Both of Us
Chapter ini AominexReader ya.
Maap kalo ada salah salah kata maklum author baru xD
Selamat membaca ^~^
A untuk Aho
Kau menyandarkan kepalamu ke batang pohon maple lalu kau memperhatikan jari kelingkingmu sambil kau angkat tinggi tinggi.
"Kira kira aku terikat benang merah dengan siapa ya?" Kau terus saja memperhatikan jari kelingking tanganmu.
"Oy" tiba tiba kau merasakan tepukan yang cukup keras dibagian kepalamu. Dia, ya dia yang kau sukai tiba tiba saja datang menghampirimu saat kau sedang asik melamun.
"Sakit Aho" kau memukul keras bahunya sebagai tanda pembalasan.
"Aku sudah memanggilmu terus sejak tadi bodoh" dia menghempaskan bokongnya tepat di sebelahmu.
"Aku hanya sedang berpikir" kau mulai memperhatikan kembali jari kelingmu itu.
"Memikirkan apa?" dia bertanya sambil menolehkan kepalanya ke arahmu.
"Jodohku" jawabmu singkat.
Kau mengambil nafas dalam dalam sebelum melanjutkan kata katamu.
"Kata orang jodoh kita itu terikat oleh benang merah yang ada di jari kelingking kiri kita" kau melanjutkan kata katamu sambil memejamkan mata.
Kau membuka kembali matamu saat kau merasa dia memegang tanganmu.
"Tapi di kelingking kirimu tidak terlihat ada benang, apa itu berarti kau tidak punya jodoh ?" ucapnya sambil memperhatikan tanganmu.
Kau menghela nafas kesal sambil menarik tanganmu.
"Aho"
.
.
O untuk Obat
Kau kembali merapatkan kembali selimutmu sambil memeluk erat boneka kelincimu.
Tok tok tok~
"Hey aku masuk ya" suara itu terdengar dari balik pintu kamarmu.
Kau hanya mengangguk lemah, walaupun kau tahu dia tidak akan bisa melihatnya. Tak lama kau lihat kepalanya menyembul dari pintu kamarmu. Dia pun masuk sembari membawa nampan yang berisi bubur dan obat obatan.
"Kau harus makan dan minum obat" dia memulai ancang ancang untuk menyuapimu.
Kau mendudukkan badanmu sambil menyenderkan punggungmu ke senderan tempat tidurmu. Kau pun mulai membuka mulut saat dia mulai menyuapimu bubur.
"Sudah aku kenyang" kau menggeleng gelengkan kepalamu lalu merebahkan tubuhmu lagi.
"Tapi kau baru makan 5 sendok" ucapnya sambil menatapmu dalam dalam. Kau kembali menggeleng gelengkan kepalamu.
"Yasudah tapi kau harus meminum obatmu" dia mengambil obat yang ada diatas nampan. Kau menggeleng gelengkan kepalamu lagi.
"Hanya kau obatku, tidak ada yang lain" ucapmmu sambil menggengam erat tangannya. Dia tersenyum lembut. Senyuman yang sangat kau sukai itu.
"Baiklah. Aku akan disini sampai kau tidur" dia menaikkan selimutmu sampai sebatas leher dengan tangan satunya.
Tak lama kau pun jatuh tertidur sambil menggenggam erat tangannya.
.
.
M untuk Maaf
Kau melihat arloji mu dengan kesal. Sudah satu jam kau menunggunya di café tempat pertama kali kau berkencan dengan nya dulu.
Tap tap tap tap~
Dia berlari menghampirimu yang sedang duduk sambil menatap ke arah jendela.
"Maaf, tadi Akashi menambah porsi latihanku" dia menghempaskan bokongnya ke kursi yang ada di hadapanmu sambil menyeruput milkshake yang kau pesan tadi.
"Aku menunggumu sejam" kau memajukan bibirmu pertanda bahwa kau sangat kesal dengan sikapnya itu.
"Maaf, kau tahu sendiri perintah Akashi itu tidak bisa dilanggar kan?"
