Tiltle : Remember Me?
Author : cindyjung
Pairing : YunJae (Yunho X Jaejoong)
Rate : T
Diclaemer : Semua tokoh yang ada disini adalah hasil fiksi belaka, saya Cuma pinjam nama saja, jadi mohon jangan tersinggung ne? ^^
WARNING! YAOI, TYPO BERTEBARAN, ANGST DETECTED, COMPILICATED, OOC, BBB (BANYAK BASA BASI)
.
.
.
Aku menunggumu
Dan kini aku melihatmu kembali
Namun bolehkah aku bertanya?
Apakah kau mengingatku?
.
Seorang pria kini tengah membawa masuk barang yang sedang kesusahan dibawanya kini. Dua buah kardus yang tampaknya cukup berat itu kemudian ditaruhnya di sebuah meja yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Fuhhh..
Pria itu mendesah menandakan dirinya tengah kelelahan namun senyum di wajahnya tetap terukir dengan manis seraya mata musangnya itu menatap berpendar keseluruh ruangan yang tengah ia masuki.
"Jung Yunho, kau memang tidak salah dalam memilih tempat"
Sambil masih terus memandang ruang dengan berbinar seketika ia merasakan sesuatu melewati belakang tubuhnya. Hal dingin yang membuat bulu kuduknya berdiri tersebut membuat Yunho mengalihkan pandangannya pada belakang tubuhnya.
Nihil.
Tidak ada satupun benda bergerak atau seseorang dibelakang Yunho. Hanya sebuah kursi goyang yag kini bergoyang pelan dengan sendirinya. Yunho menelan salivanya dalam diam dan mulai kembali mengalihkan pandangannya ke depan. Matanya berkedip cepat sambil berusaha mengatur kembali dadanya yang bergemuruh keras karena kejadian aneh yang baru saja ia hadapi.
Tiba-tiba gagang pintu ruangannya terasa mulai bergerak pelan. Tubuh Yunho terlonjak sedikit ke belakang dan mata musangnya itu terbelalak sambil mengamati gagang pintu tersebut. Kejadian aneh baru saja dihadapinya mau tidak mau membuat Yunho kembali berpikir pada hal yang tidak-tidak dan membuat dadanya kembali bergemuruh keras.
"Si.. Siapa disana?!" tanya Yunho dengan nada yang cukup tinggi
Tidak ada jawaban yang menyahuti pertanyaan Yunho sementara gagang tersebut terus bergerak semakin lama semakin kencang. Bulu kuduk Yunho kembali berdiri kala menatapi hal tersebut dan perlahan mendekatkan tubuhnya pada pintu yang gagangnya tampak semakin menggila itu.
"Y-Ya! Si...Siapa disana!" pekik Yunho lagi dengan suara bergetar ketika tubuhnya sudah berada cukup dekat dengan pintu
Masih tidak ada jawaban dari sebrang pintu tersebut dan hal itu membuat Yunho merasa kesal sekaligus ketakutan. Dengan ragu ia berusaha meraih gagang pintu tersebut dengan tangan kanannya. Saat tangannya itu hendak menyentuh gagang pintu tersebut, seketika gagang pintu itu berhenti bergerak dan hal itu juga membuat Yunho menghentikan langkah tangannya.
Hening.
Butuh beberapa detik hingga akhirnya sebuah suara menandakan pintu itu terbuka dan memperlihatkan seorang dibaliknya selama ini. Yunho kembali menelan salivanya dalam dan...
DUAR! Bunyi petir mengagetkan Yunho dan membuat keadaan seakan dramatis
"AHHHH! JIDATTTT! ADA HANTU JIDAAATT! TOLOONGGG!" pekik Yunho kaget sambil menutup matanya karena ketakutan
"YA! YA! YA! SIAPA YANG KAU PANGGIL HANTU JIDAT EOH?!" pekik seorang lain dengan nada yang kesal
Yunho berusaha mengintip dari sela-sela jarinya dan memperhatikan orang yang perlahan mendekatinya dengan wajah yang kesal. Ia sangat mengenal pemilik wajah tersebut dan jelas bahwa itu bukanlah hantu seperti yag ia pikirkan.
