Tittle : Thanatos and Ker
Author : Kim Kyusung (Kimmie)
Genre : Adventure, Fantasy, Romance, Action, Humor, DC
Pairing : KyuSung
Slight Pair : WonSung, KiSung and HaeSung
Cast :
-Member Super Junior
-Member Boyfriend
-Member EXO
-Member CNBlue
-Member SNSD
-Bertambah sewaktu-waktu
Disclaimer : Mereka milik Tuhan, Orang tua, Sment, Fans ya ^^
Dan, FF ini murni hasil kerja keras Kimmie ngetik~
Rating : K/T
Warning : YAOI (Boy X Boy ) yang ga suka Yaoi jangan baca, arraso !
ada Typo atau alur ga jelas harap maklum.
Ga suka sama FF dan Pairing ya, lebih baik langsung OUT deh.
Summary:
Dewa Kematian dua jiwa satu tubuh. Buruk & baik. Ketika sosok Buruknya memakan Jiwa dari 12 pemegang elemen(EXO).Ia harus dihukum. Namun, Siapa sangka jika Dewa kematian diberikan sebuah nama –Yesung- oleh manusia bernama Kyuhyun. Berhasilkah Pemegang elemen (EXO) membalaskan dendam kepada Yesung.
Petualangan Yesung beserta 4 Guardian hadir disini :)
.
.
Thanatos and Ker
Part 1
Happy Reading
.
.
(Negeri Myrtos, xx XX xxxx)
Thanatos dan Ker adalah Dewa Kematian. Mereka berdua hidup dalam satu tubuh, dengan wujud yang sama berwajah cantik, manis, kulit yang seputih salju, mata sipit yang indah dan hanya satu yang membedakan mereka yaitu warna rambutnya. Thanatos memiliki warna rambut pink soft yang menunjukkan betapa manis dan cantiknya dia karena membawa kematian yang tenang dan damai. Sedangkan, Ker akan memiliki rambut merah gelap yang menunjukkan bahwa dia membawa kematian yang kejam dan berdarah. Dan, mereka berdua biasanya akan mucul secara bergantian. Jika, turun kedunia manusia dimana Thanatos akan menjadi sosoknya pada matahari terbit dan ketika matahari berganti dengan cahaya bulan. Maka, Thanatos akan berubah wujud menjadi Ker.
"APA YANG DILAKUKAN SAUDARA MU THANATOS." Terdengar suara murka dari laki-laki besar dan gagah dengan kepala bermahkota. Dia adalah Raja di negeri Myrtos. Myrtos adalah negeri yang berpenghuni malaikat, iblis, dewa, peri dan hewa-hewan suci. Dinegeri ini semua makhluk memiliki tugas masing-masing demi keseimbangan dunia. Baik itu dinegeri Myrtos atau alam semesta.
"Maafkan saudara ku Raja. Dia benar-benar tidak bermaksud melakukan itu." Bela pria bertubuh mungil dengan membungkukkan badannya 90 derajat. Meminta maaf dengan segala hormat.
"Tidak bermaksud kata mu, dia memakan jiwa saudara kami Dewa Healing Lay" Ucap seseorang dengan kesal, tubuhnya yang sedang ditahan oleh keempat temannya menunjukkan betapa marah dirinya. Ketika jiwa temannya telah dimakan oleh Thanatos. Memakan jiwa sesama dewa sangat dilarang di negeri ini. Karena, secara langsung akan memiliki kekuataan dari dewa yang telah dimakan jiwanya.
"Thanatos, kau tahu hukumannya bukan. Tapi, aku tidak bisa menghukum mu. Karena, dirimu yang satu tidaklah salah." Sang Raja turun dari singgahsananya, menghampiri dewa kematian yang berada dihadapannya.
"Raja...Dia harus dihukum! Karena bisa saja dia akan memakan jiwa dari teman kita yang lainnya. Dan, jika itu terjadi kita dan dunia manusia dibawah sana akan hancur."
"Dewa Droplet Suho, hahaha...Jadi, kau ingin balas dendam karena kekasih mu ku makan, eum?." DHEG...Kali ini semua dewa yang berada di ruangan terkaget, saat melihat wujud dari dewa kematian yang rambutnya kini berwarna merah gelap. Mereka semua tahu siapa yang sedang mereka lihat itu. Begitu juga dengan Suho, dewa pengendali air itu. Dia tahu betul siapa Dewa didepannya. Dewa yang sudah memakan jiwa kekasihnya sang Dewa pemulihan Healling.
"KER! AKHIRNYA KAU MUNCUL JUGA." Geram Suho pada sosok didepannya. Lihatlah wajah Ker saat ini, dia sedang tersenyum meremehkan. Matanya tidak menangkap ketakutan sama sekali.
"Tentu saja, aku bisa muncul sesuka hatiku. Karena, tubuh ini adalah tubuh ku juga." Dengan nada santai Ker menatap mata Suho yang sedang berkilat kemarahan.
ZING...rambut itu secara tiba-tiba berubah menjadi warna pink soft kembali.
"Ker...Jangan muncul tiba-tiba seperti itu." Ucap dewa kematian yang sudah merubah wujudnya kembali menjadi Dewa Thanatos.
"Maafkan saudara ku, Dewa Droplet Suho." Dengan selembut mungkin, dewa Thanatos meminta maaf. Tapi, permintaan maaf itu tidak digubris oleh Suho. Dia benar-benar marah. Siapa yang tidak marah jiwa kekasih tercinta mu dimakan.
"BAIKLAH! DIAM SEMUAA..." kali ini Raja berteriak keras, agar semua orang yang berada di ruangan tenang.
"Dewa Kematian, karna saudara mu sudah melanggar hukum negeri kita. Maka kau akan ku kurung didalam kristal Es dan akan dikirim ke dunia manusia selama 1000 tahun. Renungkanlah baik-baik kesalahan mu itu." Dewa kematian yang sekarang berwujud Thanatos hanya mengganguk tenang. Thanatos yang memang kepribadiannya yang baik, menerima hukuman itu dengan lapang dada. Berbeda denga Ker yang berada di dalam tubuh Thanatos, dia menggeram marah.
'Diamlah Ker, terima perbuatan mu itu.' Batin Thanatos berbicara pada Ker didalam tubuhnya.
TRING~...seketika dari telapak tangan sang Raja keluar secercah cahaya yang menuju tubuh Dewa Kematian, cahaya putih itu menggelilingin tubuh Dewa Kematian. Dewa Thanatos yang merasa tubuhnya sudah dililit oleh cahaya bersiap-siap.
.
.
