Seorang laki-laki yang mencolok dengan rambut hijaunya kini menampakkan kakinya di depan istana mewah tepat pukul siang hari ini. Ia mengusap keringat dari dahinya sambil menatap bangunan yang menjulang tinggi di hadapannya, bagaimana tidak, saat ia baru saja turun dari bis perjalanan dari kampung halamannya, ia harus berjalan kaki lagi untuk memasuki kediaman yang akan menjadi tempat untuk memulai masa kerjanya. Dan tak disangka bahkan untuk mencapai pintu utama rumah, ia harus melewati taman yang luas bahkan kebun kebun indah yang membuatnya tersesat beberapa kali tanpa ia mau. Sungguh melelahkan baginya.
Ya, istana mewah ini. Kediaman bangsawan kaya raya bertitel Alpha, semua orang mengenalnya dengan sebutan Bangsawan Vinsmoke dari kerajaan Germa 66. Bukan, meski ini disebut kerajaan, di zaman yang modern ini, mereka adalah Bangsawan gaya baru yang memiliki tekhnologi paling maju, mutakhir bahkan terlaris selama beberapa dekade kehidupan dalam produksi penjualan. Dan lelaki berambut hijau berkulit kecoklatan ini, akan bekerja di kediaman terkaya namun masih banyak misteri bahkan tak semua orang tahu siapa pemiliknya, penerusnya bahkan kehidupan didalamnya. Hanya dikenal dengan sebutan Germa Double Six alias Germa 66.
Ia menelan ludah. Ia datang jauh sekali dari kampungnya untuk mengabdi d rumah yang tak ia kenali. Hanya berpesan pada surat mendiang dari sang ayah yang memang sudah lama bekerja kepada Germa. Bukan sebagai pekerja di pabrik apa yang akan di produksi Germa, melainkan ...
"oh." Mata hitam lelaki rambut hijau itu melotot saat pintu di hadapannya terbuka dan melihat lelaki berambut pirang dan memiliki janggut dan sedikit kumis juga rokok yang menempel dimulutnya menyeletuk saat melihat dirinya. "kau pegawai baru ya, masuk saja." Ucap lelaki pirang yang hanya menepuk pundak lelaki berambut hijau sambil lalu.
Namun, sesaat pemuda yang lelaki tan kira juga berumuran sama dengannya lewat begitu saja, ia mencium bau harum darinya. Membuat lelaki berkulit tan itu sedikit tenang sambil memandang punggung yang sudah jauh di belakang sana.
"siapa dia?" tanyanya.
One Piece Fanfiction
OMEGA (Germa66)
By : AR Vinsmoke
Chapter 1
Sanji, Kegagalan Bangsawan Vinsmoke.
Setelah kejadian itu, tanpa banyak tanya, lelaki itu masuk kedalam kediaman. Dan betapa menakjubkannya tempat itu. Barang gemerlapan bahkan hiasan hewan langka dan pernak pernik bunga menyambutnya dengan ruangan, koridor bahkan tangga yang terlihat amat luas. Masih mencerca keindahan dalam rumah Bangsawan Germa yang sungguh menakjubkan dengan mulut menganga, tak berapa lama laki-laki yang lebih berumur darinya menghampirinya, seperti tahu akan waktu kedatangannya.
"hei! Kau, kan?!" tunjuk nya dengan senyum penuh semangat. Tak lupa dengan rambut hitam yang dikuncir dan setelan tuxedo hitamnya. Lelaki bersurai hijau hanya mengganggu ragu saat lelaki tersebut menunjuk nya. "Aku, Ace." Katanya sambil memperkenalkan diri. "Mari, ikut aku." Melihat pakaian yang di kenakan, lelaki rambut hijau sudah tahu apa yang akan menyapanya, dan tanpa banyak tanya, ia mengikuti lelaki bernama Ace itu persis kearah samping yang meninggalkan ruang depan berdekor super mewah.
...
"Ano... Perkenalkan, namaku Roronoa Zoro." Dengan canggung, lelaki berambut hijau itu mulai memperkenalkan dirinya dengan alasan membenarkan pakaian yang sekarang dikenakannya. Tuksedo hitam berbuntut yang baginya terasa ketat dan tak biasa, tak lupa dengan sarung tangan putih yang akan menemani Kesehariannya. Ya, Zoro diberi wasiat oleh mendiang sang Ayah yang juga mengabdi sebagai Butler keluarga Vinsmoke.
"Ya! Ore Luffy! Salam Kenal!" ungkap lelaki yang mungkin paling muda yang ada diruangan ini. Selain Dia dan Ace, ada seorang laki-laki lain dan juga dua Maid berdada besar yang menurut Zoro sangat cantik.
"Mari kita bekerja sama. Ayahmu, Rayleigh-san, banyak mengajarkan hal-hal pada kami. Senang bertemu denganmu, Rorona Zoro. Namaku, Sabo." Ungkap lelaki lain selain Luffy dan Ace.
"Senang bekerja sama denganmu, Roronoa-San. Panggil saja aku Robin. Aku dan Sabo yang paling lama bekerja disini dan kami mengenal ayahmu. Kami turut berduka cita dengan kepergian beliau." Ucap wanita berambut hitam panjang dengan setelan baju maid yang menutupi kakinya, terlihat sangat dewasa dan Zoro tau bahwa Robin memang lebih tua jauh darinya. "Dan ini Nami-san. Kau harus sering maklum dengan ke biasaan nya, ya." Robin memperkenalkan gadis dengan setelan Maid dengan Rok pendek dan Rambut Orange yang dibuat cepol dua menghiasi bandonya.
"Ya, Robin-san!" pekik Nami dengan wajah marah marah imutnya.
Robin hanya tersenyum. "Lihat, dia pemarah." Ungkapnya. Ya, diantara kelima Pelayan Utama Rumah Germa ini, Nami yang seumuran dengan Luffy yang terkenal ceroboh dan pemarah namun cerdik dan karena jasa kedua ayah ibunya, dia menjadi posisi Pelayan Utama mengimbangi keempat Pelayan lain. Saat mereka saling berbagi cerita tentang sistem Butler dan Maid juga Aktivitas Pelayan Utama dan Pelayan Biasa, seorang wanita dewasa dan lagi-lagi dengan buah dada yang besar, memasuki ruangan khusus Pelayan Utama ini dan mulai menyapa.
"Bagaimana? Orangnya sudah datang?" ungkap Wanita yang cantiknya tak biasa itu.
"Reiju-sama." Sabo, Ace, Luffy, Robin dan Nami langsung membungkuk Sopan dan Zoro yang bingung hanya ikut-ikutan membungkukan badannya.
"Jadi kau yang bernama Roronoa Zoro?"
"Y-Ya, Reiju-sama."
Reiju tertawa pelan. "Dari wajah sangat mirip sekali dengan Rayleigh-san, tapi sikapnya sangat berbeda ya, kau begitu kikuk." Tawa kecilnya membuat suasana canggung memudar karena Tuan Rumah yang terlihat ramah. "Mungkin kau tak begitu mengetahui tentang kami dan ayahmu juga tak bercerita banyak, senang bekerja sama denganmu, Roronoa Zoro, aku harap sebagai bagian dari family, kau bisa menjaga dan melindungi keluargaku." Ungkap Reiju sambil mengulurkan tangannya, sangat menghormati satu-satunya pewaris darah Roronoa. Dan dengan sedikit canggung Zoro menerima uluran tangan lembut itu pelan.
"Baiklah, aku akan mulai memperkenalkan anggota keluarga dan juga aktivitas kami juga pekerjaanmu." Reiju duduk sambil mengambil beberapa foto dari kantong bajunya, dengan segera Robin dan Nami menyiapkan teh dan camilan di dekatnya, bahkan Ace, Sabo mulai berdiri didekat pintu ruangan dengan patuh. Dan Luffy yang setia berdiri di dekat Zoro. Betapa kompaknya gerakan mereka dalam mengurus sang Putri Kerajaan.
"Saat ini, semua anggota keluarga tidak ada dirumah, hanya ada aku. Ini ayah kami, Vinsmoke Judge. Beliau dari jam pagi hingga larut malam selalu menghabiskan waktu di pabrik kami. Ayahmu sangat telaten mengurus dan mendampingi ayah kami, karena kepergiaan beliau yang tak di duga, mulai sekarang Butler Pribadi Ayah adalah Sabo-san." Terang Reiju sambil menunjuk lelaki dengan wajah seram dan tegasnya. Lelaki terkuat dan terkaya pemilik tekhnologi Mutakhir yang slalu berkembang, sang Raja dari kerajaan Germa 66.
