"Rosie, aku ingin buah apel."
Rose yang sedari tadi sedang membaca buku Aritmanchy yang tebalnya membuat Al dan Hugo geli, menatap sepupunya—Lily dengan kasih sayang.
"Kau mau apel?"
Lily mengangguk dan wajahnya memelas.
"Baiklah, Lils." Balas Rose sambil menyuruh Lily duduk dan dia berlari-lari kecil kedapur untuk mengambil buah apel yang segar.
Rose menatap beberapa buah yang tertata rapi di atas lemari piring-gelas. Dia mengerutkan keningnya dan dia langsung tersenyum. Lalu dia mengambil kursi dan menaikinya, dan hap! Dia mendapatkan apelnya.
Rose menaruh kursinya lagi ditempat semula dan berjalan riang menuju Lily yang sedang menunggunya lalu menyerahkannya.
"Terimakasih, Rosie!" teriak gadis itu dengan wajah berbinar-binar dan mulai memakan pelan apelnya.
"Apapun untukmu, Lils.."
"Apapun untukmu."
Apapun Untukmu © Aura Huang
Scorpius x Rose and little bit Scorpily
Disclaimer : Harry Potter milik J. K. Rowling
Sorry for typo(s) or Alurnya yang kecepatan
"Aku ingin ikut ke Hogwarts bersama mu, Rosie." Saut Gadis kecil yang mempunyai rambut berwarna merah—Lily. Rose yang sedari tadi duduk disampingnya menengok kearah Lily, "Tahun depan kau akan masuk, Lils."
Lily cemberut, "Tapi aku maunya sekarang."
Rose tersenyum lembut, "Tahun depan, Lils. Bagaimana kalau kau mengganti keinginanmu yang lain?
Lily berpikir dan mengembungkan pipinya yang tembam. Lalu menatap Rose penuh harap, "Aku ingin mahkota yang cantik, Rosie!"
Rose mengangguk mengerti dan bangkit dari duduknya lalu mulai berkeliling mencari tangkai bunga. Lalu dia menemukan bunga mawar dan langsung memotongnya tanpa melihat durinya.
"Ah," guman Rose pelan, lalu dia menghisap darahnya yang keluar dari jempol tangannya sambil memotong tangkainya lagi.
Lalu dia memotong tangkai lainnya berserta durinya agar Lily tidak terluka saat memakainya. Dia duduk dan mulai merakitnya menjadi mahkota untuk Lily. Saat sudah selesai, dia melihat hasil karyanya dengan kagum.
"Rosie! Dimana kau?"
"Aku disini, Lils!" balas Rose sambil berjalan menuju arah suara Lily. Dan dia menemukan Lily yang sedang berlari-lari kearahnya, "Kau sudah membuatnya?"
Rose mengangguk dan memberikan mahkotanya ke Lily menerimanya dengan senang dan dia memakainya dikepalanya, "Rosie! Mahkota ini sangat cantik! Terimakasih!"
Rose memandangnya dengan penuh kasih sayang, "Apapun untukmu, Lils."
"Aku masih tak percaya kalau liburan sudah selesai." Guman James tanpa mengalihkan pandanganya yang menatap kaca Hogwarts Express dengan ekspresi sedih.
"Aku juga." Sambung Al sedih.
Rose menggeleng geli melihat kelakuan sepupunya tersebut.
Pintu kompartemen terbuka dengan keras yang membuat James, Al dan Rose kaget.
"Oh, hai Potter, Weasley."Sapa orang itu dengan dingin. Laki-laki yang mempunyai kulit pucat, rambut pirang dan dingin—Scorpius Malfoy.
"Hai, Malfoy." Balas Al mewakilkan. Rose mendengus kesal dan langsung menaruh perhatiannya lagi kebuku Aritmanchynya. James memandang Scorpius sebal sedangkan Al tersenyum ramah keteman Asramanya tersebut.
Scorpius langsung masuk dan duduk disamping Rose—yang membuat Gadis itu kaget setengah mati dan James nyengir melihatnya.
"Aritmanchy, Weasley?"
"Ya." Balas Rose tanpa mengalihkan pandanganya.
Scorpius tertawa sinis, "Aku baru tahu kalau kau suka Aritmanchy, Weasley."
Rose mendengus kesal, "Suka-suka aku, Malfoy."
"Aku lebih suka pelajaran Ramuan."
