Hollaaaa Min-chan datang dengan fic baru lagi neh *plaaakk padahal yang laen lum selese* hhehe. Fic ini terinspirasi dari novel dengan judul sama..

Semoga semua suka,,, sebelumnya maaf kalau ada kesamaan tokoh, cerita, setting,dll, karena aku juga belum baca semua cerita di fandom ini,, hehehe

Enjoy it...

Disclaimer : Bleach memang hanya milik Tite Kubo seorang...dan aq tak bisa merebutnya T.T

Chapter 1 : Perjodohan

Rukia P.O.V

Namaku Rukia Kuchiki. Seorang wanita yang telah berusia 30 tahun. Profesi? Pengacara. Dulu waktu aku memilih menjadi seorang pengacara, menuai protes dari kakak kandung dan kakak iparku. Alasannya adalah karena aku seorang perempuan. Huh memangnya kenapa jika perempuan menjadi seorang pengacara? Apakah semua perempuan harus jadi model, guru, penjahit, atau istri? Menyebalkan sekali. Dan akhirnya mereka mengijinkanku setelah aku mengemukakan beribu-ribu alasan.

Pada mulanya hidupku baik-baik saja. Dari kecil sampai diterima bekerja di kantor pengacara milik Urahara. Tapi hidupku berubah menjadi sebuah malapetaka ketika usiaku memasuki angka 29 tahun. Tahu kenapa? Karena tiap hari yang ditanyakan oleh kakakku adalah 'Kapan kau menikah?' dan 'Apakah kau sudah punya kekasih? kapan akan kau kenalkan pada kedua kakakmu ini?'. Aku bosan dan hampir frustasi karena tiap hari itu yang ku dengar. Kenapa sih menikah itu harus? Dan kenapa seorang wanita menjadi tidak normal hanya gara-gara belum menikah? Jika tujuan hidup semua wanita adalah menikah, buat apa para kaum hawa sekolah dan bekerja? Toh pada akhirnya kalau sudah cukup umur harus menjadi sorang istri yang taat pada suami. Makan, minum, tidur ikut suami. Oh no! Aku tak mau! Ini adalah hidupku, dan aku tak mau ada satu orangpun yang mengatur hidupku. Lagi pula apa alasan seseorang untuk menikah ha? Cinta? Hah shit! Aku tak percaya apa itu cinta. Cinta adalah sesuatu hal yang menurutku sangat bodoh.

Cinta. Apakah cinta bisa menjamin keutuhan sebuah rumah tangga? Sebagian orang akan berkata ya. Termasuk kakakku. Bila ditanya buktinya maka dia akan menjawab 'aku dan Byakuya sudah berpacaran sejak SMA, dan sekarang kami telah menikah. Usia pernikahan kami pun telah mencapai angka 10 tahum'. Huh. Tapi tidak bagiku. Bagiku tetap saja cinta itu hanyalah alasan dalam sebuah kepalsuan. Tak dapat dipercaya keutuhan dan keabadiannya. Menurutku orang tetap bisa hidup tanpa cinta sekalipun. Seperti diriku. Yang nyatanya masih tetapbisa hidup dengan aman, sehat, damai, sentausa.

"Hallo..." kataku pada seseorang diseberang sana

"Hai darling,,bagaimana persiapanmu ha?"

"Persiapan untuk apa Rangiku?" tanyaku sambil menjepit ponselku dengan kepala dan bahuku, bersamaan dengan itu aku berusaha memakai celana pendekku

"Untuk acara perjodohanmu sayang. Boleh aku tahu pakaian yang kau kenakan?"

"Celana pendek selutut"

"Lalu untuk atasannya kau pakai apa?"

"Kemeja putih kerah sanghai.."

"Astaga! Kau gila Rukia." Aku hanya mendegus mendengar ucapannya,

"Memangnya kenapa Ran?" tanyaku sebal

"Darling,, kau akan terlihat sangat desperate. Tiga puluh tahun dan kau berharap dia tertarik dengan celana pendekmu?"

"Aku tidak berharap dia tertarik padaku" jawabku sewot

"Ayolah Rukia. Jika ditanya apa keinginan kakakmu yang terakhir kali sebelum dia mati, pasti dia akan menjawab ingin melihatmu menikah" jawabnya dengan diiringi sebuah tawa.