"Lalu, ini Ibunda kami. Namanya Vinsmoke Sora" Reiju memberikan poto yang lain. Seorang wanita cantik dengan senyum yang manis dan rambut surai pirang nya, sangat berbeda dengan Reiju yang memiliki aksen dewasa dan seksi. "beliau sudah meninggal saat aku berumur 5tahun, dan adik-adikku baru beberapa hari di lahirkan." Ungkapnya lirih. Bahkan suasana dalam ruangan ikut melirih, karena walaupun tak mengenal Ratu Germa, semua yang mengenalnya berkata bahwa Sora adalah sosok yang baik dan bijaksana, mungkin seperti sifat Reiju yang sekarang.
Dan tak berapa lama, Reiju menyerahkan 4 foto sekaligus, lelaki berperawakan yang terlihat cukup mirip hanya saja warna rambut yang membedakannya. Zoro cukup tertegun saat melihat salah satu dari foto tersebut adalah orang yang ia temui pagi ini. "Dan ini adik kembarku, Ichiji, Niji, Sanji dan Yonji." Terang Reiju tak bosan bosannya memperkenalkan anggota keluarganya. "Saat ini mereka kuliah di jurusan yang berbeda-beda, Ichiji kuliah jurusan teknologi mengikuti jejak Ayah, Niji kuliah di Universitas Sastra karena dia bercita-cita menjadi seorang penulis Novel, dan Sanji dia kuliah di Jurusan Koki, terakhir Yonji dia ikut klub olahraga, karena fisiknya yang kuat, dia mengambil semua bagian atlit." Melihat Zoro yang mengernyitkan alis, membuat Reiju terhenti dari celotehnya dan menunjukan perhatian kepada Butler Baru rumah Germa ini. "ada apa, Zoro-san?"
"ah, tidak, Reiju-sama, aku hanya sedikit menyesal." Kali ini Reiju yang mengernyitkan alisnya tanda bingung dengan Zoro yang masih memandang foto adik-adiknya dengan seksama. "Memang Kembar 4, tapi aku rasa Sanji-sama agak berbeda dari ketiganya, aku sempat bertemu dengannya pagi tadi, aku tidak tahu siapa dia,jadi aku tak begitu menyapanya dengan baik. Baunya yang manis seperti karamel, aku pikir dia koki di rumah ini, ternyata Tuan Rumah ya."
Reiju beranjak kaget dari kursinya atas celoteh panjang yang Zoro lontarkan, Zoro bingung karena parasnya cantiknya yang tenang itu berubah menjadi paras yang terkejut. "Ba—bau karamel katamu?—" tanyanya syok. Bahkan Maid dan Butler yang ada diruang inipun cukup terkejut dengan perkataan panjang dari Zoro yang sedari tadi hanya menggangguk mengerti, namun mengenai Sanji, mengapa orang ini begitu tertarik?
"—ya? Karena dia sedang merokok dan bahkan bau rokoknya saja tidak tercium, saat melewatiku, aku hanya mencium bau manis, makanya kupikir dia habis masak kue atau apa begitu." Zoro lebih bingung dengan situasi hening yang tercipta sekarang, bahkan tak ada isyarat pasti dari teman-teman barunya apa yang sedang terjadi.
Reiju menggelung erat kedua lengan yang menggenggam itu. Semoga saja firasat nya salah karena mungkin saja Zoro adalah suatu kebetulan. Melihat reaksi Reiju yang terdiam, Luffy langsung buru-buru menjelaskan pada Zoro dan Robin maupun Nami hanya mendekat pada Reiju ingin tahu apakah Reiju masih dalam kondisi baik-baik saja.
"a-ano, na, Zoro, Sanji-sama memang kadang suka menghabiskan waktu di dapur, kemungkinan memang dia habis membuat kue, ahaha." Penjelasan Luffy cukup membuat Zoro yang bodoh akan situasi ini merasa nyaman.
"Pada Intinya. Sebagai Pelayan Utama Rumah kami, Germa66. Zoro, kan harus mengenal semua anggota keluarga. Aku minta maaf hanya aku yang bisa meluangkan waktu untuk bertemu denganmu. Sanji mungkin sedang terburu-buru, jadi dia juga tak bisa menyapamu dengan baik. Selanjutnya, mulai sekarang, aku sudah membagi tugas untuk kalian, mulai saat ini, Sabo-san yang akan menjadi Butler pribadi Ayah, Ace-san kau yang akan menjaga Niji, Robin-san kau menjadi Maid Pribadi Ichiji, Luffy kau menjadi Butler pribadi Yonji dan Nami, kau yang akan menjadi Maid pribadi Sanji." Mengetahui Nami menjadi pengurus Sanji, Nami cukup gugup dengan keputusan itu, bagaimana tidak, dia yang ceroboh harus mengurus seorang Vinsmoke yang— "dan Zoro, kau yang akan jadi Butler pribadiku."
"Aku akan berusaha semampuku, Reiju-sama!" tegas Zoro sambil membungkukan badannya, lalu Reiju tanpa berkata lebih hanya meninggalkan ruang ini. Bahkan Zoro tidak tahu apa yang harus di lakukannya hari ini.
"Aneh sekali, Sabo yang menjadi Butler Judge-sama memang memungkinkan, tapi kenapa kita juga berganti majikan?" celetuk Ace sambil memiringkan kepala dengan tangan di dagunya.
Zoro jadi bingung dengan pertanyaan Ace yang bahkan dia sendiri tidak paham. "loh, memangnya sebelumnya majikan kalian siapa?" karena dia tidak berfikir kedatangannya ternyata membawa suasana keruh dirumah ini.
"Dulu aku Maid Yonji-sama. Ace Butler Ichiji-sama, Sabo-san Butler Reiju-sama, Nami Maid Niji-sama dan Luffy Butler Sanji-sama. Ayahmu yang jadi Butler Kepala, Butler pribadi Judge-sama." Terang Robin santai. Kalau dipikir, memang cukup aneh, kalau kedatangan Zoro harusnya kan hanya berganti Sabo untuk Judge-sama dan Dia untuk Reiju-sama.
"Luffy ~ bagaimana ini? Kenapa jadi akuuuu?" Rengek Nami yang rupanya bingung dengan tanggung jawab yang sekarang di hadapinya.
"Yosh! Tidak apa Nami! Aku yakin Sanji-sama bisa melewatinya meski Kau yang jadi pelayan penanggung jawab!" pekik Luffy santai.
"Luffffyyyyy~~~" dan hanya diakhiri dengan rengekan Nami yang meng goyang-goyang badan Luffy yang masih tertawa percaya diri. Kurang lebih, Zoro masih belum mengerti dengan apa yang di ucap teman-teman barunya, sebenarnya ada apa dengan keluarga Vinsmoke?
...
Setelah beberapa jauh ia melangkah keluar dari ruangan Kepala Pelayan, Reiju menyandarkan bahunya di tembok koridor yang sunyi dan dingin ini. Giginya gemeretak, ia slalu punya firasat yang sangat tepat, maka dia selalu menapiknya berulang kali. Dan dia bergumam dalam keheningan. "Tidak akan... Tidak akan kubiarkan ada Alpha yang masuk satupun dalam Rumah ini, tidak akan." Ungkapnya sambil mengepal tangannya. Bagaimana tidak, Dia, sang Ayah, Mendiang Ibu, Ichiji, Niji dan Yonji, adalah Ras Alpha, Ras terkuat dan terlangka. Paling Mendominasi dari 2 rasa lain yang tercipta, Bangsawan agung dan darah murni secara turun temurun, dari skala 1 banding seratus, Alpha bisa ditemukan, dan sisanya adalah pasukan Beta.
Dan apa yang lebih mengerikan dari kedua Ras ini adalah hadirnya seorang Omega.
