Title : [Wooyoung Birthday] When You're Birthday

Cast :

Jang Woo Young (2PM)

Lee Ji Eun (IU)

Support Cast :

Lee Jun Ho (2PM)

Park Sun Mi (OC)

Now Playing : You're My Star - Suzy

.

.

Jieun POV

"Nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif. Silahkan hubungi beberapa saat lagi"

Aku menutup ponsel flip-flopku diiringi dengan helaan nafas. Tidak terhitung sudah berapa kali aku menghubunginya. Tetapi yang selalu menjawab hanyalah operator saja. Aku kembali membuka ponselku dan membaca pesan terakhir yang kuterima darinya.

From: Wooyoungie~

Aku ada konser di Thailand. Mungkin aku tidak bisa menghubungimu dalam waktu dekat. Mianhae Jieun-ah

Itu adalah pesan yang kuterima minggu lalu darinya. Setelah itu bisa dikatakan kalau sekarang ini kami lose contact. Aku sedikit ragu kalau Wooyoung akan pulang minggu ini. Sebab menurut majalah yang kubaca pagi ini, dia bersama dengan boybandnya—2PM—akan memiliki aktifitas yang padat di Thailand.

Aku mengganti perhatianku pada kalendar di ponselku. Saat ini tanggal sudah menunjukkan angka dua delapan. Berarti dua hari lagi ulang tahunnya. Aigooo Tuhan buatlah dia pulang ke Korea dengan cara apapun!

Tring

Aku yang tadi sedang melamun hampir saja melempar ponselku karena kaget. Aku segera membuka ponselku dan mendapati sebuah e-mail dari komunitas yang kuikuti.

From: JANG WOOYOUNG FANBASE

To: Jieunnie

Subject: CONGRATS ANG ANGELS!

Sebuah kabar baru untuk Ang Angels! Uri Wooyoung akan pulang ke Korea hari ini! Stay di Bandara secepat mungkin ya. Sebab kita tidak tahu kapan mereka akan take off dari Thailand! :D

JANG WOOYOUNG LOVERS

Aku terlonjak membacanya. Itu berarti Wooyoung akan ke Korea? Jadi dia bisa merayakan ulang tahunnya bersamaku?

"Terima kasih Tuhan, kau telah mendengarkan doaku!" seruku dengan kebahagiaan yang sulit untuk kujelaskan. Tanpa mengubah ekspresi bahagiaku, aku segera mengambil taksi dan menuju bandara!


Author POV

Jieun berlari memasuki bandara dengan tergesa-gesa. Permukaan lantai yang licin dan alas sepatunya yang kuat menyebabkan bunyi decitan yang memekakkan telinga.

Begitu melihat rombongan fans yang memenuhi bandara Jiuen refleks berhenti. Yeoja itu lalu menjambak rambut hitamnya dengan frustasi.

"AHHH aku tidak membawa apapun! Handbanner! Aku tidak membawanya!" jerit Jieun. Bagi komunitas seperti mereka, membawa handbanner saat menemui idola mereka sangatlah penting. Bisa dikatakan setiap orang wajib membawanya.

Dengan lesu Jieun mengurungkan niatnya untuk memasuk ke rombongan itu. Dia hanya melihat dari kejauhan.

"Tidak! Tidak! Aku harus masuk ke rombongan itu! Wooyoung harus melihatku ada di antara mereka!" Jieun berlari memasuki rombongan itu. Dan pada akhirnya dia didorong oleh banyak fans yang kesal akan dirinya.

"Hei, mana handbannermu? Kau fans bukan?" tanya salah seorang fans padanya. Jieun mengangguk pelan.

"Aku lupa membawanya..." jawab Jieun sedikit menunduk. Yeoja itu menatap Jieun kesal. Dia berjalan mendekati Jieun.

"Kau tahu untuk apa handbanner itu?" ia kembali bertanya. Nada bicaranya terdengar berubah kali ini. Jieun tidak menjawab apapun. Dia hanya menatap yeoja tersebut dengan polosnya. "Handbanner membuktikan kalau kita itu mencintai mereka. Lupa? Itu tidak ada dalam catatan fans. Aratseo?" Tekannya lalu meninggalkan Jieun dengan pesonanya.

