Hai, namaku Haruno Sakura. Aku adalah siswi kelas XIIB Konoha High School. Mungkin aku bisa dikategorikan salah satu murid terpintar diangkatanku dan bisa dibilang aku ini murid kesayangan para guru. Ayahku adalah seorang dokter di rumah sakit ternama yang ada di Konoha, sedang ibuku sudah bercerai dengan ayahku saat aku kelas VII SMP. Jika kalian tanya kelebihanku apa, maka akan kujawab jika aku cukup berbakat di bidang jurnalistik.

Aku memiliki kakak angkat bernama Namik- ehm, maksudku Haruno Naruto. Sebenarnya dia adalah sepupu jauhku, tapi karna kedua orang tuanya meninggal saat ia masih kecil, maka ayahku mengangkatnya menjadi anak angkat.

Dan maaf saja jika kalian ingin tau mengenai kisah cintaku, maka jawabannya nihil. Aku sama sekali tidak pernah merasakan yang namanya punya pacar, jatuh cinta, dan kecemburuan. Semua laki-laki yang mengejarku hanya menginginkan ketenaran karna aku sering muncul menjadi cover majalah remaja. Mereka hanya menginginkan uang/warisan kakekku dulu. Mereka ingin menjadi pacarku supaya aku memberikan mereka contekan saat ulangan karna aku pintar.

Tidak pernah ada lelaki yang tulus mencintaiku. Setiap malam aku terus berdoa supaya bisa menemukan jodoh yang mau bersamaku bukan karena uang, ketenaran, dan kepintaranku.

Tapi sayangnya, sampai sekarang ini permintaanku belum dikabulkan..

.

.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Genre : Friendship, Romance,

Warning : OOC, typo(s), AU, multichapter, dan yang lainnya..

Sumary : Sakura hanya meminta satu lelaki saja untuk mengisi hidupnya, tapi banyak yang datang membuka hatinya untuk Sakura. Siapakah yang akan dipilihnya? SasuSaku/SasoSaku/NejiSaku/GaaSaku/DeiSaku. Special for Shirayuki.

Which One Will I Choose?

Sakura POV

Sudah jam tujuh lebih lima belas menit, haah, Kakashi-sensei memang selalu terlambat. Kapan, sih, dia akan datang tepat waktu? Kulihat kelasku benar-benar riuh, jika ada guru saja baru mereka diam. Sedangkan aku lebih memilih duduk manis di kursiku di pojok depan kanan dekat pintu, sambil membaca buku.

Aku memang tidak terlalu tertarik dengan gosip-gosip yang dibicarakan teman sebelahku selaku sahabatku Yamanaka Ino dengan Uzumaki Karin. Aku lebih senang memanfaatkan waktu yang ada untuk menambah ilmu dan wawasanku dari pada melakukan hal yang tidak berguna. Sepertinya Ino dan Karin sedang membicarakan murid baru di angkatan kami yang entah kapan masuknya.

Hmm... berisik sekali, sih, kelas ini. Dasar ketua kelas tidak becus, bukannya mengatur kelas malah ngorok dimejanya. Kakashi-sensei cepatlah datang...

End Sakura POV

Klek

Pintu kelas pun terbuka dan keluarlah sosok guru yang Sakura tunggu-tunggu, siapa lagi kalau bukan Kakashi? Kakashi pun melangkah masuk dan seketika suasana kelas yang pertama riuh menjadi hening.

"Ohayou Gozaimasu minna. Gomen sensei terlamabat, tadi sensei menemuk-"

"Yayaya. Bisa kita mulai pelajarannya? Kami tidak ada waktu untuk mendengarkan curhatanmu itu Kakashi-sensei." Kakashi menyapa seluruh kelas dan berniat memberi tau 'alasan' keterlambatannya yang tentu saja aneh-aneh. Tapi belum sepat menyelesaikannya, Kiba langsung menyela dengan tidak sopannya.