Ras terendah. Terhina, bahkan tak berharga, tak ada nilainya, hanya menjadi mangsa para Alpha dan Beta. Karena banyaknya populasi Beta, banyak sistem yang bisa menjinakkan seorang Beta saat ada seekor Omega yang berada di dekat mereka saat masa 'heat' atau lebih dikenal dengan masa rangsangan untuk bersetubuh, yang hormonnya hanya bisa dikeluarkan oleh seorang Omega. Sedangkan Alpha? Tidak ada yang bisa menjinakknya, mereka slalu menyerang seorang Omega tanpa belas kasih, tanpa pandang bulu, tanpa melihat jenis kelamin, karena Alpha adalah seorang pemenang, rangsangan yang mengundang nafsu mereka, harus bisa memuaskan mereka bagaimanapun caranya. Ya, Alpha sangat mengerikan, Predator langka yang bisa mendapat segalanya.
Dan bom yang meledakkan kemenangan Bangsawan Vinsmoke adalah dengan tak terduganya terlahir bayi kembar 4 dalam sepanjang sejarah silisilah Pohon Rumah Kerajaan Germa66, yang salah satunya, terlahir seorang Omega yang terduga.
Naasnya, Omega Bangsawan terkuat ini di takdir kan kepada Vinsmoke Sanji. Lelaki malang yang sampai sekarang, masih bertahan hidup dengan kejamnya takdir yang diembannya.
Semua yang ada di rumah Germa mengetahui hal ini, bahkan beberapa bangsawan diluar Germa tahu mengenai Sanji yang dengan gampangnya mencoreng nilai kebangsawanan Vinsmoke yang bertahan dalam beberapa dekade. Namun, Judge tidak jatuh dengan kehadiran Sanji didalam Istananya, ayah yang kasar itu tetap maju dengan segala hasil tekhnologi yang dikembangkannya, yang menjual dan memakmurkan Negeri ini sehingga secara gamblang menutup mulut bangsawan bangsawan lain yang menghinanya. Dan entah mengapa, tanpa perhatian sekalipun, Judge tidak mengakui Sanji bahkan terlalu tidak perduli namun masih mempertahankan Omega yang mencoreng wajahnya itu dalam rumahnya.
Dan sampai 2 hari ini, hanya Zoro yang tidak tahu fakta tentang seorang Omega yang berada di kediaman Germa66.
...
Saat ini, Zoro sedang berdiri tegap, hanya seperti itu sejak dua jam lalu, menemani majikan cantiknya yang masih santai menjemur diri di kursi panjang berwarna hitam yang terletak tak jauh di dekat kolam renang yang sangat luas di halaman belakang rumah megah ini. Sudah dua hari pula kerjaan Zoro hanya menemani keseharian Reiju yang slalu berada di rumah. Tak berapa lama, seseorang mendatangi mereka,
Zoro entah mengapa seketika terhenyak saat orang ini mendekat kepada Reiju dan melepas kacamata hitamnya. Dan sesekali hidungnya tak mau diam untuk mengendus bau yang entah mengapa tiba-tiba saja datang.
"Sanji, kau sudah pulang?" Reiju membenarkan posisinya untuk duduk, menyapa dan memeluk adik yang paling ia sayangi itu.
"Ya, rupanya dinas yang akan kelompok kami ambil malah akan di perpanjang, mungkin sekitar seminggu lagi, kali ini benar-benar team memasak ku akan pergi ke Perancis." Terang lelaki itu sambil menyulut api menyalakan rokok yang akan di hisapnya.
Pandangan Reiju melirih. Dengan status Sanji yang tak biasa itu, bagaimana dia bisa bertahan diluar sana dimana para ras yang bahkan tak dikenal bisa saja menyerangnya tanpa henti. "Sanji, apa mungkin sebaiknya kau tidak usah ikut saja? Aku cemas." Ungkap Reiju.
Sanji menyesap rokoknya lebih dalam dan meniupkan asapnya ke udara terbuka, cita-citanya tak akan pernah hilang untuk menjadi seorang koki profesional, mana mungkin ia melewatkan kesempatan team nya untuk beradu cita rasa di Negeri akan makanan istimewa itu.
"Kau tidak usah khawatir, Reiju. Paling tidak, diluar sana lebih baik daripada serigala yang ada dirumah ini." Senyumnya kecut.
Mungkin benar apa kata Sanji, yang semula melukai dirinya, adalah saudara laki-laki nya sendiri, Reiju tak bisa berkata apa-apa dengan segala yang menimpa Sanji dalam Rumah bangsawan Vinsmoke ini. Lagipula, sudah ada Gin, bestfriend yang Reiju percaya yang juga menemani Sanji ikut dalam team memasaknya. Paling tidak, Reiju bisa mendapatkan laporan keseharian dan apa yang di alami Sanji lewat lelaki itu.
Dibalik perbincangan mereka berdua, ada Zoro yang masih kesal dengan penciumannya yang tiba-tiba membuatnya gelisah.
'kenapa tiba-tiba bau madu?' batinnya. Sebenarnya, Zoro amat tidak suka dengan bebauan manis, tapi entah kenapa di luar ruangan seperti ini, bau madu lebih menusuk indra penciumannya daripada bau asap rokok yang ditimbulkan Sanji dengan cukup membumbung tinggi itu.
"Oh." Sanji baru menyadari lelaki yang sedari tadi berdiri di dekat Reiju. "apakah dia?" tanya Sanji pada Reiju.
Reiju mengangguk. "Ya, Roronoa Zoro, sudah dua hari dia menjadi butler pribadiku."
"heee~ jadi Sabo-san yang mengurus ayah." decaknya. Sanji lalu mendekat kepada Zoro, dengan sigap Zoro membungkuk hormat walau ia tak tahan dengan hidungnya yang mulai gatal. "salam kenal, semoga kau betah bekerja disini." Senyumnya, dan tanpa babibu membuat Zoro terpaku seketika, melihat reaksi Zoro, Reiju mulai melirik tajam lewat sisi matanya.
"Saya akan berusaha sebisa mungkin, Sanji-sama."
"Kau beruntung menjadi Pelayan Pribadi Reiju, dia tak pernah membuat masalah." Tambahnya. "Yosh! Kalau begitu selama seminggu kedepan aku akan bersantai dirumah! Baiklah, Reiju, aku masuk kedalam dulu." Kata Sanji sesaat setelah meregangkan otot-otot badannya.
"Ya. Dan mulai sekarang, Nami yang akan mengurus mu, Luffy sudah kutugaskan untuk menjadi butler Yonji."
"Waw, Mendapatkan Nami sungguh beruntung." Celetuk Sanji saat sebelumnya dia sempat terhenti sejenak. Ya, dia juga mengherankan dengan pembagian tugas yang cukup aneh ini, bagaimana tidak, dengan statusnya yang slalu menjadi bom waktu, bagi Sanji, penjagaan Luffy sudah membuatnya nyaman, tapi kenapa Nami, seorang perempuan, yang harus menjadi penjaganya? "Bicara tentang Nami, bagaimana kabar dengan tiga orang itu?" Kali ini pertanyaan yang di lontarkan Sanji mengeluarkan Nada yang sangat dingin. Seperti ada kebencian saat mengucapkan 'ketiga orang' yang mungkin menjadi penekan hidupnya. Dan ia tahu jelas Nami diperlakukan seperti apa oleh Majikannya yang dulu.
"Ichiji masih bertugas bersama ayah, kemungkinan dia akan pulang kerumah beberapa hari lagi, Yonji juga sudah mulai ikut turnamen dan dia akan menghabiskan sekitar 1 bulan diluar rumah. Niji yang aku tidak tahu akan pulang kapan, tapi aku rasa dia akan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan ceritanya. Aku bahkan tidak menyangka kau yang pulang lebih cepat."
Sanji masih diam. Dalam hatinya dia merasa sedikit aman dalam seminggu ini. Reiju yang bertopang dagu tiba-tiba mendelik kearah pergelangan tangan Sanji, ia baru tersadar ada yang kurang pada diri adiknya itu. "kemana gelangmu?" tanyanya dingin. Tahu hawa yang dikeluarkan Reiju mulai terasa berat, Sanji tersadar dari lamunannya sambil melihat kedua tangannya. Dia juga baru sadar kalau tidak mengenakan gelang emas yang slalu menjaga dirinya itu.
"ah, aku lupa. Aku memasak cukup berat jadi waktu itu kulepas." Sambil merogoh saku celananya dan Sanji menemukan apa yang di ancam Reiju. "Ah disini." Dengan segera Sanji memakai gelang itu masing-masing di kedua pergelangan tangan nya.
