Summary : Terjebak di tubuh yang berbeda membuat mereka mau tidak mau harus menjalani kehidupan seperti biasanya... 'Dokter aneh berkacamata itu bilang aku amnesia ? Sejak kapan aku amnesia ? Jelas-jelas aku masih ingat siapa diriku,'/"Siapa Haruto ? Namaku Uzumaki Naruto bukan Haruto," WARNING ! OOC, OC, Yaoi, typos, dll.

.

.

.


.

.

.

"Sakuraaaaa !"

Teriakan menggelegar seorang pemuda dengan tato segitiga di pipinya membuat seluruh penghuni toko kue yang dimiliki oleh seorang gadis cantik keturunan cina dengan kedua cepol di kepalanya itu menoleh, begitu juga dengan gadis bersurai pink panjang yang sedang duduk menikmati Machiattonya,

"Kecilkan suaramu, Kiba ! Kau mengganggu ketenangan tamu lain !" hardik Sakura,

"Ada apa, Kiba ?" Tenten datang menghampiri meja Sakura sambil membawa air mineral dan memberikannya pada Kiba yang kondisinya sudah seperti orang kemalingan, "Pelan-pelan minumnya," ucap Tenten kalem,

"Hosh... Hosh... Hosh... Ga-gawat !" Kiba meminum segelas air yang diberikan oleh Tenten dengan sekali teguk, "Naruto... Naruto kecelakaan ! Di-dia amnesia !"

.

.

.

.

.

"Sasuke, mau ke mana ?" seorang pemuda berwajah tampan dengan mata lavender dan rambut coklatnya yang terurai panjang bak bintang iklan shampoo bertanya pada sahabat karibnya yang tiba-tiba saja berdiri setelah menerima telpon dari seseorang,

"Rumah sakit," jawab Sasuke acuh sambil memasukkan buku-buku ke dalam tasnya, "Si dobe itu kecelakaan," tambahnya,

"A-apa !? Bagaimana bisa ?" tanya Neji seraya ikut memasukkan buku-buku dalam tasnya, "Aku juga ikut !"

.

.

.

Author: Runriran

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Genre: ? Friendship ? Romance ?

Language: Indonesian

Rated: M (Mungkin?)

.

.

Blue Sapphire

.

.

.:SasuNaru:.

Warnings : AU, OOC, OC, Typos, Gajeness, Yaoi, slight Straight

Don't Like ? Don't Read !

.

.

.

"Ini rumahmu, sayang," ucap seorang wanita cantik bersurai merah dengan mata hijau zambrud, Kushina,

Seorang pemuda bersurai pirang dengan gaya rambut a la duren, kulit tan yang eksotis serta bola mata berwarna Blue Sapphire mengarahkan pandangannya ke seluruh ruangan, 'Rumah yang sederhana,' batinnya,

"Naruto, kamarmu ada di lantai atas di sebelah kiri. Istirahat lah dulu, kau kan baru saja keluar dari rumah sakit," nasihat Kushina pada anaknya,

Naruto melihat sebuah figura photo, figura dengan berbagai ukiran kayu yang cantik dipingirnya, "Siapa dia ?" tanya Naruto seraya menunjuk seorang pemuda bersurai merah panjang dengan gaya rambut pony tail dalam figura tersebut,

"Dia kakakmu, Naruto. Namanya Kyuubi, tapi sekarang dia sedang berada di Amerika untuk menghadiri seminar Sains," jelas Kushina pada anaknya,

Naruto mengangguk, "Kalau begitu aku akan istirahat dulu, Kaa-san," ucap Naruto seraya berjalan menuju lantai atas,

Naruto ? POV's

Aku melangkahkan kakiku menuju lantai atas, pintu sebelah kiri kah ? Pintu dengan gambar jeruk yang ada didepannya ? Jeruk ? Seleranya aneh juga, masa menandai kamar dengan gambar buah ?

