Pairing IchiRuki, slight HitsuHina,

Disclaimer

Bleach © Tite Kubo

Antoinette Blue © Nana Kitade

The Rule of Love © Kurosaki Shicchi

Love is our power

But sometimes, it can become our weakness

Pernahkan kau merasa kalau cinta itu tidak melihat dari fisik, latar belakang, atau materi? Pernahkan kau merasa kalau cinta itu tidak memandang status tinggi rendahnya derajat seseorang itu? Dan sekarang, apakah ada seseorang yang menanggapi bahwa cinta itu tidak memandang apapun selain kepercayaan dan janji suci? Ada. Namun, terlintaskah di pikiran kalian kalau adakah seseorang yang menjalani cinta dengan "DUA DUNIA" yang berbeda?

The Rule of Love

Chapter 1

Fall in Love in the First Sight

Rukia's POV

Kuchiki Rukia. Itulah namaku. Sebut saja Rukia. Siapa aku? Manusia? Ya, secara fisik tubuhku seperti manusia. Namun, secara kehidupan, mungkin tidak terbilang manusia. Ya, karena aku salah satu dari makhluk yang di nama kan vampire. Mungkin aku berfikir kalau menjadi vampire sudah menjadi takdirku. Kami selalu berkeliaran malam hari. Kenapa ku katakan kami? Bukan aku saja yang menjadi vampire. Aku adalah satu dari enam vampire di Karakura. Ya, aku baru bertemu enam vampire. Dan selama hidupku, aku hanya tinggal bersama mereka. Mereka adala Hinamori Momo sahabat karibku, bersama pacarnya Hitsugaya Toushirou, Ise Nanao juga dengan pacarnya Hisagi Shuuhei, dan Grimmjow Jaggerjaques sebagai ketua kelompok kami. Yah, cuma aku yang sendiri disitu. Tak mempunyai kekasih. Aku berfikir untuk selamanya aku tak mempunyai pendamping. Namun, tafsiranku salah setelah aku bertemu orang itu….,

Normal POV

Angin berhembus dimalam hari. Angin itu bertiup sepoi-sepoi. Tampak kalau sebentar lagi akan dimulainya musim gugur. Angin itu bertiup di iringi daun kering yang terbang melambai-lambai. Dan di bawah pohon itu, seorang gadis kecil nan mungil termenung. Entah apa yang di fikirkannya.

Yume wo mita, kowai yume wo (I saw a dream, a frightening dream)

Toozakaru senaka ni kogoeta (pouring over that distancing back)

Aru hazu no sono ondo wo (I started looking once again)

Mou ichido tte sagashiteta (for the warmth that was supposed to be there)

Gadis itu menatap kota yang gelap itu dengan mata violetnya yang besar. Tatapan itu kosong. Tidak ada arti apapun dari tatapan matanya. Gadis itu tetap diam memandang kota yang kini seakan menjadi kota mati. Gelap. Apakah pemilik dari masing-masing rumah itu sudah terlelap dibuai bunga tidur? Entahlah. Gadis itu hanya terdiam sendiri.

"Sedang apa kau disini?" Tanya seorang lelaki yang mengagetkan lamunan gadis mungil itu. Gadis itu melihat ke arah lawan bicaranya. Terpesona akan mata hazel nya, gadis itu hanya memandanginya.

"Kau siapa?" Tanya lelaki itu lagi. Dia membantu gadis itu berdiri dengan cara memegang kedua bahu mungilnya. Mereka masih bertatapan.

"Watashi…., dare?" Tanya gadis itu lagi. Lelaki itu hanya menaikkan alisnya tanda tak mengerti. Gadis itu melihat lelaki itu.

"Anata..," desah gadis itu pelan

"Kurosaki Ichigo," katanya sembari tersenyum. Mata gadis itu membulat. Bisa dia lihat expresi terkejutnya.

"Kuchiki Rukia," kata gadis yang bernama Kuchiki Rukia itu. Ichigo hanya tersenyum. Rukia kembali ke posisinya semula. Duduk memandang kota mati itu.

"Apa kau sering kemari? Tidak baik wanita berjalan sendiri tengah malam begini," kata Ichigo seraya duduk di samping Rukia. Rukia hanya terdiam.

"Kenapa kau memandang kota Karakura seperti itu?" Tanya Ichigo lagi. tapi yang bersangkutan tetap diam.

"Kau sangat irit bicara ya, nona Kuchiki?" kata Ichigo kesal karena pekataannya tak sahut oleh Rukia.

"Kau, belum mengerti apa-apa tentang diriku. Jadi jangan terlalu cepat mengambil ksimpulan seperti itu," kata Rukia dingin sedingin es. Ichigo hanya tersenyum.

"Souka? Kau bukan orang sini," kata Ichigo. Rukia mengangguk.

"Entah apa yang menarikku hingga aku sampai di kota ini. Ketahuilah, Kurosaki Ichigo. Kau di lahirkan bukan untuk mengenalku," kata Rukia lalu berdiri. Ichigo mengerutkan dahinya tanda kalau dia tak mengerti.

"Sayonara, Kurosaki Ichigo." kata Rukia lalu pergi meninggalkan Ichigo. Ichigo ingin mengejarnya, namun saat di tikungan dia sudah tak melihat sosok Rukia.

"Kuharap kita bisa bertemu lagi, Rukia." Kata Ichigo lalu kembali menuju kota Karakura. Tanpa dia sadari, sosok Rukia yang melayang di atas atap sebuah rumah telah mendengar permintaan Ichigo tadi. Dia hanya menatap kosong punggung kekar Ichigo.