"Baiklah jika begitu, silahkan buka buku paket aljabar halaman 34!" Perintah Kakashi kepada murid XIIB.

Setelah mendengar perintah Kakashi, kebanyakan murid menghela nafas. Murid laki-laki menghela nafas karena pelajaran aljabar itu susah dan membosankan, sedang kebanyakan murid perempuan menghela nafas karena harapan untuk murid baru yang terus dibicarakan belum masuk hari ini.

.

.

Istirahat sudah dimulai 5 menit yang lalu. Tapi sepertinya Sakura sama sekali tidak berniat meninggalkan buku pelajarannya. Ino dan Hinata sudah pergi kekantin sejak bel tadi, mereka berupaya keras membujuk Sakura untuk ikut, tapi Sakura tidak bergeming sekalipun dan akhirnya memilih menyerah.

Karna saking seriusnya membaca, Sakura tidak menyadari jika ada seorang pemuda yang sudah berdiri didepannya. Pemuda itu mengulurkan tangannya dan menepuk bahu Sakura, yang ditepuk pun berjengit kaget. Sakura pun menengadahkan kepalanya untuk melihat siapa yang mengganggunya.

"Akh, Gaara! Kau mengagetkanku tau! Kukira siapa!?" Gaaralah pemuda tadi, "Ada apa? Tumben kau kekelasku kalau bukan mencari Naruto." kata Sakura mengernyit heran dengan kedatangan Gaara yang tiba-tiba. Pasalnya Gaara jarang menemuinya jika bukan masalah sekolah.

"Aku hanya ingin mengajakmu makan siang. Aneki'ku membawakanku dua bento, tapi aku hanya makan satu. Jadi aku mau mengajakmu, bagaimana?" tawar Gaara yang ternyata ingin mengajaknya makan siang.

"Baiklah jika hanya itu maumu, aku akan menemanimu." jawab Sakura menyetujui niat baik Gaara.

Mereka pun berjalan beriringan menuju atap sekolah. Gaara tidak terlalu suka kebisingan seperti di kantin sekolah, makanya ia meminta Sakura supaya makannya di atap sekolah saja. Sakura, sih, setuju-setuju saja.

Sesampainya di atap, Sakura dan Gaara memakan bento mereka dalam diam setelah bergumam 'ittadakimasu'. Sudah menjadi kebiasaan saat makan tidak boleh ada suara. Setelah selesai makan pun mereka masih diam, suasana canggung pun menyelimuti atmosfer sekitar.

"Arigatou Sakura, sudah mau menemaniku."

"Bukan apa-apa. Ngomong-ngomong masakan anekimu enak, ya?"

"Aaa. Dia memang pintar memasak. Lain waktu akan kuminta nee-san untuk membuat bento dua dan mengajakmu makan siang bersama lagi." Setelah Sakura mendengar kalimat yang diucap Gaara, Sakura pun tersentak kaget dan semburat tipis menghiasi wajahnya.

"Ahh, tidak perlu kok! Lain kali aku akan membawa bento sendiri, aku tidak enak dengan kakakmu, merepotkan sekali." tolak Sakura dengan halus pada permintaan Gaara tadi.

"Jika kau bilang begitu, berarti kau setuju menemaniku makan siang lagi. Besok temani aku, yaa, dan besok kau yang membawa dua bento. Jaa!" kata Gaara kepada Sakura dan kemudian berlari pergi menjauh dari Sakura seakan tidak ingin penolakan. Sakura yang mendengarnya kembali dikagetkan dengan sikap Gaara yang berbeda.

Sakura pun melangkah kembali kekelas setelah terdiam cukup lama memikirkan kata-kata Gaara. Bertepatan dengan kembalinya Sakura kekelas, bel selesai istirahat berbunyi. Membuat mulut Ino harus menelan bulat-bulat pertanyaan yang ingin ia ajukan pada Sakura tentang kemana saja Sakura.