"Sudah kubilang jangan ceroboh. Kau tahu, Rumah ini di dominasi oleh Beta. Gelang itu selalu menyelamatkanmu dalam masanya." Ungkap Reiju dengan sedikit gemeretak pada giginya. Dia masih ingat betapa kesal saat kediaman Germa mulai berguruh saat Sanji dalam masa heat, bahkan dia sendiri tak kuasa dengan rasa sakit yang dideritanya sebagai seorang Alpha saat Sanji bereaksi seperti ini. Ayah yang tak peduli itu sampai membelikan gelang emas pencegah nafsu para Beta. Dan tanpa mau menunggu omelan Reiju, Sanji langsung meninggalkannya pergi kedalam Rumah.
Dan diantara mereka berdua, hanya Zoro yang tidak tahu maksud dari gelang dan segala celotehan Sanji dan Reiju mengenai saudara yang lain maupun status Sanji, karena pada dasarnya, Zoro tidak peduli dengan keberadaan Ras yang tercipta di dunia ini. Bahkan Zoro juga seperti tidak tahu apa itu Alpha, Beta dan Omega. Yang ia tahu, ia hanya manusia, makanya Zoro tak mempelajari tentang itu. Ia hanya merasa lega saat tiba-tiba bau manis yang menyesakkan itu secara perlahan mulai menghilang. Dan lagi-lagi Reiju melirik mengamati saat Zoro yang berdiri tegap sejak tadi mulai memencet hidungnya seraya berkata akhirnya bau itu hilang.
Reijupun tahu, semenjak kedatangan Sanji, bau kaporit Air kolam bahkan bau sinar matahari dan tanah tandus, dikalahkan dengan bau madu atau bisa dibilang bau feromon omega yang dikeluarkan Sanji tadi. Makanya, kenapa Sanji selalu merokok, diapun tahu dengan keadaannya, dia hanya mengantisipasi untuk menyamarkan bau harumnya paling tidak mencegah seorang beta. Itu yang membuat Reiju memiliki banyak tanda tanya, saat ia merasa ada yang salah dengan status Roronoa Zoro, bahkan saat Sanji menyapa Zoro, mata safirnya yang memandang melekat kepada Zoro, sama seperti saat Sanji yang memandang Rayleigh.
...
Sanji yang baru saja meninggalkan Reiju dan Zoro, masuk kedalam rumah dari pintu belakang dan dengan segera seorang maid berlari tergesa-gesa menghampirinya.
"a-ano, Sanji-sama. Selamat datang, maaf aku teledor dan tidak tahu kedatangan anda." Ungkap Nami merasa bersalah sambil memejam takut-takut, bagaimana tidak, beberapa menit lalu dia baru tahu dari Robin kalau Sanji sudah berada di kediaman dan saat mencari majikan barunya itu, dia tidak menemukannya, dan saat menemukannya sepertinya perbincangan Sanji dan Reiju cukup serius sehingga Nami tidak berani untuk menyapanya saat itu.
"tidak apa-apa, Nami-swan." Ungkap Sanji tersenyum sambil mengusap pelan kepala Nami. Memang sering kedatangannya sengaja tak ia umbar karena sebenarnya Sanji sengaja menghindari ketiga saudaranya. "Kebetulan saat aku datang aku menemui Robin-chan dan mencari Reiju. Sekarang aku akan beristirahat. Kau lanjutkan saja pekerjaan mu yang lain." Terang Sanji dengan ramah sambil berjalan pelan meninggalkan Nami dan berlalu menuju kearah kamarnya.
"Ka- kalau begitu, sa-saya akan siapkan camilan dan teh lalu mengantarkannya ke kamar anda." Ucap Nami dan hanya di iyakan dengan syarat dari tangan Sanji yang diangkat yang artinya Nami boleh berbuat sesukanya.
Nami memandang punggung kecil yang menjauh itu, tatapannya antara kagum dan lirih, karena pada awalnya dia merasa bergidik untuk menjadi Maid pribadi yang menjadi mangsa bulan-bulanan majikannya yang dulu, dia bingung harus bereaksi seperti apa saat menghadapi Sanji yang memiliki banyak pengalaman berat dalam rumah Germa ini. Tapi ternyata lelaki yang punya banyak penderitaan itu sangat ramah padanya yang seorang Maid ini, berbeda dengan perlakuan majikannya yang dulu yang kalau marah suka kasar, tukang perintah tapi terkadang cuek dengan apa yang dilakukannya.
...
Sanji membanting tubuh rampingnya duduk di sofa merah yang ada di kamarnya. Setelah menghabiskan batang rokok dan membuangnya, dia membuang nafas pelan sambil melemaskan otot ototnya. Dan lalu matanya menerawang, mengingat sepatah kalimat dari sosok pria tua yang cukup berwibawa,
'aku punya anak laki-laki, mungkin seumuran dengan Sanji-sama, aku yakin dia pasti suatu saat bisa melindungi Sanji-sama.'
Entah kenapa kalimat itu terngiang begitu saja dan membuat Sanji mengingat memorinya saat ia masih duduk di kelas satu SMA, betapa banyak waktu yang ia habiskan dengan almarhum butler pribadi sang ayah yang slalu banyak memberinya nasihat dan pelajaran hidup.
Sebelum kedatangan Luffy, Rayleigh seringkali sangat berjasa menjaganya dari perlakuan kakak-kakak dan adik laki-lakinya yang sering tak terkendali.
"Ro-Ro-Noa Zo-Ro, kah?" batinnya mengeja, saat mengingat wajah yang begitu jauh dari khayalannya itu. Betapa Sanji sangat penasaran dengan anak yang Rayleigh maksud, namun kenyataanya, ia melihat Zoro hanya seperti laki-laki yang sangat biasa, jauh sekali dari orang yang begitu banyak memberikan momen berharga padanya.
...
Hari berlalu, setelah kedatangan Sanji sore itu, Zoro merasa sedikit bingung dengan perlakuan majikannya yang selalu membebas tugas kan nya. Dan itu membuat Zoro yang masih tergolong sebagai pegawai baru walau sudah menghabiskan lima hari di kediaman Germa, bingung harus melakukan apa di luar tugasnya yang slalu menemani Reiju dan mempersiapkan segala yang diinginkan wanita cantik itu.
Terlebih lagi, semenjak kedatangannya, entah kenapa, Zoro sering menemukan putra ketiga keluarga Vinsmoke itu di sekitarnya di bandingkan majikan utamanya yang seringkali ia tidak tahu sedang apa dan ada dimana.
Contohnya, sehari yang lalu, saat ia sedang bebersih ruangan, entah kenapa Sanji datang namun hanya duduk saja disana sambil membaca buku masakan dan memainkan ponselnya, tak ada percakapan yang keluar selain sapaan Zoro padanya. Bahkan Zoro merasa canggung sendiri karena ia harus menghabiskan waktu berlama-lama membersihkan peralatan mewah yang harus dipegang dengan hati-hati itu dan sulit untuk menemukan topik percakapan dengan lelaki manis berambut pirang disana.
Ya, bagi Zoro, ketimbang ketiga Germa lain yang wajahnya terlihat garis keras begitu jantan sama seperti sangRaja, Sanji malah lebih terlihat mirip dengan mendiang sang Ibu, maka dari itu, Zoro yang bodoh itupun masih tak percaya bahwa mereka adalah kembar empat. Bayi yang terlahir secara bersamaan.
Setelah menghabiskan setengah jam berduaan saja di ruang itu tanpa sedikitpun percakapan, Sanji beranjak dan keluar ruangan begitu saja dan Zoro hanya membungkuk sopan saat Sanji berlalu. Ia merasa menyesal sendiri karena waktu yang sangat lama itu membuatnya menjadi seperti pegawai yang kurang perhatian terhadap majikannya yang lain.
Dan beberapa kali Zoro sering menemukan kondisi itu walau lebih banyak saat masih ada orang lain di sekitar mereka berdua. Namun, yang membuat Zoro tidak tahan adalah saat muncul bau manis yang terkadang menyesakkan hidungnya saat orang itu slalu berada di sekitarnya. Untung saja waktu dia paling lama menghabiskan waktu dengan Sanji adalah saat ia membersihkan ruangan selama setengah jam itu, ia hanya mencium bau karamel yang mulai menjadi parfum ruangan. Bau yang masih bisa di toleransinya.