Kau menghela nafasmu dan menganggukkan kepala. Ya, sebesar apapun kesalahannya kau pasti akan memaafkannya bukan?
.
.
I untuk Ingat
Koboredashita netsu no kakera
Chuu ni chitta zanzou
Hikari no naka he to kieteyuku ~
Dengan mata setengah terbuka kau mencari ponselmu yang terus berdering di meja tepat di sebelah tempat tidurmu.
"Ehmm ya ada apa ?" kau langsung mengangkat ponselmu tanpa melihat caller ID yang terpampang di layar ponselmu itu.
"Happy anniversary sayang" suara baritone itu membuatmu membelalakkan matamu dan dengan cepat kau berlari melihat kalender di sisi dinding kamarmu. Kau tersipu malu bahkan kau tidak sadar bahwa hari ini adalah hari dimana tepat satu tahun kalian menjalin hubungan.
"Hey kau mendengarku ?" suara itu kembali terdengar menyapa telingamu.
"Ya, maaf aku –" kau menggigit bibirmu.
"Harusnya aku yang minta maaf sudah menghubungimu selarut ini" hatimu menghangat saat mendengar kata kata itu.
Kau tahu dia pasti sengaja tidak tidur sampai selarut ini hanya untuk mengucapkan kata itu untukmu. Kau menyentuh pipimu saat kau rasa ada yang mengalir disana. Dan kau sudah bertekat bahwa besok kau akan memberikan hadiah special untuk kau berikan kepadanya.
.
.
N untuk Nyaman
Jalanan sore ini terlihat sepi. Kau kembali merapatkan jaketmu saat angin musim semi mulai berhembus. Rambutmu sedikit berantakan karna angin yang sesekali menerpamu.
"Kau kedinginan ?" dia menolehkan kepalanya ke arahmu.
"Ya, sedikit" kau tersenyum dan menolehkan kepalamu mentapnya.
Kau merasakan tangannya menggenggam erat tanganmu lalu dia memasukkan nya ke saku jaketnya. Kau merasakan wajahmu memerah saat itu juga. Rasanya hangat dan nyaman.
.
.
E untuk E-mail
Aomine terus memperhatikanmu yang sedang asyik dengan ponselmu dan mengabaikannya. Ya kalau dipikir pikir sudah setengah jam kau mengacuhkannya lho~
"Oy kau mengabaikanku" ucapnya sambil mengambil ponselmu.
"Kembalikan ponselku Dai-kun, kasihan Kise" kau berusaha menggapai ponselmu itu.
"Tidak akan" dia memasukkan ponselmu ke saku celananya.
"Dia hanya bertanya soal materi matematika kok" kau memajukan bibirmu sambil mengumpat pelan.
"Tapi kau sudah mengabaikanku sejak setengah jam yang lalu" dia menghela nafas kesal.
"Nee, kau cemburu ?" kau tersenyum jahil.
"Tidak"
"Kau cemburu"
"Tidak"
"Cemburu"
"Tidak"
"Kau cemburu Dai-kun itu terlihat jelas" kau semakin melebarkan senyummu saat kau dengar dia mengumpat pelan.
"Ya, aku cemburu. Puas?" dia kembali menghela nafas kesal.
"Hey aku kan hanya berkirim email dengan Kise, dia temanmu kan?" kau semakin ingin tertawa saat dia menggaruk bagian belakang kepalanya.
"Oke, sekarang aku berjanji untuk tidak berkirim email dengannya saat bersama denganmu. Nah, sekarang kembalikan ponselku"
Dia pun mengambil ponselmu yang tadi dimasukkan ke dalam sakunya dan diberikan ponsel itu kepadamu.
"Oy sebentar, berarti kau akan berkirim email dengannya saat aku tidak ada, begitu?" dia memincingkan matanya.
"Ya, mungkin"
"O-OYYY"
.
.