Jieun begitu kecewa. Memang ini adalah salahnya. Dia lupa untuk membawa handbannernya. Dan kata lupa memang tidak ada untuk seorang penggemar.

"Ottokhe?" gumam Jieun. Dengan berat hati dia meninggalkan rombongan tersebut. Namun seseorang mencegatnya. "Nugu?" Jieun menatap polos yeoja yang sedaritadi terus tersenyum di belakangnya. Dia mengenakan kaos hitam dengan tulisan "HOTTEST" di bagian dadanya.

Ah dia termasuk penggemar bukan? Apa dia akan mengusirku juga? Jieun memutar matanya. Dia sudah berani menebak kalau dia akan diusir oleh yeoja tersebut.

"Arra~ aku akan per—" Jieun terbelalak saat yeoja tersebut mengeluarkan sebuah handbanner dari dalam ransel besarnya. "Untukku?" tanya Jieun tidak percaya. Ia mengangguk cepat lalu menarik tangan Jieun untuk masuk ke dalam rombongan. Jieun tersenyum lebar. Namun sedaritadi ada hal yang mengusiknya. Kenapa dia sama sekali tidak bicara padaku?

"KYAAAA!"

Tembok bandara serasa akan runtuh saat 2PM mulai terlihat. Boyband yang terdiri dari enam namja tampan itu tidak henti-hentinya memamerkan senyuman maut mereka yang membuat para fans semakin histeris.

"Wooyoung!"

Jieun terus-terusan saja berteriak walau dia sendiri tahu kalau suaranya tenggelam oleh gemuruh Hottest lainnya. Namun Wooyoung menoleh dan mendapatinya terhimpit oleh banyak fans. Namja itupun memberikan senyumannya untuk Jieun, membuat banyak fans histeris karena jealous.

"Aw!" Jieun kehilangan keseimbangan saat terdorong oleh desakan para fans. Jieun kembali mendapati yeoja yang berbaik hati meminjamkannya banner tersebut. Dia terlihat terjepit banyak fans. Dan anehnya dia hanya terdiam saja.

Apa dia bisu? pikir Jieun asalan.

Akhirnya yeoja tersebut terjatuh. Jieun pun harus menunduk untuk menolongnya. "Gwaechana?" tanya Jieun padanya. Dia mengangguk pelan. "Kenapa kau tidak berteriak? 2PM ada di hadapan kita lho!" Jieun sengaja membesarkan suaranya agar yeoja itu dapat mendengarnya.

Yeoja itupun mengangguk pelan. Dia terlihat mengucapkan sesuatu namun tidak sampai ke telinga Jieun.

"Apa? Aku tidak dapat mendengarnya?" tanya Jieun yang semakin mencondongkan telinganya ke yeoja itu. Terlihat raut wajah cemas darinya. Dia berusaha menyampaikan sesuatu kepada Jieun. Jieun hanya menatap yeoja itu dengan tidak percaya. Melihat tingkah yeoja tersebut membuat Jieun menyadari satu hal—yeoja itu tidak bisa bicara. Dia...bisu?

Jieun pun mengeluarkan yeoja malang tersebut dari kerumunan. Dia memegang pundaknya dan memberikannya air mineral.

"Siapa biasmu?" tanya Jieun. Yeoja itu terlihat menyebutkan sebuah nama dari bibir mungilnya. "Junho? Lee Junho?" tebak Jieun. Yeoja itu mengangguk semangat. "Baiklah kalau begitu kita ke 2PM!" seru Jieun. Jieun pun menariknya dan kembali memasuki kerumunan. Dengan tubuh kecilnya itu Jieun mampu menerobos kumpulan fans hingga berada di tempat paling depan. "Cepat! Itu Junho!" seru Jieun semangat.

Yeoja itu terlihat merogoh isi ranselnya dan mengeluarkan sebuah note. Begitu Junho menuju ke arah fans dan menerima hadiah dari mereka, Jieun menarik namja itu dan membuat para fans semakin iri pada sifat agresifnya.

"Junho-ssi. Tolong melihatlah padanya! Dia fansmu yang paling baik diantara semua fans yang meneriakkan namamu di sini!" paksa Jieun yang langsung ditarik oleh amukan fans yang sudah kesal padanya.

