Hoolaaa`~~

Ini pertama kalinya aq bikin cerita selain buat tugas B.I jd maaf kalo jelek ya ^ ^

Kritik/saran sangat diharapkan (maklum pemula)

Selamat menikmati! Sya la la


Ia menghela nafasnya. Keputusan ini terasa berat, namun diperlukan. Tidak salah lagi, ia harus menyelidiki ini, memecahkan misteri yang menghantuinya selama ini.

***

Junes, Special Headquarter

"APAAA!!!!" teriak semua orang

"Na-Naoto, kau tidak serius kan?" tanya Rise dan Teddie, air mata sudah menggenangi mata mereka. Untung aku sudah membawa payung, pikir Naoto sambil menghela nafas.

"Tentu saja, ada hal penting yang mau kuselidiki di sana, jadi aku tidak bisa berlibur bersama kalian ke tempat Souji-senpai, maafkan aku," ujar Naoto menegaskan pernyataannya barusan.

"Akan terasa sepi tanpa kau, Naoto," ucap Yukiko, dengan anggukan Chie.

"Dan Kanji yang paling merasakan akibatnya!" sela Yousuke, sambil mengedipkan mata ke arah Kanji.

"A-apa aku tid… (blush)" gagap Kanji.

"Ohhh… Kanji, you're so cute!!!" ujar Rise, yang tidak peduli bagaimana perasaan orang yang dibilang 'cute' itu.

"Yahh, tapi kurasa semua akan beres bila kita mengubah tempat berlibur kita ke sana dan meminta Souji pergi ke sana, semua tetap bisa berkumpul kalau begitu…" ujar Chie tiba-tiba, diikuti pandangan semua temannya. "Ohh, ini hanya sesuatu yang keluar dari otakku, tidak usah dianggap, aha ha."

"Tidak, Chie, kamu bisa jadi jenius di saat tak terduga dan kita jadi punya acara untuk mengisi liburan!" teriak Yousuke bersemangat sambil terlonjak berdiri, menumpahkan minumannya ke anak kecil yang kebetulan lewat di dekatnya.

Extra scene ~~I don't want to disturb you anymore… By Hanamura Yousuke~~

"Awww… Ba-bajuku… HUWAAA!!!" tangis si anak sambil berlari ke arah ibunya, yang langsung menghampiri Yousuke dengan tampang sangar.

"Ma-maaf, bu," gelagap Yousuke, "Aku tidak seng-"

DUAKKKK!!!!!!!!!!!!

Tanpa peringatan, si ibu langsung meninju Yousuke dengan telak hingga ia terlempar ke angkasa. "JANGAN PERNAH SENTUH ANNAKKU LAGI, DASAR *TIIIT*."

Teman-temannya hanya bisa melongo memandangnya terbang. Ibu itu memang cantik tapi tangannya terlalu kekar dan suaranya terlalu besar, jangan-jangan… Mereka semua terlalu ngeri membayangkan kemungkinan tersebut

"Sudahlah, nak, jangan mengangis," kata ibu(?) tersebut, "diamlah, sini papa belikan ice cream."

Ternyata orang tersebut memang laki-laki!! pikir mereka semua. Zaman sekarang memang hebat, orang-orang seperti itu berkeliaran dengan bebas, akhirnya merekapun hanya bisa sweatdrop abis melihat sang anak dengan ibu?bapak?nya yang aneh itu pergi dari hadapan mereka.

Extra scene end~~ Back to the main story

"Jadi, sesuai usul Chie-senpai, pada libur musim panas ini kita akan pergi ke Port Island dan bertemu Souji-senpai di sana sambil membantu Naoto-kun menyelesaikan kasusnya, ada yang keberatan?" tanya Rise yang berlagak jadi guru (bahkan dia memakai kostum guru juga, entah dari mana, artis memang hebat…). Ditanya begitu semua temannya hanya mengganguk, kecuali Naoto, yang terbawa peran dan mengangkat tangan, tanda keberatan.

"Silahkan Naoto-kun," ujar Rise, masih bergaya guru.

"Aku tidak mau liburan kalian terganggu gara-gara aku, kalian bisa pergi sendiri, aku terbiasa menyelidiki kasus sendiri," ujar Naoto, dan kalian hanya akan menggangguku dengan keberisikan kalian, tambahnya dalam hati.

"Ini pasti merepotkan kita Naoto," kata Teddie sambil tersenyum lebar (dasar beruang), "tapi pasti menyenangkan dan pertemanan kita sudah terlalu dalam untuk dilupakan. Dengan segenap hati, Teddie akan pergi dan membantu Naoto!"

"Well Yeah," ujar Kanji, "Aku juga ikut."

"Ya, kau pikir siapa kami, Naoto? Tentu saja kami akan membantumu," kata Yousuke, yang (seperti kebanyakan orang bodoh lainnya) sembuh dalam sekejap.

"Ya, Naoto-kun, kita pasti dapat meyelesaikannya," kata Yukiko. "Yeah, seperti saat kita membereskan Izanami no okami!" sambung Chie.

Naoto yang ditatap dengan mata berkaca-kaca oleh teman-temannya hanya bisa pasrah dan mengangguk, sembari mengeluh dalam hati. Apa boleh buat, semua sudah terlanjur, ia terpaksa mengajak teman-temannya ke Port Island untuk menyelidiki penyebab kematian kakaknya.