Untuk OC ( Akira Shirozaki ) untuk referensi Author menggunakan Julchen Beilschmidt dari Nyo!Hetalia milik Hidekaz Himaruya karena author jatuhcinta padanyaaa *lebay*. Bisa dilihat di cover ~


Kuroko no Basuke belong to Tadatoshi Fujimaki

Di Fic ini Kiseki no Sedai + Yoshitaka Moriyama berada di Sekolah yang sama ~

Maafkan jika banyak bahasa yang kaku, lalu alur monoton , dll

at least

enjoy minna ~


Tak banyak yang mengetahui gadis itu , Semua orang dikelasnya tidak berbicara padanya, mereka tidak ingin mendekati atau mencoba berbicara dengannya, mereka selalu berkata kalau gadis itu menakutkan, tak ada seorangpun yang berani menatap matanya. Akira Shirozaki namanya, entah siapa yang memulainya tapi beberapa orang berkata ia adalah 'bad girl', bahkan dijuluki dengan nama 'Kitsune -siluman Rubah-'.


Hari itu seperti biasa Kagami bermain basket sepulang sekolah, semua orang sudah pulang, hanya tinggal ia sendiri , ia terlalu asyik berlatih teknik barunya bahkan ia tidak sadar kalau hari sudah gelap. Ia beristirahat sejenak dan melirik layar ponselnya.

19.45

Sial

Pandangannya menyapu seisi Gymnasium, namun ia tak menemukan apa yang ia cari; tas nya. Tidak biasanya ia meninggalkan tas nya di kelas.

Terpaksa ia harus kembali ke ruangan kelasnya yang berada di lantai 2,ia berjalan di lorong yang terasa 100 kali lebih panjang dari biasanya, satu satunya sumber cahaya hanya berasal dari cahaya bulan purnama yang menembus kaca. Kagami tidak takut kegelapan, hanya saja si Harimau berotot itu takut hantu. Apalagi setelah ia mendengar berbagai cerita aneh -apalagi mengenai sekolahnya- dari senpai-senpainya -terutama Izuki Senpai-.

Dengan ponsel di tangan kiri dan bola basket di tangan kanannya,satu persatu anak tangga ia langkahi, setiap langkah yang ia ambil menimbulkan gema yang membuat suasananya cukup 'horror', tak ada suara apapun lagi kecuali suara langkah kakinya. Setelah beberapa menit yang terasa beberapa abad, akhirnya ia mendapatkan tasnya kembali, dengan tenangnya ia keluar kelas.

Tap Tap Tap Tap

Setiap langkahnya menimbulkan gema. Semakin lama suara gema itu dingin malam hari menggelitik lehernya, memaksanya menelan ludahnya sendiri, Kagami mulai meneteskan keringat dingin, jantungnya berdetak dengan sangat cepat, ia mempercepat langkahnya, lalu ia berhenti di depan tangga untuk memastikannya. Matanya menangkap sesosok mahluk berambut putih panjang yang berantakan berjalan ke arahnya, dengan refleks Kagami meleparkan Bola Basket yang berada di tangan Kanannya dengan kekuatan penuh.

BUUGGH BLUG

Suara yang cukup keras terdengar, menandakan lemparannya benar-benar keras, diikuti dengan suara sesuatu yang cukup berat jatuh ke lantai. Bola itu memantul beberapa kali sebelum akhirnya berhenti di depan pintu kelas.

"ittte" Mahluk berambut putih itu terlihat mengusap-usap kepalanya, setelah beberapa saat ia memungut bola dan berjalan mendekati Kagami. Kagami memerhatikannya, ia hanyalah seorang gadis dengan rambut yang sedikit berantakan, tingginya sama dengan Kuroko. Masih dengan mengusap-usap kepalanya. Ia menyerahkan bola menggunakan tangan Kanannya.

"anata.. baka desu ka ?"

"Ah.. maafkan aku.. aku kira kau-"

"Hantu ?" Gadis itu menghela napas panjang.

"Siapa namamu ?"

"eh ? Taiga Kagami.." Meskipun jarak mereka dekat, ia masih belum melihat wajahnya dengan jelas, ia tidak dapat melihat matanya karena tertutup poni. Gadis itu mulai menuruni tangga, di tangga ke 4 ia berhenti dan menoleh ke arah kagami.

"Kagami ya .. apa semua orang dikeluargamu sepertimu ? jika ia, aku harap kalian mengubah nama menjadi Bakagami, itu akan lebih cocok" Gadis itu memasang mischievous smile di wajahnya. Sebuah pertigaan urat muncul di pelipis Kagami.

"APA ! aku kan sudah minta-" Ia tidak dapat melanjutkan kata-katanya, ia terpaku dengan sosok yang ada di hadapannya, Gadis itu mengusap-usap poninya, secara tidak sengaja poni yang menutupi matanya tersingkirkan, meskipun sekilas Kagami menatap mata gadis itu dengan takjub , iris mata bagian atasnya berwarna Pink-kebiruan, sementara iris mata bagian bawahnya benar-benar berwarna biru.

apa...itu

"oi Bakagami " Gadis itu melambai-lambaikan tangannya, lalu Kagami tersadar.

"belum pernah melihat orang dengan Sectoral-Heterochromia sebelumnya ? heh kau benar-benar baka !" gadis itu mengatakannya sambil menyeringai.

