaan Yora dibiarkan begitu saja? Yora ingin tahu jawaban Kaasan." Ucap Yora sedikit kecewa.

"Cerita yang Kaasan ceritakan akan menjawab pertanyaan Yora-chan." Jawab Aishi disertai senyuman manis dari bibirnya.

"Hm… baiklah, Yora mau dengar." Kata Yora sambil tersenyum kepada Kaasan-nya.

"Dengarkan dengan baik ya?" kata Aishi mulai bercerita. Sementara Yora memeluk boneka teddy bear kesayangannya sambil mendengarkan Kaasan-nya.

.

.

.

Pada beberapa ribu tahun yang lalu, yang belum bisa dipastikan dengan tepat tahunnya, ada sebuah kerajaan yang cukup besar. Kerajaan itu dipimpin oleh tiga raja yang sejak dulu sudah bersahabat. Bahkan, kakek moyang tiga raja itu sudah bersahabat sangat dekat. Kerajaan itu bernama Kerajaan Nokacho. Kerajaan yang dibangun di tengah-tengah samudera perbatasan antara Kerajaan Nokacho dan Kerajaan Sannin. Sudah sepantasnya tiga raja di Kerajaan Nokacho memiliki pengganti untuk meneruskan kerajaan Nokacho. Tiga raja Nokacho pun menikah dengan perempuan sebaya mereka dan memiliki anak.

Sayangnya, Raja Yamanaka di Kerajaan Nokacho, yaitu Raja Inoichi memiliki seorang anak perempuan. Perempuan dianggap belum bisa memimpin Kerajaan Nokacho. Hal itu yang menyebabkan Raja Inoichi khawatir dengan masa depan Kerajaan Nokacho yang sudah dibangun oleh kakek moyangnya dulu bersama sahabat-sahabat baiknya.

"Jadi, bagaimana? Apa aku harus mencari anak laki-laki dan mengangkatnya sebagai anak agar bisa meneruskan kerajaan Nokacho?" tanya Raja Inoichi kepada sahabat-sahabatnya.

Salah seorang sahabatnya yang berbadan besar itu hanya menatap Raja Inoichi heran. "Kau tidak suka dengan kehadiran putrimu? Sehingga kau memutuskan untuk mengangkat anak laki-laki untuk dijadikan penggantimu?" tanya Raja Choza dari perwakilan Raja Akimichi.

"Bukan begitu, bagaimana pun aku ingin Kerajaan Nokacho tetap ada. Aku tidak ingin mengecewakan kalian termasuk ayah serta kakek moyangku." Jawab Raja Inoichi. "Kalau memang aku harus mengangkat anak laki-laki, sepertinya aku akan mengangkat Deidara sebagai anak laki-lakiku. Dia pantas menjadi seorang raja." Sambung Raja Inoichi.

"Aku tidak setuju kalau kau harus sampai mengangkat anak demi kerajaan Nokacho, memangnya ada yang salah dengan anak perempuan? Lagi pula anak perempuanmu cantik dan manis. Siapa tahu anak perempuanmu bisa memberikan kesan yang baru di kerajaan ini. Kerajaan Nokacho tidak pernah kehadiran bayi perempuan yang cantik dan manis seperti ini, bukan?" kata Raja Choza sambil memakan beberapa buah kesukaannya.

"Aku akui Ino memang manis seperti ibunya, aku juga sangat menyayangi Ino. Aku tidak pernah menyesal mendapatkan seorang anak perempuan secantik dan semanis Ino. Tapi, bagaimana dengan masa depan Kerajaan Nokacho? Aku hanya tidak mau Kerajaan Nokacho hancur hanya karena aku dan putri kecilku." Jelas Inoichi.

