Halo minna~ Ana kembali bawain fanfic GrimmIchi yang udah agak lama terbengkalai. Hmm... agak lama soalnya bingung sendiri mau pake bahasa EYD buat dialognya apa nggak, akhirnya pake EYD juga ^^;
Title: Ingat Namaku
Rate: T (mungkin bakal M?)
Disclaimer: Bleach dan GrimmIchi punya Kubo-sensei seorang!
Summary: Ichigo babak belur dihajar oleh musuh barunya, seorang Arrancar. Tidak, lebih parah lagi seorang Sexta Espada. Malam itu pun akan menjadi malam yang tak akan pernah dilupakkan Ichigo. GrimmIchi yaoi. Don't like don't read!
Enjoy!
Ingat Namaku
Chapter 1
Sakit.
Seluruh tubuhnya sakit.
Tidak bisa digerakkan.
Tidak bisa dirasakan.
Hanya ada sakit.
Bankainya tidak mampu menghadapi musuhnya. Getsuga Tenshou milik hollownya pun hanya membekaskan luka pada arrancar berambut biru langit yang berdiri di langit malam. Lebih buruk lagi, Tensa Zangetsu lepas dari genggamannya.
Kurosaki Ichigo tidak pernah terpisah dari zanpakutounya, bertarung bagaimanapun tak pernah lepas. Baru kali ini ada yang berhasil melakukannya. Cero yang ditembakkan Grimmjow Jaegerjaques menghempaskan Ichigo ke sebuah gedung, membuatnya tergeletak tak berdaya. Rambut orangenya berantakan dan kotor, wajahnya memar setelah dihujani tinju bertubi-tubi, nafasnya terengah-engah, luka bakar menghiasi kulitnya, darah merah mewarnai tubuh dan shihakushou bankainya yang robek.
"Segini saja, Shinigami? Kau benar-benar membuatku kecewa."
Shinigami Daikou muda itu sudah tidak bisa konsentrasi. Semuanya terasa sakit. Kecewa pada diri sendiri, begitu lemah. Jangankan melindungi teman-temannya, melindungi diri sendiri saja tidak mampu. Dia teringat Kuchiki Rukia yang dilukai Grimmjow, tepat di depan matanya. Apakah hasil latihannya dengan Urahara Kisuke dan Shihouin Yoruichi, hasil pertarungannya dengan Zaraki Kenpachi dan Kuchiki Byakuya, hasil dari menerobos masuk ke Soul Society demi menyelamatkan Rukia, hanya segini? Apa dia tidak bertambah kuat? Apa dia tidak cukup kuat?
"Kalau kau takut kalah, jadilah lebih kuat. Kalau kau takut tidak bisa melindungi teman, bersumpahlah menjadi lebih kuat sampai kau bisa melindungi mereka. Kalau kau takut akan hollow dalam dirimu, jadilah lebih kuat sampai kau bisa mengalahkannya. Kalau kau tidak ingin mendengarkan orang lain, angkat kepalamu dan teriakkan apa yang kau inginkan. Itulah lelaki yang selama ini ada di hatiku, Ichigo!"
Rukia..., batinnya lemah. Ia pun berusaha bangkit, mengabaikan rasa sakit."Harus... menang... akh!"
"Oh, masih belum menyerah. Bagus!" Ichigo tidak menyadari Sexta espada itu sudah berdiri di depan tubuh lemahnya. Lelaki bertubuh tinggi kekar itu terlihat puas memandang mangsa barunya yang bersimbah darah. Grimmjow mengakui kekuatan bocah itu, serangan terakhir yang diterimanya tak disangka membekaskan luka. Dengan tubuh yang tidak bisa digerakkan, tanpa zanpakutou, bahkan bentuk bankai masih bertahan. Benar-benar bocah yang kuat. Namun yang membuatnya lebih tertarik pada bocah dihadapannya adalah matanya. Sepasang bola mata karamel itu tampak bercahaya keemasan, bahkan saat lemah tak berdaya tetap tampak kobaran tekad pantang menyerah. Grimmjow membenci kedua bola mata itu. Rasanya ingin mencongkel dan menikmati teriakan keputus-asaan sang bocah. "Jangan sok, Shinigami!" gertaknya.
"A... aku belum kal... ah!" desis Ichigo sambil menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Dia tahu dirinya takkan mampu espada bermata biru langit itu. Namun kekeras-kepalaannya menghalangi dirinya untuk menyerah. Bahkan karena itu dia selalu berhasil menghadapi siapapun, apapun.
"UARGH!" Grimmjow mencekik Ichigo, menghalangi aliran pernapasannya. Beraninya bocah lemah ini meremehkan sang Sexta espada! Dia akan membuka mata bocah itu akan siapa yang berkuasa, siapa sang Raja!
