Daedalus
Lebih dari 10 abad yang lalu
Saat dirinya diakui sebagai putra Athena
...
Sebagai demigod yang belum diakui, hidup adalah sesuatu yang susah diperjuangkan.
Sebenarnya, baik yang diakui atau tidak, demigod adalah sesuatu yang patut dijauhkan dari kehidupan orang yang ingin hidup normal.
Begitu pula pria muda yang cerdas ini.
Ia terduduk di tempat tidurnya dan bersandar pada tembok yang dingin. belum lama ini, seekor monster mengejar dan menyerangnya dengan ekor berpaku. Monster itu membuatnya kewalahan. Apalagi, senjata yang ia gunakan tidak sebanding dengan senjata yang dia gunakan.
Pilihanmu adalah berjuang atau lari.
Berjuang atau lenyap.
Lari atau tidur.
Pesan bersuara wanita yang dirinya dengarkan itu agak sulit dimengerti. Tapi, ia mengambil pilihan kedua. Berkat pilihan yang diambilnya, sekarang ia terduduk lemas di tempat tidurnya.
"Andai aku mengotot mengalahkan mosnter itu, mungkin, segala dari diriku lenyap. Raga, jiwa, dan identitas."
Dikata terakhir, pria muda itu terdiam dan mengatupkan mulutnya dengan keras.
Oh ... identitas, ya? pikirnya sengsara. Nama; si pirang aneh yang kabur. Ayah; pria aneh yang membenciku. Ibu; seorang wanita yang akan selalu membimbingku. Tunggu sebentar. Apa iya, kalau aku memiliki Ibu ia tidak akan membiarkanku kabur seperti ini?Ah, andai saja suara bijaksana yang menolongku tadi adalah Ibuku.
Tiba-tiba, datanglah seekor burung hantu. Bulunya yang berpendar keperakan dengan mata obsidian tajam membuat mata Daedalus menyipit.
"Burung apa itu? Mana ada burung hantu dengan bulu bagai perak dan mata yang amat bijaksana."
BYAR! Burung hantu itu menguarkan cahaya yang amat menyilaukan. Seluruh ruangan dipenuhi oleh cahaya keperakan yang membuat pria itu harus mengangkat lengannya untuk menghalau cahaya itu.
Tak berapa lama, cahaya itu hilang. Begitu pula dengan si burung hantu yang kini tergeletak di jendela. Tetapi, burung hantu itu sudah berubah wujud menjadi liontin obsidian.
"Hah? Mana mungkin seekor makhluk yang jelas-jelas terbuat dari daging dan darah menjadi sebuah batu dingin?" pria itu mengambil liontin tersebut dan ... berbagai hologram membungkus dirinya.
Burung hantu yang amat gagah. Pohon Zaitun yang sangat subur. Baju zirah yang berpendar. Laba-laba yang menguar aura permusuhan. Aegis yang tampak menyeramkan. Semuanya berputar mengelilingi pria muda itu dan pecah menjadi satu diatas kepalanya.
"Strategi yang amat menawan. Kebijaksanaan yang amat indah. Dan perang yang selalu dimenagkan dengan Aegis." Bisik sebuah suara. "Sambutlah putra dari Athena sang Perawan. Daedalus yang dianugerahi kecerdasaan yang ranum."
Hai, hai. ^_^ Ini fanfict Percy Jackson saya yang pertama. Agak aneh ya, terutama pada diksinya.
Btw, aku ini pindahan dari yastipunyabuku yang super alay wkwk~
Hope you enjoy read it and leave the reviews :)
