4 Season to love

Author:flystyle024; Genre: Sad, Hurt,; Rate: T; Maincat: Yewook and other

Warning: ini ff GS, bukan YAOI, TWOSHOOT

Disclaimer: FF asli pemikiran author, Yewook punya diri mereka masing-masing, tuhan, orangtua mereka.

Angin musim dingin membawaku Menemukan cinta, tahukah kau? Yeoja bahagia bukan ketika mereka bersama namja yang mereka cintai tapi bersama namja yang mencintai mereka.

Hanya karna cinta adalah sesuatu yang indah, tapi bukan berarti akan selalu
berakhir bahagia. Apakah selalu begitu? Aku harap tidak...

=4 Season to Love=

sekarang dingin. Musim yang indah untuk membungkus kado-kado ini. Kado? Untuk siapa? Yesung oppa lah..Kim Ryeowook, gadis kecil itu tampak memilih-milih syal mana yang akan di berikannya pada Yesung, Dua orang sahabatnya tampak sibuk memperhatikan gerak-gerik Ryeowook yang terlihat lebih sibuk dari keduanya.

"Yang mana yang bagus untuk Yesung Sunbae?" tanya Ryeowook sambil menenteng dua syal berwarna hitam dan biru.

"Semuanya bagus kok." ujar Eunhyuk yang sedari tadi duduk di sisi ranjang. Eunhyuk melipat tangannya di dada 'lebih baik ini semua di berikan padaku, daripada pada si kepala besar itu.'

Ryeowook mempoutkan bibirnya "Begitu ya? Kurasa tidak. Aku hanya memberinya syal, cokelat, hoodie, dan...gantungan kunci" Ryeowook mengangkat gantungan kunci berbentuk kura-kura sejajar dengan matanya

"Pilihanmu akan lebih spesial.." sahut Donghae yang sudah bersiap tidur. Jika sudah begitu akan ada suara dengkuran sebentar lagi. Eunhyuk mengisyaratkan ryeowook untuk segera tidur lalu segera membenamkan dirinya ke balik selimut.

"Oke, aku pilih yang ini." Ryeowook segera memasukkan syal itu ke dalam kotak dan membungkusnya.

.

.

"Yesung Sunbae!" teriak ryeowook begitu melihat Yesung akan memasuki ruang latihan Kendo. Yeoja itu terengah-engah sambil berusaha mengatur nafasnya.

"Sunbae mau latihan?" tanya Ryeowook

"Ne. ada apa?" jawab Yesung. Yeoja itu segera menyerahkan bingkisan yang ada di tangannya

"Ini untuk Sunbae.."

Yesung cengo. "Eh? Dari siapa?" tanyanya lagi

"Dariku. Semoga Sunbae menyukainya" Yesung menerima bingkisan itu dan tersenyum sebentar

"Gomawo Ryeowook-ssi". Ryeowook membalas senyumnya. GREAT! Respon yang bagus. Dia melirik jam tangannya sebentar "Sunabe aku pulang dulu ya. Bye Sunbae!"

Perasaan Ryeowook sedang meledak-ledak. Yesung Sunbae menerima hadiahnya. Ini berita bagus, hadiahnya yang kedua kali untuk Yesung Sunbae. Ryeowook jadi semakin yakin bahwa sebentar lagi, dia akan mendapatkan hati Yesung Sunbae, Tapi, meskipun Ryeowook sudah bersikap manja dan perhatian pada Yesung, Yesung tak kunjung mengetahui perasaan Ryeowook padanya. Yesung yang babo..atau..Ryeowook saja yang sikapnya memang seperti itu.

Ryeowook menundukkan pandangannya, "Huuuh,, Tidak bisakah kau memandangku lebih dari sekedar adik kelas oppa?" katanya membatin. Tapi tak apalah. Ini kan perjuangan. Kisah cintanya akan terlihat biasa saja jika tidak dibumbui perjuangan. Hwaiting Kim Ryeowook!

