Sore hari yang cukup tenang dan lengang. Angin musim panas menyibak debu-debu dipinggiran Komadi putar. Wahana hiburan minim itu terletak dipinggir kota Seoul yang ramai. Pengunjung dan para pekerja ditempat itu sudah kembali ke bilik mereka masing-masing, akibat cuaca panas yang cukup ekstrim sehingga waktu operasi taman hiburan ini hanya berlangsung hingga jam 3 sore waktu setempat.

Kini dedaunan kering dipinggir wahana hiburan ikut tersapu angin yang terasa lebih kencang, hingga salah satu daun kerinng itu menyentuh kaki jenjang sebuah sosok menjulang yang terbalut kostum badut.

Sosok manusia didalamnya tak nampak, karena kostum badut itu membuatnya menjadi replika hewan asal China yang sangat menggemaskan, Panda.

Cuaca ekstrim itu membuat sosok yang tengah menggunakan kostum berbahan tebal itu begitu terburu membuka bagian kepala badutnya. Memaksanya untuk segera lepas dari kepalanya yang sudah pening dari tadi. Hingga kemudian menyembulah dari kostum itu sesosok namja manis dengan ciri khas kantung mata seperti panda, hidung tingginya yang menawan dan bibirnya merahnya yang indah. Kulitnya yang sedikit kecoklatan, cukup berbeda untuk kebanyakan orang Korea namun tetap memamerkan pesona luar biasa si pemilik, bagai pemandangan menyenangkan bagi setiap mata yang memandangnya.

Dahinya penuh dengan peluh yang mengalir, siksaan yang cukup untuknya karena profesionalisme dituntut dalam segala kondisi. Bosnya sama sekali tak memberinya sedikitpun toleransi untuknya. Bisa dimengerti jika namja tersebut merupakan maskot unggulan tempat itu. Dan tentu bosnya menyiapakan penghargaan lain untuknya dari pengorbanan ini, yakk sebuah bonus.

Kakinya ia langkahkan untuk memasuki area yang paling sentral dari tempat itu, hingga ia mencapai salah satu arena dengan kuda-kuda poni yang diam ditempat tak berputar seperti biasa, hanya lampu kerlap-kerlip dengan berbagai warna yang terlihat hidup, hingga memberikan penerangan yang menyenangkan di kepingan matanya. Ia masuk dengan memanjati pagar arena itu, lalu berjalan memutarinya. mencari keberadaan salah satu boneka kuda dari kayu berwarna putih dan tanduk dibagian kepala. Unicorn.

" 3 tahun lalu, disinilah semuanya berawal" Namja itu mengedarkan matanya menatap sekeliling arena itu. Menghirup aroma khas sore hari ditempat itu hingga menenangkan sebagian pikiran rumitnya. Memberi indera penciumannya aliran udara yang familiar beberapa tahun lalu dalam hidupnya. Dan aura positive itu membuat moment itu terasa begitu menggugahnya. Memaksa setiap memori lama ditempat itu menguar begitu saja.

Sesampainya dihadapan benda itu, tangannya lalu menyentuh replika Unicorn itu perlahan. Kemudian, ia merubah objek yang barusan ditatapnya pada Sebuah pohon maple dengan usia yang cukup tua, yang tumbuh tidak terlalu jauh dari tempat itu.

" Tempat ini sama sekali tidak berubah. Tetap nyaman, meski sekarang panas." ucap namja manis itu bibirnya tersenyum lagi melihat area ini masih belum berubah dalam beberapa tahun silam.

Terkesan begitu konsisten, begitu romantis, hingga begitu sakit

karena ditempat itulah kisah cintanya tak pernah terbalas. Senyumannya memudar, seketika setelah memory itu berkelebat dikepalanya.

" Disinilah kau menerimannya" tunjuknya, lewat isyarat mata tajamnya pada Unicorn yang dipegangnya. Langkahnya kemudian lanjutkan, keluar dari area itu kemudian berhenti tepat didepan pohon Maple yang dipandangnya tadi yang hanya tumbuh satu-satunya di taman bermain itu. Kemudian sorot matanya beralih menuju batang pohon paling besar dari pohon itu. Tangannya menyentuh perlahan permukaan pohon yang terasa kasar dikulitnya yang mulus bak wanita. Tatapannya semakin sendu saat permukaan kasar kulit pohon menggores tangannya yang halus.