"Camkan ini baik-baik, Shinigami." geram Grimmjow dengan nada dingin, tatapannya menusuk tajam ke Ichigo membuat shinigami muda itu menahan napasnya. "Jangan kau berani menantangku. Lehermu ada di tanganku, aku bisa mematahkannya tanpa kau sadari. Kau mangsaku, kau ada dalam kendaliku, kau akan menyerah padaku, kau adalah milikku!"
Cengkeraman Grimmjow makin kuat, Ichigo menutup matanya rekat-rekat berusaha menahan sakit dan bertahan hidup. Kepalanya pusing, wajahnya memucat sulit bernapas, lehernya terasa panas karena cengkeraman kuat dan kuku-kuku tajam Grimmjow. Beginikah aku berakhir?, bimbangnya. Penglihatan makin kabur, yang terlihat hanyalah warna biru yang makin buram. Padam sudah api tekad hidupnya, yang tersisa hanya penyesalan dan kekecewaan akan lemahnya dirinya.
Tiba-tiba cengkeraman monster itu melonggar, membuat sirkulasi udara dalam tubuh Ichigo mendadak kembali bekerja. Tangan kanan menekan dada, dia terbatuk-batuk mengatur kembali pernapasannya. Ichigo menatap dengan bingung monster yang menyiksanya. Kenapa dia tidak membunuhnya? Kemudian dia sadari tangan Grimmjow masih melingkari lehernya. Tangan besar yang kuat dan dingin.
"Kenapa…"
"Kenapa aku tidak membunuhmu?" potong Grimmjow dengan seringai maniaknya, memamerkan gigi-gigi putih yang tajam. Dia memberbesar reiatsunya membuat Ichigo tertekan pada reruntuhan dinding gedung yang menjadi sandarannya. Mata terbuka lebar, kepala menengadah, tubuh terasa remuk. Tiba-tiba tekanan reiatsu Grimmjow mengecil, Ichigo terbaring lemas. Tapi tangan itu tetap melingkari lehernya, menekan dirinya.
"Gaaah! Ap-a...?" hidung mereka hampir bersentuhan. Tubuh Ichigo mematung, menatap mata tajam biru langit yang sedari tadi membuatnya gemetar. Bocah berambut orange itu terdiam menunggu jawaban, pergerakkan apapun dari musuhnya. Napas panas Grimmjow menyentuh wajahnya. Setetes keringat meluncur ke pipi, Ichigo menelan ludah. Panik. Takut...?
Grimmjow mendekatkan bibirnya ke telinga Ichigo, "Kenapa aku harus membunuhmu kalau kau bisa jadi mainan yang menarik?"
Firasat buruk. "Ma... mainan?"
"Kau mangsaku yang paling menarik. Sayang kalau aku langsung membunuhmu." bisik Grimmjow bernafsu. "Baumu, bau darahmu nikmat." Dia menghirup dalam-dalam aroma Ichigo. Keringat. Darah. Kebingungan. Ketakutan. Kombinasi aroma favorit Grimmjow. Lidah menjilati darah di pipi bocah shinigami itu, "Hmm... lezat."
Shock. Panik. Marah. Jijik! Ichigo ingin meronta, melepaskan dirinya dari monster itu. Tapi tubuhnya terlalu lemah, ditambah tubuh Grimmjow yang menindihnya. "Apa yang kau lakukan? Jijik tau! Lepaskan aku, kau gila!" teriaknya frustasi.
Espada berambut biru langit itu malah tertawa, mendengarnya saja membuat Ichigo gemetar. "Aku suka mangsa yang melawan. Lebih menantang." Tangannya yang tadi melingkari leher Ichigo bergerak ke leher belakang.
Napas Ichigo tertahan. Tangan kanan Grimmjow bebas menggerayangi setengah tubuhnya yang tidak lagi terbalut shihakushou. Baginya, lelaki ini lebih mengerikan dari Kenpachi dan hollownya. Grimmjow tidak hanya melukai fisiknya, tapi juga mental. Dia takut, dia tidak tahu apa yang akan Grimmjow lakukan padanya. Apa dia akan dimakan?
Grimmjow menyandarkan kepalanya di antara leher dan bahu Ichigo, menjilat, mengigit, dan menghisapnya. Ichigo berteriak kesakitan. Suara yang indah di telinga Grimmjow. Sang mangsa berusaha sekuat tenaga mendorong pemangsanya. Sia-sia saja, itu hanya membuat Grimmjow semakin bernafsu ingin menikmati seluruh tubuh bocah berambut orange itu. Merajainya, memilikinya, hanya miliknya.
Getaran yang berasal dari geraman Sexta espada di bahunya membuat Ichigo mengerang. Perlahan reiatsu sang Espada menyelinap masuk ke dalam tubuh lemah Shinigami Daikou itu. Mengklaimnya luar-dalam. Ichigo merasa mual. Sentuhan Grimmjow, bibirnya, reiatsunya membuatnya ingin muntah. Bagaimanapun hebatnya kemampuannya bertarung – level seorang taichou, Ichigo tetaplah bocah berumur 15 tahun yang polos.