"Yoo.. Yoochun ah?" tanya Yunho berusaha memastikan
"Ya, ini aku. Kenapa? Kau pikir aku ini hantu? Bahkan hantu pun akan ketakutan jika mendengar teriakanmu yang seperti itu kau tau?" kata Yoochun kesal
"Maafkan aku, tapi saat petir itu datang, cahaya dari jidatmu itu menakutiku..." kata Yunho sambil mengerutkan keningnya dan membuat pout pada bibirnya
"Jangan salahkan jidatku, salahkan saja kau terlalu penakut itu, mengerti?" kata Yoochun tegas masih dengan kekesalannya
Yunho terdiam masih dengan poutnya.
"Aku tidak mengerti, kau itu sangat penakut, tapi kenapa kau membeli rumah dan ingin tinggal sendiri?" tanya Yoochun ketika kekesalannya sudah mulai mereda
"Hem, aku hanya merasa rumah ini sangat menyita mataku dan juga, aku harus belajar untuk hidup sendiri. Sampai kapan aku akan terus merepotkan keluargaku dan kalian karena sifatku yang manja eoh?" jawab Yunho
"Kami tidak merasa seperti itu.."
"Tapi aku merasa seperti itu," cegat Yunho. "Aku merasa seperti sudah banyak merenggut waktu kalian hanya karena mengurusiku. Sudah saatnya aku menjadi mandiri" lanjutnya sambil tersenyum
"Yah, kalau dipikirkan dengan baik, kau memang sudah dewasa dan sudah saatnya menjadi mandiri" kata Yoochun berusaha menanggapi pernyataan Yunho
"Lagi pula rumah ini tidak buruk juga, kecuali pintu itu yang tampak sedikit sulit terbuka. Semoga dengan belajar mandiri kau juga cepat menghilangkan rasa tautmu yang berlebihan itu, eum, Jung Yunho?" kata Yoochun sambil meranggul pundak Yunho yang tampak sedikit lebih tinggi darinya itu
"Hehehe, ah ya, ngomong-ngomong ada apa kau kemari?"
"Ibumu menyuruhku melihat keadaanmu dan membantumu beres-beres. Tapi kulihat kau sudah melakukan semuanya dengan baik" jawab Yoochun sambil kembali memandangi rumah Yunho
"Tentu saja aku sudah selesai melakukannya, tidak banyak yang aku pindahkan jadi mengapa begitu sulit? Ah, ayo kita keluar sebentar sambil minum dan merayakan rumah baruku?"
"Itulah yang kutunggu-tunggu, jja!"
.
Kedua namja itupun pergi meninggalkan seorang yang tampak melihat mereka berdua dari kejauhan. Tampak sebuah tatapan penuh arti dari namja lain yang bersembunyi itu dan kemudian tubuhnya yang tertutupi bayangan tersebut menghilang.
.RememberMe?.
Yunho merasakan sensasi nyaman ketika air shower kini menyentuh seluruh permukaan kulitnya dan mengikuti lekuk tubuhnya tersebut. Tak lupa kepalanya ia kenakan air agar kepala dan pikirannya menjadi lebih dingin. Setelah merasa badannya bersih ia pun mengeringkan badannya sebentar lalu melingkarkan handuk disekitar pinggangnya sehingga memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang atletis.
"Hah, kenapa aku hanya mempunyai sedikit baju hum? Bila dirumah, aku bisa meminjam baju Yoochun kapanpun aku mau. Haaahh, sepertinya mulai sekarang aku harus lebih sering membeli baju baru" keluh Yunho saat melihat bajunya yang tampak sangat sedikit di lemarinya.
Tiba-tiba terdengar bunyi benda jatuh dari arah ruang makan. Yunho yang kaget mendengar itu dengan ragu menuju ruang makan yang ada di lantai satu. Yunho melangkah dengan pelan dan menatap ruang makan yang tampak baik-baik saja hingga sebuah suara terdengar kembali.
Suara itu berasal dari dapur.
Yunho yang penasaran sekaligus takut kemudian melangkahkan kakinya lagi pelan dan menuju kearah dapur dengan cara mengendap, berpikir bahwa mungkin itu adalah ulah orang iseng. Lalu seketika matanya membesar ketika melihat seekor kucing tengah bergerak-gerak dalam lemari sendoknya.
Fuhhh...
Kembali Yunho mendesah lega karena ternyata suara nyaring tersebut bukanlah suara yang dibuat oleh "sesuatu" melainkan seekor kucing. Yunho kemudian memberdirikan tubuhnya dan berusaha menangkap kucing tersebut dan membawanya keluar.