Dan Zoro baru sadar kalau semua bau yang diciumnya itu mulai terjadi saat ada Sanji, jadi dia membuat pernyataan bahwa Sanji yang membawa aroma-aroma itu mungkin karena dia adalah seorang koki, walau selama disini, ia malah tak pernah melihat Sanji memegang peralatan masak sedikitpun.
Sama seperti hari ini, lagi-lagi ia menemukan anak keempat Vinsmoke itu sekarang tengah tertidur dibawah pohon yang rindang dengan angin sore yang berhembus menyejukkan, dia tidak tahu Sanji sedang tertidur atau tidak karena dari posisinya, ia hanya melihat Sanji berbaring terlentang berbantalan tangannya dengan buku memasak yang terbuka menutupi wajahnya. Zoro juga melihat Nami yang berdiri tak jauh dari Sanji sedari tadi hanya menemaninya dengan patuh dan dalam diam.
Ya,hanya itu yang bisa Zoro lihat dari sini karena jarak Nami dan Sanji cukup jauh dari dirinya yang sekarang sedang bertugas merapikan tanaman hias tepat di depan pintu masuk kediaman, ditemani Luffy yang juga diberi tugas sama sepertinya.
Dan tidak ketinggalan, kali ini adalah bau susu yang entah kenapa tercium walau Zoro tahu tidak mungkin ada susu yang di taruh di halaman depan ini. Dan sepertinya, Zoro mulai terbiasa dengan bebauan yang di timbulkan sang koki itu.
Dan tak berapa lama, dirinya, Luffy, dan Nami mulai menoleh ke suara bising yang ditimbulkan oleh mobil Lamborgini berwarna biru mengkilap yang datang dan langsung terparkir tak jauh dari Sanji dan Nami di kejauhan sana.
Lalu muncullah lelaki itu, salah satu penghuni penyandang marga Vinsmoke dengan titel rambut biru cetarnya, yaitu putra kedua, Vinsmoke Niji.
Dan itu membuat Luffy yang sedari tadi fokus menggunting tanaman mulai menghentikan aktivitasnya, membuat Zoro mengerutkan alisnya saat mimik wajah Luffy yang tadi bernyanyi dengan ceria dan bekerja dengan semangat, berubah menjadi wajah yang serius memandang kearah halaman dimana Sanji dan Nami berada.
Zoro pun menjadi bingung, mengapa kedatangan Vinsmoke yang lain saat ini terlihat tengah memperkeruh suasana disana.
...
Niji yang baru turun meninggalkan Lamborgini kesayangan yang slalu menemani perjalanannya mulai melepas kacamata hitamnya dan menggantungnya pada vest yang di kenakannya.
"Yo, Nami! Kau memang pintar sekali menyambutku hangat seperti ini." Ujarnya semangat saat melihat Sanji yang dirindukannya sedang bersama Maid yang slalu mengurusnya itu.
"Ni-niji-sama, a-ano—" Nami tak bisa meneruskan perkataannya karena takut dengan seringaian menakutkan yang diberikan tuan lamanya saat melihat tuan barunya.
Sanji menyipitkan matanya saat membuka buku yang menutupi wajahnya. Betapa hatinya tidak senang saat yang mengusik waktu istirahatnya justru adalah orang yang tak terduga.
"Oi, Sanji. Nami benar-benar memberikan hadiah yang bagus melihatmu ada disini untuk menyambut kedatanganku."
Sanji membenarkan posisinya untuk beranjak ketika Niji berjalan kearahnya. Saat ia sedang membersihkan rumput2 yang menempel di bajunya, pria yang jauh lebih tinggi dengan badan kekarnya itu sudah ada di hadapannya.
"apa kabar sayang? Baumu benar-benar membuatku bergetar." Ungkapnya sambil mengelus rambut Sanji semaunya dan mengendusnya.
"enyah." Tolak Sanji sambil menapik tangan besar di atas kepalanya itu. Tak lupa wajah judes yang menemaninya tiap berhadapan dengan sang kakak kedua.
"Ow." Niji hanya meringis sambil menyeringai menggoda. "lihat apa yang kubawa untukmu." Ucapnya tetap mendekat pada Sanji yang sepertinya sudah tidak betah berada disana. Kantung coklat yang di sodorkan Niji sepertinya mengusik ketenangan Sanji.
Kantung dengan bertuliskan 'Baratie'. Dan dengan sigap Sanji mengambilnya sambil mengeluarkan mimik tak percaya saat ia melihat sesuatu barang yang ada di dalamnya. Spatula milik Zeff, koki terkenal panutan nya, bagaimana bisa Niji mendapatkannya?! Ia terhenyak tak percaya sambil melihat benci terhadap lelaki berambut warna langit itu.
"hadiah yang menarik, bukan?" Niji memaparkan senyum dengan deretan giginya yang rapi. Merasa menang dengan reaksi Sanji yang tak terduga itu, dari tenang berubah menjadi goyah saat ia berhasil membawa barang bekas yang slalu Sanji idam-idamkan, terlebih lagi dia melihat ekspresi Sanji sedikit marah karena bagaimana Niji bisa tahu padahal Sanji merasa tak pernah menceritakan apapun tentang kesukaannya kepada keluarganya, Reiju saja tak pernah ia ceritakan hal-hal yang disukainya, bagaimana seseorang yang Sanji anggap bajingan itu bisa mengerti? "Nah, mana ciuman hadiahnya?"
Kalimat terakhir berhasil membuat amarah Sanji memuncak, mana mau ia meladeni orang itu tapi barang yang diberikannya begitu sangat berharga. "sialan." Sanji hanya bisa mengumpat.
"Ni-Niji-sama! An-Anda tak boleh melecehkan Sanji-sama." Dengan keberanian yang takut-takut, dengan tiba-tiba Nami berdiri diantara mereka berdua sambil berusaha melindungi Sanji.
"Haaaa?! Darimana aku sedang melecehkannya, bitch!" ungkap Niji sedikit kesal karena ia sangat mengharapkan ciuman hadiah sekaligus selamat datang dari Omega kesayangannya.
Melihat gerakan Nami, membuat Zoro yang ada di kejauhan sana merasa ada yang tidak beres dengan kelakuan kedua tuan muda Vinsmoke itu, saat melihat Luffy, Luffy hanya tetap pada posisinya, memandang adegan itu serius.
"minggir kau!" perintah Niji. Karena gadis itu hanya menghalangi pandangannya untuk melihat semua lekuk dan yang ada pada Sanji.
Nami sedikit gentar, tapi ia tak mau menurut pada Niji, ia tetap diam disitu walau badannya merasa kaku dan takut, ia tahu bagaimana watak majikannya yang dulu itu. "—aku sekarang pelayan pribadi Sanji-sama, ja-jadi aku akan melindunginya."
Melihat Nami yang bersikeras membuat urat di kepala Niji bermunculan juga senyumannya yang hilang berubah menjadi mulut yang menyebalkan dan tanpa berlama-lama, Niji menjambak rambut Nami untuk bergerak pindah. Dan karena Nami yang bersekiras sambil menangis dan kesakitan, ia tetap ada disana, membuat Niji semakin menarik keras rambut orangenya.
Melihat apa yang di lakukan Niji, membuat Zoro tahu, disana terjadi kekerasan. Zoro panik ingin menolong namun di hentikan oleh tangan Luffy.
"Oi, Luffy!" Ungkap Zoro cemas. Ia kuatir dengan Nami yang sedang diperlakukan tidak baik oleh Niji itu.
Tak ada kata pasti dari Luffy, hanya tetap menatap tajam adegan itu. Ya, ia tahu kenapa Reiju mulai memindah tugas kan nya.
Tak di sangka, Sanji maju sambil mencengkram lengan Niji yang masih menggenggam erat helaian rambut Nami itu.
"Lepaskan dia. Dia pelayanku." Tatapnya marah.
Niji kembali menyeringai saat Sanji menyentuh tangannya dengan erat. "Hehehe, tidak akan ku lepaskan sebelum kau menciumku." Timpalnya.
Sanji melemahkan genggamannya pada Niji dan menghela nafas untuk menenangkan diri. "Baiklah. Jadi lepaskan Nami." Ucapnya dan dengan segera Niji melepas genggamannya pada Nami. Sambil menjilat bibirnya sendiri, Niji mulai menghampiri Sanji dan melingkarkan tangannya pada pinggang ramping itu untuk sedikit menaikan posisi wajahnya agar mendekat dan setara dengan wajahnya.