"Huh oke tunggu sebentar. Jangan tutup telephonnya," Ku letakkan ponselku di meja rias. Kemudian ku bongkar lemari pakaianku. Kuaduk-aduk isinya untuk mendapatkan pakaian yang tidak terlalu rapi, terlalu formal, terlalu santai, terlalu modis, terlalu seksi...huaaaaaaaahhh aku ingin meledakkan lemariku. Atau menyuruh si Mr.X atau siapapaun dia yang akan dijodohkan denganku untuk segera enyah dari rumahku.

"Kemeja berwarna krem dan celana jeans hitam" Kataku pada Rangiku

"Great! Itu akan menampilkan dirimu sebenarnya di usia 30 tahun ini" Kata Rangiku. Bisa kudengar dia tertawa diseberang sana

Sialan

"Oke princess sebaiknya kau segera bersiap. Sebentar lagi kakakmu tercinta pasti akan segera memanggilmu untuk bertemu dengan pangeran berkuda putihmu itu, Hahaha"

"Diam kau"

"Semoga sukses. Dan jangan sampai kau permalukan dirimu sendiri di hadapannya"

Kuputuskan sambungan teleponku dengannya. Astaga sahabatku yang satu ini hobi sekali menggoda dan mengerjaiku. Tapi entah kenapa aku selalu tak bisa marah kepadanya. Huh! Aku kembali mengamati diriku di cermin. Rangiku benar. Aku terlihat seperti diriku sendiri seperti biasanya. Tidak terlau formal ataupun terlalu santai. Lalu segera kupoleskan make up tipis-tipis di wajahku. Sebaiknya si Mr.X punya hal yang bagus untuk kulihat dan kuketahui. Atau kalau tidak aku akan membunuhnya karena telah membuat hari mingguku menjadi berantakan seperti ini.

Ichigo P.O.V

"Ichigoooo...cepat masuk ke dalam mobil" teriak ayahku dari dalam mobil

Aku yang baru saja menutup pintu rumah segera menuruti ucapannya. Masuk dan duduk dalam diam di dalam mobil. Membiarkan ayahku yang menyetir mobil. Aku Ichigo Kurosaki. Seorang dokter muda di salah satu rumah sakit terbesar di Karakura. Entah bisa dibilang muda atau bukan, karena nyatanya aku sekarang berusia 32 tahun. Dan belum menikah. Itulah yang menyebabkan ayahku selalu menyuruhku menemui wanita-wanita pilihannya untuk dinikahkan denganku. Ini konyol sekali. Aku masih bisa hidup dengan normal tanpa seorang istri sekalipun di sampingku. Aku bisa melakukan semua pekerjaan rumahku sendirian. Memang sih terkadang aku ingin punya seorang istri jika mendengar cerita teman-temanku yang katanya sangat enak jika kita punya istri. Tapi tetap saja aku ingin mencari calon istriku sendiri. Tanpa harus dicarikan oleh ayahku. Yang mau menikah itu kan aku, bukan orang tua bodoh itu? Lalu kenapa dia yang harus repot-repot mencarikan wanita untukku? Astaga!

Ayah menghentikan mobil kami di depan sebuah mansion yang cukup besar. Serius Ayah akan menjodohkanku dengan seorang wanita yang tinggal di mansion ini? Mansion ini tradisional sekali. Apakah wanita yang akan dijodohkan denganku akan setradisional mansion ini. Entahlah. Sebaiknya Ayah mempertemukanku dengan wanita yang baik dari sisi manapun. Atau kalau tidak aku akan membunuhnya.

"Ayo Ichigo" kata orang tua jelek itu yang sudah berada di depan pintu masuk mansion ini

"Iya,," jawabku singkat

"Selamat datang " kata seorang wanita cantik berambut hitam. Di sampingnya berdiri seorang laki-laki berambut hitam panjang dan memakai kanseikan. Mungkin suaminya

"Terima kasih. Selamat siang Hisana, selamat siang Byakuya" kata ayahku pada kedua orang itu "Ichigo, ayo beri salam pada mereka"

Aku lalu tersenyum dan membungkuk kepada mereka. Kemudian aku berjalan mengikuti mereka sampai ke sebuah ruangan yang disebut ruang tamu. Hmm ternyata dalamnya tak seperti luarnya. Kukira kami akan duduk dilantai dengan dialasi bantal. Tapi ternyata tidak. Kami duduk di sofa yang bisa dibilang cukup modern.