.

.

Murid-murid KHS langsung memenuhi koridor sekolah setelah berakhirnya pelajaran. Entah bagaimana caranya, Gaara bisa melewati koridor bak lautan manusia itu tanpa harus memakan waktu yang lama karna terombang-ambing.

Saat ini, Gaara berada di pintu kelas XIIB menunggu Sakura selesai memasukkan barang-barangnya ke tas. Rencananya Gaara akan pulang bersama dengan Sakura dengan motornya yang disetujui dengan gadis itu.

Ino sendiri hanya cengo melihat tingkah Gaara yang tidak seperti biasanya. Ino bahkan baru tau jika Gaara itu dekat dengan Sakura. 'Apa?! Sejak kapan mereka berdua dekat?! Aku bahkan yang dinobatkan menjadi Queen of Gossip saja baru tau! Lihat saja nanti malam Forehead, aku akan mengitimidasimu!' batin Ino tidak terima jika dia sama sekali tidak tahu-menahu mengetahui hal ini, dia tidak terima jika dirinya yang dijuluki Queen of Gossip tidak tau. Karena jika ada yang sudah tau lebih dulu darinya, dia akan merasa harga dirinya terancam.

"Pig, aku pulang dengan Gaara, ya. Gomen tidak bisa pulang denganmu." kata Sakura pamit pulang dan meminta maaf karna tidak bisa pulang bersama Ino.

"Ah, tidak apa. Ini kan weekend, jadi nanti malam aku akan menginap dirumahmu. Aku tidak terima penolakan, jaaa Jidat." balas Ino terhadap permintaan maaf Sakura tadi, dia pun langsung melesat keluar kelas meninggalkan dua sejoli pink dan merah seakan ingin menegaskan tidak ingin dibantah.

"Haahh.. dasar Pig! Ya, sudahlah dari pada nanti malam aku tidak ada teman."

"Saku, kita jadi kan pulangnya?" kata Gaara meminta ingin pulang sekarang secara tidak langsung kepada Sakura karna Gaara memang tidak terlalu suka menunggu.

"Hmm, tentu! Ayo!" Sakura langsung mengiyakan dan menarik Gaara keluar kelas dan pergi menuju tempat parkir motor.

Gaara pun melaju dengan motornya dengan membonceng Sakura dan mengantarkannya pulang ke rumahnya. Setelah itu dia pamit pulang dan melaju di jalan raya lagi.

.

.

"Baiklah Haruno Sakura aku ingin penjelasan mengenai hubunganmu dengan Gaara! Aku tidak terima, bagaimana bisa aku tidak tau tentang kedekatanmu dengan Gaara?! Sebaiknya kam-blablablabla... dan-blablablabla kenapa-blablablabla" malamnya sesuai keputusan sepihak Ino di sekolah, Ino akan menginap di rumah Sakura. Sakura terima-terima saja dengan kehadiran sahabatnya, toh dia jadi tidak kesepian dirumah. Mengingat Tou-san Sakura lembur di rumah sakit dan anikinya berada di Ame untuk reunian dengan teman-teman lamanya.

"Sudah selesai Pig?" tanya Sakura setelah telinganya merasa tidak mendengar ocehan Ino lagi. Saat Ino mengoceh, Sakura hanya duduk di sofa ruang keluarga sambil memakan snack dan membalas pesan dari Anikinya, Naruto yang menanyai kabarnya.

Ino hanya menggeram kesal melihat respon sahabatnya yang memiliki jidat yang err- lebar? Ino sudah mengoceh panjang kali lebar sama dengan luar sambilan mondar-mandir di ruang keluarga rumah Sakura dan hanya inikah respon Sakura? Poor Ino-pig.

"Oke Oke, Aku akan serius." ujar Sakura karna menyadari ada dua perempatan di dahi sahabatnya dan mencoba bersikap lebih serius "Aku dan Gaara tidak memiliki hubungan apapun, sungguh! Kami hanya sebatas teman Ino-pig."