"sa-sanji-sama..." Nami masih sedikit terisak dan rasa perih pada kulit kepalanya akibat rambut yang tertarik membuat dia tak bisa melakukan apaapa melihat majikannya dalam terkaman serigala bernama Niji.
Tanpa banyak tanya, Niji melahap bibir Sanji dan menikmatinya dengan cukup brutal. Melihat adegan itu, Zoro melotot, melihat Sanji yang tengah di cium oleh kakak kandungnya sendiri, bukankan itu suatu hal yang aneh? Ditambah lagi mereka berdua adalah laki-laki.
"Lu-Luffy—" Zoro memanggil Luffy dengan terbata karena banyak pertanyaan yang timbul dalam kepalanya. Apa yang terjadi dengan keluarga Vinsmoke?
Namun lagi-lagi tak ada respon dari Luffy. Sanji yang merasa tidak nyaman dalam pelukan lelaki besar itu, hanya melemparkan pandangnya kepada Luffy dan Zoro yang hanya berdiri diam mematung disana. Ya, Sanji tahu kalau kedua orang itu ada disana.
"Mmm—agh." Sanji meringis saat ia tak sadar bahwa tangan Niji yang lain sudah masuk kedalam bajunya dan memelintir nipel tanpa pertahanan itu. Sanji cukup marah, namun dia tak bisa berbuat apaapa melihat reaksi Alpha dari Niji yang semena-mena itu, ditambah lagi dihadapan seorang gadis seperti Nami dan juga pelayan yang lain. "Sial! Hentikan, Niji!" Sanji berusaha melepas diri saat Niji beralih menciumi leher putihnya.
"san-sanji-sama." Bahkan Nami juga tak bisa melakukan apapun melihat majikannya diperlakukan seperti itu tepat di hadapannya. Ini yang ia benci pada Niji, semua yang dikatakannya hanya bohong belaka, sedikit saja Sanji menurunkan pertahanan nya, Niji pasti akan menyerang lebih lagi.
Sebenernya, Sanji sangat takut terhadap mereka, saudara laki-laki bertitel Alphanya.
"Oi,Oi!" Sanji mulai tak bisa menahannya lagi dan meneteskan sedikit air matanya, saat ia rasa Niji yang tak mendengar dan tak menggubris situasi itu mulai membuka sabuk pada celana yang dikenakannya.
Dan tak ada yang bisa Sanji lakukan untuk melepas diri, karena kekuatan sang Alpha lebih kuat dari pada nya.
"Hentikan Niji-sama!" perkataan tegas seseorang yang dengan cepat menangkap tangan nakal Niji dan memisahkannya dengan Sanji membuat wajah nafsu Niji yang tadi tenggelam dalam pelukan leher Sanji mulai terlihat, Sanji langsung di amankan oleh Nami begitu ia terlepas dari terkaman Niji.
Lelaki berambut hitam dikuncir yang datang membuat gigi Niji bergeretak. "Ace, sialan." Umpatnya karena memginterupsi kesenangannya.
Ace masih mengatur nafasnya yang dengan sigap berlari menuju kemari saat tahu bahwa penghuni lain datang di kediaman namun ia melihat situasi sudah separah ini. "Bagaimana bisa kau melakukan hal itu bahkan ini bukan masa 'heat' Sanji-sama." Terang Ace cukup marah. Ya, ini yang membuat Alpha selalu kehilangan kendali dan hanya beta yang bisa melerainya.
"Cih. Apa urusanmu!"
Keadaan yang bergemuruh dengan datangnya Ace, rupanya membuat beberapa pelayan menuju kesana. Bahkan Reiju juga datang melihat adegan yang rupanya tak terduga itu. "Mulai sekarang aku adalah butler pribadi anda, jadi aku berhak mengatur atas perlakuan yang anda timbulkan." Terang Ace tegas. Membuat Niji tersenyum kecut dan tanpa mau menarik perhatian dia mengalah dan membenarkan bajunya yang cukup berantakan atas kenikmatan Sanji sebelumnya. "Reiju sialan." Gumamnya. Ia tahu semua pergantian pelayan pasti hanya saudari satu-satunya itu yang bisa mengaturnya. Bagaimana bisa ia menentang beta keturunan darah Gold itu yang dulu adalah butler yang mengamankan sang kakak tertua, Ichiji Vinsmoke.
Dan tanpa banyak bicara Lelaki berambut biru itu pergi dari sana di ikuti oleh Ace. Sedangkan Nami, mulai mengantar Sanji masuk pada pintu masuk yang tidak di tuju Niji.
Setelah kedua tuan muda sudah tak terlihat, Reiju melirik pelan pada Zoro dan Luffy yang berada disana, dan tak berapa lama, ia meninggalkan tempat itu.
...
"Hoi, Luffy." Kini Zoro benar-benar butuh penjelasan dengan semua adegan yang terjadi didepan matanya. Dari gelagat setiap pelayan, Zoro rasa hanya dia yang tak tau kebenarannya.
"bau madu, karamel, susu dan manis yang ditimbulkan, kau menciumnya?" hanya di balas oleh pertanyaan Luffy yang telak dirasakan Zoro dengan mimik yang Luffy sudah tahu jawabannya.
"Keluarga Vinsmoke turun temurun semuanya adalah Alpha. Tidak ada Beta dalam silsilah mereka. Bau-bau yang ditimbulkan itu berasal dari Sanji-sama. Karena dia adalah Omega."
Zoro melotot nyaris sempurna, ia merasa salah dengar, bagaimana bisa kembar empat tapi lelaki berambut pirang, badan ramping dan manis itu— "Sanji-sama, O-Omega?!" tanya Zoro memastikan dan diangguk cepat oleh Luffy.
Dia lalu meringis. Pantas saja, kejadian yang dilakukan Niji sangat tidak biasa. Ia tahu bagaimana para Alpha sangat tertarik pada Omega. Dan Zoro masih tidak percaya... Bahkan hal sepenting ini, bagaimana almarhum sang ayah tidak menceritakannya...
...
Sanji berjalan gontai saat Nami mengantarkan dia ke kamarnya. "Kau tidak apa-apa, Sanji-sama?" tanya Nami khawatir melihat tubuh Sanji yang terlihat lemah.
"Aku tidak apaapa, Nami-swan." Senyum Sanji ramah, "bisakah kau tinggalkan aku sendiri?" ucap Sanji.
"Ba-baiklah." Nami berjalan pelan menuju pintu kamar. "a-ano, Sanji-sama." Dia menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Sanji, sehingga Sanji menoleh pelan padanya. "Terima kasih karena Anda telah melindungiku." Lirih Nami mulai sedikit berlinang air mata.
"Tidak apa, aku juga tidak suka dengan cara kasar Niji." Ungkap Sanji getir. Dan lalu Nami keluar menutup pintu kamar.
Begitu tahu dia seorang diri, Sanji langsung menjatuhkan diri terduduk dilantai, badannya menggigil hebat, dia terisak sambil bergelung memeluk dirinya sendiri, dia sangat takut, dia sangat takut bertemu saudara-saudara laki-laki nya, karena ia slalu tak bisa menduga perlakuan apa yang di dapatnya, ia sangat takut sesaat kalau Niji memperkosanya di ruangan terbuka seperti itu. Ia selalu takut dengan para Alpha itu.
Dan dengan tangan bergetar, Sanji mengambil obat-obatannya di dalam laci dan langsung meminumnya. Obat yang khusus di buat untuk seorang Omega, yang berfungsi untuk me minimalisir feromonnya. Apalagi mulai hari ini, Sanji harus waspada karena ada satu Alpha yang cukup berbahaya.
Setelah dirasa dirinya mulai tenang, Sanji melihat bungkusan yang diterimanya. Bungkus coklat yang berasal dari Baratie itu sangat membuat tanda tanya, dengan memberanikan diri, Sanji mengambil ponselnya dan menelpon kenomor dengan nama kontak 'Baka Niji-Niisan."
...