Menyiratkannya sebuah kesakitan yang tak nampak.

" Dan disinilah aku melihat kalian bersatu, dan membuatku menjadi_"

ia hanya tersenyum miring memikirkannya. "_seorang pecundang. Bahkan sebelum sempat melakukan apapun." kalimat itu diakhiri dengan dengusan singkatnya.

Mengutuk setiap Kepasifaannya kala itu.


CLOWN

March 2015

Author: Baby Tao Lovers

Main Cast: KrisTao, Huang Zi Tao (Tao) & Wu Yifan (Kris)

Other Cast: All EXO member (EXO Official Couple), Artist SM, etc.

Genre: Romance/Angst

Rated : M ( Mature)

Warning: Yaoi, Gaze,Typo, OOC, etc.

Sumary : ketika aku menatapnya...aku tak bisa memungkiri bahwa Tuhan telah memberikan estetikanya pada setiap mahluknya, dan itu kulihat dari dirimu. Tapi ketertarikanku butuh hal lain, kejernihan hati itulah yang terpenting dipandanganku. Dan sekali lagi kau berhasil membuatku memujimu untuk yang kedua kalinya. Dua hal itu yang membuatku terbuai padamu..

So, Hope You Enjoy Read This Fict.

Don't Like Don't ReadNo PlagiatDosa Tanggung SendiriOK!

:

Check it out

Chapter 1... Place,,,,


.

.

Author Pov,,,

Namja yang masih terhanyut dalam lamunan itu bernama Xi Zitao. Putra seorang konglomerat, yang tak perlu dibantah lagi kebenaran mengenai aspek finasialnya yang mempuni. Bersyukurlah untuk itu, hingga mempermudah baginya untuk mendapatkan segala hal yang diinginkannya atau bahkan informasi yang diperlukannya secara kilat.

Lantas mengapa ia harus menyiksa diri untuk bekerja di wahana bermain itu dengan bayaran yang kurang pantas untuknya. Jawabannya begitu mudah, karena pekerjaan ini menawarkan sejuta hal yang belum pernah ditemukannya saat menjadi orang dengan status yang layak.

Kesenangan dengan melihat wajah bahagia pengunjung yang menerima mawar ataupun balon warna-warni yang ditawarkannya, atau saat semua pengunjung dengan umur yang berbeda meminta bahkan memaksa berfoto bersama dirinya.

Selalu ada Euforia positif baginya dari pekerjaan sederhana ini. Bahkan mungkin begitu menghibur hatinya, meski terkadang kakinya serasa mati karena seringnya ia berdiri.

Sifatnya terlihat sederhana... begitu naif sehingga setiap orang yang mengenalnya selalu jatuh dalam pesona Natural yang ditawarkannya.

Tapi ia hanyalah manusia, sesempurna apapun sikapnya, tetap saja ada setitik noda dari keinginannya yang bisa mematahkan semua predikat itu.

Setitik noda yang mungkin mengotorinya hanya sesosok Namja. Senior, ditempatnya dulu menjalani masa studi. Namja tampan yang menjerat namja lugu sepertinya. Bahkan memaksanya menjadi pecinta sesama jenis.

.

Flashback..

May 2007

Langkah kaki cepat seorang namja manis dengan mata pandanya, menegaskan bahwa waktu semakin menyudutkannya. Dan menatap arloji hanya menambah kecemasannya. Tao, namja itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling lingkungan yang tebrbilang masih terlalu jauh untuk tiba disekolah yang ia tuju. Sejauh mata memandang, hanya ia sendiri. karena hanya ia yang menggunakan seragam dengan perpaduan warna serta motif kain yang menyiratkan bahwa ia bersekolah di SMA Yang cukup popularitasnya. Gangnam High School .