Seorang pria berambut hitam yang dikuncir menyerupai nanas kemudian angkat bicara. "Nikahkan saja Ino dengan Shikamaru atau Chouji. Setidaknya, keturunan Yamanaka sudah bersatu dengan Nara ataupun Akimichi. Dengan begitu, anak dari Ino dengan Shikamaru ataupun Chouji bisa mewakili Raja Yamanaka dan Raja Nara atau Raja Akimichi." Jelas Raja Shikaku—Raja Nara yang terkenal sangat jenius.

Choza sebagai Raja Akimichi tersenyum mendengar usulan dari sahabat baiknya Shikaku. Tidak perlu ditanya bagaimana ekspresi Inoichi mendengar usul dari sahabatnya, wajahnya kini terlukis begitu besar kebahagiaan. Diskusi mereka berakhir dengan suara tangis dari satu-satunya bayi perempuan.

"Mendokusai!" kata Raja Shikaku sukses mendapatkan deathglare dari Raja Inoichi yang tidak terima ucapan Raja Shikaku untuk putrinya. Sementara Raja Choza hanya tersenyum melihat kelakuan kedua sahabatnya.

.

.

20 tahun kemudian.

.

.

Yamanaka Ino putri dari Raja Inoichi, Nara Shikamaru putra dari Raja Shikaku, dan Akimichi Chouji putra dari Raja Choza sudah berusia 20 tahun. Selesai pesta ulang tahun Yamanaka Ino yang ke-20 tahun, si empunya pesta duduk di kursi yang berada di balkon kamarnya di istana Kerajaan Nokacho sambil menikmati hembusan angin. Rambut pirangnya terurai dihembuskan oleh angin membuat putri Raja Yamanaka ini terlihat sangat cantik.

"Bosan melihat langit berwarna-warni seperti itu, bosan ya? Aku juga bosan disuruh memilih antara Shikamaru ataupun Chouji di setiap ulang tahunku. Tak ada pertanyaan lain selain pertanyaan 'Jadi, Ino kau pilih Shikamaru atau Chouji untuk pendampingmu kelak?' atau 'Shikamaru itu jenius, tapi Chouji juga baik hati, kalau kau pilih siapa, Ino?' apa tidak ada pertanyaan lain selain itu?" kata Ino pada dirinya sendiri.

Langit memang selalu terlihat berwarna-warni. Berwarna-warni layaknya bunga-bunga peliharaan Ino di kebun bunga miliknya. Hanya ada burung-burung gagak hitam yang terbang kesana-kemari sebagai tanda waktunya beristirahat di dalam kamar untuk waktu yang cukup lama—malam. Malam hari dan pagi hari di bumi yang dihuni oleh dua kerajaan besar hanya ditandai dengan burung gagak hitam dan burung merpati. Hal itu juga yang menambah panjang list kebosanan Ino.

Tiba-tiba sebuah batu kerikil jatuh dari atap kerajaan dan sayangnya, batu kerikil itu jatuh tepat di kepala Ino dan membuat Ino mencari orang yang usil melempar kerikil itu. Ditemuinya seorang pemuda berusia sama dengannya sedang berbaring di atas atap Kerajaan Nokacho. 'Aku harap kau tidak membuat masalah, Pemalas!' ucap inner Ino.

"Kau mengganggu tidurku, Tuan Putri." Kata orang yang dipanggil 'pemalas' oleh Ino. Siapa lagi kalau bukan si Muda Nara, yaitu Nara Shikamaru.

"Mengganggumu? Yang ada kau yang menggangguku, Pangeran." Jawab Ino dengan penekan dikata 'pangeran.'

"Tck. Sudahku bilang jangan panggil aku pangeran. Mendokusai!" kata Shikamaru sambil meloncat turun ke balkon kamar Ino.

"Kau bilang kau mau tidur? Sana kembali ke kamarmu! Jangan menggangguku lagi!" perintah Ino.

"Kau tidak berhak mengusirku." Kata Shikamaru santai sambil duduk di samping Ino dan memejamkan matanya.