D untuk Daki
"Aominecchi, kenapa kulitmu itu hitam sekali-ssu?" suara cempreng itu membuatmu menolehkan kepalamu ke arah sosok kuning itu, sambil sesekali memakan bento yang saat ini terpampang di meja kantin.
"Urusai Kise" kini kepalamu menoleh ke arah sosok biru yang ada di sampingmu.
"Walaupun aku sering panas panasan tapi kenapa aku tidak pernah sampai sehitam Aomnecchi ya-ssu?"
Kau menahan tawamu saat mendengar kata kata itu terucap dengan polosnya dari bibir sang model.
"Ano mungkin karena Aomine-kun itu dakian"
Dan kini kau sukses tertawa tanpa henti.
.
.
A untuk Absen
"Dai-kun kau harus latihan hari ini" ucapku sambil menggoyangkan badannya yang sedang terlelap di atas atap sekolah.
"Aku malas" kau mendudukkan dirimu di samping nya
"Kau sudah absen latihan kemarin, kau harus latihan hari ini" kau menarik narik sweater yang dia pakai.
"Aku malas, biarkan aku tidur" dia menjawab dengan santai.
"Latihan atau kita tidak usah bertemu satu bulan kedepan" kau mengucapkannya dengan lantang sambil beranjak berdiri.
"Oke oke aku latihan" dia mulai beranjak berdiri lalu menghadap ke arahmu.
"Mana mungkin aku kuat tidak melihatmu selama sebulan" dia mengecup singkat bibirmu kemudian berjalan turun dari atap dengan santai.
"AHOO"
.
.
I untuk Isotonik
Kau menghampiri member Kiseki no Sedai yang sedang terlentang dengan elitnya sembari membawa beberapa minuman Isotonik.
"Aah lelah sekali-ssu"
Kau memberikan satu persatu minuman isotonik yang kau bawa kepada member Kiseki no Sedai.
"Terima kasih, bukannya aku mau menerima pemberianmu tapi karna hari ini aku tidak membawa air nanodayo" kau hanya tersenyum kecil saat mendengarnya.
"Aomine-kun hari ini tidak bawa minuman isotonik?"
"Sepertinya tertinggal" kau menolehkan kepalamu ke arah Aomine.
"Eh- Dai-kun maaf aku tidak membeli isotonik untukmu" kau menundukkan kepalamu menyadari betapa bodohnya dirimu sampai tidak tahu bahwa kekasihmu sendiri tidak membawa isotonik.
"Tidak papa, kau adalah isotonik yang paling manjur untukku"
.
.
K untuk Kekar
Tik tik tik ~
Kau mengadahkan kepalamu keatas langit sambil menjulurkan tanganmu kea rah tetesan air hujan yang turun.
"Kau belum pulang ?" Aomine menepuk kepalamu dengan pelan.
"Aku lupa bawa payung" jawabmu.
"Ayo pulang" dia membuka payungnya lalu menarikmu ke dalam dekapannya.
"Eh- Apa muat?" kau melirik payung yang tidak bisa dibilang cukup untuk kalian berdua.
"Tentu saja" dia mulai melangkahkan kakinya dari koridor sekolah yang sudah mulai sepi itu. Kau pun mengikutinya dengan ragu ragu. Dia semakin memperkecil jarak diantara kalian dengan memperat dekapannya kepadamu. Tak dapat dipungkiri kau sangat menyukai dekapannya itu, kau suka saat lengan kekarnya mendekapmu erat.
.
.
I untuk Istri
"Nee Dai-kun hari ini aku membawa bento untukmu" kau menyerahkan sebuah kotak yang berisi makanan itu kepadanya.
"Tidak beracun kan ?" dia tersenyum jahil.
"Mou, tentu saja tidak" kau memerengut kesal.
"Ini…enak" ucapnya sambil terus memakan bentu buatanmu.
"Benarkah ?" kau tersenyum senang mendengarnya.
"Ya, pokoknya kau harus menjadi istriku di masa depan"
.
.
OWARI
Maap beribu ribu map kalo ada salah kata ya.
Yang berkenan mohon review yaa xD