Hanya ia yang terlihat melanggar ketentuan waktu yang telah dibuat itu, ketentuan yang ada disekolah manapun dikorea maupun dunia, ketentuan yang tidak memperbolehkan seorang siswa untuk memasuki ruang kelasnya bila melanggarnya. Dan fatalnya saat ini adalah seongsaengnim yang terkenal dengan predikatnya yang negatif akan mengisi ruangan kelasnya, .

Tao begitu frustasi karena langkahnya tidak segera mencapai tempat yang ia inginkan, maka dengan kenekatan yang ada, ia berusaha menghentikan laju kendaraan yang melewati jalan yang sedang dilaluinya.

Dua hingga kendaraan telah menolak lambaian tangannya. Dan tiga kendaraan lain yang lain juga tak mungkin memberikannya tumpangan, akibat kapasitas tempatnya yang terbatas. Hingga tiba-tiba seorang pengendara motor menghentikan lajunya, dan tanpa bertanya sambil tetap mengenakan helmnya, ia memperbolehkan Tao untuk ikut menumpang dijok belakangnya. Hingga tiba ditempat yang begitu ia inginkan, tak sempat satu kalimat terima kasih ia ucapkan pada pengendara motor sport yang mengenakan seragam yang sama dengannya, dengan acsesories tampilan naga emas yang ada di badan motornya. Siapapun termasuk Tao yang bersekolah itu, tidak mungkin untuk tidak mengetahui siapa pengendara motor yang telah menolonggnya itu.

Seseorang yang begitu dielukan karena olahraganya, kecerdasann, serta ketampanannnya, Juga merupakan seniornya. Namja itu bernama Wu Yi Fan, namun semua menyebutnya Kris. Dan dengan bodohnya Huang Zitao, hanya karena moment singkat tadi dengan namja sempurna itu, semua paradigmanya tentang kesialan pagi tadi seketika berganti menjadi hal yang sangat menyenangkan.

Dan berwal dari sanalah harapannya muncul, sebuah keinginan_ untuk meraih hal yang tak berbudi dan tabu.

End FlashBack..

.

Hanya satu peristiwa tapi mampu mempertahankan perasaannya hingga saat ini. Dan_

_Anggap ia tak tahu diri

.

Kris, sosok yang menabur sesak dihati Tao kala melihatnya itu, bahkan hingga membuatnya melanggar ketentuan orientasi itu kenyataannya telah mendamba seseorang. Dan betapa beruntungnya sosok itu, karena telah menancapkan klaim miliknya pada pihak yang ia nobatkan sebagai dambaannya tersebut. Meskipun pada kasus orietasinya tidaklah berbeda dengannya.

Mungkin itu hanya status simple tanpa ikatan yang resmi. Mungkin itu termasuk hubungan yang tabu untuk kebanyakan orang. Tapi itu cukup menjelaskan pada pihak lain yang 'berkeinginan' pada salah satunya untuk segera mengenyahkan perasaan manis itu. Peringatan halus yang dilontarkan pasangan itu agar pihak manapun segera menjauh.

Itulah kebenarannya.

Dan Tao juga patut mendapatkan peringatan itu. Dan berkatnya, ia juga telah menyadari, bahwa perasaan ini_ tidak pada tempatnya.

Tidak pada seorang yoeja dan tidak pada seseorang dengan status single.

Tapi ia tetap menyukai namja itu.

Pemikiran yang selalu membuat Tao berulang kali menyesal.

Menghela napas panjang, kemudian memakai kembali kepala badutnya. lalu dengan gerakan santainya, ia memanjat pohon dan duduk batang pohon yang paling lebar, tangannya sigap memegang batang kecil yang bisa diraihnya untuk membuatnya tetap aman. Salah satu tangannya memeluk batang utama pohon itu..

Kesedihan itu perlahan memudar saat perasaannya menguap lagi. Dadanya selalu berdebar hanya dengan mengingat sekali lagi wajah tampan sang senior. Ia tak mampu menolak keinginanya yang masih dengan berani berharap untuk memiliki sosok itu. Tapi hanya sekedar sebuah harapan – bukan Obsesi.

Ya, Agresive bukanlah stylenya.

-Hidup dalam mode aman adalah caranya selama ini-.

Balance adalah kebijaksanaan menurutnya.

