"Dear My Friend"
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Tian Senou Mihara
Rate : T
Pair : SakuIno, slight SasuSaku, SasuIno
Genre : Friendship, Angst
Warning : AU , OOC , TYPO , EYD enggak jelas -_- , etc ~
DON'T LIKE DON'T READ :D
.
.
.
Enjoy Reading ~
Dear My Friend
Hei, apa arti sahabat bagi kalian? Apakah kalian mempunyai sahabat? Bisakah kalian menjawab pertanyaan ku?
Bagi ku sahabat adalah makhluk yang paling hebat setelah kedua orang tua ku yang di ciptakan oeh Tuhan di muka bumi ini.
Sahabat, kau bagaikan matahari yang selalu menyinari hari ku disaat aku sedang terpuruk oleh/dalam kegelapan.
Sahabat, kau bagaikan bulan yang selalu menemaniku di setiap aku sedang kesepian.
Sahabat, kau bagaikan pelangi yang selalu memberikan warna di dalam hidupku, sehingga warna kehidupanku ini tidaklah kelam.
Kau bagaikan malaikat yang dikirimkan dan diciptakan oleh Tuhan untuk menemaniku, membantuku, menghiburku disaat aku dalam kesulitan, keterpurukan, maupun disaat sedih melanda.
Sungguh bodohnya diriku, telah menyia-nyiakan dirimu bahkan hatimu yang tulus itu hanya karena kesalahpahaman yang aku buat sendiri.
Aku menyesal…
Sungguh aku menyesal…
Sangat menyesal…
Ingin rasanya aku menangis dan berteriak bersamaan, melepas beban dan rasa bersalah yang selalu bertengger di dalam hati ini.
Namun hal itu tak bisa ku lakukan, sebab aku tau kau akan sedih jika kau melihat keadaan diriku yang seperti itu.
Aku berusaha, berusaha agar tetap menjadi wanita yang kuat dan tegar seperti apa yang kau katakan dulu.
Aku…
Hanya bisa menangis dalam hati…
»»» oOo «««
"Sakura!" pekik seorang gadis cantik berambut pirang panjang, mata berwarna aquamarine yang sangat indah dapat menyedot siapa saja yang melihatnya dan akan jatuh dalam pesonanya yang amat sangat rupawan.
"Ino?" balas gadis yang bernama Sakura. Warna rambut yang begitu indah seperti warna permen kapas, mata jade nya yang begitu lembut menatap ke arah orang yang memanggilnya, Ino.
Dua sosok rupawan yang menjadi incaran para siswa di Konoha High School. Benar-benar seperti dua sosok malaikat yang dikirimkan ke bumi.
"Hei! Bagaimana ulanganmu tadi?" tanya Ino pada Sakura yang kini sedang membereskan peralatan sekolahnya, memasukan buku-buku beserta alat-alat tulisnya ke dalam tas.
"Hehe, tentu saja aku tidak bisa," jawab Sakura bangga disertai cengiran dan garukan belakang kepala yang tidak gatal.
"Haaaaah.. dasar bodoh," desah Ino sambil memegangi kening kepala dan menggeleng-geleng pelan, "Susah payah aku mengajarimu kemarin! Ternyata hasilnya sia-sia." Cerca Ino pada Sakura.
"Y-ya habisnya Anko-sensei galak sekali, lagi pula soalnya memang sangat sulit." balas Sakura sambil memoyongkan mulutnya berusaha melindungi diri dari semprotan kata-kata pedas Ino.
Ino hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, membuat rambut pirangnya bergoyang-goyang kearah kiri dan kanan sesuai gerakan yang ia lakukan sambil menghela nafas,tanda ia pasrah atas tabiat kelakuan sahabatnya ini.
"Sudahlah, ayo kita pulang." dengus Ino sambil berjalan menuju luar kelas.
"Eh? Tunggu pig!" teriak Sakura pada Ino yang kini sudah berada jauh di depannya.
.
.
.
"Hei Ino, bagaimana dengan pertandingan mu?" tanya Sakura pada Ino yang kini sedang berjalan disampingnya.
Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Sakura.
Lho? Tunggu dulu, kenapa ke rumah Sakura?
