Inspirasi datang dari anime DanMachi. Mengambil beberapa latar belakang dari anime sana dan untuk fitur dunianya berdasarkan game MMORPG Lineage 2 Revolution by Netmarble, kebetulan saya juga player di sana.
Hestia's Familia
Naruto © Masashi Kishimoto
High School DxD © Ichiei Ishibumi
Ditulis tanpa mengharapkan keuntungan materil sedikit pun
Warning: Alternate Universe, Out of Character, Over Power Naru!
Summary: Uzumaki Naruto merantau dari desa ke kota untuk mewujudkan impiannya menjadi pahlawan. Sayangnya, ia telah salah memilih familia yang mana merupakan familia terlemah. Parahnya, pemimpin familia itu juga adalah Dewi terlemah. Namun, takdir tersembunyi ada di balik sana. Siapa sangka familia yang sempat diragukan mulai merangkak menuju puncak!
Note: Fanfic ini bukan tema game, melainkan dunia abad pertengahan, tapi struktur dunia dan fitur yang ada di dalamnya sama seperti game MMORPG.
.
Fanfiction 2019/Eins-Zwei/Fanfiction 2019
.
Arc I: Goblin Destroyer
Chapter 1: Dewi Hestia dan Guild-nya
Dahulu kala para Dewa turun ke bumi untuk mengalahkan pasukan monster tiada batas yang dipimpin oleh Raja Iblis. Perang berjalan selama berabad-abad dan tidak ada kepastian kapan pertarungan penuh darah itu berakhir.
Akhirnya pada Dewa memutuskan untuk tinggal di bumi dan membuat familia atau dikenal sebagai guild yang bertujuan untuk membuat pasukan kuat guna memerangi iblis. Mereka yang tergabung ke dalam familia akan diberikan Soul atau serpihan jiwa berisi kekuatan dan dapat ditingkatkan oleh si familia itu.
Saat pertama kali terbentuk, ada 100 guild atau familia yang didirikan oleh 100 Dewa-Dewi yang selamat dari perang berabad-abad itu.
Setelah seratus tahun berlalu, kekuatan semua guild meningkat dan banyak yang ingin menjadi familia kecuali satu guild … guild yang dipimpin oleh Dewi terlemah, Hestia. Sampai saat ini, tidak ada satu pun yang mau menjadi familianya.
.
Kota Vortex, salah satu kota yang berada di paling ujung dunia. Kota yang tidak besar dan tidak juga kecil. Kota yang tidak ramai dan tidak juga sepi. Singkatnya kota yang biasa saja.
Di salah satu sudut kota dekat dengan benteng pertahanan, terlihat sebuah bangunan lantai dua yang sudah bobrok berdiri di tengah padang rumput luas dengan jalan setapak tunggal yang mengubungkan bangunan ini dengan jalanan perkotaan.
Di atas pintu bangunan itu terdapat plang bertuliskan 'Hestia's Familia' yang membuktikan bahwa bangunan itu merupakan guild yang dipimpin oleh Dewi Hestia. Dewi yang terkenal akan kelemahannya dan guildnya yang lemah … bahkan tidak ada satu pun orang yang mendaftar menjadi familia ke sini.
Sang Dewi yang dibicarakan adalah seorang wanita pendek pemilik rambut hitam di kucir dengan pakaian putihnya yang terlihat tidak seperti pakaian para dewa. Ia dengan muka bosan memandang pintu di depannya berharap ada yang membuka. Sudah puluhan tahun ia menunggu dan mencari seseorang untuk dijadikan familianya tapi tidak ada yang mau.
"Hari ini juga tidak ada ya …." Hestia menggumam lalu menghela napas berat. Hari ini tidak ada yang berkunjung.
Bangkit dari posisi duduknya, Hestia hendak meninggalkan tempat resepsionis sebelum suara pintu dibuka sampai ke telinganya. Ia dengan cepat berbalik dan menatap pintu yang telah terbuka seperempatnya dengan mata penuh harap.
Dari balik pintu, muncul seorang remaja dengan ciri khas unik yaitu tanda lahir berupa kumis kucing di kedua pipinya. Manik biru indahnya memandang ke segala arah untuk meliat isi bangunan ini dan setelah itu matanya tertuju pada seorang wanita kecil di depan.
"Sumimasen, apa benar ini tempat mendaftar untuk menjadi familia?" tanya remaja berambut pirang itu.
Hestia mengangguk dengan semangat lalu secepat kilat menghampiri remaja itu dan menggenggam kedua tangannya. "Benar! Kau datang ke tempat yang tepat!"