Orang yang dipanggil Junho itupun akhirnya melihat ke arah yeoja yang sedaritadi memegang buku catatan kecilnya. Dia terlihat tersipu lalu memberikan Junho buku catatan kecilnya.

Akhirnya member 2PM pun meninggalkan bandara. Walaupun Jieun hanya mendapatkan satu kali senyuman dari Wooyoung, Jieun sudah sangat lega mampu menolong yeoja tadi.

"Kamu?" yeoja tersebut mendekati Jieun dan memperlihatkan buku catatannya.

Terima kasih – ungkapnya dalam lembaran kertas tersebut. Jieun tersenyum tipis. Sudah lama aku menulis pada buku tersebut dan akhirnya aku dapat memberikannya pada Junho-ssi. Terima kasih. Aku sangat senang dapat bertemu dengan fans yang sebaik dirimu! – lanjutnya. Jieun tersipu membacanya. Oh ya aku fans dari Daegu. Namaku Kim Su Min. Salam kenal ^^ Lain kali kalau aku ke Seoul kita berbincang banyak ya. Dan jangan lupa untuk membawa handbannermu – dia mengingatkan. Jieun mengangguk paham.

"Tidak masalah!" seru Jieun semangat. Menurutnya yang harus berterima kasih itu adalah dia. Sebab, yeoja itu telah berbaik hati untuk meminjamkan dirinya banner

Siapa namamu? – tanya yeoja tersebut dalam lembaran kertas.

"Jieun. Lee Jieun imnida." Jieun tersenyum manis padanya yang dibalas oleh senyuman manis yang tidak kalau darinya. Yeoja itupun berpamitan dan meninggalkan Jieun lebih dulu.


29 April 2012

Jieun berlari kecil mengitari toko hadiah. Berbagai hadiah yang pantas untuk hari ulang tahun terpajang di dinding toko, membuat Jieun sedikit kesulitan untuk memilih.

Apa ya? Jieun memilih-milih beberapa barang yang menurutnya lucu, hingga dia menemukan sebuah benda yang menyilaukan matanya(?). "Ini...!" Jieun mengambil benda tersebut dengan kecepatan cahaya yang dia punya. Pegawai toko yang melihatnya dibuat terkejut dan akhirnya dia memberanikan diri untuk mendekati Jieun.

"Pilihan yang unik," komentarnya. Jieun sedikit tersentak akan kedatangannya. "Benda ini hanya satu-satunya yang dijual di Seoul, itupun tidak laku sama sekali. Benda ini sudah tiga bulan di tempat ini tanpa ada yang menyentuhnya." Jieun sedikit menganga mendengar kenyataan miris mengenai benda yang dikaguminya itu.

"Bagaimana bisa? Padahal ini sangat bagus..." Jieun menggembungkan sebelah pipinya. "Kalau begitu tolong bungkuskan untukku ya!" seru Jieun tanpa berpikir panjang lagi.


30 April 2012

Hari H-pun tiba. Sejak pagi Jieun sudah berkonsentrasi dengan dapur apartemennya untuk membuat cake yang lezat. Walau kemampuan masak Jieun masih dibawah standar, tapi Jieun begitu percaya diri kali ini. Dia yakin kalau ia mampu membuat cake yang begitu lezat untuk hari ini.

Sebenarnya bukan hanya cake yang Jieun buat. Beberapa makanan mengenyangkan pun dia buat. Kali ini Jieun berusaha membuat masakan Jepang. Sejak dulu Wooyoung memang tertarik dengan masakan Jepan.

"Happy Birthday Wooyoungie..." bisik Jieun saat hiasan terakhir untuk cakenya selesai. Jieun segera membuka celemeknya dan menyalakan ponselnya yang sempat mati. "Wah banyak pesan..." ungkap Jieun saat melihat begitu banyak pesan masuk ke dalam kotak masuknya. Beberapa pesan yang ada Jieun abaikan, kecuali pesan dari Wooyoung tentunya.