(Kutub Utara , 14 April 1914)
Benua yang terletak paling utara di ujung dunia ini. Memiliki iklim yang sangat dingin karena suhunya yang dibawah rata-rata, membuat benua ini tidak banyak ditinggali sebagai rumah. Sejauh mata memandang hanya akan terlihat hamparan warna putih karena salju dan laut yang sudah dipastikan jika manusia biasa menyelam akan langsung menjadi batu es. Tapi, tak jarang orang-orang datang ke sini hanya untuk melakukan riset ilmiah seperti sekelompok orang di depan kita.
"Hati-hati menggalinya, jika kalian salah sedikit kita akan mati." Perintah laki-laki yang usianya kini sudah menginjak 60tahun, walaupun hawa dingin yang begitu terasa sangatlah menusuk kulit yang sudah tertutup oleh jaket yang entah berapa lapis ia gunakan. Matanya tetap fokus mengawasi teamnya yang sedang mengebor tebalnya salju yang mereka injak.
"Baik Professor Cho." Balas mereka serempak dengan menggebor lapisan es sangat hati-hati dan tidak buru-buru, mereka tahu betul. Jika ada kesalahan kecil maka akan terjadi retakan yang membuat lapisan es di bawah kaki mereka akan terbelah dan hal buruk akan terjadi.
Cho Kwangmin, siapa yang tidak mengenalnya. Seorang professor yang karya ilmiahnya selalu membuat dunia tercenga akan temuannya. Sebut saja beberapa temuannya Fosil dinosourus miliknya Pteranodon, Segnosaurus, Gorgosaurus , Platesaurus dan beberapa Artefak seperti Mata Horus, Ankh, dan Anubis. Kali ini perjalanan team Professor Cho sedang mencari fosil hewan purba yang hidup di kawasan es ini.
Krek...Krekk...terdengar beberapa retakan, Professor Cho yang melihat langsung menyuruh teamnya untuk menghindar dan beberapa detik, kemudian tanah yang tadi digali langsung runtuh kebawah dan membuat lubang yang sangat dalam. Perlahan Professor mendekati lubang tersebut untuk melihat kebawah, diambilnya koin dari saku celananya dan melemparnya kedalam lubang itu.
"Sepertinya tidak dalam, siapkan alat-alat. Aku ingin turun kebawah." Mendengar komandan Professor Cho, segera mungkin team menyiapkan peralatan untuk Professor turun kebawah Goa.
"Minwoo dan Donghyun ikut aku kebawah."
"Baik Professor." Kini Professor Cho beserta Minwoo dan Donghyun turun perlahan ke lubang. Dengan bermodal lentera lampu minyak mereka menerangi dinding-dinding dan ternyata ini adalah Goa dibawah tanah. Professor Cho yang berjalan paling depan memimpin Minwoo dan Donghyun berjalan masuk kedalam lorong Goa, sudah hampir 20menit mereka berjalan. Tapi, mereka bertiga tidak menemukan apapun didalam Goa ini, hanya ada dinding dan bebatuan saja.
"Professor jalan mana yang kita ambil ?." Tanya Donghyun yang melihat ada dua buah jalan kiri dan kanan didepan mereka. Sejenak Professor berfikir untuk memutuskan jalan mana yang akan mereka ambil.
TES...
TES...
TES...
"Apa kalian mendengar ? Itu suara seperti tetesan air." Ucap Minwoo sambil menajamkan indra pendengarannya.
"Jika dalam Goa ini ada sumber air. Maka tidak jauh dari sana pasti ada kehidupan." Sambung Donghyun yang dibalas anggukan oleh Professor.
"Dari mana asalnya Minwoo ?."
"Sebelah kanan Professor." Tanpa membuang-buang waktu Professor berjalan kearah kanan, ia yakin jalan yang ia ambil tidak akan salah. Mengingat betapa hebatnya kemampuan Minwoo dan Donghyun. Inilah kesuksesan Professor Cho yaitu memiliki team yang sangat hebat dalam menganalisa ditambah kelebihan dari masing-masing teamnya.
"A-apa ini ? Rumput dan Bunga." Kaget Minwoo saat melihat jalan yang baru saja mereka telusuri terdapat rumput hijau yang menghampar dan bunga yang tumbuh segar.
"Seharusnya mereka tidak tumbuh. Mengingat diatas suhunya sangat dingin dan tanah dari kita masuk juga kebayakan batu dan tanahnya kering." Donghyun tidak mengerti, bunga yang saat ini dia pegang seharusnya tidak tumbuh. Mengingat tidak ada celah satu pun sinar matahari dapat masuk. Kalau pun ada pasti hanya lumut yang tumbuh karena lembab.
"Kalian..." Mendengar suara Professor Cho, membuat Minwoo dan Donghyun menatap Professor dengan bingung. Bingung kenapa Professor melepaskan jaket tebalnya satu persatu dan kini hanya memakai kemeja kerjanya saja.
"Apa kalian tidak merasa bahwa disini hangat. Tidak ada rasa dingin sama sekali." DHEG...seketika mereka berdua baru sadar. Benar, yang dikatakan Professor Cho. Suhu udara disini stabil dan hangat.
"Jadi begitu, karena udara disini hangat. Tanaman bisa tumbuh, benarkan Donghyun." Tanya Minwoo yang sedang menulis di note kecilnya. Tumbuhan apa saja yang ada di dalam Goa ini akan ia tulis dengan lengkap.
"Tidak. Ini aneh...Coba kau lihat tanaman apa saja yang tumbuh disini. Tidak mungkin mereka semua tumbuh dalam satu area." Bantah Donghyun merasa ada yang jangal disini.
"Kau benar Donghyun. Pisang, Apel, Nanas, Jambu, Mangga, Anggur, Strawberry, Kelapa dan juga Mawar, Tulip, Melati. Mereka tumbuh dalam kawasan area ini. Kau tahu kan setiap tanaman itu tumbuh dikondisi tanah yang berbeda." Donghyun yang mendengar penjelasan Professor hanya mengganguk setuju.
"Loh...Kemana Minwoo ?." Tanya Professor saat melihat kebelakang, hanya ada sosok Donghyun sendiri.
"Aish...dia itu selalu saja se'enaknya sendiri." Akhirnya, Donghyun dan Professor Cho mencari Minwoo. Mungkin Minwoo sudah lebih dulu masuk kedalam Goa untuk mencatat temuan-temuan mereka.
"PROOO-PROFESSORR! DONGHYUUUN!." Mendengar teriakan Minwoo, Professor Cho dan Donghyun langsung berlari dan menemukan Minwoo sedang tertuduk dengan badan bergetar.