Sebelum aku memasuki kamar itu mataku menangkap sesuatu. Kamar didepan kamarku ini ? Pemilik kamar ini lebih aneh lagi, menandai kamar dengan gambar kitsune, rubah ekor sembilan ? Apa ini kamar orang yang bernama Kyuubi itu ? Mungkin saja, habis cocok sekali dengan namanya sih,

Aku berbalik menuju kamar dengan gambar jeruk di depannya itu, aku membuka pintu dan masuk ke dalam kamar itu, mataku mengamati tiap-tiap sudut kamar. Yang tinggal di kamar ini pasti penggila orange, karena hampir seluruh barang yang ada di kamar ini berwarna orange. Aku menghempaskan tubuhku ke ranjang. Mengingat-ingat apa yang terjadi.

Waktu itu aku sedang menuju kampus dengan Lotus Evora kuning kesayanganku pada saat aku melihat ada seekor kucing hitam yang sedang menyebrang jalan, waktu itu aku sudah menginjak rem namun mobilku tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Lalu, aku membanting stir ke kiri dan aku tidak ingat lagi apa yang terjadi setelah itu.

Pada saat aku sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Tapi anehnya adalah rumah sakit itu tidak berada di Tokyo melainkan Fukuoka. Sejak kapan orang yang tinggal di Tokyo di masukkan ke rumah sakit di sebuah desa terpencil, dan lagi dokter aneh berkacamata itu bilang aku amnesia ? Sejak kapan aku amnesia ? Jelas-jelas aku masih ingat siapa diriku. Dokter aneh itu juga mengatakan sesuatu yang sama anehnya, 'Ikutilah roda takdir, karena takdir itulah yang akan menuntunmu pada kebenaran,'

Dia dokter apa peramal sih ? Ngoceh tidak jelas tentang takdir. Ikuti takdir ? Apa aku harus tetap berada di sini ? Menjadi seorang anak yang sama sekali belum pernah kukenal ataupun kutemui ? Uzumaki Naruto... Aneh sekali, apa ini memang kebetulan ? Anak bernama Naruto itu, entah kenapa wajahnya sangat mirip dengan wajahku. Tapi, kulitku tidak tan dan aku tidak punya tanda lahir yang mirip kumis kucing ini, rambutku juga tidak sependek ini.

Aneh, semuanya aneh. Apa anak yang bernama Naruto itu sekarang juga sedang sama bingungnya denganku ? Berada di tempat yang asing, dengan orang-orang yang asing juga tubuh yang asing ? Kepalaku pusing memikirkan hal-hal aneh ini, lebih baik aku tidur...

.

.

.

.

Kepalaku sakit... Aku membuka mataku perlahan, silau. Cahaya lampu yang terlalu terang itu membuatku sulit untuk membuka mata. Aku memiringkan kepalaku, berusaha membiasakan mataku dengan cahaya di ruangan ini. Aku mencium bau obat-obatan, mungkin ini rumah sakit. Tapi, untuk ukuran rumah sakit ini terlalu mewah ? Ada tv flat yang tertempel di dinding ? Ruang tamu ? Kulkas ? Tempat ini bahkan lebih luas dari rumahku !?

"Ng..." suara apa itu ? Ah ! Lebih tepatnya suara siapa ? Kaa-san kah ? Aku menolehkan kepalaku ke samping kanan, mendapati seorang gadis kecil sedang tertidur. Apa ia yang menjagaku ? Tapi aneh sekali, masa anak kecil menjaga pasien, rumah sakit ini benar-benar tidak bertanggung jawab, "Ng, Nii-san ?" anak itu mendongakkan kepalanya melihatku, ternyata ia sudah bangun, ia lalu berdiri dan menekan sebuah tombol yang ada didekat tempat tidurku, "Sebentar lagi dokter datang, Nii-san tidak apa-apa ?" tanya gadis kecil itu padaku. Aku memperhatikannya, gadis kecil itu memiliki rambut kuning pucat panjang dengan bola mata berwarna abu-abu,

"Kau siapa ?" tanyaku. Tiba-tiba gadis itu sontak berdiri dan menatapku dengan wajah shock,

"Shion," seorang wanita muda bersurai hitam pendek yang mengenakan jas putih khas dokter menepuk bahu gadis kecil itu pelan, "Lebih baik Shion keluar dulu," ucap wanita itu kalem,