Hari-hari Ryeowook sebagai murid ELF High School berjalan lebih menyenangkan, tidak hanya belajar di sekolah dan mengerjakan tugas-tugas saja, runtinitas menguntiti Yesung yang telah dilakoninya selama setengah tahun ini membuat hari-harinya lebih berwarna. Tapi mendekati Yesung memang susah, dia murid yang pintar dan berprestasi, beda dengan Ryeowook yang hanya standar-standar saja. Yesung juga cuek dan pendiam berbeda dengan Ryeowook yang colourfull banget. Yahh..sudahlah, itu namanya perbedaan. selama terus berjuang, cinta akan merangkul siapapun yang telah mengharapkannya.

.

.

Sore yang cerah untuk sekedar bersantai setelah seharian di sekolah. Halaman asrama tampak ramai karena beberapa siswa sedang bercanda di taman. Rasanya pikirannya sangat kacau sekarang. Bukan karena tadi malam dia tidak mimpi yesung oppa, atau karena kehilangan pulpen, atau karena lupa mengerjakan tugas.

Penyebabnya, itu, siang tadi dia menerima sms dari eommanya. Katanya eomma dan appanya sudah bercerai. Hei! Mereka bahkan tidak memberi kesempatan pada Kim Ryeowook anak mereka untuk ikut berbicara sebelum mengambil keputusan. Bahkan eommanya juga bilang untuk tidak memberitahukannya kepada Sungmin eonni. Kenapa? Katanya mereka akan tahu dengan sendirinya. Bahkan untuk mengatakan pada kakaknya sendiri tidak boleh. Bagaimana dia harus membagi uneg-unegnya? Ryeowook segera bangkit menuju kamarnya untuk mandi, berharap bisa menghilangkan sedikit lelahnya.

..

..

"Sudah malam.." ucap gadis mungil itu sambil menutup gorden kamarnya. Eunhyuk dan Donghae teman sekamarnya belum juga pulang dari Mokpo karena ada keperluan. Ada tidaknya mereka tidak begitu berpengaruh sih, tapi setidaknya ada dua orang yang akan menemaninya saat malam begini. Ini jam makan malam, tapi ryeowook merasa perutnya tidak lapar. Belajar pun rasanya sangat malas, meskipun dia tahu jika nilainya jatuh dia akan segera di depak dari sekolah ini. Sesekali dia melirik handphonenya berharap sang kakak menjawab smsnya. Isi pesan Ryeowook adalah …"Selamat malam eonni. Aku merindukanmu.." lelah karena terus duduk menatap langit malam, dia mengambil jaket dan membuka pintu kamarnya. Semua masih makan malam, tidak masalah kalau jalan-jalan sebentar. Pikir ryeowook sambil menuntun kakinya melangkah menuju taman.

Ryeowook mendudukkan dirinya di bangku taman. Hanya dia sendiri yang ada. Sesekali siswa siswi tampak mondar mandir sambil membawa buku mereka. Seorang namja datang dan duduk di samping ryeowook. Ryeowook tau itu Yesung Sunbae, tapi..rasanya malas sekali untuk menyapanya. Toh, dia tidak bisa menceritakan masalahnya pada Yesung.

Namja itu juga diam tapi kemudian dia mengeluarkan suara "Kenapa sendirian?" ryeowook masih diam tak bergeming. Sebenarnya dia ingin mengambil ponselnya untuk menulis sebuah note di sana. Ini peristiwa penting. ..Yesung Oppa datang ke bangku taman dan menanyakan keadaannku... Kira-kira itu isi notenya, Tapi ini bukan saat yang bagus, suasana hatinya sedang buruk. Yesung yang dikenalnya cuek,kini tengah berbicara padanya seolah-olah dia adalah teman Yesung.

"Eunhyuk dan Donghae pergi ke Mokpo.."

"Kau kelihatan sedih?" tanyanya lagi

"Aniyo..aku hanya merindukan kakakku"

"Dimana?"

"Jepang"

"Oh.." setelah itu hening. Keduanya sibuk dengan pkiran masing-masing. "Sunbae, aku masuk dulu ya, aku mengantuk" kata ryeowook sambil berdiri dari duduknya. Yesung hanya diam sambil menatap punggung ryeowook yang semakin lama semakin menjauh darinya. Yesung tetap diam di tempat sambil berpikir. Ada yang salah dengan Ryeowook. Ryeowook tampak murung.

.

.