"Yak! Ada apa ?."
"I-itu...diii-disana...diii-diatas" Dengan nada bergetar dan terbata-bata Minwoo berusaha mengucapkan kalimat. Minwoo bukannya takut akan bentakan Donghyun tadi. Tapi, dirinya Shock melihat sesuatu yang kini telah ia tunjuk dengan jarinya. Professor Cho dan Donghyun yang semula tidak mengerti langsung mendekat kearah Minwoo dan...
"Aaa-apa ini ?." Kaget Donghyun saat melihat sesuatu hal yang tidak bisa dijelaskan oleh analisa nalar manusia atau teori apapun.
"Apakah dia ma-manusia." Tanya Professor Cho yang juga sama kagetnya dengan Minwoo dan Donghyun.
TES...
TES...
TES...Sudah 20menit berlalu, dan mereka bertiga hanya bisa menatap kagum 'sosok itu' yang berada didepannya.
"Jadi, tetesan air itu berasal dari dirinya." Kali ini Donghyun yang sedang melihat 'sosok itu' dengan jalan mengelilinginnya.
"Sangat Cantik." Kagum Minwoo saat melihat dari dekat 'sosok itu' begitu indah dan sangat berkilau.
"Kita akan menelitinya. Jangan biarkan siapapun tahu, kecuali team kita. Mengerti!." Perintah Professor mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
Sejak saat itu Professor Cho memutuskan untuk tidak menerima pekerjaan mencari fosil atau artefak lagi. Dirinya dan Team fokus pada apa yang telah mereka temukan. Dengan hati-hati dan secara diam-diam, Professor beserta teamnya membawa 'sosok itu' ke tempat laboratorium Professor Cho yang berada di Korea Selatan. Disana lebih mudah meneliti 'sosok itu' dengan peralatan yang lebih komplit ketimbang di area Kutub. Mereka tidak mau mati membeku karena tinggal disana lama-lama. Professor Cho yang wafat pada usia 85tahun akhirnya menyerahkan anaknya untuk melanjutkan penelitiannya. Begitu seterusnya generasi demi generasi keluarga Cho lakukan dengan sembunyi-sembunyi demi meneliti 'sosok itu'.
.
.
Thanatos and Ker
Part 1
.
.
(Seoul, Korea Selatan. 24 November 1995)
Rumah besar dan mewah. Itulah rumah kediaman keluarga Cho. Berkat leluhurnya yang jenius yang sudah banyak memberikan dunia pengetahuan melalui buku-buku karya ilmiahnya. Ditambah dengan bisnis perusahaan yang akhir-akhir ini juga tidak kalah memberikan kontribusi dalam perekenomian keluarganya.
BRAAKK...terdengar suara meja digebrak dari arah ruangan kerja kediaman Cho.
"Ayolah Ayah...aku tidak mau membuang-buang waktu ku untuk meneliti makhluk tidak jelas itu." Dengan emosi yang tidak tertahan, sesosok namja bertubuh tinggi dengan wajah tampan sedang melipat kedua tangannya didada sambil menatap lelaki yang usianya kini mungkin sudah menginjak 63tahun. Tidak jauh dari mereka terlihat sesosok dua wanita, satu wanita yang berusia 58tahun yang sedang memeluk wanita muda yang usianya baru 25tahun dengan perut membesar.
"Cho Hanggeng, Jaga ucapanmu saat bericara dengan Ayah mu."
"Tapi, Ibu...aku ingin hidup bahagia dengan istri dan anak ku yang akan lahir nanti. Aku tidak mau mengurus 'Makhluk itu' aku ingin jadi pengusahaan dan mewariskannya pada anak ku kelak. Itu lebih berguna dari pada meneliti 'Makhluk itu'." Hening, itulah yang terjadi saat ini, ucapan Hanggeng membuat Seohyun selaku nyonya Cho disana bungkam. Ucapan putranya itu benar, selama ini dirinya juga merasa apa yang dilakukan Yonghwa suami sekaligus Ayah dari Hanggeng itu sia-sia. Selama bertahun-tahun, tidak ada hasil dari penelitian itu. Mungkin dengan menyebut 'Menjaga makhluk itu' baru benar.
"Jadi, kau tidak mau meneruskan amanah dari leluhur kita, eum ?." Tanya Younghwa dengan menatap serius Hanggeng. Dengan cepat Hanggeng langsung berdiri dan meraih pergelangan tangan istrinya.
"Chullie...apapun yang terjadi kau akan ikut dengan ku kan."
"Tentu saja Honey." Dengan senyum manisnya, istri tercinta Hanggeng membalas pertanyaanya. Hanggeng berjalan mendekati pintu untuk keluar dari ruangan itu. dirinya sudah muak dengan amanah leluhurnya tentang 'Sosok itu'.
"Hanggeng...Mau kau bawa kemana Heechul dan cucuku." Mendengar ucapan Seohyun, Hanggeng langsung menghentikan langkah kakinya dan membalikkan badan, menatap sosok Ibu yang Hanggeng yakini sedang menahan air matanya.
"Maaf Ibu, aku sudah tidak tahan. Aku akan pergi dan tinggal di Nohwon." Dengan meninggalkan Seohyun yang nangis terisak, Hanggeng meninggalkan ruangan itu. ini adalah satu-satunya cara agar hidupnya normal dan lebih baik untuk anaknya kelak. Hidup dengan bekerja sehari-hari dikantor mencari nafkah, membaca koran, minum kopi, bertemu dengan banyak orang, berbisnis, berjalan-jalan dengan keluarga. Bukan seperti Yonghwa sang Ayah, yang setiap waktu berada di Laboratorium, membaca dokumen dengan tulisan rumit, bahkan tidurpun kadang di Laboratorium. Membuat Ibunya sering sekali menangis tiap malam jika Hanggeng tidak sengaja terbangun. Ditambah, Ayahnya tidak pernah mengajak Hanggeng untuk bermain seperti layaknya Ayah dan anak kebayakan. Hanggeng tidak mau anaknya mengalami hal yang menyakitkan seperti itu. Anaknya harus hidup dengan baik.
"Honey...apa tidak apa-apa ?." Mendengar pertanyaan istrinya, membuat Hanggeng yang sedang menggemudi. Jadi, menghentikan laju mobil dan meminggirkan mobilnya ke pinggir jalan. Sejujurnya dalam hati ia sangat sedih. Sedih karena harus meninggalkan Ibunya dirumah. Pasti Ibunya akan sangat kesepian. Karena, sudah jelaskan Ibunya akan diabaikan oleh Ayahnya.