Gadis kecil yang kutau bernama Shion itu mengangguk lalu berjalan ke luar kamar. Wanita muda bersurai hitam itu menatapku, "Bagaimana keadaanmu, Haruto-kun ?" tanyanya,

Aku menaikkan alisku menatapnya heran, "Siapa Haruto ?" tanyaku, "Namaku Uzumaki Naruto bukan Haruto," jelasku,

Wanita itu menghela nafas, ia mengambil sebuah cermin kecil dari saku jas dokternya dan menyerahkannya padaku, "Lihatlah," perintahnya,

Aku mengambil cermin itu, tanganku bergetar melihat sosok yang terpantul dalam cermin. Ini bukan aku !? Kulitku tidak putih dan tidak ada tanda lahir di pipiku !? "Siapa dia !?" tanyaku seraya menatap horror wajah yang terpantul di cermin yang sama miripnya dengan wajah asliku,

"Namanya Namikaze Haruto," jawab wanita itu, "Ah, maaf aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku Shizune, aku dokter di sini." jelasnya,

"Aa, maaf, tapi Shizune-san aku tidak mengerti apa yang terjadi di sini,"

"Sebenarnya aku juga tidak mengerti apa yang terjadi." ucapnya, "Ini fenomena pertama yang pernah kutemui," aku tidak mengerti apa maksud wanita di depanku ini,

"Aku masih tidak mengerti," tambahku,

"Pemilik rumah sakit ini adalah nenek dari Namikaze Haruto-kun, sebentar lagi beliau akan datang. Dialah yang akan menjelaskannya," aku mengangguk,

"Lalu, siapa gadis kecil bernama Shion itu ?" tanyaku melanjutkan pembicaraan,

"Oh, dia adik Haruto-kun." jawab Shizune-san,

CKLEK

Pintu kamar itu terbuka, seorang wanita dewasa berwajah cantik dengan rambut kuning pucat panjangnya yang diikat dua juga... big boobs... Siapa dia ?

"Tsunade-sama !" Shizune-san membungkukkan badanya seraya menyapa wanita itu.

Wanita itu hanya mengangguk, ia memperhatikanku, "Siapa ?" tanyaku bingung,

"Ini Tsunade-sama, pemilik rumah sakit ini juga nenek dari Haruto-kun," What the Hell !? Nenek !? Wanita ini jelas-jelas tidak kelihatan seperti nenek-nenek !?

"Kenapa ? Kau tidak percaya, bocah ?" aku menggelengkan kepalaku, benar-benar tidak mengerti, "Shizune, kau sudah mendapat kabar dari Kabuto ?"

"Hai, Tsunade-sama," Kabuto ? Jangan-jangan...?

"A-ano, Kabuto-san itu jangan-jangan... Yakushi-san ?" tanyaku yang dijawab dengan anggukan Shizune-san, "Ja-jangan-jangan..."

"Ya, jiwa yang berada di dalam tubuh Uzumaki Naruto di Fukuoka sekarang adalah jiwa Namikaze Haruto-kun. Kami mengetahui hal ini juga karena Kabuto," aku hanya bisa menganga, shock. Bagaimana bisa jiwa kami tertukar ? Lalu, bagaimana cara kami kembali ? Tidak mungkin aku harus tetap berada di tubuh yang sama sekali asing bagiku ini selamanya, kan?,

"Aku ingin kau bekerja sama untuk saat ini," aku mendongakkan kepalaku menatap wanita bernama Tsunade itu, "Selama kami mencari cara untuk mengembalikan jiwa kalian aku ingin kau dan juga anak bodoh itu merahasiakan hal ini dan tetap menjalani kehidupan kalian dengan tubuh itu,"

"Mana mungkin !? Aku dan dia jelas-jelas orang yang berbeda, orang-orang pasti akan curiga !" tolakku kasar, yang benar saja ?!

"Tidak akan curiga, Naruto-kun. Kami sudah menyiapkan alasan yang tidak akan menimbulkan kecurigaan," aku menatap Shizune-san bingung, maksudnya apa ?

"Amnesia. Itu alasan paling tepat untuk menggambarkan situasi saat ini," aku menundukkan kepalaku, mencoba berfikir sejenak. Aku tidak punya pilihan lain, memang...