Yesung POV

'Eh, sudah sore. Kenapa Ryeowook tidak datang ya?' batinku sambil sesekali melirik jam. Hari ini ada jadwal latihan Kendo. Tapi Ryeowook tak datang. Ah..baguslah kalau begitu,Aku bisa menjauh darinya. Tapi,,kalau dia tidak datang berarti ada sesuatu yang salah? Ada apa dengannya? Pada saat jam makan Ryeowook juga tidak terlihat. Dia juga tak mengikutiku. Apa Ryeowook sakit? Aku harus menemuinya..

Aku berlari ke tempat-tempat yang sekiranya ada Ryeowook. Kelas? Kosong. Perpustakaan? sepi. Kantin juga tidak ada. Kamar asrama juga kosong kata temannya. Eunhyuk dan Donghae belum pulang kata Luna, teman sekelas Ryeowook. Lalu dimana Ryeowookie ku? Dia membuatku khawatir, meski aku tahu aku harus jauh darinya.

Saat sedang mengurut-ngurut kakiku yang pegal di halaman belakang gedung asrama, mataku menangkap seorang yeoja yang sedang sibuk dengan handphonenya. Ryeowook kah?

"Gomawo eonni, sampai nanti"

Piip

Kelihatannya yeoja itu sudah selesai menelepon. Dia menagkupkan tangannya menutupi wajah sambil berjalan ke arahku. Sesekali bahunya bergetar, sepertinya sedang menangis?. Yeoja itu berhenti di dekat bangku yang kududuki. Dia membuka tangannya yang sedari menutupi wajah manis itu. Matanya sembab karena menangis. Masih terlihat butiran air mata yang mengumpul di sudut matanya.

"Ryeowook.." ucapku lirih sambil bangkit dari dudukku.

Grebb

Tangisnya pecah seketika itu juga. Aku hanya diam membiarkan Ryeowook memelukku "Gwenchanayo?" tanyaku pada Ryeowook

"Hiks..appa..eomma..hiks..mereka bercerai..Hiks.." jawab Ryeowook terisak.

Aku membulatkan mataku. Mwo? Bercerai? Kenapa? Apa karena appaku? Atau yang lain? Aku bingung harus menjawab apa. Aku hanya diam saja.

Kurasa selama ini Ryeowook tidak tahu. appaku dan nyonya Kim-eommanya Ryeowook- bekerjasama untuk menghancurkan bisnis appanya Ryeowook. Bisa di bilang Nyonya Kim adalah wanita simpanan appaku. Dari desas-desus yang kudengar, jika bisnis appa Ryeowook benar-benar bangkrut, maka nyonya Kim akan dijadikan istri oleh appaku.

Aku sangat kesal dengan tindakan nyonya Kim. Meski dia bukan siapa-siapaku, tapi aku kasihan pada keluarga Ryeowook. bisa-bisanya dia meninggalkan Ryeowook dengan cara seperti itu. Apalagi appaku. Tega sekali dia menyembunyikan nyonya Young dari eomma. aku tak berani mengatakan hal ini pada eomma. aku tak ingin melihat eomma menderita. Makanya aku menjauhi Ryeowook. aku merasa malu pada keluargaku yang telah menghancurkan keluarganya.

Tangis Ryeowook sedikit mereda. Aku mendudukkannya di sampingku. Kepalanya menyandar di bahuku. Tak kusangka Ryeowook yang ceria berubah menjadi serapuh ini..

"Kuantar ke kamar ya, kau perlu istirahat" Ryeowook diam tak bergeming. Aku menarik tangannya dan membawanya berjalan di sampingku. Sesekali kulihat air matanya mengalir ke pipinya.

aku mengusap kepalanya "masuk dan istirahatlah" Ryeowook mengagguk pelan. Dia masuk ke kamar dan menutup pintunya. Aku masih berdiri di depan pintu. Sedih rasanya mendengar semua yang dikatakan Ryeowook. Tapi aku takut semakin mencintainya. Bagaimana sikapnya jika tau tentang semua ini? Tuhan.. apa yang harus kulakukan?

YESUNG POV END

.

.

.