[FLASHBACK]
Bel istirahat siang berbunyi, saat ini Sakura dan Ino sedang menikmati bekal yang mereka bawa masing-masing di atas atap.
"Hei forehead! Aku ingin ke rumah mu boleh?" tanya Ino pada Sakura yang kini sedang asik menikmati bentonya.
"Untuk apa?" tanya Sakura sambil menaikan sebelah alisnya.
"Tentu saja untuk main baka!" protes Ino sambil memukul jidat Sakura yang bisa dikatakan tergolong lebar #plaked. "Emm.. dan tentu saja untuk membaca hasil novel karya-karya mu itu hehehe," lanjut Ino nyengir, menampakan semua deretan gigi putihnya.
"Tidak!" jawab Sakura singkat penuh penekanan.
"Ah! Ayolah forehead~ kau pelit sekali sih, aku kan sahabatmu," rengek Ino yang kini sedang memohon pada Sakura agar ia di perbolehkan main ke rumahnya.
"Kalau hanya ingin menggeledah isi kamarku, sebaiknya tidak usah!" tukas Sakura sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"A-aku janji tidak akan melakukannya," ucap Ino sambil menelungkupkan kedua telapak tangannya di depan wajahnya, seraya terus memohon pada Sakura agar ia di perbolehkan main ke rumah Sakura.
"…" tak ada respon dari Sakura, ia mengacuhkannya.
"Bagaimana kalau 1 cup es krim strawberry kesukaanmu?" tawar Ino seraya membujuk Sakura.
"…" Sakura masih tak merespon tawaran Ino.
"2 cup!" pekik Ino.
"…"
"Aaaaaaah! Baiklah baiklah! Bagaimana kalau selama seminggu ini aku akan mentraktirmu es krim yang kau suka?" tawar Ino dengan nada tinggi karena sudah habis sabar dengan perlakuan Sakura.
Senyum mengembang penuh kemenangan kini terpatri di wajah cantik Sakura.
"Baiklah," jawab Sakura sumringah.
"Cih!" decah Ino kesal, 'forehead sialan!' umpatnya dalam hati.
[END FLASHBACK]
"—no!"
"Hei Ino pig!" pekik Sakura pada Ino yang sedari tadi melamun.
"Hah?" ucap Ino dengan tampang bodoh, karena baru saja ia tersadar dari lamunannya.
"Jadi? Bagaimana dengan pertandingan team cheerleader-mu sabtu nanti?" tanya Sakura lagi.
"Aaah? Bagus!" jawab Ino penuh semangat.
"Bagaimana dengan persiapan mu sendiri pig?" tanya Sakura,
"Tentu saja persiapanku sudah sangat matang dan mantap, tahun ini team kita pasti akan menang! Aku yakin itu," jawab Ino bangga dan penuh semangat.
"Yeah, aku juga yakin itu, karena kau yang jadi pemimpinnya hahahha," ucap Sakura tertawa sambil menepuk-nepuk punggung Ino.
"Itai—!" pekik Ino,
"Ah, maaf haha." ucap Sakura nyengir.
"Pokoknya saat pertandingan nanti kau harus datang!" ucap Ino penuh penekanan pada Sakura.
"Tentu saja!" balas Sakura semangat disertai senyuman manis.
»»» oOo «««
Sebuah kamar yang cukup besar dengan dominasi warna tembok yang cerah, warna biru muda dengan perpaduan warna merah jambu yang sangat indah, terdapat beberapa rak buku di sana, tak lupa juga sebuah lemari pakaian mungil berwarna putih tulang di sudut kamar, TV layar LCD terpampang jelas di dalam kamar tersebut, sebuah Laptop dan juga sebuah DVD player. Membuat siapa pun yang masuk ke dalam kamar ini akan merasakan kenyamanan yang amat sangat.
"Hei forehead," panggil Ino pada Sakura yang kini tengah berbaring di kasur empuk nan lembut milik Sakura.
"Hn?" respon Sakura yang kini sedang duduk di atas kursi meja belajarnya.
"Kenapa tak kau kirimkan saja karya-karya mu ini ke redaksi majalah-majalah yang ada di seluruh Konoha?" tanya Ino yang kini sedang berkutat dengan sebuah novel buatan Sakura.