"Cho Heechul..." Hanggeng sengaja menjeda kalimatnya, direngkuhnya tubuh istri tercintanya kedalam pelukan hangatnya. Di usapnya perut Heechul yang membesar dengan lembut. Didalam sana, terdapat penerus keluarga Cho.
"Aku benci dengan 'Makhluk itu' karena dia telah merenggut waktu dan perhatian Ayah ku."
"Honey... Aku tidak suka tatapan mu." Ucap Heechul dengan nada manja saat melihat tatapan Hanggeng yang memancarkan kilatan kemarahan dan kebenciaan yang sangat mendalam.
"Hehehe...Maaf sayang, mulai sekarang kita akan hidup bahagia."
.
.
(Nohwon, Korea Selatan. 18 September 2001)
TAP
TAP
TAP
TAP
Langkah demi langkah wanita paruh bawah ini berjalan dengan anggunnya masuk kedalam lobby, walaupun usianya kini sudah berusia 63tahun. Tapi, kharisma keanggunannya masih terpancar.
"Maaf...lantai berapa keluarga Cho Hanggeng tempati." Dengan sopan wanita ini bertanya kepada pelayan penerima tamu yang berada di lobby apertement mewah kawasan Nohwon.
"Tuan Cho, dengan siapa saya bicara ?."
"Aku Ibunya."
"Aah...Kalau begitu silakan ke lantai 4 lalu belok ke kiri."
"Terima kasih."
Yah..dia adalah Cho Seohyun, hari ini Seohyun akan mengunjungi Hanggeng. Ini adalah pertama kalinya Seohyun berkunjung kerumah Hanggeng yang berada di Nohwon. Tentunya tanpa sepengetahuan Yonghwa.
TING...
TONG...
TING...
TONG...
"Momy...ada tamu." Ucap lelaki mungil dengan fokus pada permainan playstationnya. Matanya fokus pada layar TV dan tangan-tangan mungilnya bergerak lincah di stick gamenya.
"Kalau begitu buka pintunya, Momy sedang sibuk membuatkan makan siang." Terdengar balasan dari arah dapur, membuat lelaki mungil yang sedang asik main hanya mempoutkan bibirnya tanpa menghilangkan konsetrasinya.
"Malas...Dady buka pintunya." Kali ini menyuruh sang Ayah, yang biasanya sang Ayah akan selalu menuruti perintah dirinya tanpa banyak komentar.
"Yak! Dady mu sedang mandi bocah nakal. Cepat buka pintunya atau kau tidak dapat jatah makan Cho Kyuhyun!." Bukannya mendapatkan balasan dari sang Ayah, malah sang Ibu yang yang membalas. Sungguh malas dirinya jika sudah berurusan dengan Ibunya yang super galak itu.
"Baaaiikkkk." Dengan pasrah, kaki-kaki mungil Kyuhyun berjalan kearah pintu, wajah datar dan tidak ber-ekspresi itulah yang akan dia tampilkan pada seseorang yang akan bertamu kerumahnya.
CEKLEEKKK...pintu terbuka, dilihatnya dari atas sampai bawah. Kyuhyun bingung, siapa wanita yang ada dihadapannya.
"Kau siapa ?."
"Apa kau putra Cho Hanggeng ?." Mendengar nama sang Ayah disebut, membuat Kyuhyun memiringkan kepalanya ke kiri, menautkan kedua alisnya heran.
"Apa Ibu mu bernama Cho Heechul ?." Kali ini Kyuhyun memiringkan kepalanya ke kanan. Kenapa wanita ini bisa tahu nama Ibunya juga.
"Dan, apa nama mu Cho Kyuhyun ?." DHEG...okeh, sekarang Kyuhyun jadi takut pada wanita di depannya. Kyuhyun memundurkan langkah kakinya saat wanita didepannya menjulurkan tangan kanannya untuk mengusap rambur coklat hazelt Kyuhyun.
"Huweeee...Mooomy, Moooomy." Dengan berlari takut Kyuhyun masuk kedalam rumah, meninggalkan wanita yang ia tidak kenal sedang terkekeh melihat Kyuhyun.
DUAAGH...Kyuhyun yang tidak melihat langsung menabrak Hanggeng sang Ayah yang baru saja keluar dari kamar.
"Yak! Dady...kalau jalan pakai mata." Omel Kyuhyun sambil menggusap pantatnya yang terkena lantai.
"Apa ? Jalan ko pakai mata. Itu gimana caranya ? kalau jalan pakai kaki dong." Kali ini sang Ayah membela diri dengan bercanda, dibantunya Kyuhyun untuk berdiri dan membantu menepuk-nepuk pantat sang anak agar sakitnya hilang.
"Kau ini kenapa Kyu dan siapa yang datang tadi ?." Tanya Heechul yang keluar dari dapur sambil membawa sepanci soup yang baru matang.
"Akh...itu di-.."
"Ibuu." Ucap Hanggeng memotong perkataan Kyuhyun saat melihat sesosok wanita masuk kedalam rumahnya dengan membawa paper bag yang besar. Kyuhyun yang melihat langsung berlari kearah belakang Hanggeng. Sedangkan, Heechul yang melihat siapa yang masuk, langsung memeluknya erat.
TING...
TING...
TING...terdengar suara sendok dan garpu yang bertabrakan dengan piring.
"Kyunnie, makannya jangan berisik."
"Yaa...Sooorryy~ ."
Kini, Seohyun, Heechul, Hanggeng dan juga Kyuhyun sedang makan siang bersama. Ternyata Kyuhyun baru tahu, bahwa dirinya memiliki nenek. Dan, yang tadi datang adalah neneknya. Kyuhyun sempat mengira bahwa Seohyun adalah orang jahat yang mau menculik dirinya.
"Kenapa kakek tidak ikut ?." Mendengar pertanyaan Kyuhyun, membuat Hanggeng, Heechul dan Seohyun yang sedang asik mengobrol langsung terdiam.
"Apa Kyu mau bertemu dengan kakek ? Kalau mau akan nenek jemput akhir pekan nanti." Tanya Seohyun dengan menggelus rambut cucu satu-satunya keluarga Cho itu. Kyuhyun yang sedang makan, menghentikan aktivitas menyendok nasinya dan memasang pose berpikir.
"Momy...Bolehkah Kyu menginap dirumah nenek dan kakek akhir pekan nanti." Tanya si Cho munggil pada Hanggeng dan Heechul sambil menggengam kedua tangannya seperti sedang berdoa sambil beraegyo, berharap kedua orangtuanya mengizinkan dirinya.