From: Wooyoungie~

Mianhae sepertinya malam ini kita tidak bisa merayakan ulang tahunku bersamamu :( Aku harus latihan untuk mempersiapkan comebackku nanti. Tidak apa-apa ya chagi? :)

Ponsel Jieun terjatuh begitu saja. Selalu saja seperti ini. setiap kali Jieun memiliki kesempatan untuk bersama Wooyoung, pasti kesempatan itu akan berantakan karena jadwal Wooyoung. Air matanya Jieun meleleh begitu saja. Yeoja itupun terjatuh saking lemasnya.

"Kejam..."


JYP Entertaiment

Wooyoung baru saja selesai dari latihannya mempelajari koreografi untuk album terbaru mereka. Namja ini langsung saja menghempaskan tubuhnya ke lantai karena lelah. Kulitnya yang mulus terlihat seperti bercahaya karena guyuran keringat.

"Wooyoung ponselmu menyala. Sepertinya ada yang menelepon." Nichkhun memperingatkan. Wooyoung langsung saja bangun dan berlari secepat mungkin untuk mendapatkan ponselnya. Hampir saja ponselnya diambil oleh Junho yang merupakan member dengan julukan evil permanennya.

"Kau tidak bisa mendapatkannya kali ini!" ejek Wooyoung. Junho mencibir kesal. Wooyoung pun segera menjaga jarak dari teman-temannya dengan cara berdiri di pojok ruangan. Saat melihat pesan suara yang masuk, Wooyoung segera membukanya.

Wooyoungie mungkin ini terdengar egois. Tapi aku akan tetap menunggu sampai jadwalmu selesai. Berjuanglah! Jangan terlalu memaksakan diri hingga jatuh sakit. Fighting!

Suara itu milik Jieun. Wooyoung menjauhkan ponselnya dari telinganya dan memperhatikan baik-baik siapa pengirim pesan suara tersebut. Dan sesuai dugaannya, pesan itu dari Jieun. Yeoja itu begitu kecewa dengan dirinya, sangat jelas dari suaranya pada pesan tadi.


11.45 PM.

Lampu apartemen Jieun masih menyala hingga detik ini. Jieun masih saja menunggu kedatangan Wooyoung. Cake yang tadinya terlihat segar kini sudah tidak nyaman untuk dipandang. Selama jam belum menunjukkan pukul dua belas malam, Jieun masih akan tetap menunggu.

Lima belas menit lagi, Jieun menatap jam dindingnya dengan perasaan kecewa. Sebenarnya sudah tidak ada harapan untuknya menunggu kedatangan Wooyoung. Tapi dengan bodohnya dia masih duduk di kursinya, ditemani oleh cake dan masakan Jepang yang mulai dingin di hadapannya.

Sebenarnya bukan hanya kali ini Jieun dibuat kecewa. Dulu saat hari ulang tahunnya, Wooyoung tidak ada di sampingnya. Dan yang membuatnya semakin kecewa adalah karena Wooyoung melupakan hari ulang tahunnya dan malah berdance-ria bersama para backdancernya yang rata-rata setengah telanjang itu di atas panggung.

Sebenarnya itu tidak terlalu masalah. Itu memang resiko untuk Jieun karena dia berani untuk menjalin hubungan dengan seorang penyanyi yang namanya sudah mendunia.

Sembilan menit lagi, harapan Jieun semakin menipis. Pintu apartemennya memang sengaja tidak dia kunci agar saat Wooyoung datang nanti, ia tidak akan berpikir kalau Jieun sudah tidur, kalau dia memang datang.

Enam menit lagi,

Tiga menit lagi,

Dua menit lagi,

Satu menit lagi,

Lima puluh sembilan detik lagi,

Jam akhirnya menunjukkan tepat pukul dua belas malam. Satu menit lagi hari ulang tahun Wooyoung akan berakhir. Hal itupun semakin menyurutkan semangat Jieun untuk menunggunya.

"Saengil chukkae chagi..." bisik Jieun sebelum akhirnya jatuh tertidur. Terlihat dengan jelas air mata mengalir dalam tidurnya.


01 Mei 2012

Jieun terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya sudah berada di tempat tidur. Yeoja itupun segera bangun dan menatap ke setiap ujung kamar. Jieun yakin kalau semalam tadi dia tertidur di ruang makan, dan kenapa dia bisa berada di kamar?