"Aku tidak tanya, Malfoy."
"Oh—kukira kau penasaran, Weasley."
"Tidak."
"Iya."
"Tidak!" balas Rose berteriak yang membuat Scorpius diam melihatnya. Lalu Scorpius mendengus bosan dan mulai memakan permen kodoknya dengan tenang, seolah-olah tidak melihat wajah Rose yang memerah karena kesal—
—dan wajah James dan Al yang menatapnya geli.
Beginilah Scorpius dan Rose yang jarang akur.
"Kami duluan, Rosie!" saut James dan Al sambil melambaikan tangan mereka. Rose membalas mereka dengan melambaikan tangan nya dan tersenyum.
"Tumben kau tidak bersama mereka."
Lagi-lagi dia, batin Rose dalam hati. Rose menatap Scorpius kesal, "Terserah aku, Malfoy."
Scorpius menyeringai, "Harusnya dari dulu kau tidak usah bersama mereka, Weasley. Lebih baik kau bersama ku saja."
Bersama ku saja—
—BERSAMA KU SAJA?
Rose mengalihkan pandanganya dari Scorpius untuk menyembunyikan rona merah yang ada dipipinya dan mencoba bersikap senetral mungkin, "Kau mabuk, Malfoy? Bicara mu ngelantur gitu."
Scorpius merangkul tubuh mungil Rose, "Tidak."
Pipi Rose semakin memerah dengan kelakuan Scorpius. Detak jantungnya berdetak dengan begitu kencang—sangat kencang apalagi dia salah tingkah ketika mereka ditunjuk oleh Siswi tahun ke-1.
"M-malfoy! Hentikan sekarang juga atau ku kutuk kau!" teriak Rose sambil berusaha untuk menjauhkan tubuh Scorpius.
"Oh jadi itu yang namanya Scorpius? Kalahkan dia disetiap test, Rosie. Untungnya kau memiliki otak seperti Ibumu." Kata Ron sambil mengelus rambut Putrinya.
"Ron—Astaga! Jangan membuat mereka berdua bermusuhan sebelum masuk kesekolah!" Tegur Hermione sambil memukul lengan suaminya.
"Ingat, Rosie. Kakekmu tidak akan memaafkan mu jika kau menikahi Darah Murni!" Kata Ron (lagi) tanpa mempedulikan omelan istrinya.
"Weasley?Helloooo,"
Rose tersadar dari lamunan nya dan menemukan tangan Scorpius yang sedang melambai-lambai didepan wajahnya. Rose mengembungkan pipinya dan langsung menyingkirkan tangan Scorpius.
"Kau sudah kembali? Syukurlah. Kukira kau sedang memikirkan aku." Balas Scorpius santai sambil berjalan mendahului Rose yang masih diam ditempatnya.
"Aku memikirkan perkataan Dad ku." Guman Rose pelan yang membuat Scorpius berhenti dan menatap Rose penuh tanya, "Perkataan apa, Weasley?"
Rose menggeleng sedih dan berjalan menghampiri Scorpius, "Sebaiknya kita langsung ke Aula Besar, Malfoy."
Dan mereka berdua berjalan dalam keheningan. Tanpa memukul, saling mengatai atau banyak omong.
"Kakekmu tidak akan memaafkan mu jika kau menikah dengan Darah Murni"
Rose mendengus kesal.
Siapa juga yang ingin menikah dengan nya—
—tunggu, menikah dengan nya?
Rose menggeleng kesal dan menusuk-nusuk makan malamnya dengan sadis.
Mata abu-abu
Wajah Rose memerah karena mengingatnya lagi. Mengumpat dalam hati; kenapa aku menyukai mata abu-abu itu.
"Hei—kasian makanan nya." Tegur James yang membuat Rose menatap makanan nya dengan tatapan bersalah, "Maaf."
"Kau kenapa sih?"tanya Al yang duduk disampingnya. Rose menatapnya heran, "Kok kamu duduk disini?"
Al mengangkat sebelah alisnya dengan bingung, "Well, aku kan kalau bosan di Slytherin suka disini. Emangnya kenapa?"
Rose salah tingkah. Dia merutuki dirinya sendiri karena lupa kalau Al memang suka pindah-pindah tempat duduk. Dominique menatapnya heran, "Punya masalah?"
Rose menggeleng.