"Apa maksudmu ! Heh ! aku kan sudah minta maaf!"

Gadis itu tidak menghiraukan apa yang Kagami katakan, ia melanjutkan langkahnya sambil menutupi mulutnya , ia menguap.

"HEY ! DENGARKAN JIKA ADA ORANG YANG BERBICARA PADAMU !"

Gadis itu menghilang di balik kegelapan.

"Aku bukan hantu, aku adalah 'Kitsune'" meskipun samar, Kagami masih dapat mendengarnya, gadis itu mengatakannya dengan nada yang datar.

Suaranya menggema di keheningan lorong, dan perlahan menghilang.


RIIIIINNGGG

Bel tanda istirahat pun berbunyi, tapi Kagami tidak peduli, lagipula sejak pagi ini ia tidak dapat berhenti memikirkan hal yang terjadi kemarin. Ia tidak yakin apakah ia benar-benar bertemu gadis itu. ia tidak mengetahui namanya sama sekali. Yang ia tahu hanya 'kitsune' dan ia masih tidak mengerti apa maksudnya.

"Kagami" Kuroko menyentuh pundak Kagami dengan kedatangannya yang 'tiba-tiba'

"UWAH ! ada apa Kuroko ?" Kagami setengah melompat dari tempat duduknya, ia benar-benar terkejut.

"Ayo pergi ke kantin"

Mereka pun berjalan berdampingan , tapi Kagami tidak mengatakan apapun , ia masih sibuk dengan pikirannya.

"..gami..."

"Kagami.."

"ah iya ?"

"Ada apa ?"

"eh ?"

"Tidak biasanya kau seperti ini" Kuroko memandangnya dengan tatapan yang sedikit khawatir.

Kagami menghela napasnya.

"Ada satu hal yang tidak bisa berhenti kupikirkan"

"Apa ?"

"Apa kau tahu apa itu 'Kitsune' ?"

"Hee Kitsune-ssu ? sesorang dikelasku dipanggil seperti itu-ssu!" Tiba-tiba saja seorang lelaki berambut blonde muncul entah darimana dan bergabung dengan mereka.

"benarkah ?" Kuroko bertanya dengan poker face-nya.

Kise mengangguk.

"tapi aku tidak tahu kenapa orang-orang memanggilnya Kitsune-ssu, kurasa ia bukan orang yang jahat-ssu, nilanya selalu sempurna di mata perlajaran apapun seperti Akashicchi, dia juga pernah membantuku dalam matematika-ssu, meskipun aku canggung di dekatnya-ssu"

"eh benarkah ? apakah ia menderita heterochromia ?"

Kise menatap Kagami dengan heran , ia memiringkan kepalanya. Lalu sebuah senyuman menggoda tersirat di wajahnya. Kise merangkul pundak kagami dan mulai mem poke-poke pipi Kagami.

"Eh ? kenapa kagamicchi ? apa kau tertarik padanya-ssu ? ~"

Kagami memberikan Kise pukulan hangat di kepalanya.

"Itte Kagamicchi ! aku kan cuma bercanda-ssu" Kise mengelus-elus kepalanya yang masih mengepul.

"Kalo soal matanya... aku belum pernah melihatnya-ssu !" Ucap Kise dengan riang.

"apa maksudmu ?"

"geez ,Poninya terlalu panjang, sampai menutupi matanya-ssu!" Kise menggembungkan pipinya seperti anak kecil.

"ah itu dia-ssu !" Kise menunjuk ke arah jendela. Kise dan Kagami pun berhenti di depan jendela.

Kagami melihat melalui jendela, disana, di bawah pohon sesorang yang tidak asing baginya sedang bersandar, rambutnya masih -sedikit- berantakan ia memegang sebuah buku di tangan kirinya, seekor burung hinggap di kepalanya, tapi gadis itu tidak mempedulikannya, ia tetap membaca bukunya dengan tenang, sesekali ia menggigit roti yang berada di tangan kanannya.

"Apa yang kalian lihat ?"

"e-eh ?" Kise dan Kagami terkejut.

Gadis itu menutup bukunya lalu mengarahkan wajahnya ke arah jendela.

"e-eh a-ano .. itu tidak seperti yang kau kira-ssu ! Maaf-ssu!" Kise menjadi gugup, lalu ia membungkukkan badannya.

"heh ! untuk apa minta maaf"

"oh, bukankah itu bakagami-san ?" nadanya setengah mengejek.

"APA KATAMU !" muncul pertigaan urat di pelipisnya. Ia membuka jendela yang berada di hadapannya dan bersiap melompat, tapi Kise menahannya dengan menjepit lengan Kagami. Kagami masih saja meronta.

"pffftt" Gadis itu terlihat menutupi mulutnya. Badannya terlihat gemetar, ia menahan tawanya.

"are .. Kagamicchi, dimana Kurokocchi ?"

"eh ?" Kagami tersadar Kuroko tidak berada di sana lagi.

"ini semua salahm-" Kagami memalingkan wajahnya ke arah gadis itu berada, tapi tak ada siapapun disana. Perlahan semilir angin menyapu wajah Kagami.

"ayo kita cari Kurokocchi saja-ssu !"


Minna ... mohon maklum jika ceritanya aneh -_-

mind to review ? ^^

kritik saran diterima ~