Aku pun mengangguk menyetujui rencana dari nenek Haruto, "Tapi, Namikaze-san,"

"Jangan memanggilku dengan sebutan itu, akan terdengar aneh," ucapnya,

"Kalau begitu Baa-san ? Tidak apa-apa ?" tanyaku yang dijawab dengan anggukan kecil,

Tsunade Baa-san berbalik menuju pintu keluar, "Ah, di depan ada Uchiha, Hyuga dan Nara," infonya,

Aku menoleh menatap Shizune-san, "Siapa mereka ?" tanyaku,

"Sahabat-sahabat Haruto-kun di Universitas. Kalau tidak salah Haruto-kun mengambil jurusan Manajemen Bisnis di Universitas," hmm, bisnis ya ? Jurusan yang membosankan, seperti Sai, "Oh, ya, Naruto-kun. Bersikaplah seperti biasa, aku yakin lambat laun kau pasti bisa akrab dengan mereka seperti Haruto-kun juga." aku menggumankan kata 'ya', "Ah, hampir saja lupa !" Shizune-san berbalik menatap diriku sebelum keluar, "Kau harus hati-hati pada ibu Haruto-kun, aku dan Tsunade-sama curiga bahwa dia adalah dalang di balik kecelakaan yang menimpa Haruto-kun," tambahnya lalu ia pun melangkahkan kakinya keluar ruangan,

Ibu Haruto ingin membunuhnya ? Ma-masa iya ? Mana ada ibu kandung yang mau membunuh anaknya sendiri ! Tidak mungkin ! Ya kan...?

"Haru-nii !" Shion masuk diiringi oleh 3 orang pemuda yang aku duga adalah sahabat Haruto.

Pemuda yang berada paling dekat dengan Shion memiliki rambut berwarna raven dengan style a la pantat ayam juga mata berwarna onyx serta kulit seputih susu, ia menatapku dengan tatapan yang datar ? Selanjutnya adalah pemuda dengan mata lavender tanpa pupilnya dengan rambut coklat panjang dan yang terakhir adalah pemuda dengan rambut style a la nanas dengan mata kuacinya yang terlihat bosan dan... Ngantuk ?

"Haru-nii ! Jangan mengacuhkanku !?" ah, dia ngambek,

"Iya, Shion ?" aku memaksakan diri tersenyum pada Shion dan membuatnya mengerutkan dahi,

"Haru-nii, benar-benar lupa pada Shion ?" dia bertanya dengan wajah khawatir padaku,

Aku tersenyum, lagi, "Maaf ya, Shion," Shion tertunduk lesu mendengar jawabanku,

"Apa yang terjadi ?" pemuda bersurai coklat panjang itu menghampiriku, "Ah, aku lupa. Namaku Hyuga Neji, dia Uchiha Sasuke," Neji menunjuk pemuda berambut raven pantat ayam di sebelahnya, "Dan dia Nara Shikamaru," pemuda berambut nanas itu mengangkat tangannya lalu menguap, "Jadi ?"

"Ah, kata Shizune-san rem mobilku blong," ucapku,

Pemuda berambut raven yang bernama Sasuke itu mengepalkan tangannya mendengar penyebab kecelakaan Haruto, ?

"Shion-chan, mau menemaniku membeli snack dan minuman ?" tanya pemuda bermarga Nara itu pada Shion, Shion mengangguk dan mereka pun pergi meninggalkanku dengan Neji dan Sasuke,

"Kenapa ?" tanyaku polos, Sasuke menggeram kesal,

"Jadi, kau benar-benar tidak ingat apa-apa ?" aku menggeleng pelan mendengar pertanyaan Neji,

Mataku beralih menatap Sasuke, anak itu dari tadi tidak berbicara sama sekali. Mungkin merasa diperhatikan ia melayangkan pandangannya padaku, "Kapan keluar ?" aku memiringkan kepalaku ke samping kanan, tidak mengerti.

"Apanya yang keluar ?"

"Kapan keluar rumah sakit, dobe," a-apa tadi katanya ? Aku tidak salah dengar kan ? Atau telingaku yang sedang error ? Aku mendengar dia memanggilku dobe ? Dobe !? Demi tuhan aku tidak bodoh !?

