Plakk

Plakk

" HENTIKAN! "

" DIAM!! "

Jimin duduk di sofa dan menutupi wajahnya sementara Hoseok menendang meja kasar. Kondisi ruang tengah apartemen mereka sangat berantakan, meja yang tidak pada tempatnya, bantal sofa yang sudah bertebaran di lantai serta beberapa pecahan gelas memenuhi ruangan mewah tersebut

" stop please. It hurts " rintih Jimin

" kau harus berhenti bertemu dengannya " ujar Hoseok dingin, dia berdiri angkuh di depan Jimin yang masih menunduk ketakutan di sofa. Mereka baru saja bertengkar hebat karena Hoseok melihat Jimin bertemu Taehyung, pria tinggi mantan kekasih Jimin sebelum Hoseok

" kami tidak sengaja bertemu, bukankah sudah kukatakan sejak awal? Aku tidak tahu dia juga-"

" BULLSHIT ! "

Jimin perlahan berdiri dan menatap Hoseok, memperlihatkan memar dan luka di wajahnya akibat emosi pria itu

" it's over "

Sebelah alis Hoseok terangkat " what? "

" i can't do this anymore " Jimin mendorong Hoseok kuat lalu pergi dari apartemen, air matanya kembali mengalir karena Hoseok sama sekali tidak menahannya pergi

" aku mencintaimu, oppa. Sangat mencintaimu" isak Jimin di dalam elevator sementara Hoseok masih terpaku di depan sofa, dia tidak menyangka Jimin akan mengucapkan hal tersebut. Hoseok menutup mata sembari menarik napas dalam

" kau milikku, Park Jimin. Kau hanya milikku. Jika aku tidak bisa memilikimu maka tidak ada yang boleh memilikimu "

tbc