"Nah, kucing yang baik, tempatmu bukan disini jadi sebaiknya kita keluar saja hum?" kata Yunho sambil mendekat pada kucing tersebut namun kucing itu malah berusaha tampak seperti akan mencakarnya dan membuat Yunho sedikit memundurkan tubuhnya.
"Aish, apa yang harus kulakuakan sekarang? Tidak mungkin kucing ini dibiarkan bukan?" kata Yunho bicara pada dirinya sendiri
Yunho kemudian terdiam beberapa detik sebelum akhirnya kepalanya mengkap sebuah ide dan kemudian melihat handuk yang kini melingkar di sekitar pinggangnya. Yunho mengerutkan keningnya dan tampak seperti berpikir kembali.
"Aku sudah tinggal sendiri, jadi masabodoh dengan apa yang akan kuperbuat bukan?" kemudian Yunho membuka handuk yang melilit dipinggangnya tersebut dan membiarkan tubuhnya polos sementara handuk itu digunakannya untuk menangkap kucing tersebut.
"Miaw"
Kucing itu menengok kearah Yunho dan kemudian dengan sigap Yunho mengambil kucing tersebut dengan handuknya dan membawa kucing tersebut ke pintu masuk rumah tersebut dan lalu melepaskan kucing itu diluar.
"Maaf puss, tapi tempatmu memang diluar" kata Yunho kemudian menutup pintu itu dan kemudian berlalu didalam rumahnya kembali menuju kamarnya
.
Sementara diluar rumah tersebut ada seorang yang berjongkok didepan kucing tersebut dan mengelusnya dengan sayang perlahan.
"Sudah kubilang kau jangan selalu jahat padanya bukan? Dia jadi membuangmu"
.RememberMe?.
Bias cahaya matahari memaksa masuk melalu celah pada jendela rumah sederhana dua lantai tersebut dan membuat sang pemilik mata musang tersebut perlahan membuka matanya ketika ia merasakan seisi ruangan semakin menghangat. Senyum mengembang di wajah namja berkulit tan itu karena merasanya dirinya berhasil melewati satu hari tanpa orang lain dan siap memulai hidupnya yang baru.
Tubuh Yunho yang tadinya tertidur dengan menghadap kekanan kini mencoba membalikannya jadi menatap kekiri. Saat melakukan hal tersebut mata musang Yunho yang tadinya masih mengerjap lucu seketika terbelalak dan membuat mulutnya yang penuh senyum kini membuka lebar dengan wajah penuh kekagetan.
"AAAAAAAAAAKKKKKHHHH!" pekik Yunho saat melihat ada seorang lain ditempat tidurnya
Teriakan Yunho yang membahana membuat seorang lain yang kini tengah tertidur ditempat tidur Yunho tersebut kemudian membuka matanya dan menatap Yunho dengan pandangan kaget sebelum akhirnya berteriak.
"AAAAAAAAAKKKKKKKHHH!" pekik namja lain itu tak kalah histeris dari Yunho
Yunho kemudian meninggalkan tempat tidurnya dan membawa selimutnya karena semalam ia tidur tanpa mengenakan apapun dan lalu bersandar pada tembok dibelakangnya masih dengan pandangan kaget.
"YA! SIAPA KAU?! APA KAU MALING?! APA KAU ORANG CABUL?! YA!" pekik Yunho histeris
"Kau melihatku?" tanya namja itu lagi dan mengganti tatapan kagetnya menjadi tatapan tidak percaya
"YA! AKU BERTANYA SIAPA KAUUU?! DARI MANA KAU BISA MASUK?!" tanya Yunho lagi masih histeris
"Ya! Kau benar-benar bisa melihatku?!" tanya namja itu yang kini memasang wajah sumringah
"YA! KELUAR DARI RUMAHKU SEKARANG JUGA!" kata Yunho sambil mengamcam namja tersebut dengan sebuah lampu larva
"Kau tidak mengingatku? Ini aku, Kim Jaejoong!" kata namja tersebut dengan wajah yang meyakinkan
"YA! AKU TIDAK MENGINGATMU DAN KUHARAP AKU TIDAK MELIHATMU! PERGI SEKARANG ATAU KULEMPARKAN KAU DENGAN LAMPU LAVA INI DASAR CABUL!" pekik Yunho makin kesal campur syok sambil dengan terburu berusaha mengambil lampu lava yang berada ridak jauh darinya
"LEMPARKAN SAJA! AKU TIDAK MASALAH BAKAN JIKA KAU MELEMPARKAN SEBUAH BOM PADAKU! AKU TIDAK AKAN PERGI! BAGAIMANAPUN JUGA INI RUMAHKU!" balas Jaejoong tiba-tiba dan menatap Yunho dengan kecewa sekaligus kesal
"AKU SUDAH MEMBELI RUMAH INI! BERARTI RUMAH INI MILIKKU! PERGI KAU SEKARANG JUGA!"
