semacam iseng saja bikin drabble ini. sebenernya udah di publish di tumblr, tapi punya akun disini dan gak dipake rasanya sayang~
story pertama saya. bahkan ini adalah fanfic pertama yang saya publish di berbagai media. selamat membaca. ^^

Uta no Prince-sama © Broccoli

Nama. Dalam Gumamnya.©

Rated : K+

Genre (s) : Hurt/Comfort

Pair : Natsuki & Satsuki x Shou


Pemuda pirang itu membuka matanya perlahan. Tengkuknya kaku, entah sudah berapa lama ia tidur dalam posisi duduk menunduk seperti itu. Ia melihat kacamatanya tergeletak terabaikan di dekat tangannya, sepertinya merosot ketika ia tidur tadi.

Tidak, kacamata itu bukan miliknya. Hanya tubuh itu saja yang selalu memakainya, bukan dia.

Ia mendengus kasar, memandangi sosok yang tertidur lelap begitu saja dan menggunakan pahanya sebagai bantal. Entah apa yang dipikirkan oleh dirinya-yang-satunya sampai mengijinkan pemuda kecil ini tidur beralaskan tubuh mereka.

Seulas senyum licik berkembang begitu saja di wajahnya. Perlahan ia menyentuh dagu pemuda kecil dan membungkuk. Cukup rendah hingga ujung hidung mereka bersentuhan ringan.

"Anggap saja sebagai bayaran karena kau berani memakaiku sebagai bantal, Shou," tanpa keraguan ia menempatkan sebuah kecupan dalam di bibir Shou.

Satu kecupan. Dua. Tiga. Cukup dalam untuk membuatnya puas, namun tak cukup kasar untuk membangunkan tidur siang Shou yang kelewat pulas.

"Ummmhhh...," Shou bergumam, masih tertidur, dan membetulkan posisi kepalanya, "Natsuki..."

Ekspresi wajah pemuda yang sudah terjaga itu berubah. Entah dia marah, kesal, ataupun kecewa, yang jelas ia tidak jadi melanjutkan kecupan keempatnya dan memilih bersandar di tembok yang dingin.

"Bahkan dalam tidurmu, kau hanya memanggil Natsuki, huh? Bukan namaku : Satsuki," cibirnya tajam, hanya dalam bisikan.

Ia memandangi Shou lagi, sama lekat seperti biasanya. Hanya saja terlalu malas, atau terlanjur kecewa, untuk menyentuhnya lebih jauh.

"Kau lebih suka pada Natsuki, 'kan? Baiklah...," ia mengambil kacamata yang ada di dekatnya, "Selamat malam," ucapnya dingin sebelum memakai kacamatanya.

"Huh?" pemuda yang sama dengan tadi, hanya dengan kacamata yang bergantung rapi di hidungnya. Masih dengan wajah yang sama, dengan ekspresi dan raut wajah yang berbeda dengan tadi. Sangat berbeda tepatnya.

"Sepertinya aku tidur terlalu lama. Jam berapa sekarang?" itulah yang pertama kali ia pikirkan.

Ia melihat jam dinding di kamarnya, "Aaa! Aku tidur hampir 4 jam lamanya! Hey! Shou-chan~ Kita tidur siang terlalu lama!" ia mengguncang-guncang tubuh Shou yang masih terlelap di pangkuannya. Mengguncangnya serampangan dalam irama, namun dengan hati-hati agar tak membuat Shou kesakitan nanti.

"Unghh... sebentar lagi," Shou menggeliat dalam setengah tidurnya, berbalik dan tanpa sadar memeluk tubuh pemuda yang berusaha membangunkannya, "Sebentar lagi... sebentar lagi aku akan bangun, Satsuki...," dan ia kembali terlelap.

Pemuda itu berhenti mengguncang tubuh Shou, memandangi Shou yang kini memeluknya. "Satsuki?" kebingungan tampak jelas di wajah pemuda itu.

"Aku... Aku Natsuki, Shou-chan...," ucapnya muram, melepaskan tangannya dari badan Shou, "Aku...Natsuki..."

.

.

.

.

.

Jauh di bawah kesadaran pemuda berkacamata itu, sebuah kesadaran lain hanya diam tak mendengar apapun. Ia hanya mendesis kesal dalam diam.

"Kau memilih Natsuki, huh?"


okay. abal. iya... saya mengerti... -"
Terima kasih bagi yang bertahan dan membaca sampai akhir~ Mind to leave a review? ;)

with evil laugh, Altaira Verantca