GILA Kulkas aka Juli Alio

Naruto © Masashi Kishimoto

AU, OOC, Typo(s), etc

Happy Reading

Lets Go~

.

.

Hinata menggeram. Menjambak rambut keunguannya dengan frustasi. Pelupuk matanya telah penuh dengan liquid yang siap tumpah ruah.

Stress.

Ya, Hinata sangat stress.

Tugas gila dari guru gila yang membuatnya hampir gila sampai Hinata dicap sebagai siswi tergila oleh teman-temannya yang sebenarnya lebih gila. Bukan tanpa sebab Hinata berubah kurang sehat ketika berhadapan dengan guru tersebut. Bahkan dikelas pun, Hinata tidak segan untuk mengeluarkan aura permusuhan pada sang guru.

Cukup rumit dan semakin sulit sampai perut terlilit.

Hinata menggebrak meja sebagai pelampiasan rasa stress.

"Kalau tidak bisa kan tinggal bilang," nada penuh ejekan keluar dari mulut sang guru.

"Bisa tidak Sensei pergi dari hadapanku?"

Ya, Hinata memang sedang mengusir guru yang duduk di depan mejanya itu. Kehadiran guru itu semakin membuat rasa gila Hinata hampir memuncak.

"Kau cukup berani untuk mengusirku, Hyuuga."

"Dan kau memang kurang waras dengan memberiku pelajaran tambahan yang seharusnya diselesaikan anak kuliahan."

Guru itu tersenyum. Jenis senyuman yang membuat Hinata ingin menampar dengan buku.

"Kau kan pintar."

Ejekan yang sudah basi dan tidak perlu dihangatkan lagi.

Hinata memejamkan kedua bolanya sembari mengatur napas yang sedari tadi memburu.

"Aku pintar karena Sabaku Gaara yang mengajari."

"Tutup mulutmu Hyuuga."

"Itu kenyataan, Sen-"

Hinata membelalak. Mata yang sedari pagi terus mengawasinya kini berada sangat dekat dengan kedua bola matanya. Bibir Hinata merasakan benda kenyal yang menempel dibibirnya.

Guru sialan ini menciumnya.

"Jangan lagi mengucapkan nama itu." ucap sang guru setelah melepaskan ciumannya.

Kelopak hitam tanpa cela sang guru memerangkap netra Hinata.

Guru sialan ini.

"Kenapa? Hm."

"Jangan membuatku lepas kendali lagi malam ini, Hinata."

"Tentu kau tidak akan berani."

Hinata bersidekap. Menabur minyak pada api yang sedang membara. Sangat sangat menyenangkan. Hinata memajukan sedikit wajahnya ke hadapan guru bemata kelam itu.

"Haruskah aku memakai pakaian seksi malam ini, Sa-su-ke-kun?"

Kenapa nada suaranya harus menjengkelkan dan sedikit mengoda seperti itu. Sumpah. Sasuke tidak tahan lagi dengan wajah imut, polos dan mengesalkan didepannya.

"Akan kubelikan."

"WHAT?"

Sasuke mencuri satu ciuaman dan berlalu meninggalkan Hinata didalam kelas sendirian.

.

.

Sungguh pemandangan yang mengerikan. Sumpah. Lebih baik Hinata pindah dari kamar ini secepatnya. Sasuke memang sudah tidak waras. Otaknya terlalu banyak mengonsumsi tomat yang seharusnya menyehatkan bagi tubuh.

Hinata mengeluarkan satu hanger pakaian dari dalam lemari. Pakaian ini sebenarnya kurang layak disebut pakaian. Dilihat darimana saja pakaian ini tidak menutupi bagian-bagian yang harus ditutupi. Apa-apaan celana dalam kecil dengan tali ini. Lalu atasannya ini sangat terbuka dibagian punggung. Dan sialnya, semua pakaian yang ada di dalam lemari itu semuanya hampir sama.

Lalu dimana pakaian-pakaian Hinata sekarang?

.

.

Fin (untuk sementara)


A/N :

Yo~ lama tak jumpa. Apa kabar dengan kapal yang satu ini? Masih ada yang kangen atau tidak? Bukan sama saya, tapi sama kapal SasuHina ini. Udah lama banget yak saya gak pernah apdet fanfic lagi. Saya sibuk mencari jodoh yang belum ketemu-ketemu eh...

Ada yang mau cerita ini berlanjut? Kalo ada silakan inbox saya mau seperti apa cerita ini berlanjut. Saya serius lho, beneran gak bercanda~

Karena udah lama gak nulis fanfic, saya jadi sedikit kikuk saat mau nulis lagi. Fanfic ini pun udah mengendap setengah tahun lebih dihape. Sekalian saya mau menantang diri sendiri.

Regards

Kulkas aka Juli Alio