"Rukia lama sekali. Aku akan memanggilnya,," wanita yang dipanggil Hisana oleh ayahku tadi sambil beranjak meninggalkan kami

Rukia. Nama yang bagus. Ku harap orangnya sebagus namanya.

Lalu aku terkurung dalam situasi yang aneh. Orang yang tadi dipanggil Byakuya hanya diam. Benarkah orang ini akan menjadi kakak iparku? Dari tadi ayahku terus yang berbicara tanpa henti. Aku hanya duduk terdiam dan melihat-lihat hiasan dinding di ruangan itu.

"Maaf menunggu lama"

Aku lalu mengalihkan perhatianku ke sumber suara itu. Kulihat Hisana tersenyum dan disampingnya ada seorang wanita yang mirip dengannya. Hanya saja lebih pendek. Dia mengenakan celana jeans dan kemeja berwarna krem. Rambutnya hitam keunguan pendek. Kulitnya putih bersih. Yang membuatku senang melihatnya adalah dia terlihat simple. Tidak seperti wanita yang selama ini dikenalkan ayah padaku. Mungkinkah dia itu Rukia?

"Rukia, ayo beri salam pada paman Isshin dan Ichigo" kata Hisana

Ternyata benar. Dia Rukia. Dia lalu tersenyum dan membungkuk kepadaku dan ayah.

"Wah cantik sekali Rukia-chan" kata ayahku

Dia lalu mengambil tempat duduk disebelah Hisana. Dia melihat kearahku. Mungkin dia sadar kalau sejak tadi aku memandanginya. Aku lalu berpaling melihat ayah yang sedang tertawa terbahak-bahak.

"Nah Rukia sana ajak Ichigo mencicipi es buah buatanmu di teras samping" kata Hisana setelah kami semua melalui obrolan khas orang tua selama hampir dua jam lebih.

Rukia P.O.V

"Wah cantik sekali Rukia-chan" kata orang tua itu. Rukia-chan? Yang benar saja. Memangnya aku ini anak remaja? Sepertinya aku lebih pantas dipanggil Rukia-san. Huh.

Uhmm kualihkan pandanganku pada seseorang yang tadi disebut Ichigo oleh kakakku. Dia mengalihkan pandangannya dari ku. Padahal aku berani bersumpah kalau dia menatapku. Hmm dia lumayan juga. Wajahnya bisa dikategorikan tampan. Tubuhnya juga bagus. Tapiiii apa itu? Rambutnya orange? Astaga yang benar saja. Namanya strawberry tapi rambutnya jeruk. Tak bisa kubayangkan bagaimana wujud anakku nanti jika aku menikah dengannya.

"Nah Rukia, sana ajak Ichigo mencicipi es buah buatanmu di teras samping" kata Hisana-nee

Apa? Es buah buatanku? Kapan aku membuatnya? Sungguh nee-san kun ini seorang tukang promosi yang ulung. Huh! Aku lalu beranjak dari sofa menuju teras samping. Dan dapat kudengar langkah kaki di belakangku yang ku yakin itu milik Ichigo.

Kami sampai di teras samping. Aku mengambil segelas es buah lalu ku berikan padanya yang sudah duduk santai di kursi yang menghadap kolam renang.

"Ini... bukan buatanku" kataku sambil menyerahkan es buah itu padanya

"Aku tau. Tak mungkin jika ini buatanmu" katanya

Sial!

Kulihat dia tersenyum melihat ekspresiku. Kemudian dihabiskannya es buah yang ku beri tadi

"Boleh aku menaruh jasku disini?" tanyanya

"Boleh. Di sini yang dilarang adalah being single" jawabku putus asa

"Haha,,,aku suka kau" aku terkejut mendengar ucapannya.

"Maksudku cara bicaramu. Jujur sekali." katanya sambil tersenyum

Huh! Sial

"Pokoknya kita harus menggagalkan rencana ini. Aku tak mau dijodohkan." kataku

"Sungguh tak ingin mencoba denganku?"

"Hah tidak terima kasih. Aku tidak berminat menikah"

"Oke terserah kau saja nona Kuchiki. Tapi aku tak yakin kalau kau tak bisa jatuh cinta padaku"

"Percaya diri sekali kau"

TbC

Huaah segini dulu ya,,

Maap kalau pendek banget n gaje

Ini ngetiknya di sela-sela pelajaran kosong

hehe

Min-chan selalu mengharap review dari semuanya

So jangan lupa review ya...
Pleaseeeee,,,,,