"AKU TIDAK MAU!"
"AISH!" Yunho yang kehabisan kesabarannya kemudian melempar lampu lava tersebut ke arah namja yang bernama Kim Jaejoong itu yang tidak mendapatkan elakkan sekali dari namja itu
Namun kejadian setelahnya malah membuat Yunho semakin histeris.
Mata Yunho semakin membelalak dan mulutnya semakin terbuka lebar ketika lampu lava yang ia lemparkan menembus begitu saja tubuh namja yang bernama Kim Jaejoong tersebut. Dan itu membuat Yunho merasakan bulu kuduknya naik dan tubuhnya terasa dingin. Pelipisnya mulai mengeluarkan keringat dingin dan tenggorokkannya seakan mulai gatal untuk berteriak. Diambilnya nafas yang dalam dan...
"HANTUUUUUUUUUUUU!"
.RememberMe?.
Yoochun melangkahkan kakinya mencoba memasuki sebuah ruangan di rumah sakit. Didalamnya ia tersenyum melihat seorang namja yang manis dengan pakaian serba putih yang kini tengah membalas senyum kepadanya.
"Kau disini?" kata seorang itu dengan suara yang cukup nyaring
"Hem, kau sedang sibuk Junsu ah?" tanya Yoochun
"Tidak juga, hari ini tidak ada pasien yang sedang membutuhkan bantuanku, kenapa?"
"Ayo kita makan bersama, sudah lama sekali aku tidak makan bersamamu, aku kan merindukan sahabatku hehehe" ajak Yoochun
"Ah, maafkan aku Yoochun ah, aku sudah ada janji dengan Changminnie, lagipula kau datang terlalu mendadak, hehehe, mian ne? Lain kali aku pasti akan makan denganmu, aku juga sangat merindukanmu kau tau?"
Yoochun terdiam sebentar. Terlihat sekali didepan matanya sebuah rona merah muda di pipi Junsu ketika ia menyebutkan nama Changmin. Dadanya yang tadinya bergemuruh dengan bersemangat kini mulai bergemuruh kasar seakan memberontak kala melihat perubahan kecil tersebut.
"Ah," desahnya berat
Ternyata memang sudah terlambat.
"Ah, tidak apa, salahku juga karena datang seenak jidatku, ah dasar jidat bodoh" katanya sambil menepuk keningnya berusaha melucu dan menutupi kekecewaannya
"Hahaha, sudahlah tidak apa, jangan sakiti jidatmu, ia adalah aset penting, arra? Baiklah, kita masih ada waktu beberapa menit untuk bersama, ayo temani aku membereskan ruanganku, agar kedatanganmu tidak sia-sia dan aku bisa berkencan tanpa khawatir. Jja!" kata Junsu mulai memerintah
"Aish, aku datang untuk makan dan kau malah menyuruhku membereskan ruanganmu? Ah, tidak-tidak. Aku tidak mau"
Junsu menghentikkan kegiatannya menata meja dan menatap Yoochun disampingnya. "Katanya kau merindukanku" kata Junsu sambil mengerucutkan bibirnya
Yoochun terdiam dan menatap sahabatnya itu lagi. Jujur, setelah ia mendengar penolakan dari Junsu dan mendengar alasan Junsu menyuruhnya, hatinya sedikit tidak rela untuk membantunya. Tapi mau bagaimana lagi hum? Rasa sayangnya pada Junsu mengalahkan semua ketidakrelaan itu. Lagipula, siapa yang bisa menolak wajah menggemaskan itu?
"Ah, baiklah, baiklah, tapi nanti kau juga harus makan denganku atau kudoakan kencanmu berantakkan!" ancam Yoochun tampak serius-tidak serius
Junsu mengerutkan keningnya. "Yah, kau tega sekali eoh? Baiklah, aku mengerti. Nanti aku akan makan dengamu sahabat terbaikku, Park Yoochun" kata Junsu sambil mencubit pipi Yoochun gemas
"Kupegang janjimu sahabat ter-imutku, Kim Junsu" Balas Yoochun mencubit pipi Junsu dengan tersenyum
"Masih bisa bercanda seperti ini, bukankah bagus? Bila tidak bisa menyimpan dia selamanya sebagai kekasihku, bolehkah dia kumiliki selamanya sebagai sahabatku?"