Naruto sedikit heran dengan kelakuan wanita di depannya, ia mengulas senyum, "Souka, akhirnya aku menemukan tempat untuk menjadi familia."
"Ayo ikut aku, kita bicarakan di ruangan pribadiku!" Hestia tanpa menunggu persetujuan dari calon familianya langsung saja menyeret remaja itu menuju lantai dua.
Berbeda dengan pemandangan di lobby tadi, ruangan yang dikatakan Hestia berbeda jauh suasananya. Ruangan ini sangat bersih dan terawat sehingga membuat siapa saja yang ada di dalamnya menjadi nyaman.
Remaja berambut pirang itu menyeruput teh yang tadi dibuatkan oleh Hestia. Kini mereka duduk berhadapan.
"Baiklah, aku ucapkan terima kasih karena kau telah datang ke sini untuk menjadi familiaku. Pertama, siapa namamu?"
"Namaku Uzumaki Naruto, aku berasal dari desa Cones dan sekarang umurku 16 tahun." Jawab Naruto tegas.
Hestia mengangguk-ngangguk, "Lalu apa tujuanmu menjadi familia?"
"Aku ingin menjadi pahlawan yang mengalahkan raja iblis suatu hari nanti!"
Hestia tertegun mendengar perkataan jujur dari mulut remaja bernama Naruto itu. Sebagai seorang Dewi ia bisa mengetahui segala kebehongan dari sebuah perkataan, dan perkataan Naruto tidak sedikit pun mengandung kebohongan.
"Tujuan yang sangat besar, Naruto. Boleh kupanggil seperti itu?"
Naruto mengangguk, "Tentu saja, Hestia-sama."
Naruto telah mengetahui nama Dewi itu saat tadi hendak menuju ruangan ini.
"Oke, kau memiliki tujuan yang sangat susah untuk dicapai, tapi tenang saja, aku, Dewi Hestia akan membantumu mewujudkan tujuanmu itu!"
"Benarkah? Terima kasih Hestia-sama. Aku juga akan berusaha yang terbaik untuk menjadi familia Anda."
Hestia tersenyum puas. Ini adalah saat-saat yang ditunggunya selama 100 tahun. Remaja di depannya tidak lama lagi akan menjadi familia pertama. Tentu saja hatinya senang, ditambah Naruto memiliki tujuan yang membuatnya semangat untuk mendukung calon familia pertamanya itu.
"Ayo kita mulai ritual perjanjian untuk meresmikanmu menjadi familiaku!" Hestia mengambil sebuah kartu yang terbuat dari batang pohon dewa dan meletakannya di atas meja. Kartu itu masih polos.
"Bagaimana cara melakukan ritual perjanjian?" tanya Naruto.
"Cukup dengan meneteskan darah ke kartu ini. Begitu juga denganku," jawab Hestia.
Mereka berdua meneteskan darah secara bersamaan. Kedua darah itu tercampur dan menciptakan cahaya kemerahan. Perlahan Naruto merasakan sesuatu asing mengalir ke dalam tubuhnya dan kartu yang tadinya polos perlahan terukir menjadi namanya dan status kekuatannya.
Uzumaki Naruto | Level 2
Familia: Hestia | Soul: 10
Class: - | Rank: Bronze V
HP: 220 | MP: 35
Attack: 60 | Defend: 15 (+5)
Skill: - | Ultimate Skill: -
Combat Power: 335
Untuk yang kedua kalinya, Hestia tertegun melihat angka level Naruto. Untuk manusia biasa seperti Naruto mencapai level 2 sudah luar biasa. Ia jadi berpikir bagaimana kehidupan Naruto sebelum datang ke sini.
"Tidak kusangka kau telah naik menjadi level 2, Naruto."
"Benar … aku juga baru sadar jika aku sudah level 2. Apakah itu berarti aku kuat?" tanya Naruto.
Hestia mengangguk dengan senyum bangga, "Tentu saja, menaikkan level tanpa kekuatan yang diberikan oleh Dewa akan terasa sangat sulit. Ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan selama ini untuk menaikkan levelmu?"
Naruto membuat pose berpikir sambil menerawang jauh ke dalam pikirannya, mengingat hal apa saja yang ia lakukan sedari kecil. Kemudian ia berbicara, "Sejak kecil aku telah dilatih seni berpedang dan tombak oleh kepala desa. Aku juga sering disuruh untuk memburu babi liar yang merusak panen desa."
"Hmm, mungkin hal itu yang membuatmu naik level. Pokoknya, aku sangat senang mendapatkan familia pertama yang berpotensi sepertimu, Naruto!"