"Teman atau teman? Ayolah mengaku saja! Semua juga tau jika Gaara ada rasa padamu, tidak bisakah kau melihatnya? Dari gerak-geriknya saja sudah ketahuan." goda Ino pada Sakura. Tapi Sakura hanya membalas dengan memutar mata bosan.

"Sudahlah Pig, ada gosip terbaru apa di sekolah?" kata Sakura dengan nada malas dan mencoba mengalihkan perhatian gadis blonde itu.

Dan benar saja, Ino pun langsung tertarik untuk membahas gosip-gosip terbaru di KHS. Jarang sekali sahabat merah jambunya itu menanyakan tentang gosip, makanya Ino langsung bersemangat menceritakan.

"Akh! Kau tahu?! Suigetsu terlihat mendekati Karinblablablabla... Kimimaru dan Tayuya baru jadianblablablabla.. Sasame sepertinya menyukai Kibablablabla.. blablabla"

Dan sepertinya malam weekend Sakura akan penuh dengan celotehan tidak berguna Ino. Sebenarnya Sakura bingung dengan gadis bermata aquarime itu, 'apa, sih, bagusnya dengan semua itu? Lebih baik membaca untuk menambah wawasan dari pada membicarakan yang belum pasti. Shikamaru, aku pinjam istilahmu sebertar, mendokusei!' batin Sakura bertanya-tanya sampai meminjam istilah 'merepotkan' milik Shikamaru segala.

.

.

Cahaya pagi matahari yang menghangatkan berhasil melewati celah dari gorden kamar yang bernuansa pink baby-light green. Ketara sekali jika kamar itu adalah milik seorang gadis. Suara dengkuran halus terdengar berasal dari dua gadis remaja. Yang satu berambut merah jambu tidur di pojok dekat tembok dan yang berambut blonde di sisi yang lain.

Gadis blonde itu terlihat mengerjap-ngerjapkan mata aquarime-nya karna belum terbiasa dengan intensitas cahaya yang ada. Setelah terbiasa dengan cahaya yang ada, gadis blonde yang bernama Ino itu membangunkan gadis pink yang bernama Sakura.

"Jidat, ayo bangun! Sudah pagi, katanya punya janji?" Ino membangunkan Sakura dengan mengguncangkan tubuhnya dan setengah meledeknya. Alhasih, Sakura pun merasa terganggu dan kemudian bangun. Baru saja Sakura ingin mengomeli Ino karna mengganggu tidurnya, tapi ia langsung tersentak kaget setelah ingat dengan janjinya dengan seseorang dan meloncat dari tempat tidurnya ingin bersiap-siap.

"Dasar, kalau tidak dibangunkan pasti akan seperti kebo sampai jam makan siang nanti" gumam Ino sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabat dari kecilnya. Hei, tak sadarkah kau Ino? Bukannya kau, ya, yang seperti kebo saat hari libur? Dasar, kebo bilang kebo.. =_="

Oke, skip. Hari ini Sakura memang mempunyai janji dengan seseorang dan seseorang itu adalah panda imut kita ehm ralat maksudnya adalah Gaara. Kemarin sebelum Gaara pamit pulang setelah mengantar Sakura pulang, Gaara lalu mengajak Sakura untuk pergi ke rumah kaca Minggu pagi ini untuk mengisi waktu luang. Supaya tidak terbakar kepanasan saat di rumah kaca, Gaara mengajak ketemuan di depan rumah kaca jam setengah sembilan pagi, dan saat ini jam delapan pagi makanya Sakura terburu-buru.