Gerakan Niji mulai diawasi. Membuat Niji menghela nafas panjang saat duduk-duduk dikamarnya karena Ace yang sekarang berdiri di dekat pintu kamarnya. Tak berapa lama, ia tersenyum menyeringai lagi saat ponselnya berdering dan tertera nama "Sanji Kecil"disana. Dengan cepat Niji mengangkat panggilan itu.
"Ya sayang?"
Ace menatap tajam saat ia tahu siapa yang dimaksud sayang oleh majikannya itu.
"Bagaimana bisa kau dapatkan barang ini? Apa yang kau lakukan?" selidik Sanji dari suara di seberang telpon sana.
"kau ini sangat merepotkan sekali, Sanji. Mengapa kebaikan kakakmu ini selalu kau curigai?" kikik Niji pelan. Ia tahu respon Sanji dengan membawa barang itu cukup menarik perhatiannya. Tidak sia-sia dia menghabiskan perjalanan seminggu lebih untuk urusan pekerjaan sekaligus mengambil hati Omega kesayangannya.
"Jawab aku. Sialan." Hardik Sanji tak puas dengan alasan Niji.
"Aku tidak melakukan apapun, Editorku yang mengusulkannya, proyek pertamaku adalah bekerja sama dengan Narasumber koki ternama, Zeff Baratie." Terangnya, tak ada kebohongan. "aku bahkan sudah bertemu dengan nya sekaligus berkenalan, menceritakan adik kesayangan ku yang mengidolakannya."
"Kau—kau bertemu dengannya?" Sanji tidak percaya, impian nya juga adalah ingin bertemu dengan Koki panutannya itu dan melakukan pekerjaan bersama.
Niji tertawa pelan. "kau tidak percaya? Dengan barang yang kuhadiahkan padamu, bagaimana aku bisa berbohong. Kau nantikan saja hasil tulisanku."
"..." tak ada suara dari Sanji.
"Apa kau mau ku ajak bertemu dengannya?"
"kau—" tawaran Niji lagi-lagi menggoyahkannya.
"Kita melakukan perjalanan berdua, tiga hari tiga malam demi bertemu dengan koki idolamu, hm?" godanya.
"Sialan!"
Tut tut tut—
Dan panggilan terputus. Niji tertawa terpingkal-pingkal, alangkah nikmatnya bagaimana jika Sanji menerima tawarannya, dia akan menghabiskan Omega itu setiap hari setiap malam.
Ace hanya berdecak melihat Tuan Muda kedua itu yang masih tertawa bahagia dan berdecak dalam hatinya. "dasar gila." Pekik Ace. Bagaimana bisa ia menghabiskan tahun-tahunnya hanya mengurus orang-orang gila seperti Ichiji dan sekarang adik keduanya, Vinsmoke Niji.
...
Satu hari berlalu semenjak kedatangan Niji, dan pengawasan Ace yang tak pernah luput dan koordinasi kerjasama sesama pelayan, suasana masih tenang dan damai, tak ada lagi kegaduhan yang ditimbulkan oleh kedua laki-laki Vinsmoke, karena dimana ada Niji, Sanji pasti ada di arah yang berlawanan. Para Maid bahkan Reiju tidak mengizinkan Niji untuk bertemu wajah dengan Sanji.
Saat ini, Reiju sedang menghampiri Niji yang terduduk sambil membaca koran pagi ini di paviliun yang dekat dengan kolam hias di taman depan. Tahu Reiju mulai duduk disampingnya, Niji hanya menyapa tanpa mengalihkan pandangan mata dari bacaannya.
"Yo, neesan. Terima kasih atas kerja kerasnya." Ungkapnya sedikit jengkel.
"kedatanganmu sungguh menarik perhatian. Tidak tahu malu." Desis Reiju sambil menyesap teh yang di tuangkan oleh Ace yang sedari tadi menemani Niji disana.
"heee? Lalu dengan caramu mengganti Namiku, bukankah itu cukup keterlaluan?" Kini Niji membeo sambil mulai melipat koran nya.
"Ayah sudah mempercayakan urusan rumah kepadaku, dilihat dari ketiga saudara Alpha, mungkin saat ini kau yang paling tidak bisa terduga."
Niji lagi-lagi tertawa mengejek. Bagaimana bisa Reiju lebih mempercayai Ichiji dan Yonji yang juga tergila-gila pada bau Sanji? "apa kau yakin, Aniki sudah stabil sehingga mulai mempekerjakan Ace padaku?" Niji meremehkan keputusan Reiju dan ikut meminum tehnya yang sudah agak dingin.
"Aku bisa melakukan apa saja demi Sanji."
"haha, padahal kau sendiri tahu bagaimana menyakitkan nya kehadiran Sanji di kehidupan kita? Tak ada yang bisa menghalangi kita begitu dia sudah mengundang, kan? Kau tidak akan pernah tahu karena kau Alpha perempuan." Decak Niji sambil menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak mengerti apa yang ada dipikran ayah, tapi aku bersyukur aku bisa berbuat sesukanya dalam keadaan panas itu." lagi-lagi Niji membuka dan membaca koran nya.
"Aku tidak ingin cari ribut denganmu. Aku hanya ingin memberi tahu bahwa Ayah dan Ichiji akan tiba pukul satu siang ini." Reiju mulai beranjak untuk meninggalkan tempat itu.
"Nice." Dan hanya di jawab gembira oleh Niji.
"Dan satu lagi, tentang Zeff Baratie, kau hanya beruntung. Aku yakin Sanji tidak selemah itu."
"terserah apa katamu." Timpal Niji tak menggubris ucapan sinis kakak perempuannya itu.
Dan lalu, tubuh sexy itu mulai pergi kearah dimana Sanji berada untuk memberitahukan kedatangan sang Raja dan putra pertamanya itu.
...
Pukul 1 siang, semua pelayan utama dan pelayan yang lain sudah bersiap atas kedatangan Tuan Rumah. Tak lupa Reiju, Niji dan Sanji yang juga ada diruangan itu.
Tak berapa lama, mobil limousin datang dan keluarlah kedua orang yang dimaksud yang langsung di sambut dengan kepala pelayan.
"Selamat datang, Judge-sama, Ichiji-sama. Terima kasih atas kerja keras kalian." Bungkuk Sabo sopan di sertai Robin disampingnya.
Setelah itu, Robin langsung bergegas mencopot mantel Ichiji. "Mulai saat ini, saya Maid pribadi anda." Ungkap Robin. Membuat Ichiji sedikit mengernyitkan alisnya, pergantian pelayan? Baginya cukup terasa aneh di situasi seperti ini.
"Selamat datang, Ayah." Reiju menghambur memeluk tubuh besar Judge.
"Neesan." Ichiji juga memeluk Reiju.
"Yo, aniki." Dan juga Niji menyambut hangat kakak laki-lakinya itu.
Terasa suasana kekeluargaan yang hangat, tanpa Sanji. Dia hanya berdiri disana. Melihat Sanji ada disana, Judge mendekat padanya, Sanji hanya menatap lelaki dengan status sebagai ayahnya itu dengan tatapan dingin.
"Bau busukmu itu cukup menyengat hidungku. Apa kau benar-benar mengobati penyakit Omegamu, itu?" Judge berucap sinis dan berprasangka buruk bahwa Sanji tidak mengkonsumsi obat-obat mahal yang di belinya.
Sanji hanya diam tidak menjawab.
"Ayah. Sudahlah hentikan." Reiju menengahi tak mau sang ayah juga memulai masalah. "lebih baik ayah beristirahat." Reiju menarik lembut lengan Judge untuk menuju kamarnya. Begitu Judge naik keatas tangga menuju kamar di temani putri sulungnya, Ichiji dan Niji pun mengikuti langkahnya. Tak ada perlakukan pasti dari Ichiji pada Sanji, hanya lewat begitu saja, tidak dengan Niji yang sempat mencolek dagu berjanggut si rambut pirang itu.
Setelah keluarga Utama meninggalkan ruang depan, para pelayan mulai melanjutkan pekerjaannnya walau Sanji dan Nami masih disana.
Saat Sanji akan meninggalkan ruangan. Matanya bertatapan dengan mata Zoro yang sedari tadi rupanya memperhatikannya terus-terusan semenjak kedatangan Judge dan Ichiji.
Begitu tahu mereka tak sengaja berpandangan, dengan segera Zoro mengalihkan pandangannya dan hanya menunduk membungkuk sopan kepadanya. Membuat sedikit menarik perhatian Sanji yang merasa sejak awal Zoro tidak begitu melihat kepadanya.