"Untuk apa? Aku tidak suka mempublikasikan hal-hal yang menurutku tidak perlu," jawab Sakura polos.
"Kau ini bodoh atau baka sih?" geram Ino tak tahan atas sifat Sakura yang terlalu polos atau bisa disebut bodoh #plak.
Sakura yang mendengar menuturan Ino hanya bisa mendengus kesal, "Dua-duanya kan sama saja artinya," balas Sakura.
"Haaah dasar, lagi pula kalau kau mau mempublish karya-karya mu ini aku yakin kau pasti bisa mendapatkan uang jajan tambahan," ucap Ino yang masih berkutat pada novel buatan Sakura.
"Aku yakin suatu saat kau akan penjadi seorang penulis novel yang terkenal." Lanjut Ino.
"Tapi aku tidak siap, lagi pula aku takut banyak yang akan mencemooh hasil karyaku, aku kan amatir." Ucap Sakura membalas pernyataan Ino.
"Hei ! jangan pesimis begitu, lagi pua karyamu ini sangat bagus kau tahu? Aku berani bersumpah!" ucap Ino yang kini sudah merubah posisinya dari berbaring hingga duduk.
"Hmm.." Sakura Nampak sedang berfikir, "..sepertinya tidak buruk, aku akan coba." Ucap Sakura semangat.
"Nah, begitu dong! Itu baru Sakura foreheadku hahahahha," ledek Ino sambil tertawa renyah.
.
.
.
"Eh? Sudah jam 5 sore, kurasa sudah waktunya aku pulang, Kaa-san pasti khawatir." ucap Ino memecah keheningan karena saat ini mereka tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Sakura mengerjakan PR, sedangkan Ino? Tentu saja novel hasil karya Sakura.
"Yeah, aku akan mengantarmu sampai depan,"balas Sakura sambil beranjak dari tempatnya untuk mengantar kepulangan Ino.
.
.
.
"Sabtu kau harus lihat pertandinganku!" teriak Ino yang kini sudah berada di depan gerbang kediaman Haruno.
"Siap!" balas Sakura dengan gaya hormat seperti tentara yang sedang mendapat tugas dari atasannya.
Ino tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku Sakura, "Sampai jumpa forehead." ucap Ino berlalu sembari melambaikan tangannya.
Sakura tersenyum.
»»» oOo «««
"Ino bilang hari ini ada latihan, hmm… aku mau lihat ah," ucap Sakura yang kini sedang berjalan di koridor sekolah.
Jam sekolahsudah berakhir sejak 30 menit yang lalu, sehingga sekarang sekolah nampak sepi.
Dang.. Dang.. Dang..
Suara dribbelan bola menggema sampai ke telinga Sakura.
"Hmm.. sepertinya anak-anak basket juga sedang berlatih untuk pertandingan nanti," gumam Sakura entah pada siapa.
Sakura terus berjalan mencari Ino tapi ia tak dapat menemukannya. Ruang khusus klub anak-anak cheers pun sudah ia datangi namun hasilnya nihil.
Akhirnya Sakura memutuskan untuk melangkahkan kakinya menuju gedung lapangan basket , sambil menunggu Ino yang entah saat ini berda dimana lebih baik ia pergi melihat latihan anak-anak klub basket, begitu pikirnya.
Dang.. Dang.. Dang..
"Sasuke! Shoot!" teriak salah seorang pemain berambut kuning jabrik setelah ia berhasil mengoper bola yang ia bawa.
JDANG..
3 poin berhasil diraih oleh pemain yang bernama Sasuke itu.
"He-hebat," gumam Sakura yang saat ini sedang terperangah dengan aksi salah satu pemain basket tersebut, Sasuke lebih tepatnya.
"Kau hebat Teme! Aku yakin team kita pasti akan menang saat pertandingan melawan Suna nanti!" ucap pemain berambut kuning jabrik dengan semangat.
"Kau berisik Naruto Dobe!" ucap Sasuke dingin.