Ino sendiri memang berniat bangun pagi karena harus segera pulang kerumahnya sebelum jam sembilan. Ino disuruh untuk menjaga toko bunga ibunya karna ayah dan ibunya ada urusan sampai sore. Sebenarnya bisa saja ibu Ino menyuruh orang kepercayaannya, tapi ia meminta putrinya sendiri supaya putrinya ada kerjaan dari pada ia terus-terusan belanja di mall.

.

.

Seusai ritual pagi Sakura dan Ino, mereka berdua pun meninggalkan rumah Sakura pukul delapan lewat dua puluh menit tadi. Sakura sedang berjalan sendiri menuju rumah kaca tempat janjiannya dengan Gaara. Sedang Ino sudah memisahkan dirinya dengan Sakura beberapa saat yang lalu.

Sakura pun menghampiri pemuda berambut merah yang sedang berdiri tak jauh dari loket pembelian tiket masuk rumah kaca.

"Hei, sudah lama menunggu? Gomen ne." Sakura menepuk bahu yang diyakininya bahu seorang Gaara dan meminta maaf sambil menunduk karna membuat pemuda itu menunggu.

"Aa. Aku saja yang terlalu cepat datang. Ayo masuk, aku sudah beli karcisnya." balas Gaara dan mengajak Sakura masuk ke dalam rumah kaca.

Sepesang insan itu pun berjalan beriringan masuk ke dalam rumah kaca. Saat di dalam, suasana hati keduanya begitu tentram dan damai, keduanya tersenyum dan tertawa lepas. Aneh memang mengingat Gaara jarang tersenyum apalagi tertawa. Terkadang ada beberapa orang yang melihat mereka iri, kebanyakan mengira jika mereka adalah sepasang kekasih yang bahagia. Bahkan satu-dua merapal doa kepada Kami-sama supaya kelak jika punya kekasih/bisa seperti itu dengan kekasihnya.

.

.

Gaara dan Sakura sedang menikmati makan siang di cafe yang tak jauh dari taman. Setelah menikmati keindahan dan keanekaragaman bunga yang ada di rumah kaca, Gaara mengajak Sakura makan siang. Ternyata mereka berdua keasikan berada di dalam rumah kaca sampai lupa waktu.

Acara makan berlangsung dalam diam, seusainya Gaara mengajak Sakura jalan-jalan ke Konoha Center dan disetujui oleh Sakura. Karna ini hari libur, maka Konoha Center lebih ramai dari biasanya. Tapi keramaian itu tidak bisa mengubah kemauan keduanya.

Disana mereka bermain di Game Center dan sesekali melihat-lihat pakaian dan aksesoris yang dijual. Sebelum pulang, Gaara meminta Sakura menemaninya ke toko buku.

Setelah puas dengan kegiatan mereka, Gaara pun mengantar Sakura pulang menggunakan motornya.

Sungguh ini adalah hari yang indah bagi Sakura dan Gaara. Gaara merasa puas karena bisa menghabiskan waktu luangnya dengan Sakura, orang yang ternyata Gaara sukai. Sedang Sakura senang karena waktunya bersama Gaara tadi sangat menyenangkan.

.

.

TBC

Hai.. Yue kembali dengan fic baru. Hehe, gomen ne kalau Yue sudah nge-publish fic lain, padahal fic SACRIFICE belum selesai dan masih permulaan. Tapi Yue keburu ga sabar untuk nge-publish.

Fic ini tentang Sakura yang belum menemukan pujaan hatinya dan dia berdoa supaya bertemu dengan pemuda yang kelak menjadi jodohnya. Tapi ternyata bukannya datang satu pemuda, malah datang banyak pemuda yang membuka hatinya untuk Sakura. Inilah kisah pemuda-pemuda tadi mendapatkan Sakura. Chap satu ini tentang Gaara. Untuk siapa yang akan memenangkan hati Sakura Yue masih belum tau.

Penasaran dengan chap dua seperti apa? Reviewnya dulu, ne!

Tolong tinggalkan reviewnya yaa...

Hontou ni arigatou minna-san, n_n