...
Pandangan Zoro selalu muncul dalam bayangan Sanji. Tatapan yang melihatnya seperti sudah tahu bahwa dia adalah seorang Omega karena kejadian yang Niji timbulkan, Omega si Ras paling rendah. Membuat Sanji cukup pusing, padahal tidak sekali-dua kali pelayannya justru menggunjingkan nya karena dia adalah Omega. Tapi reaksi Zoro, anak Rayleigh itu begitu berbeda. Selalu menjadi pikirannya.
Saat ini Sanji sedang berada di balkon kamarnya sambil memandang laki-laki yang dimaksud. Laki-laki kekar berkulit tan dan rambut hijaunya yang mirip rumput itu yang sekarang sedang memetik sayuran bersama Luffy, Nami, dan Robin yang ada di bawah sana. Ya kamar Sanji terletak di lantai atas, menghadapi halaman belakang tepat dekat lahan bercocok tanaman. Sambil memainkan puntung rokok di mulutnya, Sanji selalu melihat gerak-gerik Zoro. Caranya ia tersenyum pada Robin dan Nami yang membawa hasil sayuran kedalam, cara dia tertawa bersama Luffy, cara ia bekerja keras di terik matahari sambil mengelap keringatnya.
Jauh, jauh berbeda dari Rayleigh. Bagi Sanji, tak menemukan satupun kesamaan. Dan sejenak, entah kenapa, lagi-lagi pandangan mereka bertemu, Sanji cukup tertegun dan terhenyak saat Zoro saat itu tersenyum padanya. Ia tak tahu bahwa Zoro mengetahui keberadaannya yang memperhatikannya.
Saat melihat senyum Zoro yang tak biasa itu, Sanji langsung masuk kedalam kamar dan menutup pintu kaca balkonnya.
Entah kenapa jantungnya berdebar hebat dan tiba-tiba saja ia teringat akan momen bersama Rayleigh saat waktu usianya di bangku SMA itu.
"Maafkan aku, Sanji-sama." Lelaki berumur itu meminta maaf saat sebelumnya menjatuhkan dirinya yang dalam keadaan masa 'heat' itu, dan belum melakukan apaapa, Rayleigh sudah kembali pada kesadarannya.
Sanji membenarkan bajunya dan mencoba menahan tangisnya. Badannya yang bergetar hebat dan rasa yang tak karuan mulai menjalar panas di tubuhnya. Tak ada yang bisa ia lakukan dalam masa ini.
"Rayleigh, hiks, kau Alpha?" isaknya pelan.
Rayleigh diam. "Sst, jangan beritahu siapapun. Benar, aku Alpha yang bisa mengendalikan diri."
Bzzzzzt!
Tiba-tiba saja memori itu mulai menyeruak dan membuat Sanji pusing, perutnya mulai terasa berontak saat ia merasakan banyak kupu-kupu mulai terasa berterbangan. Dengan sangat susah payah, Sanji menggapai obat-obatannya lagi dan mengeratkan gelangnya.
"Tidak—tidak—" desisnya kacau sambil mulai menangis kecil.
Dan Bwooooossssh ~~
Seluruh kediaman Germa mulai memancarkan bau Lemon yang menyeruak, mencium bau itu, tiba-tiba Saja Zoro menjatuhkan kedua lututnya dan nafasnya mulai tak beraturan, ia merasa sangat sesak.
"Hoi, Zoro!" Luffy menghampirinya dengan cemas melihat Zoro yang kesakitan itu.
...
Disisi lain, Reiju mulai menjatuhkan kedua lututnya sambil membelalakan matanya tak percaya. Membuat Robin dan Nami yang melihatnya langsung menolongnya dan bersiaga.
"Sialan, Sanji!" teriak Reiju tak menduga dengan apa yang sekarang akan terjadi.
...
Disisi Lainnya, Niji mulai tersenyum, keringat mulai keluar dari seluruh tubuhnya saat bau Lemon menyeruak. "Lucky. Sungguh panggilan alam yang tepat pada waktunya." Seringainya sambil mulai meninggalkan wilayahnya dan menuju kepada penghasil bau lemon itu.
...
"tidak-tidak, aku mohon, aku mohon jangan saat ini, Niji dan Ichji sedang disini." Ungkap Sanji panik sambil tetap berupaya membuka botol obat dengan kesusahan belum lagi karena tangannya yang bergetar, membuat obat-obat itu mulai jatuh berserakan.
Sanji sendiri tidak percaya bagaimana bisa dengan mengingat Rayleigh, dia bisa menunjukan masa 'heat' secepat itu dengan penghuni yang sekarang tidak di duganya.
Bersambung ...
Hai Hai ~ Long Time no See ~~ X3 *siapaluuuuu?*
Hellow, para penghuni FFn baik yang lama atau yang baru, kenalkan sayah yang sekarang adalah pemuja keluarga Vinsmoke, buhehehe, sudah lama tidak berkecimpung didunia fanfiction, lebih tepatnya bertahun-tahun saya Hiatus, mulai dari zaman saya sekolah SMA saya suka buat Fanfic, rasanya segar bisa buat alur cerita sendiri dengan karakter yang diinginkan, btw, saya Fujo jadi doyan nya cowok sama cowo, muehehe, kalau saja saya bisa gambar kaya Author2 Webtoon, bakal saya jadikan cerita macam Webtoon, kalau saja ada yang mau bekerja sama jadi tangan saya dan saya pikirannya, wkwkw
Oke oke lanjut, ga nyangka kaaaaan, saya pernah nulis cerita ZoSan, dan syekarang betapa menakjubkannya kedatangan Germa66 alias keluarga kandung Sanji, bikin saya yang sekarang udah emak anak satu itu langsung cetaaaaar, gemas ga siiih rasanya pingin banget bikin cerita sisi lain Germa? Apalagi Sanji dengan Kakak2 dan Adek yang ganteng, siapa yang ga mau nistain ya kaaaaan? *lodoangkalithor*
Baik Lanjut, ide ini saya terinspirasi sama ceritanya Kashikomarimashita Destiny kalau ga salah, dan jelas sekali tentang Omegaverse. Nah, ini akun baru saya, duluuu sekali saya juga punya akun Ana-Ryhan, dimana dulu dulu FF SasuNaru bertebaran yang sekarang hanya terpampang profil dan cerita menghilang begitu saja, mungkin di hack kali ya :'( dan saya juga Author di akun Array Harmond, disitu juga ada FF ZoSan, My Fortune. Kusuka banget nistain Zoro yang masih gajelas statusnya itu jadi kubuat dia slalu jadi pelayan Sanji aja wkwkw, dan jangan ngarep apdet cepat oke, reality sama fanfiksi itu beda jauhhh, ini kebetulan aja saya lagi ada ide dan ada waktu, walau saya IRT, buat fanfik itu buat senang-senang, saya tidak dibayar dan hanya jadi penulis lepas *looomauuudibayaaargituuuyaaaa* kalau dibayar ya gue maooo dong, secara lumayan buat beli pempers si ade XD
Jadi sebelumnya, maaf dulu nih kalau ga apdet asap, tau sendiri nanti tau tau ada terusan nya aja, soalnya saya emang author hiatusan, tapi selama idup saya kalau punya cerita selalu berusaha namatin kok, doain aja khehekhe.
Soalnya kalau mau nulis oneshootan agak gimana ga sih, kaya gantung dan rasanya gabisa banyak berkreasi, tapi ya enak jaman sekarang, ini aja saya ngetik di hp, dulu saya mau publish ff itu kudu ngerental warnet berjam-jam ngetik depan PC, makanya sampek sekarang cerita cerita FF yang saya buat sudah saya Print dan Saya Buku kan dan saya Gambar Covernya, merasa banget hasil kerja kerasnya. Lebay ga sih, haha, soalnya emang Fanfiksion menerangi masa-masa remaja saya, pikiran liar keluarin aja jadi kata-kata daripada kita sendiri yang nakal dan liar, hayooo *udah ini jangan di dengerin ga bener*
Yosh, kalau semisal ada yang mau lebih mengenal saya, ceileh udah kaya artis aja loh,boleh PM kok, oke, Yoroshikuu minna~ semoga saya slalu semangat bikin nerusin ini fanfik yaa bye ^o^/
Review Pwease :3