Ryeowook POV

Tahun kedua di kelas ini sudah berakhir. Semuanya bergembira, aku juga. Kelasku penuh dengan tawa para penghuninya. Sejenak aku melupakan semua yang telah kualami. Sekarang aku naik kelas 3. Tahap terakhir sekolahku disini. Sebenarnya aku juga sedih sih.. Yesung oppa sudah lulus. Berarti, setahun kedepan aku tidak akan bersamanya lagi. Padahal, sejak kejadian di halaman belakang gedung asrama itu, Yesung oppa sering mengajakku untuk sekedar berkeliling sekolah dan makan bersama. Aku pasti akan sangat merindukannya. Meski begitu, kadang Yesung oppa bersikap aneh. Tiba-tiba dia akan menjauhiku dan menatapku dengan tatapan sedih. Yah., jadi memikirkan Yesung oppa..

Aku menyingkirkan diriku dari teman-temanku yang sedang berkumpul sambil tertawa ria, aku menuju bangkuku di salah satu sudut kelas dan memandang ke luar dari jendela.

"Hee..yooo!" teriak donghae dari belakang yang membuatku terkejut

"Hey, kenapa murung? Kau tidak suka naik kelas ya?" sahut eunhyuk sambil menepuk mejaku.

"Tentu saja aku senang. Tidak ada apa-apa kok" jawabku sambil kembali menatap jendela. Eunhyuk menempelkan pipinya ke mejaku " Terlihat tidak ada apa apa bukan berarti tidak ada apa apa. Memikirkan Yesung Sunbae ya?" celetuknya membuatku salah tingkah karena dia berhasil menebak pikiranku. Dasar monyet!

"Haahahahaha..wookie, ternyata kau memikirkan itu dari tadi. Lihat! Pipimu merah" kata Donghae sambil mengakhiri tawanya. Eunhyuk juga tertawa dan menepuk bahuku. Aku diam dan memandang keduanya dengan kesal "Temui dia..kau jadi aneh jika berada di kelas dan tidak tertawa"

Aku memukul keduanya dan berdiri, "Ide bagus, aku akan kembali ke kamar nanti, sampai jumpa" aku melangkah keluar kelas menuju kelas Yesung oppa.

Ryeowook POV END

.

.

"Kau terlihat bahagia oppa.." ucap Ryeowook saat mendapati Yesung keluar dari kelas. Wajahnya terlihat sangat bahagia, dia tersenyum.

"Tentu saja. Aku lulus dengan nilai tertinggi dan akan masuk di Universitas terbaik. Menyenangkan bukan?" Ryeowook tersenyum dan mengangguk

"Ya,, aku pun juga ingin seperti itu.."

"Kalau begitu belajar yang rajin dan kau bisa sepertiku" sambung Yesung

"Kau juga bahagia karena ingin berpisah denganku?" tanya Ryeowook pada Yesung. Wajahnya yang tadi bahagia berubah menjadi bingung

"Maksudmu?"

"Kita kan couple, selama ini kita selalu bersama. kenapa kau senang karena ingin meninggalkanku.." protes Ryeowook sambil menahan suaranya yang hampir meledak. Tentu Yesung makin bingung karena Ryeowook menyebut couple. Bagi Yesung, Ryeowook hanya teman biasa. Meski kadang jadi luar biasa. Lain dengan Ryeowook yang sudah menganggap Yesung sebagai namjachingunya. Ingin sekali Ryeowook menjitak kepala besar itu karena ke-babo-annya yang tidak memahami Ryeowook sama sekali. Dia berpikir bahwa dua orang saling menyukai pada saat yang sama adalah keajaiban. Suatu hari, akankah keajaiban itu terjadi pada Ryeowook.

"Eh? Couple? Apa sih? Aku tidak mengerti. Baiklah, aku pergi dulu ya, aku harus bersiap untuk pesta kelulusan nanti. Jaga dirimu baik-baik" Yesung menepuk pundak Ryeowook dan melangkah pergi. Ryeowook mempoutkan bibirnya. 'Bagaimana mungkin orang se babo Yesung bisa menjadi lulusan terbaik?' pikirnya sambil melangkah kembali ke kamar.

.

.

Musim panas yang menyebalkan. Harusnya Ryeowook dan Yesung oppa sedang menikmati es krim musim panas sekarang, Tapi, Ryeowook justru terkurung di kamar bersama setumpuk soal-soal latihan ujian kelulusan nanti.