Naruto terdiam menyadari sesuatu, "Pertama? Tunggu Hestia-sama, apa artinya tidak ada familia lain selain diriku?" nadanya mulai panik.
Hestia mengangguk dengan senyuman, "Yep!"
Naruto bengong, jadi itu alasan dibalik kenapa bangunan ini sepi sejak pertama kali ia darang kemari? Ia pikir familia yang lain sedang menjalankan quest atau semacamnya. Nyatanya tak ada familia lain selain dirinya!
"HEEEEEEE!"
2 jam berlalu, Naruto telah menerima kenyataan jika dirinya adalah familia pertama untuk Hestia yang artinya guild Hestia adalah guild terlemah yang pernah ia dengar kabarnya. Namun, Naruto mencoba untuk menerimanya. Ini sudah takdirnya menjadi familia pertama untuk sang Dewi Hestia.
Kini, ia bersama Hestia berada di ruang bawah tanah tempat menyimpan harta milik sang Dewi. Meski Hestia merupakan dewi terlemah tapi ia juga memiliki harta berharga selayaknya dewi pada umumnya.
Di ruang itu tidak ada banyak barang. Harta yang dapat dinominalkan pun dapat dihitung jari. Hestia lalu mengambil beberapa senjata yang terlihat sangat kuat. Masing-masing dari senjata itu merupakan senjata untuk seluruh class.
"Saat ini kau tidak memiliki class, maka dari itu sebagai familia pertama aku akan menawarkanmu senjata suci yang telah kukumpulkan selama berabad-abad sejak perang baru dimulai. Pilihlah salah satu, Naruto." Kata Hestia.
Naruto memandang beberapa senjata–yang jika dilihat luarnya merupakan senjata kuat–di depannya. Di sana ada senjata panah, tombak, belati, staff, dan … sesuatu yang mirip pedang. Ia tertarik dengan senjata paling kiri itu.
Naruto mengambil senjata yang dimaksud. Secara menyeluruh bentuk senjata itu mirip dengan pedang seperti umumnya tapi bilah pedang tersebut lebih kecil dan tipis. Terlebih lagi panjangnya tidak seperti pedang biasa.
"Hestia-sama, senjata apa ini?" tanya Naruto.
"Senjata itu bernama katana. Senjata yang mirip dengan pedang tapi memiliki ciri khas tersendiri."
"Katana, kah?" Naruto mencoba mengayuhkan katana itu dan … ia terlihat terkejut, "ringan."
"Bagaimana, apakah senjata itu cocok untukmu?" tanya Hestia.
Naruto mengangguk, "Iya. Aku tertarik dengan senjata ini. Apakah aku bisa memilikinya?"
"Tentu saja kau boleh memilikinya."
"Terima kasih, Hestia-sama. Mulai sekarang katana ini akan menjadi senjataku."
Tak lama setelah perkataan Naruto, dari pandangannya muncul bar peringatan yang mengatakan bahwa senjata dan class telah ditambahkan ke dalam statnya. Bagaimana bisa seperti itu? Karena setelah selesai melakukan ritual perjanjian, kartu yang tadi berisikan informasi stats masuk ke tubuh Naruto. Tidak lama kemudian bar-bar di pandangan Naruto mulai bermunculan.
Tentu saja Hestia dapat mengetahui setiap stats yang menjadi familianya.
Bar yang tadinya hanya menampilkan peringatan kini berubah menjadi tampilan informasi mengenai status katana yang Naruto pegang.
Shusui | Level 1
Grade S | Enhance: +0
Attack: 1.100 | Attribute: 1
Bonus Attribute: Memberikan 5% bonus damage kepada monster tipe makhluk sihir
Setelah itu, giliran stats Naruto yang muncul di pandangannya.
Uzumaki Naruto | Level 2
Familia: Hestia | Soul: 10
Class: Samurai | Rank: Bronze V
HP: 220 | MP: 35
Attack: 60 (+1.100) | Defend: 15 (+5)
Skill: - | Ultimate Skill: -
Combat Power: 1.435
"Class Samurai? Seperti apa itu, Hestia-sama?" tanya Naruto yang baru tahu jika ada class yang namanya samurai."
Hestia menggeleng, "Untuk pastinya aku tidak tahu, tapi mungkin mirip seperti class knight. Mungkin akibat senjata yang Naruto pilih berdampak pada penamaan class-mu."
"Begitukah? Memang siapa yang membuat katana ini?"
