Luhan memejamkan mata sejenak, menahan nafas.

"Dengan ini, Pengadilan Negeri Seoul telah mengabulkan dan mengesahkan perceraian diantara Nyonya Xi Luhan dengan Tuan Oh Sehun.

Dan suara tiga ketukan palu yang mengiringi seolah membuat dunianya berhenti saat itu. Setetes air mata menggenang, jelas Luhan sadar bukan hal ini yang ia inginkan meski ia yang meminta hal menyakitkan ini untuk terjadi di usia pernikahannya yang menginjak tahun keempat.

Seorang anak kecil berlari menerobos masuk. Membuat Luhan tersadar bahwa masih ada seseorang yang mesti ia bahagiakan. Haowen

Haowen langsung menubruk kedua kaki namja yang ia sebut "Appa". Dengan senyum sumringahnya ia berkata. " Appa, mulai hali ini Haowen janji tidak akan mengganggu appa. Haowen tahu appa tidak menyukai saat Haowen meminta untuk ditemani belmain". Diberikannya mobil mainan berwarna merah yang didekapnya kepada Sehun. "Haowen ingin mengembalikannya".

Sehun menerima mobil mainan itu dalam diam. "Haowen juga janji akan menjaga umma dengan baik dan tidak akan nakal agal umma tidak menangic".

Ada lubang kasat yang Haowen buat di hati Sehun.

"Kenapa rasanya sakit seperti ini?"

Dengan ringannya, Howen berbalik menuju sang umma yang sedari tadi memandanginya. Dipeluknya Luhan. "Umma, ayo kita pulang. Haowen cudah tidak sabal ingin melihat lumah balu kita".

Luhan memeluk Haowen begitu erat. Ia yakin bila anak lelakinya tidak menyadari apa yang sudah dikatakannya membuat ia semakin sedih. "Sayang, maafkan umma". Diciumnya pipi sang anak. "Ayo, kita hidup lebih baik lagi".

Tanpa ada salam terakhir sebagai bentuk perpisahan, Luhan berjalan keluar ruang persidangan meninggalkan Sehun yang termangu sendirian.

"Bukankah ini yang aku inginkan?"

TBC/End?