Poetry and Friendship

T

Naruto punya Masashi Kishimoto

Karya ini punya Mihashi Takaya

Sequel dari Berbalas Puisi

Tanpa dialog, puisi gaje, sad, pendek dan temukan sendiri yang lainnya di dalam

Present

V

V

V

Terima Kasih yang Tak Tersampaikan

Indahnya kenangan tak mungkin terlupa

Musim warna takkan hilang citranya

Malam yang dingin akan kembali mengisi

Masa yang berganti merambat pasti

Terukir kenangan yang diinginkan meskipun seringkali tidak

Tetapi takdir takkan dapat terbantahkan

Kutilik lagi koran ditanganku

Kuseruput hangatnya teh dalam cangkirku

Ada keraguan kudapati menyelubungi hatiku

Ada getar-getar takut kutemukan di sana

Mungkinkah? Benarkah?

Aku tak percaya

Dan takkan mudah percaya

Mengapa begitu tragis berita yang kubaca pagi ini?

Dan terlebih lagi kutahu ada hubungannya denganmu

Memang tak ada namamu tertera

Hanya sebatas wacana

Tiba-tiba, ada yakin singgah ke kalbuku

Dari apa yang kutemukan dalam kalimatnya

Tak ada satu orang pun yang diberi kehidupan kedua

Dalam kecelakaan kereta sore kemarin

Di mana kau menjadi bagiannya

Hatiku tergetar dengan darah yang berdesir

Hebat! Dasyat!

Seperti orang jatuh cinta

Tapi, bukan!

Ini ujian

Ini takdir

Bukan nasib!

Sekali lagi bukan!

Walau air mata menuruni wajah kecoklatanku

Walau tangisanku tak terdengar parau

Aku tahu... Aku tahu!

Aku tahu aku sedih

Aku tahu kau takkan kembali... Mereka juga!

Dan yang lebih menyakitkan, aku tahu kau tak ingin melihat aku begini

Lalu, teringat kembali waktu itu

Saat pertama kita bertemu

Di bawah pohon beringin yang kau benci itu

Pohon yang mengungkit masa lalumu bersama keluargamu

Tatapanmu tidak menyukaiku saat itu

Dan kau bilang padaku seperti itu

Kau menganggapku pengganggu dalam hidupmu

Dan entah mengapa, hubungan kita semakin mendekat karena rasa itu

Rasa benci yang melebur—menyatu dengan kasih sayang

Dalam naungan payung persahabatan

Bendera permusuhan yang telah dua tahun berkibar

Di bawah hujan menggelepai pasrah, tersuruk di tanah

Bercampur bersama lumpur dan basah

Lalu, beberapa hari setelah gelap lengser dari takhtanya

Kita bertemu untuk membicarakan lembaran asa selanjutnya

Di tempat kita dapat merefleksikan mimpi-mimpi

Namun, bila kuingat semua itu kini

Bagai mimpi di siang bolong yang terus meneriakiku 'tuk berhenti

Bagai kereta kuda yang terlepas rodanya, dan aku terjatuh dari dalamnya

Dan semua itu tidak mungkin terjadi, tidak mungkin terulang lagi, kembali ke awal lagi

Roda-roda itu bagaikan nyawa kita, sekali terlepas takkan bisa bersatu kembali

Hanya kita yang bisa menyatukan roda-roda itu, hanya Dia yang bisa mengembalikan kehidupan kita dulu

Dan kusadari, itu tak mungkin terjadi

Masa-masa itu telah kita lalui

Aku tahu, bagimu…

Ini memang kegiatan yang bodoh dan membuang-buang waktu saja

Tapi, aku… aku ingin bersama denganmu lagi

Dan ucapkan terima kasih yang tak tersampaikan ini

Sekali lagi, walau itu hanya di dalam memori ini