"Kau sangat mirip dengannya, Kurosaki Ichigo. Kenapa aku harus bertemu denganmu?" Kata Rukia lalu mengepakkan sayap hitamnya menuju suatu kastil.

Muki dashi no hitori no yoru (in the night where I am exposed)

Nigeru basho mo nanimo nakute (I couldn't find a place to escape)

Aa, itsuka tomadoi nagara (I was hesitating and once again)

Jibun wo semeteta (I blamed my self)

Rukia memasuki kastil gelap itu. Dia berjalan terus sampai akhirnya seorang wanita bersandar di dinding kastil itu sambil memainkan sarung tangannya. Pakaian yang dia kenakan serba gothic, gaun hitam yang indah di tambah lagi sepatu boot dengan hak yang cukup tinggi. Tangannya yang di tutupi sarung tangan hitam. Belakang rambut di cepol satu dengan kain yang berwarna hitam juga.

"Kau pulang juga, Rukia-chan," kata wanita itu lembut. Rukia hanya mengangguk. Wanita itu bawaannya tenang dan selalu berhias senyum di bibirnya.

"Kau mendapatkan sesuatu yang menarik di kota mati itu?" Tanya wanita itu balik. Rukia hanya mengangguk lagi. wanita itu berjalan mendekati Rukia. Langkah kakinya cukup kedengaran keras mengingat kastil yang luas itu hanya berpenghunikan enam orang.

"Apa yang terjadi?" Tanya gadis itu menatap mata Rukia. Perlahan, Rukia menghela nafas panjang lalu menatap mata coklat indah milik lawan bicaranya.

"Momo-chan, aku melihat seseorang yang sangat mirip dengan Kaien-kun," ungkap Rukia yang sukses membuat expresi Momo berubah drastis.

"Apakah dia manusia? Ketahuilah, Rukia-chan. Kau sudah melakukan dosa yang parah di masa lalu. Kau masih belum melupakan kejadian itu kan? Kau tau konsekuensi dari perbuatanmu itu, kan?" kata Momo marah.

"Dengar, Momo. Aku hanya bertemu dengan dia. Lelaki itu sangatlah mirip dngannya. Lelaki itu seakan-akan membuatku terbawa arus masa laluku. Dan aku tak bisa kendalikan itu, kau tau betapa aku sangat mencintai Kaien-kun? Walaupun sebagai konsekuensinya aku di asingkan dari keluarga Kuchiki." Kata Rukia lirih. Momo hanya menarik nafas panjang.

"Fikirkan lagi sebelum kau menemui lelaki itu, Rukia-chan," kata Momo sambil meraih tangan Rukia.

"Kau tau. Bagaimana kalau ini terjadi padamu? Bagimana kalau kau bertemu dengan lelaki yang wajahnya menyerupai Toushirou? Kau pasti juga mengambil langkah yang sama sepertiku," kata Rukia kesal. Momo hanya tersenyum.

"Dan aku harus mempertahankan cintaku padanya, kan?" lanjut Momo dengan senyumannya. Rukia tersentak kaget.

"Mo-momo-chan, kau?" Tanya Rukia kaget.

"Ya, Rukia-chan. Aku dulu juga mengalami ini. Hitsugaya-kun dulunya manusia yang kucintai. Cintalah yang menyatukan kami berdua. Walaupun hidup dalam sisi yang gelap, asalkan kami bersama, tak apalah. Sekarang giliran Rukia-chan yang harus berjuang demi cintamu," kata Momo. Rukia tak bisa menahan kebahagiaannya langsung memeluk Momo erat-erat.

"Tapi, aku tak menyangka. Rukia bisa terkena jatuh cinta pada pandangan pertama." Kata Momo tertawa kecil

"Ahaha, kau benar Momo. Sorot matanya yang indah itu, aku mencoba bersikap dingin padanya, tapi aku tak sanggup. Dan aku memutuskaan untuk meninggalkannya," kata Rukia.

"Kalian pasti bertemu lagi, cinta akan menunjukkan jalannya." Kata Momo tersenyum riang.

"Kita kembali ke kamar, hari mulai pagi." Kata Momo menggiring Rukia kembali ke tempat mereka.

Dakara soba ni ite Zutto da to itte

(So stay in my side, say you will forever)

Akuma no koe wo kakikesu made

(Until you drown out the devil's voice)

Usinawanu you ni, sotto tashikameru

(So that I won't lose you, I'll softly make sure)

Taisetsu na kioku wa ayamachi ni natte mo

(Even if important memories become mistakes)

Nee, naze ka utsukushii dake

(Somehow they still beautiful)

Suasana di kastil itu sepi dan sunyi. Kastil yang luas namun hanya berpenghunikan enam orang. Mungkin lebih. Karena masih banyak makhluk yang sebangsa dengan mereka diluar sana. Vampire yang tidak boleh memiliki pasangan hidup yang tidak sebangsa dengan mereka. Vampire yang hanya bisa keluar di kegelapan malam. Matahari adalah musuh utama mereka. Cinta yang kedengarannya mustahil untuk mereka. Tapi siapa sangka? Akan ada suatu hubungan yang terjalan secara illegal. Perbedaan dua dunia yang memberatkan beban mereka. Peraturan cinta yang sulit namun unik.

~~~~Tsuzuku~~~~