"Aku tidak tahu siapa yang membuatnya. Dulu pedang itu aku dapatkan dari pertarungan hidup matiku melawan salah satu komandan pasukan iblis 300 tahun lalu. Sebut saja itu hasil jarahanku saat perang dahulu."
"Jadi katana ini berasal dari senjata yang digunakan para iblis?"
Hestia mengangguk, "Benar. Apa Naruto tidak suka?"
"Bukan seperti itu, hanya saja aku jadi mengerti kenapa bilah pedang ini berwarna hitam dan memiliki aura gelap yang terpancar."
"Yah memang awalnya pedang itu menolak saat aku hendak menyentuhnya. Tapi aku telah melakukan ritual penyucian pada pedang itu. Jadi tenang saja."
Setelah selesai memilih senjata, mereka kemudian balik menuju lobby. Hestia dan Naruto kaget karena ada seorang wanita tua yang berdiri di depan meja resepsionis dan ia terlihat sedang kebingungan dan panik. Mereka berdua lalu menghampiri wanita tua itu.
"Baa-san, ada yang bisa aku bantu?" tanya Hestia.
Wanita itu berbalik dan memandang Hestia. Ia dengan cepat menggenggam tangan sang dewi, "Apakah benar ini adalah guild Hestia-sama?" tanya wanita itu.
Hestia mengangguk, "Memangnya ada apa?"
Wanita itu seketika berlutut dan meminta bantuan, "Tolong … tolong bantu kami untuk mengusir goblin dari desa kami, Hestia-sama."
"Quest kah?" tanya Hestia dengan mata berbinar. Tidak hanya mendapat familia pertamanya, hari ini juga ia langsung mendapatkan quest yang telah ia idaman sejak puluhan tahun lalu.
Wanita tua itu mengangguk dengan ragu, "Benar, tapi desa kami bukanlah desa kaya yang bisa membayar petualang dengan harga standar. Kumohon tolonglah kami, kami akan membayar dengan apa yang kami miliki."
Wanita tua itu terus meminta pertolongan tanpa memberi Hestia kesempatan untuk berbicara. Sang dewi baru bisa berbicara setelah wanita itu selesai dengan permohonannya.
"Berapa uang yang Baa-san punya?" tanya Hestia dengan nada lembut.
Wanita itu sedikit ragu untuk menjawab. Ia telah ditolak sebanyak 5 kali di lima guild yang berbeda karena upah quest tidak sesuai standar. Namun, kejujuran yang ia teguhkan sejak kecil membuatnya menjawab dengan jujur, "Hanya 20 Adena."
'20 Adena ya … jumlahnya tidak sampai setengah dari harga standar.' Batin Hestia. Ia lalu memandang Naruto di belakangnya untuk meminta saran. Naruto menjawab dengan mengangguk.
Setelah itu Hestia kembali memandang wanita tua yang duduk berlurut, "Baiklah, kami terima quest membasmi goblin dengan bayaran 20 Adena."
"Benarkah? Terima kasih banyak Hestia-sama."
"Sama-sama, tapi untuk menutupi sisanya kami akan mengambil sedikit dari stok makanan yang desa kalian miliki. Bagaimana?"
"Aku setuju."
"Yosh, Naruto-kun, bersiaplah untuk menjalankan quest pertamamu."
"Dengan senang hati, Hestia-sama."
Sebuah perjalanan panjang yang dimulai dari nol. Takdir berat menanti remaja pirang itu di masa depan. Apakah ia bisa mewujudkan impiannya atau malah gugur saat menggampai impian besar itu.
Entahlah … semua tergantung bagaimana ia bertindak. Dan, tindakan itu diawali dengan membasmi goblin. Monster menjijikkan berwarna hijau yang hobi menculik gadis perawan sebagai mesin penambah jumlah mereka.
Bersambung
AN: Beberapa istilah yang harus kalian tahu di fanfic ini:
Adena: Mata uang yang dipakai di dunia ini atau di fic ini.
Combat Power (CP): Merupakan akumulasi atau jumlah menyeluruh dari stats seseorang. Juga sebagai bahan acuan kuatnya seseorang.
Akhirnya! Fic yang direncanakan sejak dulu terealisasi juga! Semoga pembaca sekalian menikmati fanfic ini. Dan ya, fic ini memiliki tema zero to hero. Untuk senjata Naruto aku putuskan memakai katana Shusui dari anime One Piece. Tidak hanya merupakan pedang legendaries, katana itu juga memiliki tampilan yang gahar menurutku.
Jangan lupa review, bro!
[25/03/2019]