"Tidak Kyu. Selesaikan makan mu lalu belajar." Tegas dan terdengar dingin balasan dari Hanggeng untuk anaknya. Membuat Heechul yang berada disamping Hanggeng langsung menatap tajam suaminya itu. 'Bagaimana bisa dia berkata kejam kepada anaknya.' Batin Heechul sambil mendeathglear Hanggeng.
"Sayang sekali, padahal aku ingin Kyuhyun main kerumah pasti menyenangkan. Dirumah sangat sepi." Heechul yang mendengar ucapan ibu mertuanya merasa tidak enak hati.
"I-ibu...bukan be-"
"Aku selesai. Terima kasih atas makanannya, Kyu permisi ke kamar." Kyuhyun yang sengaja memotong perkataan Heechul, langsung menggeser bangku dan jalan masuk menuju kamarnya dilantai dua.
'Aish...Hanggeng kau membuat Ibu dan Kyuhyun sedih.' Batin Heechul melihat arah tangga yang sedang dinaiki Kyuhyun dan wajah sedih Ibu mertuanya secara bergantian. Sedangkan, Hanggeng dia masih tetap makan dengan tenang. Walaupun didalam hati dia terus mengucapkan kata 'maaf' untuk Ibu dan anak tercintanya.
.
.
Thanatos and Ker
Part 1
.
.
"Honey...Kyu tidak mau keluar kamar sejak siang tadi." PUK...Hanggeng yang mendengar penuturan istrinya langsung menutup buku bacaannya. Melihat sang istri sedang bersandar di ambang pintu sambil menatap dirinya.
"Hanggeng, ayolah...izinkan saja Kyu pergi, dia kan hanya menginap satu malam saja. Lagipula, kasian Ibu. Apa kau tadi tidak melihat wajah Ibu yang sangat bahagia sekali ketika mengajak Kyuhyun." Kali ini Heechul menghampiri suaminya, memijit kedua bahu suaminya berharap apa yang ia katakan dan ia lakukan sekarang bisa meluluhkan hati Hanggeng.
"Baiklah..aku akan mengizinkan Kyuhyun, kau senang Cho Heechul." Tanya Hanggeng dengan senyum jahilnya. Heechul yang merasa menang, hanya dapat terkekeh pelan.
"Ini baru suami ku."
.
.
(Seoul, Korea Selatan. 23 September 2001)
"Woooahhh...Rumah nenek dan kakek besar sekali." Takjub Kyuhyun saat memasuki gerbang kediaman keluarga Cho. Betapa hebatnya rumah yang kini sedang ia tatap. Halaman yang terhampar luas di sisi kanan dan kiri, tiang-tiang besar yang tedapat di depan rumahnya seakan menunjukkan betapa kokohnya tiang itu untuk menyanggah rumah ini.
"Mulai sekarang rumah ini jadi milik Kyuhyun."
" Benarkah ? Terima kasih nenek~." Dengan gemes, Seohyun memeluk cucunya ini. dirinya sangat senang ketika lima hari lalu Hanggeng menelfon dirinya untuk menjemput Kyuhyun dan mengizinkan Kyuhyun untuk menginap untuk pertama dan terakhir kalinya, Hanggeng tidak mau Kyuhyun sering bertemu dengan Kakeknya, itu akan membuat Kakeknya pasti akan mengambil Kyuhyun. Walaupun hanya semalam, itu bisa membuat Seohyun merasa bahagia berkali-kali lipat. Mengingat sudah berapa lama dirinya merasa kesepian setelah ditinggal Hanggeng untuk berkeluarga.
CEKLEEEKKK...pintu terbuka lebar, menampilkan pemandangan yang membuat Kyuhyun kecil lagi-lagi takjub. Didalam rumah terdapat berbagai kerangka-kerangka binatang yang langka berukuran dari yang kecil, medium hingga yang besar, patung, artefak dan jangan lupakan lukisan kuno yang terpajang. Bahkan, lemari disini berisi kristal dan perhiasan zaman dulu.
"Woaah..." Hanya kata itu yang bisa Kyuhyun katakan bagaimana dia terkagum akan apa yang ia lihat. Kyuhyun tidak tahu harus mengucapkan apa untuk benda-benda dirumah ini.
"Apa kau menyukainya." Terdengar suara seseorang, Kyuhyun yang mendengar langsung membalikkan badannya dan melihat kearah tangga dimana lelaki paruh baya dengan jas lab sedang turun sambil menyeruput secangkir kopi.
"Dia adalah kakek mu, Cho Yonghwa." Ucap Seohyun sambil menempuk punggung Kyuhyun untuk mendekati Yonghwa. Kyuhyun yang mengerti langsung berlari dan menunggu kakeknya itu untuk turun.
"Jadi, kau Cho Kyuhyun." Tanya Yonghwa yang sudah berada didepan Kyuhyun. Dengan, cepat Kyuhyun membungkuk-kan badannya 90 derajat untuk memberi salam dan memperkenalkan dirinya.
"Bagiamana menurut mu benda-benda disini Kyu ?."
"INI SANGAT KEREEENNN KAKEK!." Ucap Kyuhyun dengan berteriak senang, karena dirinya benar-benar tidak percaya. Bahwa dia mempunyai Kakek yang sangat hebat. Mengumpulkan benda-benda bersejarah namun berharga, terdengar seperti seorang perompak yang suka Kyuhyun baca.
'Jika, aku ceritakan pada teman-teman ku disekolah. Mereka semua pasti akan takjub.' Batin Kyuhyun sambil bersmirk, saat Kyuhyun nanti masuk sekolah lagi akan ada hal yang bisa ia pamerkan kepada teman-temannya.
"Ini semua tidak ada apa-apanya. Karna, kakek mempunyai sesuatu yang lebih...lebih indah dari benda apapun didunia ini." Mendengar perkataan sang Kakek, membuat Kyuhyun menjadi sedikit agak bingung. Benda apa yang lebih indah dari pada perhiasan, berlian dan permata.
"Benarkah ? Apa itu ?." Tanya Kyuhyun yang penasaran.
"Itu adal-."
"Yak! Yonghwa...Jangan!." Teriak Seohyun yang tiba-tiba, membuat Kyuhyun langsung menatap Neneknya yang wajahnya entah kenapa seperti sedang mengatakan 'Kumohon jangan lakukan pada Kyuhyun.' Begitulah. Tapi, bukan Kyuhyun namanya keturunan dari silsilah manusia jenius, jika dirinya tidak bisa menangkap keanehan di situasi ini.