Ryeowook beranjak dari meja belajarnya meninggalkan eunhyuk dan donghae yang tampak serius mengerjakan soal. Ryeowook merebahkan dirinya di lantai "Huuhh.." ucapnya sambil meraih handphone yang tergeletak di sampingnya

"Yesung oppa sedang apa ya?" ucap Ryeowook saat melihat foto Yesung di layar handphonenya

Ryeowook jadi ingat tentang Yesung yang masuk di salah satu universitas terbaik. Artinya, Ryeowook pun harus bisa masuk ke sana dan mulai sekarang dia harus belajar.

Ryeowook mendudukkan dirinya. Sempat terbersit di pikiranya Tapi, apa kelulusannya akan menjadi baik jika niatnya hanya untuk mengejar cinta kepada seseorang? Ryeowook tampak berpikir.

Ah, tidak apa-apa, toh, jika dia masuk ke universitas itu lalu berhasil menaklukkan Yesung, dan menikah dengan orang sukses seperti itu..Untuk kebaikan masa depannnya juga kan? Ryeowook kembali ke posisi belajarnya dan kembali berkutat dengan tumpukan soal tersebut.

.

.

Antara percaya atau tidak, Ryeowook memelototi kertas yang terpajang di papan pengumuman kelas. Tubuh kecilnya tetap berdiri kokoh di barisan paling depan papan pengumuman kelas meskipun teman-temannya berdesakan di sekitarnya.

Ryeowook menghambur keluar dari kerumuman orang tersebut,

"KYYYAAAAAAA!..." teriak Ryeowook dengan keras membuat orang-orang yang tadinya berisik menjadi terdiam. "Aku lulusan terbaik urutan tiga!" Ryeowook berlari keluar kelas setelah berteriak keras dan membuat teman-temannya tenang. Setelah Ryeowook keluar, kelas kembali ribut.

Tangan kecil Ryeowook sibuk mencari-cari handphonenya di saku roknya, Ryeowook menekan beberapa tombol dan mulai menelpon seseorang. Ternyata Ryeowook sedang menelpon Yesung, Ryeowook tak sabar lagi ingin mengetahui ekspresi Yesung. Meski bukan terbaik pertama, yang ketiga juga bagus kok.

Senyum yang dari tadi mengembang, tiba-tiba menjadi mengerucut dan menekuk wajahnya kesal saat mendengar jawaban dari ponselnya

"Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan." *emang bunyinya gitu ya?*

Ryeowook berdecak. "Mungkin Yesung oppa sedang sibuk. Kalau begitu Aku akan datang langsung setelah upacara kelulusan" gumamnya sambil melesat menuju kamar asrama.

.

.

Ryeowook POV

Ini hari upacara kelulusan, Aku sudah mengemasi barang-barangku, Eunhyuk dan Donghae juga sudah siap. Sore nanti siswa-siswi boleh langsung pulang, makanya mereka berkemas-kemas.

"Wookie, kau mau ikut kami?" tanya Donghae sambil memakai sepatunya

"Kemana?" tanyaku balik

"Orangtua ku dan orangtua eunhyuk sudah hampir sampai, aku ingin menunggunya di gerbang, appa eomma mu sudah berangkat juga?"

Aku diam sejenak. Oh..iya ya, aku bahkan tidak memberitahu kelulusan ini pada appa. Bahkan, tentang lulusan terbaik ke tiga. Appa pasti bangga. Tapi, apa aku bisa bangga dengan appa? Setelah perceraian itu, aku melupakan appa. Aku membenci appa karena eomma bilang, appa sering memarahi eomma. Appa juga tidak mengajakku bicara tentang hal itu, padahal appa ada di Seoul. Appa terlalu sibuk dengan uang. Aku men cap appa sebagai seorang appa yang gagal mempertahankan rumah tangganya. Apa aku membenci appa?

Padahal appa sering mengirimiku pesan untuk sekedar menanyakan keadaanku. Appa lah yang menyuruhku untuk tetap sekolah di Korea, karena sebelumnya Sungmin eonni meminta ku untuk tinggal di Jepang bersama keluarga kecilnya. Tapi appa bilang, appa ingin aku menemaninya di Korea sampai appa menjadi tua dan mewarisi perusahaan yang berada di Korea.

"Hey! Kenapa diam?"