Sakura hanya tertegun saat melihat aksi-aksi team basket sekolahnya, satu kata yang hanya bisa ia ungkapkan saat ini -hebat- itulah kata-kata yang pantas untuk team basket Konoha menurut Sakura.
"Sasuke," gumam Sakura sambil tersenyum lembut, kini matanya tertuju pada seorang pemuda tampan yang sedari tadi menarik perhatiannya.
"Sasuke?" sebuah suara terdengar jelas oleh indra pendengaran Sakura.
"E-eh?" Sakura terlonjak kaget saat tiba-tiba sahabatnya, Ino sudah berdiri tepat disampingnya.
"I-Ino? Sejak kapan kau ada disini?" tanya Sakura gelagapan seraya menyembunyikan semburat merah yang timbul di kedua pipi ranumnya.
"Jadi? Kau suka pada Sasuke?" ucap Ino menggoda, disertai sebuah seringai yang menurut Sakura menyeramkan.
"Ti-tidak!" jawab Sakura yang kini wajahnya sudah benar-benar merah.
"Ehm.." dehem Ino menggoda.
Sakura terkesiap saat meihat Ino asik menggodanya, wajahnya benar-benar merah saat ini.
"Hei! Aku tanya sejak kapan kau ada disini?" tanya Sakura setengah berteriak, menahan malu akibat godaan sang sahabat.
"Hmm… mungkin sejak sedari tadi sejak kau memperhatikan Sasuke." jawab Ino dengan wajah dan nada yang dibuat-buat menggoda seakan mengejek Sakura.
"A-apa?" tanya Sakura terbata-bata,
"Buahahahhahahah," tawa Ino meledak saat melihat ekspresi Sakura, 'benar-benar gadis lugu' batinnya dalam hati.
"Apa sih?" gerutu Sakura saat melihat tawa Ino yang menurutnya sangat berlebihan.
"Tidak apa," jawab Ino yang masih terkekeh kecil, air mata keluar dari sudut-sudut matanya. Ckk..
"Yasudah ayo kita pulang, latihanku sudah selesai," ajak Ino pada Sakura.
"Atau— kau masih ingin melihat Sasuke? Hahahhahah," goda Ino.
"Cih! Ayo." Balas Sakura sambil melenggang pergi.
Tanpa Sakura dan Ino sadari sedari tadi ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan.
»»» oOo «««
"Mau ku kenalkan dengan Sasuke?" celetuk Ino pada Sakura yang kini sedang dalam perjalanan pulang, mereka lebih memilih berjalan dibanding harus naik angkutan umum, karena dengan berjalan mereka lebih bisa menghabiskan waktu bersama semakin lama.
"E-eh? Tidak!" tolak Sakura yang kini sudah blushing tingkat dewa.
"Hahaha, sudahlah Sakura tidak usah kau sembunyikan begitu, kau itu tidak pandai berbohong di depanku," ucap Ino disertai kekehan kecil.
"Uuhh.." gumam Sakura pelan.
"Sasuke itu orang yang baik lho, yaaa… walaupun kelihatannya dingin, tapi dia cukup tampan untuk dijadikan seorang pacar," goda Ino dengan seringai yang terpatri di wajah cantiknya, membuat bulu kuduk Sakura berdiri.
"Sepertinya kau dekat dengannya pig," ucap Sakura.
"Tentu saja! Dia kan ikut klub basket, sedangkan aku ikut klub cheers, yah kalau di pikir-pikir klub kita selalu bersama jika ada pertandingan," terang Ino pada Sakura.
"Begitu," balas Sakura lirih.
"Hei! Tenang saja! Walaupun aku dekat dengannya, bukan berarti dia itu tipeku haha," ucap Ino sedikit menaikan nada bicaranya dan tertawa.
"Benarkah?" tanya Sakura.
"Tentu saja!" jawab Ino, "Tenang saja aku akan membantumu jidat." Lanjut Ino semangat.
Sakura yang mendengar penuturan Ino tersenyum sumringah.
Sahabat, kau selalu ada disaat aku membutuhkan bantuanmu, bagai jembatan pelangi yang menghubungkanku dengan kebahagiaan, siap menopangku di saat aku terjatuh…
»»» oOo «««
2 hari berlalu..