Selama Hidup 21 tahun, ia tak pernah mengharapkan Figurnya muncul dimuka umum dengan begitu gemilang ataupun terlalu pasif. Menurutnya- ia sudah cukup dengan, Prestasinya sedang, tidak terlalu mahir atapun kurang. Penampilannya santai, tidak mencolok ataupun naif.

Bahkan, dalam istilah keluarganya pun demikian. Bukan anak tiri, juga bukan anak Kandung. Hanya anak haram. Hasil dari hubungan gelap ayahnya dengan ibunya yang merupakan simpanannya. Status yang cukup untuk membuatnya bertahan dalam susunan terhormat keluarganya meski dengan perlakuan yang kurang nyaman untuknya. Dan tentunya, menjadi sosok yang transparan karena kehadirannya adalah salah satu momok yang paling enggan diumbar keluarga tersebut.

Mereka keluarga terpandang, mereka di didik dengan berbagai norma hidup yang ketat sehingga bukan tidak tahu cara memperlakukan seseorang secara pantas. Mereka menghormatinya sebagai seorag anak dirumah itu termasuk memberi semua materi yang dibutuhkannya.

Mansion Xi hanya tempat tinggal untuknya bukan sebuah tempat untuk hidup bersama dengan mereka. Mereka membatasi setiap ruang geraknya. Mencegahnya mendekati area mereka dengan sesuatu yang mereka anggap sopan santun. Tapi aturan itu hanya berlaku untuknya, sedangkan bagi mereka aturan itu sangatlah fleksibel.

Ia juga mengerti perihal itu. Tak banyak berharap pada keluarganya, bisa dimengerti jika harapan utama profesi sederhananya adalah bisa sedikit memutus sedikit interaksi didalam kediaman itu.

.

Tao rasa cukup berada ditempat ini. Ada hal yang ia tunggu sedari tadi, tapi waktu sudah cukup sore, ia harus mengantisipasi kemarahan keluarganya dengan pulang cepat. Ia lalu menuruni pohon Maple itu dengan perlahan. Setelah kedua kakinya menginjak ditanah, ia lalu menepuk- nepuk area tubuhnya, menjatuhkan helaian daun kering yang tersangkut di kostum favourite miliknya.

.

Tao POV,,,

" Kenapa kau melakukan pekerjaan ini?"...terdengar suara seseorang dibelakangku. Nada suaranya yang tegas dan berat namun sedikit menguak kegusaran didalamnya. Aku terhenyak dari lamunanku, kubalik tubuhku untuk melihat siapa sosok itu, tapi sosok itu teramat cepat mengangkat kepala badutku sebelum aku sempat memposisikan diri dengan benar dihadapannya.

Saat sosok itu mengangkatnya perlahan, bagian bawah kepala badut itu sedikit menarik helaian rambutku. Rambut poni yang berjatuhan kembali didahiku, tapi tetap tak menutupi kedua mataku untuk meraih _dia yang memiliki penggambaran yang sempurna_ tepat dihadapanku.

.

Aku_begitu terkejut..

Dan lagi-lagi_

_ dadaku bergemuruh dengan cepat..

.

Dibalik helaian poni gelapku yang memanjang hampir menyentuh mataku, aku melihatnya masih terpaku menatap wujud wajah manusiaku kini dan keduanya tangannya yang memegang kepala boneka, masih tertahan diatas kepalaku. Dia masih manghujam tatapan bertanya padaku.

.

Tuhan...

.

..Kenapa hanya orang ini yang bisa membuat takjub bola mataku. Mengapa ia digambarkan dengan kontur wajah begitu sempurna, hingga membuatku berkali-kali memungkiri kebenaran. Bahwa dia seorang yang memiliki susunan tubuh yang sama denganku, seorang Namja.

.

Dia istimewa..

Tuhan menciptakannya dengan sebuah keajaiban

..

Semua orang pasti memberikan penilaian yang sempurna untuknya. Sedikit berlebihan memang, tapi itu tapi kurasa itu memang kebenaran.

Sosok yang membuat segalanya terasa sulit.

Seseorang yang memberikan kebahagaian dan kesakitan untukku. Dua hal yang kurasa tak pernah, disadarinya.