.RememberMe?.
"Apakah itu semua sudah cukup?"
Yunho menghela nafasnya perlahan. Tubuhnya masih terduduk membelakangi Jaejoong yang kini tengah menatapnya dengan wajah penuh harap. Tubuh Yunho sudah berada dalam keadaaan di balut pakaian kini.
Kembali Yunho menatap pada cermin yang ada dihadapannya dan berusaha untuk menatap dirinya yang sendirian disana tanpa ada bayangan Jaejoong disampingnya. Jujur saja, rasa takut masih meliputi dirinya ketika ia mengetahui dapat melihat sesuatu yang paling ditakutinya selama hidupnya, tapi, penjelasan Jaejoong tadi cukup menyita perhatiannya.
"Jadi aku juga pernah menjadi sepertimu? Menjadi hantu?" tanya Yunho mulai penasaran
"Lebih tepatnya roh. Rohmu hanya berkelana sementara dan akhirnya kau bisa kembali pada tubuhmu. Kita pernah bertemu dan kau telah berjanji padaku akan menemukan tubuhku dan menguburnya bila memang aku sudah meninggal" jawab Jaejoong berusaha memberi penjelasan pada Yunho lagi
"Jadi aku bertemu denganmu, membuat janji denganmu, aku bangun dari koma, dan kini aku bisa melihatmu karena semua janji yang belum terselesaikan itu?"
Jaejoong mengangguk membenarkan, namun Jaejoong yang sadar Yunho tidak melihat anggukannya itu dari cermin mulai mengeluarkan suaranya kembali. "Benar"
"Aku harus menemukan tubuhmu dan menguburnya, itu saja bukan? Setelah itu kau akan pergi dariku bukan? Kau akan tenang? Dan pergi selamanya?" tanya Yunho kembali antusias dan mulai melotot pada cermin dihadapannya
Jaejoong terdiam.
"Kim Jaejoong?"panggil Yunho kemudian menyadari tidak ada jawaban apapun dari "orang" yang tengah ia ajak bicara
Kepala Jaejoong yang tadinya tertunduk perlahan terangkat dan memandang wajah Yunho melalui pantulan cermin dihadapannya. Kedua ujung bibir peachnya kemudian membentuk sebuah senyum disana. Untuk pertama kalinya, namanya diucapkan oleh orang dihadapannya lagi.
"Ne, aku akan pergi selamanya. Aku akan tenang" jawab Jaejoong kemudian masih dengan senyumnya
Kini Yunho yang terdiam. Entah mengapa selama berbicara dengan hantu namja di sampingnya ini, jantungnya seakan tidak mau berhenti bergetar dengan kencangnya. Dan bahkan saat namja itu mengatakan akan pergi selamanya, jantungnya memberikan gemuruh yang cukup menyakitkan dan membuat pikirannya kusut.
"Ah, mungkin karena aku masih syok karena bisa melihat ha... ah, hal seperti itu. Tenanglah jantungku, setelah kita menemukan tubuhnya dan menguburnya, kau tidak perlu merasakan getaran hebat seperti ini lagi. Bertahanlah, ne?" batin Yunho sambil menenangkan dirinya
"Baiklah, aku akan berusaha menepati janji itu" jawab Yunho
"Terimakasih" kata Jaejoong dengan senyum yang sangat lembut yang tidak dilihat Yunho
"Ah, baiklah. Aku mau mandi dulu. Semua hal perhantuan ini membuat kepalaku tidak dapat berpikir jernih" kata Yunho sambil membangkitkan tubuhnya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal tersebut
"Ah, ya, hantu cabul, jangan masuk saat aku mandi eoh? Melihat wajahmu saat aku bangun tidur dengan tidak berpakaian saja sudah membuatku frustasi, tolong jangan membuat aku merasakan hal yang sama di kamar mandi, arra?!" lanjutnya sambil mengacungkan jarinya pada Jaejoong
Jaejoong hanya terdiam sambil menatap Yunho yang perlahan memasuki kamar mandi dalam kamarnya tersebut. Jaejoong hanya tersenyum menatapi kamar mandi itu dan menahan tawanya yang tampak akan meledak.