Akhirnya Grimmjow melepaskan gigitannya, menjilat bersih darah dari luka yang dia buat. Ichigo menghela napas lega, namun tubuhnya masih gemetar. Ichigo berusaha mengendalikan dirinya. Barusan itu apa? Reiatsunya masuk ke tubuhku... Di tengah kebingungannya, sesuatu yang lunak dan basah memasuki mulutnya. Ichigo langsung menggigit benda itu dan membuatnya langsung keluar dari mulutnya.
"Apa-apaan kau! Ka-kau baru saja...!" Menciumku? Laki-laki gila ini menciumku?
"Cih!" Grimmjow mengusap lidahnya yang terluka, sedikit berdarah. Tidak masalah. Grimmjow menjambak rambut Ichigo, membuat bocah itu terengah. Kesempatan itu dia ambil untuk menahan rahang Ichigo dengan kasar, sehingga dia tidak bisa menutup mulutnya. "Aku tidak peduli. Aku ingin merasakanmu, melahapmu."
Ichigo tidak bisa berpikir, dia hanya memandang sepasang mata biru di depannya dalam ketakutan. "Teruslah melawan, Shinigami."
Hanya itu peringatan Grimmjow sebelum dia menyegel mulut Ichigo dengan mulutnya. Dengan mudah lidah Grimmjow menelusuri rongga mulut yang hangat itu. Tapi Ichigo tidak akan membiarkan espada itu seenaknya. Dia menahan lidah yang menerobos masuk dengan lidahnya.
Lidah Ichigo menyentuh darah di lidah Grimmjow yang tadi dia gigit. Ichigo langsung menarik mundur lidahnya. Kedua tangan yang terjepit di antara tubuhnya dan Grimmjow, Ichigo mencakar dada Grimmjow yang terluka karena Getsuga tadi. Menghasilkan luka-luka baru yang malah membuat espada itu menyeringai. Senang shinigami itu mau ikut bermain kasar.
Pada akhirnya Grimmjow berhasil menguasai bocah berambut orange itu. Dia menikmati setiap sudut rongga mulutnya, mengingat benar-benar rasanya. Ichigo mendesah pasrah. Tanpa dirinya sadari, dia menikmati perlakuan espada sadis itu.
Grimmjow melepas tangan dan bibirnya dari Ichigo, memberinya kesempatan untuk bernapas. Grimmjow mengamati mangsanya. Wajah Ichigo merah, napas terengah-engah, di pipi kirinya terlihat bekas luka gesekan tulang topeng Grimmjow, bola mata karamelnya menjadi lebih gelap. Namun ada sesuatu yang membuat bocah itu terlihat lebih muda. Ah ya, kerutan di dahinya menghilang.
Sayang momen langka itu hanya bertahan beberapa kejap mata, kerutan itu kembali lagi. "Kenapa? Kita ini musuh!" ucap Ichigo lirih dengan suara serak. Grimmjow bukannya menjawab malah menahan kedua tangan Ichigo di atas kepalanya dengan tangan kirinya. Ichigo memberontak, "Lepaskan!" Grimmjow hanya mengamati setiap gerakan yang dilakukan mangsanya untuk membebaskan diri. Perlahan Ichigo menyerah, dia menatap balik tatapan dingin Grimmjow. Dingin , namun...
"Ah..." tanpa sadar Ichigo mendesah. Matanya... mata biru itu kenapa...? Tubuhku lemas...
Grimmjow tertawa kecil melihat mangsanya kembali melemah. Dia membenamkan wajahnya ke leher Ichigo, menghirup bau adiktif itu lagi. Ichigo mendesah pasrah membiarkan napas panas Grimmjow menghangatkan lehernya. "Jadi namamu Strawberry?" tanyanya jahil. Ichigo bisa merasakan bibir pemangsanya membentuk seringaian. Ichigo mengerutkan keningnya.
"Ichigo... Kurosaki Ichigo..." jawab Ichigo tanpa berpikir.
Bagus. Grimmjow tahu Ichigo sudah terpancing umpannya. "Kurosaki..." Grimmjow menjilat bibirnya yang ikut menyentuh leher Ichigo, membuat shinigami muda itu gemetar. "Ingat namaku baik-baik." Grimmjow kembali memperlihatkan wajahnya kepada Ichigo, seringai penuh nafsu menghiasi wajahnya. "Namaku Grimmjow Jaegerjaques. Dan kau, Kurosaki Ichigo adalah milikku."
Anayu: Wooeei~ Jadi satu chapter!
Ichigo: Oi! Gue mau diapain tuh? Kenapa Grimmjow jadi molester?
Anayu: Terserah gue.
Grimmjow: Ya terserah dia *rangkul Ichi*
Ichigo: Eh minggir jangan pegang-pegang!
Anayu: *tendang GrimmIchi jauh-jauh* Oke makasih buat yang udah baca. Jangan lupa review yah! Sankyuu!