"Serius?" sambung Fred yang dari tadi diam saja.
Rose mengangguk.
"Pasti ada hubungan nya dengan Malfoy itu."
Rose tanpa sadar mengangguk mendengar ucapan dari Al yang membuat semuanya heboh tak terkecuali James dan Fred.
"Rosie kecil kita menyukai Scorpius Malfoy!" ejek James dan Fred bersamaan yang membuat Rose sadar dan wajahnya memerah karena malu, "DIAM! AKU TIDAK SUKA DIA!"
"Wah, aku tak menyangka kau menyukai Scorpius, Rosie." Saut Dominique sambil nyengir. Rose menggeleng dan menepuk jidatnya frustasi.
Mati deh aku, batinnya.
Al yang sedari diam saja langsung menunjuk burung hantu, "Lihat, Rosie! Itu Pigwidgeon!"
Rose menatap burung hantu milik Ayahnya yang semakin dekat ke arahnya. Lalu Rose menangkap tumpukkan surat yang dibawa burung hantu kesayangan nya tersebut dan menatap Pigwidgeon yang pergi berlalu.
"Banyak sekali," saut Al sambil melihat-lihat surat tersebut lalu dia membulatkan matanya, "Loh, kok disini ada surat buat kami juga?"
"Mungkin Dad menitipnya," balas James sambil mengambil surat dari Orangtuanya tersebut, diikuti oleh keluarga Potter dan Weasley lain nya.
Rose mengambil surat dari Orangtua nya dan membukanya,
Hai, sayang. Bagaimana kabarmu? Haha walaupun baru sehari kau pergi, kami sudah sangat merindukanmu. Mum, Dad dan Hugo sehat-sehat saja disini.
Uncle Harry tadi menitipkan suratnya untuk anak-anaknya. Tidak merepotkan mu kan? Hugo dan Lily makin tidak sabar untuk menyusulmu ke Hogwarts.
Belajar yang baik, sayang! Dan jaga kondisimu, okay.
Kami selalu bangga dengan mu.
Salam cinta,
Dad, Mum dan Hugo
"Oy, Rosie! Ini ada surat dari Lily!" saut James kencang sambil melempar surat berwarna pink ke arahnya. Rose mengambilnya, "Suaranya biasa aja, dong."
James nyengir.
Rose membuka surat dari Lily—sepupu kesayangannya.
Hai, Rosie!
Ini aku Lily. Mmm, apakah di Hogwarts menyenangkan? Ah! Aku tahu pasti sangat menyenangkan kan? Hehe. Aku tidak sabar menunggu tahun depan.
Aku selalu membayangkan bagaimana di Hogwarts nanti. Aku ingin memakan coklat kodok yang waktu itu diberikan oleh James, rasanya enak sekali. Jika aku sudah sekolah disana, aku akan selalu membeli coklat kodok hehe.
Rosie, aku harap kau sehat selalu. Jaga kondisimu, okay?
Salam Sayang,
Lily L.P
Rose tersenyum setelah membaca surat tersebut, "Apapun untukmu, Lils.."
Setelah makan malam, anak-anak mulai kembali ke asrama mereka masing-masing tak terkecuali keluarga Potter dan Weasley. James dan Fred tak henti-hentinya membuat lelucon yang membuat semua orang tertawa. Maklum saja, dari Aula Besar ke Asrama Gryffindor lumayan jauh. Sebagai pelawak, James dan Fred menghibur teman-teman asrama nya.
Al menyolek lengan Rose, "Aku ke asrama ku ya. Kasih tahu ke lain nya nanti saja. Dadah."
"Oke, hati-hati Al!" balas Rose sambil melambaikan tangan nya ke Al yang semakin lama semakin menjauh. Lalu dia mengikuti teman-teman nya memasuki lukisan Nyonya Gemuk. Ada yang langsung kekamar, ada yang duduk-duduk santai diruang rekreasi, ada yang langsung baca buku, dan lain-lain.
"Anak-anak, silahkan berkumpul di ruang Rekreasi." Suruh Professor Minerva McGonagall ke anak-anak asramanya, Gryffindor.
Semuanya langsung menghentikan kegiatan mereka dan berjalan ke ruang Rekreasi untuk berkumpul. Professor McGonagall tersenyum hangat, "Akan ada kunjungan ke Hogsmeade akhir pekan nanti. Dan hanya untuk anak tahun 3 ke atas."