"Hihihi, padahal aku kan sudah pernah melihat tubuhmu seutuhnya"
.
TOK TOK TOK
"Ya! Jung Yunho! Buka pintumu! Ada yang perlu kuceritakan padamu!" pekik Yoochun keras di depan rumah Yunho dengan keras
Tidak terdengar ada jawaban dari dalam rumah tersebut. Seketika Yoochun melihat seekor kucing yang melangkah memasuki rumah Yunho lewat pintu yang ada disamping rumah tersebut.
"Dasar ceroboh, bagaimana ia bisa membiarkan rumah dengan keadaan pintu terbuka? Bagaimana bila ada seorang pencuri yang masuk huh?" kata Yoochun merutuki kecerobohan Yunho namun juga bersyukur karena ia akhirnya dapat memasuki rumah tersebut
Yoochun yang sebenarnya kini lebih tampak seperti pencuri itu kemudian masuk melalui pintu tersebut dengan perlahan dan menatapi ada seorang yang tengah berdiri didapur seakan hendak mengambil pisau.
"YA! SIAPA KAU?!" pekik Yoochun kaget yang membuat sang pemilik tubuh berbalik dan kemudian menatapnya sambil mengerutkan keningnya
"Hah?"
Yoochun kemudian menutup pintu yang baru saja memberinya jalan masuk tersebut dan kemudian menguncinya, berharap "orang" yang tengah dilihatnya kini tidak akan kabur dan menyusahkannya. Diambilnya payung yang berada dalam kotak yang tidak jauh darinya dan dijadikannya pertahanan.
"Aku bertanya siapa kau?!" pekik Yoochun sambil menggenggam payung itu erat
Dikerjapkannya mata Jaejoong lucu kala menatap tingkah Yoochun yang menurutnya kekanakan. Bahkan jika Jaejoong benar adalah pencuri, bukankah seharusnya Yoochun menyiapkan perlindungan badan yang lebih kuat dari pada sebuah ... payung?
Tapi, selain memperhatikan tingkah kekanakan Yoochun, masih ada hal lain yang sangat Jaejoong pertanyakan kini.
"Kau bisa melihatku?"
"Tentu saja aku bisa melihatmu! Memangnya kau itu apa?! Hantu?!" tanya Yoochun masih sambil berusaha melindungi dirinya dengan payung itu
"Iya, aku memang hantu" jawab Jaejoong datar
Yoochun yang tadinya menatap penuh kewaspadaan merubah air wajahnya menjadi ekspresi penasaran yang masih penuh dengan kekagetan.
"Benarkah? Kau salah satu dari mereka?"
"Hmm, aku tidak tau apakah aku sudah mati atau belum, tapi mengingat aku sudah berjalan-jalan sebagai roh selama setahun, kurasa aku memang sudah mati dan menjadi hantu"
Yoochun mengendurkan pertahanannya dan menatap Jaejoong dari kepala ke kaki. "Tapi kau sama sekali tidak seperti hantu. Kau bersih. Maksudku, tidak ada noda darah atau apapun"
"Benarkah? Itu aneh..."
"Kenapa?" tanya seorang dengan suara yang lebih bass kepada Jaejoong dan membuatnya menoleh kepada pemilik suara
Tampak Yunho yang datang masih dengan rambutnya yang basah dan sebuah handuk yang melingkar disekitar lehernya. Paduan antara kaos dan celana jeans selututnya benar-benar membuat Yunho tampak lebih muda dan paduan dengan rambut basahnya itu membuat Yunho lebih... err... tampan.
"Eu, Yunho? Kau juga bisa melihatnya?!" pekik Yoochun kaget
Yunho berkacak-pinggang sambil menganggukkan kepala sekali. "Begitulah"
"Kau tidak takut?!"
Yunho menatap Jaejoong kemudian, perlu diakui, untuk ukuran "hal itu", Jaejoong cukup bisa dikatakan normal bahkan menyerupai manusia, hanya saja, bila mengetahui bahwa tubuh "seorang" yang ada dihadapanmu itu bisa ditembus, tetap saja kau akan merasakan bulu kudukmu berdiri dan jantungmu bergemuruh keras. Intinya, dia tetap menakutkan.