Aku tersentak kaget "eoh? Mm..tidak appa ku tidak bisa datang kalian duluan saja"

"Ok.. kau langsung ke aula saja ya, aku tunggu di sana" sahut Eunhyuk sebelum menghilang dari balik pintu

"Huuh..appa, maafkan aku, aku merindukanmu..maafkan aku karena telah membencimu, tapi aku belum siap bertemu denganmu.."

.

Upacara kelulusan berjalan lancar, meski tanpa appa, aku tetap berfoto ceria bersama teman-temanku

"CHEEEERRSSS!"

CKRIK

"Baiklah, aku harus pulang dulu, aku akan selalu merindukan kalian" aku menepuk bahu teman-temanku

"Ryeowook, ini kan masih siang, kau mau kemana?" protes temanku

"Ini hampir sore tau, aku ada keperluan jika ada reuni hubungi aku ya! Eunhyuk, Donghae.. sampaikan salam ku pada orangtua kalian, ne? Ok, aku pulang.. aku akan selalu mengingat kalian..Bye!"

"Ne, wookie..hati-hati!"

Aku melambaikan tanganku dan melangkah keluar aula. Pulang dulu saja, aku akan minta maaf pada appa. Setelah itu, baru ke kampus Yesung oppa.

Aku mencoba meneleponnya, tapi tetap tidak aktif. 'Membuat khawatir saja' pikirku.

.

Aku berdiri di Gerbang rumahku. Sepi sekali, appa tidak di rumah? Pasti di kantor. Kenapa lampu belnya mati? Belnya tidak menyala? Halaman rumah juga terlihat kotor? Di mana Jung ahjumma? Bukankah dia selalu memastikan halaman terlihat bersih? Apa sedang pulang kampung?

Banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikiranku. Aku mencoba menelepon appa, tapi tidak diangkat. Manik mataku menangkap sesosok orang yang bersembunyi di pagar samping. Ngomong-ngomong, apa aku salah rumah? 2 tahun tidak mengunjungi rumah, itu memang waktu yang lama, tapi aku tak mungkin lupa dengan rumahku sendiri.

Mungkin pindah rumah. Itulah yang terakhir muncul di pikiranku. Kalau begitu, aku harus kemana? Ke kampus Yesung oppa dulu lah..

Aku menunutun kakiku menjauhi rumah itu. Kalau sudah sore, appa pasti pulang.

.

Hanya perlu waktu 20 menit untuk sampai ke kampus yang pernah Yesung oppa beritahukan padaku saat kelulusannya dulu. Aku bingung dari mana aku harus memulai untuk mencari Yesung oppa? Ini bukan halaman asrama. Ini sangat luas. Apa aku harus menanyai mereka satu-satu? Hey! Ini bukan di sekolahnya dahulu, kalau di sekolahnya semua orang kenal Yesung. kalau begitu masuk dulu saja.

Aku meneruskan perjalananku menuju pintu masuknya sambil melihat ke halaman kampus dari balik pagar besi, siapa tau ada Yesung oppa.

Aku berhenti melangkah? Namja itu, aku.. aku mengenalnya. Tapi apa benar itu dia? Seperti itukah dia sekarang? Apa yang dia lakukan di situ? Apa dia tidak melihatku? Aku begitu dekat dengannya. Hanya dihalangi taman kecil dan pagar sialan ini.

Tanpa ku sadari, air mataku mengalir. Oppa, apa kau tidak melihatku? Apa yang sebenarnya ada di pikiranmu? Aku menemukan cintaku di musim dingin.. dan aku harus menemukan pengkhianatannya...

-TBC—

Fuiiihh.. ngelap ingus. Hehehe.. hai..hai..hai.. bertemu lagi dengan saia. Setelah tertidur beberapa waktu, putri tidur akhirnya bangun juga..#plak..*abaikan author yang aga sarap ini. Oke, ini bicara normal. Maafkan author karena telah menghilang tanpa pemberitahuan. Semuanya terjadi tanpa author rencanakan, o..iya, ini ff selamat datang kembali dari author. Semoga kalian suka. Sekarang author juga akan membuat ff 2shoot atau 1shoot saja. Soalnya kalo multichapter takut ngga update. Thanks bgt buat semua readers dan reviewers yang sudah berpartisipasi dalam ff saya. Saya jamin chapter 2 lebih encoss dan mengharukan ceritanya..Sampai ketemu di chapter selanjutnya. Pai..pai..