"Kalau kau tidak mau diganggu ya sudah pindah saja ke kamarmu. Lagipula, kau sendiri yang tiap malam selalu datang ke balkon ini. Jadi, hakku untuk mengusir siapapun yang berada di daerah kekuasaanku." Kata Ino. Shikamaru hanya diam tidak merespon kata-kata Ino barusan.

Shikamaru dan Ino terdiam dan menikmati langit berwarna-warni. Tidak ada yang memulai untuk membuka pembicaraan kembali. Keduanya seolah-olah terhipnotis dengan suasana langit yang berwarna-warni, angin yang berhembus dengan lembutnya, serta wangi berbagai macam bunga dari kamar Ino. Beberapa menit menikmati suasana hening, Ino mulai memikirkan masalah pendamping hidupnya lagi. Ya memang tidak ada hal lain selain masalah pendamping hidup yang terus Ino pikirkan.

"Kerajaan macam apa ini? Mewajibkan seorang laki-laki yang memerintah. Padahal, di Kerajaan Sannin mewajibkan salah satunya perempuan." Kata Shikamaru tiba-tiba.

Ino hanya menatap Shikamaru heran. Shikamaru memang sering berada dipihaknya, terutama dalam masalah pendamping hidup yang mewajibkan Ino memilih satu diantara Shikamaru dan Chouji. Mungkin, menurut Shikamaru masalah pendamping hidup Ino sangat merepotkan untuknya, terutama karena Shikamaru juga dengan sangat terpaksa ikut dalam acara pendamping hidup Ino.

"Shika," panggil Ino.

"Hm… apa?" tanya Shikamaru dengan nada malasnya.

"Bagaimana jika aku memilihmu sebagai pendamping hidupku? Apa yang akan kau lakukan?" tanya Ino tiba-tiba.

Shikamaru kaget mendengar pertanyaan Ino. Jujur, pertanyaan Ino barusan keluar dari perkiraan Shikamaru. Walaupun Shikamaru sebenarnya ahli dibidang strategi perang membantu Raja Shikaku, tapi tetap saja, strateginya selalu gagal setiap kali berbicara dengan perempuan, terutama Ino dan ibunya.

"Ayo jawab!" pinta Ino memaksa Shikamaru.

"Ya sudah, aku akan menikahimu. Setelah menikah, kita harus memiliki seorang anak perempuan. Setelah anak perempuan kita besar nanti, akan aku nikahkan dengan anak laki-laki Chouji. Sehingga menghasilkan keturunan perpaduan antara Yamanaka, Nara, dan Akimichi. Jadi, cucuku nanti tidak akan direpotkan dengan urusan pendamping hidup seperti neneknya ini." Jawab Shikamaru dengan ringan. "Sehingga, Kerajaan Nokacho hanya akan dipimpin oleh satu raja, tidak tiga raja seperti ini. Menurutku tidak efektif." Sambung Shikamaru lagi.

Ino tersenyum mendengar jawaban Shikamaru. 'Tak kusangka dia sudah memikirkan nasib cucunya nanti sampai sejauh itu.' Ucap Ino dalam hati. "Jawabanmu memuaskan, berbeda dengan jawaban Chouji." Kata Ino pada Shikamaru.

"Memangnya Chouji jawab apa?" tanya Shikamaru penasaran.

"Kalau tidak salah, dia bilang, dia belum siap untuk menikah karena dia belum bisa membangun sebuah tempat makan. Dia takut aku akan kelaparan jika bersamanya. Entahlah aku masih bingung dengan cara berpikir Chouji." Jawab Ino. "Kau tidak memberiku kado?" tanya Ino tiba-tiba keluar dari topik awal pembicaraan.

Shikamaru menggeleng sambil melirik Ino. "Memangnya kau mau apa?" tanya Shikamaru.