Tap POV end..

.

" o-oh K-kris Gege. Kau datang rupanya. Kupikir kau tidak akan memenuhi undanganku. Nyaris saja aku pulang " tanya Tao cukup tenang, ia akhiri dengan senyuman tulusnya yang tipis. Terlihat, Kris tengah berpikir dan Tao rasa mungkin namja idamannya itu merasa sia-sia memenuhi undangannya karena jawaban singkatnya tadi.

" Jangan berbasa-basi. Aku benci itu. Jika kau terus membuang waktuku dengan percuma, aku akan segera pergi." katanya dengan nada yang sedikit meninggi.

Benar bukan dugaan Tao, dia terlihat merasa cukup rugi karena bertemu dengannya.

" Ada hal yang sangat penting ingin kusampaikan pada_mu_." ucap Tao memelan begitu mata elang itu menatapnya tajam sehingga membuat nyalinya sedikit menciut. Keberaniannya menghilang dan merasa kaki bawahnya mulai gemetaran, akibat mentalnya yang menurun drastis tadi. Kondisi ini menyebalkan sekali. Ia senang dan berdebar saat menatapnya, tapi tatapan yang Kris berikan justru sebaliknya. Dan itu terasa menyakitinya, begitu menunjukan bahwa kehadiran dirinya begitu -risih. Dan sangat menunjukan bahwa setiap opini namja itu tidak bisa dibantah. " _A-aku Tunanganmu, Kris" lanjutnya.

" Aku tahu." ucapnya santai tapi dengan tatapan yang sangat menusuk.

Dibalik tatapan intimidasi itu, Tao masih bisa melihat rasa percaya dirinya yang sangat tinggi, tapi juga secuil rasa menyerah dan selebihnya rasa marah yang mendominasinya. Tao mengangguk ragu kemudian.

" Begitukah?" ucapnya semakin sendu saat benar-benar tau lewat tatapan itu, bahwa Kris benar-benar tak mengharapkan dirinya. " _Dan sepertinya aku menyukaimu." Ucap Tao lirih sambil menatap penuh harap pada sosok dihadapannya yang begitu ia kasihi. Akhirnya kata yang selama ini membelenggu hidupnya terlontar juga.

Berharap sedikit saja, namja itu menghargai perasaan tulusnya.

" Sudah Kuduga." ucapnya datar yang juga menyamai ekpresinya. " Tapi perlu kau tau, aku sudah memiliki seseorang yang_ kuhargai."

Dan seketika Tao merasa mencelos saat mendengar jawabannya, meskipun ia sudah menyiapkan hati dan prediksi dari beberapa jawaban terburuk, bahkan mungkin jawaban barusan. Namun ternyata ia masih merasakan sensasi sakitnya. Dan rasanya begitu perih, dadanya langsung berdenyut hebat.

Hanya satu kalimat telak yang Kris katakan. Membuatnya seketika langsung berpikir, bahwa _Kris sudah menyadari perasaannya... tapi menganggapnya biasa dan tidak penting.

" _Tapi kau tetap milikku, Kris!" Ucap Tao sedikit menuntut.

" Sekalipun kita menikah, kurasa aku tak akan pernah menganggap hubungan itu. Ingat baik-baik itu! Jadi berhentilah untuk mende_"

"_AKU TAHU!" potong Tao cepat. ia sedikit kesal karena Kris mengucapkannya tanpa beban. " A_ku sangat Tahu. Aku mengerti. Karena itu_" ucapnya semakin lirih.

" _Apa yang kau inginkan?" potong Kris tak sabar. Tao tersenyum kecut, sorot matanya kini tepat menghujam mata sang idaman.

.

.

.

"_ mari kita saling membantu, Kris!"

.

.

.

~TBC~


AN:

Hai ketemu lagi dengan Ti'el di ff KrisTao yang baru huhu.

Ini udah lama ada di NB ku jadi, mubazir jika tidak dipost.

Ini ff Angst KrisTao yang pertama kali kutulis.

I Love EXO, Kris (Wu Yi Fan), and Luhan (Xi Lu Han) so much.

Hope You Like It.

see you next chapter ^^