"YES!" teriak murid tahun 3 keatas. Sedangkan murid tahun ke 1 dan 2 hanya bisa cemberut—iri karena tidak bisa ikut ke Hogsmeade.
"Aku akan membeli banyak permen dan coklat," saut James yang membuat Rose yang sedari tadi diam menatapnya penuh harap, "Aku ingin nitip. Boleh?"
James memandangnya lembut, "Akan kubelikan, tenang saja—"
"—Tidak. Aku ingin membeli banyak coklat kodok. Aku punya uang kok," potong Rose cepat-cepat sambil menatap James penuh harap.
"O-oke. Memangnya buat siapa coklatnya?" tanya James mengerutkan keningnya.
"Buat—"
Fred muncul diantara mereka berdua dan berteriak, "BUAT SCORPIUS MALFOY, KAN?"
Pipi Rose memerah ketika mendengar nama orang itu disebut.
"Fred, jangan meledek dia terus." Tegur Dominique lembut yang membuat Fred menghilangkan cengiran nya dan mengangguk mengerti.
"Jadi beneran buat Scorpius?" tanya James sekali lagi.
"Tidak! Kau salah paham! Aku ingin membelinya untuk Hugo dan Lily!" balas Rose buru-buru yang membuat James mengangguk mengerti, "Baiklah, akan kubelikan pesananmu, Rosie."
Hogwarts sepi hari ini. Tentu saja karena hari ini adalah akhir pekan dan rata-rata mereka pergi ke Hogsmeade.
Dan Rose bosan setengah mati.
Tadinya dia ingin meminta Al untuk menemaninya seharian ini—Well, walaupun setiap hari Al menemani dia sih, tapi dia mengurungkan niatnya karena melihat Al yang belum mengerjakan Essainya.
Dan sekarang dia disini. Duduk ditepi danau hitam. Sendirian—
"Tumben kau sendiri saja, Weasley."
—tadinya.
Rose menatap sampingnya dan menemukan Scorpius yang sedang memandangnya. Angin meniup rambut pirangnya yang membuatnya—tampan. Pipi Rose memerah lagi.
"Aku tahu aku tampan, Weasley." Saut Scorpius percaya diri dan langsung duduk disamping Rose tanpa permisi—seperti biasa.
"T-terserah kau saja, Malfoy." Balas Rose gugup. Scorpius tertawa geli mendengar suara Rose yang lucu ketika gugup. Rose cemberut, "Hentikan, Malfoy!"
"Haha," tawa Scorpius meledek dan dia langsung melingkarkan tangan nya kepinggang Rose yang membuat pipi Rose tambah memerah.
Gila! Scorpius Malfoy gila! Sudah beberapa hari ini aku dan dia melakukan skinship! Tapi aku—
"Kau menyukai ini, Weasley?" tanya Scorpius tanpa menghilangkan cengiran nya.
—suka..
"Tidak." Balas Rose cepat-cepat yang membuat Scorpius melepaskan nya, "Kenapa?"
Rose diam.
"Kalau aku boleh jujur, aku agak penasaran dengan perkataan Ayahmu."
Rose menatap Scorpius dengan pandangan tidak percaya.
Kenapa dia penasaran?
"Kenapa kau penasaran, Malfoy?"
Scorpius bergerak gelisah, "Karena, mungkin ini ada kaitan nya denganku."
Rose mendengus, "Percaya diri sekali kau, Malfoy."
Scorpius menatap Rose penuh harap, "Apa perkataan Ayahmu? Kasih tau, dong." Lalu Scorpius memanyunkan bibirnya, "Kasih tahu aku, ayolah."
Rose menatap kaget Scorpius yang sedang bertingkah aneh sambil memohon-mohon, lalu dia tertawa dengan keras yang membuat Scorpius menatapnya malas, "Ayolah. Aku melakukan ini hanya untukmu. Ayo, kasih tahu."
Rose memegang perutnya yang sedikit sakit karena kebanyakkan tertawa, tanpa sadar dia memegang pundak Scorpius dan tertawa lagi. Scorpius mencubit lengan Rose, "Ayolah!"
"B-baiklah.." balas Rose sambil mengusap air matanya yang keluar karena kebanyakkan tertawa.
"Jadi?" nada suara Scorpius melembut dan membuat Rose terdiam beberapa saat.