"Aku tidak dobe, teme !?" hardikku kasar, Neji tersentak mendengar ucapanku. Yaah, karena terlalu sering bersama Sakura-chan sifatnya jadi ikut menular padaku deh, hehe,

"Waaah~ ini pertama kalinya bagiku mendengar seorang Namikaze Haruto membalas perkataan seorang Uchiha Sasuke," ucap Neji sambil tertawa ringan,

"Memangnya aku yang dulu tidak pernah membalas omongannya apa ?" tanyaku sambil menunjuk wajah si pantat ayam itu,

Neji tersenyum, "Tidak, tidak, bahkan kau tidak akan menganggap kata-kata Sasuke sama sekali," aku mengangguk-angguk mengerti, sedangkan Sasuke sedang mengarahkan deathglarenya pada Neji,

CKLEK

"Haru-nii !" Shion datang dengan membawa sekantung plastik yang berisi makanan ringan dan minuman. Neji mengambil roti melon dan susu kotak, sedangkan Shikamaru menjamah roti yakisoba dan dan kopi kaleng. Sasuke sendiri mengambil sandwich tomat dan sekaleng jus tomat ?

"Kalian belum makan siang ?" Neji menggeleng pelan, "Padahal sekarang sudah hampir jam 5 sore,"

"Begitu mendengar berita kalau kau kecelakaan kami langsung ke sini," jelas Neji, aku tidak tau Haruto memiliki teman-teman yang baik dan perhatian, membuatku sedikit iri. Bagaimana dengan teman-temanku di sana ? Apa mereka khawatir ? Bagaimana dengan Kaa-san ?

Shion menarik lenganku dan tersenyum lalu menyodorkan plastik makanan padaku, aku tersenyum padanya lalu mencari-cari jus jeruk. Tidak ada jus jeruk malah adanya soda lemon, tidak apa lah, rasanya pasti kurang lebih sama saja. Aku pun mengambil soda lemon dari dalam plastik itu dan tiba-tiba saja Sasuke menyambar minumanku seenak jidatnya, "Orang sakit dilarang minum soda !" tegasnya,

Ck, si teme ini, seenaknya saja. "Teme, aku kan baru bangun dan butuh yang segar-segar," rayuku, Sasuke tidak bergeming seakan aku tidak berada di sini, sial ! "Temee~ aku mau soda~" rayuku lagi dengan mata a la puppy eyes yang membuat Neji dan Shikamaru hampir tersedak melihatnya sedangkan Sasuke hanya menatapku sekilas lalu meneguk soda lemon itu hingga tak tersisa. Chikuso ! "Teme !"

"Haruto-kun tidak boleh minum soda dulu," tiba-tiba Shizune sudah berada di samping ranjangku untuk mengecek infus,

"Ka-kapan masuknya ?" gila, memang dia hantu apa tiba-tiba muncul, mengerikan.

"Ng, tadi Shizu-nee masuk bareng Shion, kok," yang benar ? Kok aku tidak melihat ya, "Shizu-nee mau ?" Shion menyodorkan plastik makanan pada Shizune-san,

Shizune-san mengambil sekotak susu coklat lalu meminumnya, "Haruto-kun, kau sebenarnya sudah boleh pulang hari ini, tapi kau kan tinggal di apartemen dan sekarang sudah senja, kami di sini tidak bisa mengatarmu. Jadi, bagaimana ? Mau berada di sini sampai besok ? Tsunade-sama juga tidak akan keberatan," aku menundukkan wajahku, bingung,

"Kau ingin pulang, Haru ?" aku menatap Neji yang sedang menghabiskan roti melon ketiganya, "Kami bisa mengantarmu, ya kan, Sas ?" aku menoleh pada Sasuke, ia menatapku sekilas lalu berguman 'hn' membuatku tersenyum,

.

.

.


yaaay yaaay

cerita baru *\(^0^)/* sudah lama anri pengen publish akhirnya kesampean juga (^/\^)

trimakasii ya udah mau baca ^^ mohon reviewnya yaa