"Aku ingin mengubah warna langit, aku bosan dengan warna langit yang berwarna-warni terlalu ramai. Bukannya lebih indah kalau warna langit mempunyai satu warna? Lebih cantik dan terlihat simple. Siapa tahu jika warna langit bisa berubah, aku tidak akan terlalu bosan. Kau tahu sendiri 'kan aku sudah bosan ditanyakan pertanyaan yang sama di setiap ulang tahunku. Aku ingin menghapus salah satu list kebosanan seorang Putri Raja Yamanaka." Jelas Ino.

"Mengubah warna langit? Kau pikir aku Asuma-sensei yang bisa memainkan sihir-sihir dan mengubah warna langit. Mendokusai!" jawab Shikamaru.

Ino tidak menjawab kata-kata Shikamaru. Ino terdiam dan menatap langit yang berwarna-warni. Langit yang kosong tanpa ada sesuatu pun yang menghiasinya, hanya ada berbagai macam warna langit. Shikamaru dan Ino sama-sama menyukai langit, walaupun langit di atas sana terlihat sangat ramai warnanya. Tanpa Shikamaru sadari, Ino sudah memejamkan matanya dengan posisi kepala berada dipundak kanan Shikamaru. Dengan balutan purple dress yang cukup mewah, Ino tertidur di balkon kamarnya, ditemani Shikamaru. Sementara Shikamaru tetap memberikan pundak kanannya untuk tempat Ino tertidur. Pemuda berpakaian kemeja putih dengan jas hitam dan dasi merah ini lalu memejamkan mata untuk mencoba tidur seperti gadis di sampingnya.

Seseorang sedang memotret kebersamaan Shikamaru dan Ino dari atas atap istana Kerajaan Nokacho. Dia hanya tersenyum mendapatkan hasil gambar yang sesuai dengan keinginannya, ditambah rekaman video yang berhasil diambilnya barusan.

.

.

.

"Pangeran Shikamaru dan Putri Ino sepertinya cocok. Yora-chan yakin mereka akan menikah. Tapi, yang mengambil foto mereka itu siapa ya? Kaasan, Pangeran Shikamaru dan Putri Ino akan menikah 'kan?" tanya Yora mulai penasaran dengan kelanjutan cerita dari Kaasan-nya.

"Hm… bagaimana ya? Lebih baik Yora-chan sarapan dulu, nanti baru Kaasan lanjutkan ceritanya." Kata Aishi kepada putri kecilnya.

Yora tersenyum kecut mendengar jawaban dari ibunya. Aishi lalu mengangkat Yora dan membawanya ke ruang makan untuk sarapan. Sementara Yora masih sibuk mencari tahu kelanjutan kisah dari Pangeran Shikamaru dan juga Putri Ino. 'Bagaimana kelanjutan kisah Putri Ino dan Pangeran Shikamaru? Lalu apa hubungannya dengan warna langit yang aku tanyakan pada Kaasan? Ah… penuh misteri.' Ucap Yora dalam hati.

.

.

TBC

.

.

CHAPTER 1

Tada! Satu lagi fict ber-genre FANTASY karya Yola-ShikaIno yang abal ini *waks xD

Maaf bila fict kurang memuaskan. Apalagi fict ini benar-benar imajinasi Yola yang terinspirasi dari langit biru di daerah pedesaan. Untuk tokoh Yora dan Aishi Cuma sebagai pengantar cerita aja kok :P *kayak serial Barbie gitu ahaha xD*

Oh iya untuk fict ini, Yola pastikan lebih dari 3 chapter-w- wk :D

Yora diambil dari bahasa Jepangnya langit (Sora) biar gak terlalu mirip ya diganti jadi Y deh S-nya. Sementara nama Aishi diambil dari nama kAI dan SHIn. Duo kece dari fict-nya Momma nufze (Mendokusai Brothers). Semoga readers mau meninggalkan jejaknya berupa review di fict Yola.

Jangan lupa liat fict SHIKAINO #CSIFBirthdayPartyFict yang lain

Keep Hyper and Love SHIKAINO {}
LOVE YOU C-SIF :*
=Light Guardian=