"Jadi—Dad bilang kalau aku tidak boleh menikahi Darah-Murni."
Keduanya terdiam. Membiarkan angin meniup rambut mereka berdua. Mereka berdua saling berpandangan dan Scorpius memegang tangan Rose erat dan membuat Rose menatapnya heran. Scorpius mendekatinya, menatap setiap inci wajah Rose dengan teliti, menyentuh hidung Rose yang berbintik dengan hidungnya sendiri. Scorpius bisa merasakan nafas Rose yang tidak terlalu beratur.
"Mal—" perkataan Rose terpotong saat bibirnya mendapati bibir Scorpius menyentuhnya. Melumatnya pelan dan membuat perut Rose merasakan sensasi aneh.
Rose masih terdiam ketika bibirnya dipaksa oleh Scorpius untuk terbuka. Jantung Rose berdetak dengan kencang dan dia bersumpah dia bisa mendengar detak jantung Scorpius yang sama kencang dengan nya.
Biarkan dia mencium mu, Rosie.
Hati kecilnya berbicara. Mungkin kali ini dia harus menuruti hati kecilnya. Dia harus menurutinya. Lalu Rose menutup kedua matanya. Menggalungkan tangan nya ke leher Scorpius dan mengelus rambutnya pelan, membalas ciuman Scorpius yang disambut panas oleh Scorpius.
Ciuman pertamanya ditepi danau hitam bersama Scorpius Malfoy.
"Oh—Rosie! Aku sudah membelikan pesananmu." Saut James sambil memberikan nya kotak berisikan coklat kodok pesanan Rose.
"Terimakasih, James! Kalau begitu semuanya, aku pergi dulu!" balas Rose sambil melambaikan tangan nya ke keluarga Potter dan Weasley yang disambut hangat oleh mereka semua.
Lalu dia berjalan menuju kamarnya. Maklum saja Pigwidgeon sudah menunggu Rose di jendela kamarnya. Langkah Rose terhenti ketika ia melihat Scorpius yang sedang menyadarkan tubuhnya ke dinding.
Rose berusaha berjalan senormal mungkin, tapi langkahnya terhenti lagi ketika melihat Scorpius sudah berhenti didepan nya.
Jantung Rose berdetak dengan sangat cepat.
"Maaf! Aku takut kau marah, karena kau langsung pergi begitu saja." Seru Scorpius dengan wajah bersalah. Rose menatap Scorpius gugup, "J-jadi, kau menyesal karena telah menciumku, Malfoy?"
Scorpius langsung salah tingkah dan menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, "T-tidak tentu saja! Daridulu aku selalu ingin mencium mu kok!"
Scorpius langsung menutup mulutnya dengan tangan nya. Wajah Rose semakin memerah ketika mendengar perkataan Scorpius, "Dari dulu?"
"Dari dulu aku menyukaimu, Rose!" balas Scorpius tegas yang membuat Rose menatap laki-laki didepan nya tanpa mengedip.
Dari dulu?
"Aku... Aku harus mengirim coklat kodok ke Lily!" balas Rose sambil berlari menjauhi Scorpius yang masih diam ditempatnya. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang, pipinya merah seperti tomat dan dia—
—merasa jatuh cinta ke orang yang salah.
Tanpa sadar, air mata turun dari mata indah Rose.
"Kakekmu tidak akan memaafkan mu jika kau menikahi Darah Murni"
Untukmu, Lily.
Salam sayang,
Rose Weasley
Dia mengikat surat di kaki Pigwidgeon berserta kotak coklat kodok untuk Lily. Membuka jendela kamarnya, membiarkan Pigwidgeon terbang keluar menuju Lily.
Dia menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidurnya. Memeluk bantal kesayangan nya, menjatuhkan wajahnya ke bantal tersebut dan mulai menangis pelan.
"Kakekmu tidak akan memaafkan mu jika kau menikahi Darah Murni"
Kata-kata Ayahnya selalu tergiang ditelinganya. Dia makin menangis.
Aku jatuh cinta pada orang yang salah—
—aku.. Aku jatuh cinta pada orang yang salah.
BERSAMBUNG
Hapus atau Lanjut?
Btw, Chapter ini sudah saya edit agar lebih nyambung lagi /berharap aja sih udh nyambung/
Saya butuh reviewnya, guys! Thankyou.