'Mata nenek Seohyun...kenapa terlihat sangat tidak suka tadi ketika Kakek Yonghwa ingin mengatakan ' sesuatu yang lebih indah'. Aish...aku jadi penasaran kan!.' Batin Kyuhyun yang mengamuk, karena rasa penasarannya. Dilihatnya sang Kakek yang sedang cuek dan santai sambil meneruskan meminum kopinya dengan berjalan menuju kearah belakang rumah dan terus berjalan sampai Yonghwa berhenti di sebuah bangunan kecil dan masuk kedalamnya.
"Ayo Kyu..Nenek antar kekamar mu."
"Akh...Baik nek." Digandengnya tangan Seohyun dengan erat, tapi mata Kyuhyun masih terus menatap bangunan kecil yang Kakeknya tadi masuki. Sungguh Kyuhyun sangat penasaran ada apa dibangunan kecil itu dan untuk apa kakeknya masuk. Dan, lagi Kakeknya tadi memakai jas Lab. Kalau itu adalah sebuah laboratorium, sangat tidak mungkin. Mengingat sebuah laboratorium haruslah luas.
.
.
Thanatos and Ker
Part 1
.
.
TAP
TAP
TAP
TAP
Suara langkah kaki yang turun dari anak tangga terdengar sangat pelan. Mata yang terus mengawasi pergerakan dari orang-orang yang berada di rumah ini.
"Sepertinya nenek sudah dikamar. Baiklah" Dengan hati-hati tangan kecilnya menggeser jendela yang sekaligus sebagai pintu untuk keluar menuju halaman belakang. Dan, saat dirinya berhasil keluar. Kaki-kaki kecilnya langsung berlari.
"Hosh...Hosh...Akhirnya sampai." Dengan nafas sedikit ter-enggah, ditatapnya bangunan kecil yang kini sudah berada di depannya. Pintu yang biasa saja dan bangunan yang juga biasa saja, pikir Kyuhyun. Malah terlihat seperti sebuah gudang tua.
CEKLEEKK...dibukanya knop pintu itu dengan hati-hati dan pelan. Memajukan kepalanya terlebih dahulu untuk melihat keadaan didalam.
"Apa ini ?." kaget Kyuhyun saat memasuki ruangan, tidak ada apa-apa disini. Catat. Tidak ada apa-apa disini. Disni hanya bangunan tanpa isi, dinding yang polos dan lantai yang terbuat dari lempengan besi. Ukuran ruangan juga terbilang sempit ditambah tidak ada pencahayaan, hanya ada sinar bulan yang masuk dari lubang ventilasi bangunan.
"Kenapa Kakek kesini ? Apa yang ia lakukan diruangan yang polos seperti ini. Aah...ternyata kakek ku itu aneh." Cho munggil mempoutkan bibirnya, Karena kecewa dengan apa yang terjadi, tangan mungilnya kini iseng meraba-raba dinding, merasakan sesuatu seperti sebuah tonjolan di dinding Kyuhyun langsung meilhat ke dinding yang menjadi fokusnya 'Sebuah tombol. Apa yang terjadi jika aku tekannya.' Batin Kyuhyun bertanya pada dirinya sendiri. CLIK.
"HUAAAAAAA..." Teriak Kyuhyun tiba-tiba saat lantai dibawahnya terbuka, membuat Kyuhyun jatuh kebawah dan...
"Wooaahh...Perosotan! Yeaayy." Senang Kyuhyun ternyata dirinya jatuh dan merosot seperti sedang turun dari perosotan. Berkelok-kelok turun kebawah hinga pada akhirnya...
DUAGHH...
"Aish...pantat kuuu." Eluh Kyuhyun saat mendarat tadi pantatnya langsung terkena lantai yang berubin. Sesaat dirinya medongakkan kepalanya keatas, Kyuhyun langsung tercenga kaget. Didepan matanya kini banyak botol-botol tabung, selang panjang yang saling menghubungka antar tabung dengan isi cairan yang berwarna-warni, komputer yang sangat besar, dan peralatan-peralatan yang ia sama sekali tidak pernah ia lihat kecuali di film sains.
"Hebat...ternyata Kakek mempunyai Laboratorium rahasia. Woaah..." Dengan mata berbinar, Kyuhyun menelusuri setiap bagian Laboratorium itu, berjalan dan terus berjalan hingga ia menemukan sebuah kaca super duper besar, tapi Kyuhyun tidak bisa mengetahui isinya. Karena, kaca itu di tutupi oleh lempengan besi didalamnya.
"Kira-kira apa isinya ya ?." Penasaran Kyuhyun terhadap tabung didepannya.
"Bagaimana cara membukanya, begitu banyak tombol disini." Eluh Kyuhyun saat melihat begitu banyak tombol disisi tabung depannya. Tapi, sebuah tombol menarik perhatian Kyuhyun. Tombol merah mencolok dengan tulisan 'OPEN'.
CLIK...
TENG, SYUUUUT...
Setelah Kyuhyun mengklik tombol itu, perlahan lempengan besi yang menutupi, terangkat untuk naik. Sangat pelan dan Kyuhyun sangat sabar menunggu, dari bawah terlihat sebuah air lalu tetesan-tetesan air, naik lagi sepasang jemari kaki terlihat...naik lagi Kyuhyun dapat melihat sebuah kaki langsing dan jenjang.
GLEG...Kyuhyun menelan ludahnya kasar, Kyuhyun takut apa yang ia pikirkan itu benar. Bahwa Kakeknya jangan-jangan menyimpan mayat. Mesin lempeng itu terus naik...kini menampilkan sebuah kain hitam sepinggang yang Kyuhyun yakini itu adalah sebuah celana. Naik lagi, hingga Kyuhyun dapat melihat sebuah body dengan pakaian berwarna hijau muda dan putih, yang menutupi badannya dan hanya bagian dadanya saja yang terlihat dan kedua jemari mungil itu sedang menautkan jemarinya sehingga terlihat seperti sedang berdoa. Dan, TENG...terdengar sebuah suara yang menandakan bahwa kini lempengan besi terangkat Kyuhyun dapat melihat jelas apa yang berada di tabung itu.
"Caaa-Cantiknya." Akhirnya kata itu yang lolos dari bibir mungil Kyuhyun, saat dirinya melihat wajah pemilik tubuh yang baru ia lihat. Yah...Kyuhyun melihat 'Sosok itu' atau Hanggeng bilang 'Makhluk tidak jelas' kulit yang putih seputih dan sebersih salju. Wajah yang ramping, hidung yang mancung, telinga yang sedikit runcing, rambut pink yang bermahkotakan ranting dan dedaunan itu. sangat sempurna.