Kembali Yunho menganggukkan kepalanya namun dengan ekspresi wajah yang penuh arti. "Begitulah"
"Tadi kudengar kau berkata aneh karena kau tidak memiliki darah atau "asesoris" perha... , hal gaib apapun yang menyeramkan, kenapa?" lanjutnya
"Aneh karena seingatku aku ditabrak oleh sebuah mobil, sudah pasti aku seharusnya memiliki bekas luka atau sejenisnya kan?"
"Lebih aneh lagi adalah kau sudah berkelana sebagai roh selama satu tahun dan kau baru menyadarinya" sela Yoochun santai sambil menaruh payung yang sejak tadi menjadi alat pelindungnya
"Kau pikir roh bisa bercermin?" desis Jaejoong kesal dan menatap Yoochun tajam
"Maaf" kata Yoochun sambil menundukkan kepalanya dan mengerucutkan bibirnya
"Mungkin jika kita tau kejadian sebenarnya akan lebih mudah untuk mengetahui alasannya dan juga, lebih mudah untuk menemukan tubuhmu" jelas Yunho kemudian
"Maaf, aku sedikit lupa dengan kejadian itu"
"Jung Yunho, apa maksudmu dengan menemukan tubuhnya?" tanya Yoochun semakin bingung dengan percakapan antara Yunho dan Jaejoong
Yunho menghela nafas perlahan.
"Yoochun ah, jika kau penasaran kenapa aku bisa melihatnya, itu karena aku memiliki janji dengannya. Janji saat aku tengah menjadi roh, saat aku koma beberapa bulan lalu. Aku berjanji akan menemukan tubuhnya dan menguburnya, agar membuatnya tenang." jelas Yunho
Yoochun menganggukan kepalanya mengerti. Yah, Yunho memang pernah mengalami koma selama beberapa bulan dan membuat kelurganya mendapatkan guncangan hebat akibat keadaannya yang tak kunjung membaik hingga akhirnya beberapa bulan setelah ia koma, akhirnya Yunho sadar.
Yoochun juga memahami dunia roh tersebut karena ia juga pernah berada dekat dengan kematian dan membuatnya bisa melihat "hal" itu. Dan memang tidak akan pernah ada yang tau apa yang akan terjadi saat kita menjadi roh dan yang terjadi pada Yunho kini terasa cukup unik. Diantara banyak roh yang berkeliaran, kenapa harus namja ini?
"Miaw"
Suara seekor kucing mengagetkan Yoochun dan kedua namja yang lain yang ada didalamnya. Jaejoong yang terdiam kemudian teringat akan niatnya untuk bermain-main dengan kucing tersebut dan memberikannya makan.
"Ah, kucing ini lagi. Bukankah kau sudah kukeluarkan eoh? Ish" kata Yunho kesal melihat binatang yang kemarin harus membuatnya "polos" kini ada didalam rumahnya lagi dan mencoba mengeluarkannya lagi
Kucing yang tadinya tengah menggesekkan kepalanya manja pada kaki Yunho seakan meminta maaf kemudian mendapatkan perlakuan tidak enak dari Yunho.
"Ya! Apa yang kau lakukan pada Jiji!" pekik Jaejoong tidak suka kala melihat kucing kesayangannya tersebut tengah dikeluarkan dengan kaki Yunho
"Jiji?"
"Pantas dari dulu dia membencimu, kau memang menyebalkan"
"Dari dulu?"
TBC
.
.
.
A/N : Halo halo ada yang kangen sama Cindy gak nih? Yang kangen sini Cindy kasih pelukan hangat ala Yunnie Bear -3-)/ *plak. Kembali lagi dengan karya terbaru nih, maaf ya udah lama banget ga ngupdate ff karena emang lagi ga ada waktu ngetik aja padahal ide numpuk walopun idenya untuk cerita yang beda-beda *curhat.
Kali ini ceritanya terinspirasi dari The Master's Sun dan juga lagu JYJ-In Heaven jadi kalo ada mirip-mirip yah maklumi saja yah :D oh iya ini baru maap kalo ceritanya gaje, soalnya ff ini baru percobaan aja nih, soalnya penasaran bikin cerita fantasy hantu-hantuan itu gimana dan susah banget ternyata XD jadi bagi para author yang bisa membuat cerita fantasy, dua jempol deh buat kalian! ^^
Jadi bagaimana? Ceritanya menarik? Atau membosankan? Mohon kritik saran dan ide untuk next chap yah :D supaya hasil karya Cindy tidak mengecewakannnn terimakasihhhhh :D