Semenjak itu hubungan Ino dan Sakura jadi sedikit merenggang, mungkin karena Ino terlalu sibuk, itulah yang dipikirkan oleh Sakura.
Dan saat ini Ino sedang ada waktu senggang untuk menikmati bekalnya bersama Sakura seperti biasa di atas atap.
"Emm.. Sakura a-ano.. maafkan aku nanti aku tidak bisa pulang bersamamu lagi," ucap Ino yang pada Sakura yang kini sedang asik menikmati bekal makan siangnnya.
"Eh? Kenapa?" tanya Sakura.
"Mm.. nanti aku ada latihan sampai sore, berhubung pertandingannya lusa jadi aku sebagai ketua harus berlatih lebih giat agar bisa memenangkan pertandingan nanti," jawab Ino panjang lebar.
"Hmm.. baiklah, akan aku tunggu sampai kau selesai latihan," ucap Sakura.
"Eh? Ti-tidak usah, setelah latihan nanti aku ingin pergi kerumah tenten juga, ada perlu disana." Tukas Ino membalas pernyataan Sakura.
"Begitu, baiklah nanti aku pulang duluan, semangat untuk latihannya ya!" ucap Sakura semangat disertai senyum tulus mengembang.
"Yeah!" balas Ino tak kalah semangat.
.
.
.
Sepulang sekolah
"Pulang sendiri memang sangat tidak enak, mampir ke toko buku ah," gumam Sakura pada diri sendiri.
Sakura mengitari toko buku yang ia kunjungi. Seperti biasa, tujuan utamanya ke toko buku adalah.. Tentu saja untuk membeli novel dan beberapa komik.
Biasanya ia akan selalu ditemani Ino, namun tidak untuk kali ini karena tadi Ino bilang dia ada latihan tambahan.
…
Setelah puas dengan apa yang ia cari, Sakura menjejakan kakinya menuju kasir lalu membayarnya dan kembali keluar.
Di sepanjang jalan yang Sakura lewati, banyak kios-kios dan kedai-kedai makanan yang selalu ramai di sore hari.
Tunggu dulu..
Kedai? Ti-tidak! Itu tidak pantas disebut kedai, itu lebih pantas disebut café. Sakura memicingkan matanya menuju salah satu bangku yang berada atau lebih tepatnya di halaman café tersebut.
"Sa-su-ke?" ucapnya lirih, ia mencoba membenarkan pengelihatannya.
"Sasuke?" ucap Sakura kembali setelah yakin akan akan indra pengelihatannya.
"Dan…"
"… I-Ino?" ucap Sakura kaget saat melihat Sasuke dan Ino sedang bersama-sama.
Ino nampak menatap Sasuke lembut, begitu pula dengan Sasuke, ia juga terlihat tertawa bersama dengan Ino.
"A-apa itu?" gumam Sakura lirih.
Dilihatnya kini Ino sedang memegang pergelangan tangan Sasuke, mereka tampak begitu asik dengan hal itu.
"I-Ino? Sa-Sasuke?" gumam Sakura lirih meninggalkan tempat itu.
Ia berlari dan terus berlari tanpa peduli tatapan heran dari orang-orang yang dilewatinya.
Butiran-butiran hangat kini menetes dari kedua kelopak mata jadenya yang indah..
Masihkah kalian percaya akan persahabatan? Aku percaya walau terkadang itu adalah suatu hal yang menyakitkan..
Apapun yang terjadi aku akan menerimannya..
To Be Continued
Author note : Ahoii minna-san XDDD/ saya bikin fict baru lagi nih beda pairing hehe, padahal yang lain masih belum kelar -_- *digiles rame-rame. Yah tapi apa daya namanya juga nafsu manusia (?) ye gak? Wkkwk
Gimana untuk fict kali ini? Aneh ya =-=''?
Kalau kalian tertarik sama fict ini dimohon Review seikhlasnya u_u
mohon kritik dan saran
Dan jangan lupa untuk para readers RnR juga fictku yang Sasusaku dan Konoha Hunter yaaaa QAQ #mohon banget sarannya untuk kedua fict itu.
Sekian ^^
REVIEW PLEASE ~