"Apakah dia Tinkerbell sang peri Hutan." Celoteh Kyuhyun tanpa sadar, Kyuhyun benar-benar terpesona dengan sosok didepannya ini.
"Bukan, dia adalah sosok yang kami jaga selama turun temurun dikeluarga Cho."
"Ka-kakek ?." Betapa Kagetnya Kyuhyun saat melihat Kakeknya sudah berdiri di belakangnya. Yonghwa tersenyum saat melihat Kyuhyun terlihat ketakutan. Kyuhyun takut dirinya dimarahi oleh sang Kakek.
"Tenanglah jangan takut, kakek tidak akan memarahi mu." Mendengar perkataan sang Kakek, Kyuhyun mulai mendekat dan Yonghwa menggangkat tubuh Kyuhyun, memangku di atas kedua pahanya.
"Dia sangat cantik kan Kyu."
"Sangat, tapi kenapa tadi kakek bilang menjaganya ? Memangnya dia ini apa ?."
"Dia bukan seperti kita, bertahun-tahun keluarga Cho meneliti. Dan, kami sepakat mengatakan bahwa dia adalah ELF. Karna, dia cantik seperti peri, kami sampai sekarang tidak mengerti kenapa dia bisa di bumi ini dan terkurung di dalam bongkahan es itu."
"Kenapa tidak dicairkan saja es-nya, mudahkan." Yonghwa yang mendengar solusi dari Kyuhyun hanya dapat tertawa. Yah...dulu Yonghwa sempat berpikir seperti Kyuhyun.
"Tidak bisa, es itu tidak bisa mencair Kyu. Dan, apa kau tau tetesan dari es itu yang tepat mengalir di bawah kakinya bisa menyembuhkan orang yang sakit. Makanya kami harus menjaganya agar tidak jatuh ketangan orang yang salah."
"Lalu, siapa namanya Kakek ?." Tanya Kyuhyun yang masih betah melihat 'sosok itu' didepan matanya.
"Nama ? dia tidak punya nama." Sejak dulu ditemukan sampai sekarang, 'sosok itu' tidak punya nama.
"Apa ? lalu Kakek memanggilnya apa kalau begitu. Kasian kan jika tidak punya nama." Yonghwa yang mendengar langsung terkaget, selama ini Yonghwa tidak memperdulikan hal sekecil itu. Nama ? itu terdengar simpel dan sederhana, tapi kenapa Kyuhyun bisa memikirkan hal itu.
Kyuhyun turun dari pangkuan Yonghwa, didekatkannya wajah ke kaca yang berisi 'sosok itu' menempelkan wajahnya kekaca dengan mata terus menatap.
"Bagiamana jika namanya Yesung. Aku suka dengan nama itu, Cantik seperti dirinya. Tapi..." Tiba-tiba Kyuhyun menjeda ucapannya, kini wajah Kyuhyun terlihat agak sendu. Yonghwa yang melihat langsung berjongkok untuk mensejajarkan tinggi badannya dengan cucunya ini.
"Tapi apa Kyu ?."
"Mata itu, kenapa kedua matanya tidak terbuka. Apa dia tertidur ?."
"Begitulah."
"Pasti matamu sangat Indah ya Yesung, sayang sekali, Kyu ingin sekali melihatnya." Yonghwa yang melihat raut sedih Kyuhyun langsung mengusap rambut cucunya dengan gemes. Akhirnya Yonghwa pun menyuruh Kyuhyun untuk naik, karena Seohyun sedang mencari-cari Kyuhyun. Dan, Yonghwa tahu Kyuhyun pasti akan ke Laboratorium ini. karena, dari awal bertemu Yonghwa bisa melihat bagaimana rasa penasaran itu meluap dengan hebatnya.
Setelah mengantarkan Kyuhyun kembali kedalam rumah, Yonghwa menghentikan langkah kaki Kyuhyun sebelum ia masuk kedalam kamarnya.
"Kyu, ini permen untuk mu." Yonghwa memberikan sebuah permen untuk Kyuhyun. Kyuhyun yang mendapatkan permen langsung membukanya dan memakan permen itu sekali lahap. Namun, beberapa detik kemudian Kyuhyun merasakan sakit kepala yang luar biasa.
"Akh...Sakit, kepala Kyuu...Akkkhh."
BRUUUKK...Kyuhyun jatuh tergeletak tak berdaya dihadapan Yonghwa. Yonghwa hanya bisa menatap dan tersenyum kepada cucunya ini. di gendongnya tubuh Kyuhyun dan Yonghwa masuk kedalam kamar Kyuhyun. Merebahkan tubuh itu dikasur dan menselimuti tubuh mungilnya.
"Maafkan Kakek Kyu, Kakek harus menghapus ingatan mu. Kakek tidak mau membuat Ayah mu lebih membenci Kakek. karena, kau mengetahui 'sosok itu' benar yang dikatakan Ayahmu. Hiduplah dengan baik cucu ku. Kakek menyayangi mu." Setelah mengatakan itu, Yonghwa mengecup kening Kyuhyun. Dan, saat berbalik untuk keluar dari kamar Kyuhyun. Ia menemukan Seohyun sedang berdiri didepan pintu. Yonghwa yang melihat hanya dapat tersenyum kearah Seohyun.
"Tenanglah, Kyuhyun tidak akan mengingat kejadian malam ini. Tidurlah sudah larut malam." Setelah Yonghwa menghilang dari pandangan Seohyun, Seohyun jatuh tertunduk menangis. Dirinya menangis karena, ia sangat senang atas perlakuan Yonghwa. Yonghwa yang sebelum meninggalkan Seohyun, mencium keningnya dengan hangat. Sangat hangat.
"Yesung...apa kau suka dengan nama mu itu ? Nama yang diberikan Kyuhyun, cucu ku untuk mu."
"..."
Yonghwa yang tidak mendapatkan respon hanya tersenyum lembut. Yonghwa tahu 'sosok itu' tidak bisa membalas ucapannya. Tapi, entah kenapa Yonghwa yakin 'sosok itu' tidaklah tuli. Yonghwa yakin 'sosok itu' dapat mendengarnya. Dan, benar apa yang Yonghwa yakini, 'sosok itu' memang bisa mendengar. Karna, tanpa Yonghwa ketahui 'sosok itu' mengatakan
"Yesung...Aku suka nama itu." dengan suara sangat indah dan tidak ada satupun orang yang mendengarnya.
.
.
Thanatos and Ker
Part 1
.
.
(Nohwon, Korea Selatan. 04 Januari 2014)
"Kyu...Ayo bangun, kau harus sekolah." Heechul menggucang-guncangkan anak semata wayangnya. Anak manis dan menggemaskan. Ah...Tidak, sekarang anaknya berusia 18 tahun, tumbuh menjadi lelaki yang sangat tampan, tinggi badan yang 180cm, otak Jenius dan mudah bergaul.
"Emmh...Malas." Balas Kyuhyun dengan suara serak orang bangun tidur.
"Yak! Cepat bangun anak nakal." Duagh..Brak...Hecchul dengan sengaja menarik selimut Kyuhyun sekuat tenaga, membuat orang yang berada didalam selimut ikut terseret dan jatuh dari tempat tidur.
"Aish...Moomy, lembutlah sedikit pada anak mu ini. Dasar nenek sihir." DHEG...melihat sorotan mata sang Ibu membuat Kyuhyun langsung bergedik ngeri. Perlahan namun pasti, Kyuhyun berjalan kebelakang untuk masuk ke kamar mandi.
"Ah...Padahal dulu saat kecil dia sangat lucu. Tapi, kenapa setelah dewasa dia jadi begitu menyebalkan!." Heechul hanya dapat menghela nafasnya melihat sang anak yang merubah begitu berbeda 180 derajat saat kecil dan sekarang. Tidak mau membuang waktu, Heechul merapikan kasur Kyuhyun. Ini merupakan rutinitasnya setiap hari membangunkan Kyuhyun yang jika sudah tidur akan sangat sulit dibangunkan. Dan, merapikan kasurnya. Karena, Kyuhyun kalau tidur selalu berantakan, padahal umurnya sudah 18 tahun.
.
.
_Kyunghee High School_
"Hoooiiii...Kyuuu." Merasa namanya dipanggil, bukannya menghentikan langkah kakinya. Kyuhyun malah mempercepat langkahnya. Sehingga, membuat orang yang berada dibelakangya mau tidak mau mengejar. Buagh...satu sepatu melayang mengenai target sasaran yaitu kepala Kyuhyun.
"Issh...kepala kuu." Ringgis Kyuhyun saat merasakan kepalanya berdenyut.
"Hahahah...Rasakan, siapa suruh malah mempercepat langkah mu."
"Kaki mu saja yang pendek Donghae." Lelaki yang bernama Donghae yang awalnya ingin memberikan jitakan kepada Kyuhyun, langsung ditahan oleh sosok lelaki yang sangat tampan.
"Berhenti bertindak konyol." Ah...Jika laki-laki ini sudah berkata, siapapun tidak akan bisa membantah termasuk Kyuhyun. Entah kenapa aura laki-laki yang sekarang ada dihadapan Kyuhyun dan Donghae seperti memancarkan aura dingin seperti ucapannya.
"Kyu...bulan depan ulang tahun mu kan." Tanya Donghae yang kini sedang sibuk menyalin PR milik Kyuhyun.
"Iya, lalu ?."
"Karna ulang tahun mu bertepatan dengan liburan panjang sekolah, bagaimana kalau kita pergi." Usul Donghae pada Kyuhyun, lelaki ini walaupun sedang menyalin PR. Tapi, Donghae selalu bisa fokus pada apa yang ia kerjakan. Kyuhyun menautkan alisnya mendengar usulan dari Donghae. Berpikir sejenak, Kyuhyun merasa ide yang Donghae katakan ada bagusnya.
"Kemana ?
"Kibum..jangan bicara kalau kalimat mu cuma satu." Kesal Donghae pada lelaki yang bernama Kibum. Kyuhyun yang melihat raut wajah kesal Donghae hanya dapat tekekeh. Lelaki itu kenapa sangat lucu jika sedang kesal. Sedangkan, Kibum dia memilih untuk cuek.
"Bagaimana kalau ke Seoul. Ku dengar disana banyak tempat yang seru." Dengan senyuman membunuhnya, Kibum mengucapkan kalimat yang jarang ia keluarkan yaitu kalimat yang tersusun panjang. Kyuhyun yang melihat hanya membalas dengan smirknya, Kyuhyun tahu maksud dari perkataan Kibum. Sedangkan, Donghae hanya menatap Kibum dan Kyuhyun bergantian tidak mengerti maksud dari tatapan mereka berdua.
"Hei...ada apa sih ? Jangan bicara dengan kode smirk seperti itu." kesal sendiri Donghae, karena dia benar-benar tidak mengerti dengan kedua temannya, selalu berbicara dengan kode-kode yang otak Donghae tidak bisa menangkapnya.
"Sudahlah...Hae nanti kau juga mengerti."
.
.
(Seoul, Korea Selatan. 24 Januari 2014)
"KYUUU PABOOO! BARU INGAT KALAU RUMAH KAKEK SEBESAR INI! MOOOMY...DASAR PENYIHIR!." Umpat Kyuhyun frustasi saat dirinya sekarang sudah berada di depan gerbang rumah sang nenek dan kakek. Rumah besar yang sudah tidak terawat, bisa dilihat banyak pohon-pohon yang sudah tumbuh merambat ke dinding-dinding bangunan dan rumput liar yang panjang, debu dan sarang laba-laba sudah bertengger di gerbang. Dan, sialnya Kyuhyun harus membersihkan rumah seluas ini dalam waktu lima hari untuk mendapatkan uang jajan lebih yang akan digunakan untuk liburan ke Seoul nanti dan tanpa tahu ada 'sosok itu' yang sedang mengamati gerak langkah Kyuhyun.
"Bersabarlah. Kita akan bebas...Dan, akan kuhabisi pemegang elemen itu."
.
.
Thanatos and Ker
Part 1
.
.
Sip...ini FF baru KyuSung tema fantasy ^^
Gimana pendapatnya ?
Ini baru awal cerita, belum ke intinya.
Perang Yesung+Guardian VS member EXO ya juga belum keliatan.
Buat penggemar EXO. Maaf saya buat jahat disini.
Nanti member EXO bakal dibantai satu-satu sama Yesung atau malah sebaliknya Yesungnya yang dibantai sama EXO._. #Loh...keceplosan. hahahaha
Tapi, tenang aja...Yesung akan merekrut atau membuat Guardian sendiri, yang akan menjaga dan melindungi dia sampai titik darah penghabisan untuk melawan pemegang elemen EXO. Siapa aja mereka.
Hyaooo~ Tebak XD
pasti udah pada tahu dong ya :3
Ayo...Vote FF ini mau
NEXT/END
Mau liat Responnya, apa ada yang berminat.
kalau ada yang suka akan publish part 2 ya ^^
OK
See You Next Story~
-Kimmie-