Tidak peduli itu karena apa, yang jelas Jieun bersyukur karena tidak ada satupun pakaiannya yang lepas.

Jieun berjalan keluar kamar. Semakin meninggalkan kamarnya, dia semakin mencium aroma tidak sedap dari arah dapur. Ah cake dan makanan sisa kemarin pasti membusuk, keluh Jieun.

Dengan langkah tertatih Jieun menuju dapur. Dia merasa kaget saat meja makannya terlihat bersih. Ke mana makanan yang seharusnya mubazir itu?

"Annyeong Jieun!"

Jieun terlonjak saat seorang namja secara tiba-tiba muncul di hadapannya. Dia memegang sebuah spatula dan mengenakan sebuah celemek biru. Jieun hanya mampu mengucek kedua matanya demi memastikan sosok yang dilihatnya itu.

"Wooyoung?" perasaan senang membuat dada Jieun sedikit hangat. Jieun sedikit mengintip dan mendapati beberapa masakan gagal di belakang Wooyoung.

"Ne ini aku!" seru Wooyoung semangat. "Ah semalam terima kasih atas ucapan selamat ulang tahunnya!" Wooyoung kali ini memunggungi Jieun. "Cakemu sangat enak walau kau sepertinya salah membedakan antara gula dan garam. Dan sobamu itu sangat lezat!" celoteh Wooyoung.

Jieun masih mengikuti Wooyoung yang berjalan meninggalkannya. Akhirnya langkah Jieun berhenti saat Wooyoung berhenti di depan kompor.

"Tapi sayang sekali ya," Wooyoung mendesah. "Cake dan soba yang enak itu harus menjadi dingin karena kedatanganku yang sangat terlambat. Atau mungkin nyaris tidak datang? Hahaa lupakan."

"Wooyoungie..."

"Namja yang gagal. Ah Jieun..." Wooyoung menoleh dengan diiringi senyuman manisnya. "Kau istirahatlah. Kau pasti masih lelah bukan? Aku akan buat sarapan untukmu!" Wooyoung mendorong pelan punggung Jieun untuk meninggalkan dapur. Yeoja yang didorongnya langsung saja menghentikan tindakan Wooyoung itu.

"Kenapa kau mengatakan hal seperti itu?" tanya Jieun tidak suka. "Kau bukan namja yang gagal. Arra?" kecamnya. Wooyoung mengulum senyum.

"Ani. Namja yang gagal adalah orang yang tidak bisa membuat yeojachingunya bahagia." terang Wooyoung. "Kalau dipikir-pikir sudah berapa kali aku membuatmu kecewa ya? Satu... dua... tiga... ah terlalu banyak. Aku tidak bisa menghitungnya."

"Aniyo" Jieun menghentakkan kakinya dengan kesal. "Siapa bilang kau tidak membuatku bahagia? Kecewa memang mungkin. Tapi itu adalah resiko untukku. Aku yang bodoh tidak bisa memahaminya..." Jieun mendekat. Ia melepaskan celemek Wooyoung dengan hati-hati. "Wooyoungie. Dengan melihatmu berdiri di atas panggung saja aku sudah bahagia. Kau memberikanku kebahagiaan dua kali lipat. Kau berada di sampingku dan juga berdiri di atas panggung. Kau tahu? Itu seperti sebuah anugerah yang kudapatkan dari Tuhan..." tutur Jieun. Wooyoung terlihat sedikit gugup.

"Jinja?"

Jieun mengangguk, "Ne," dia lalu berjalan mengelilingi Wooyoung lalu bernyanyi, "Noneun byol i sesang gajang keun byol, oduwojin ne mam bichuneun... Noneun byol i sesang gajang keun byol, orubuteun nareul nogine..."

Wooyoung tersipu malu mendengarkannya. Dia menarik lengan Jieun, membuat yeoja itu berdiri di hadapannya lagi. "Ya jangan mengelilingiku. Itu membuatku pusing." Bisik Wooyoung tepat ditelinga Jieun. Jieun sedikit geli mendengarkannya. "Gomawo chagi..." Wooyoung melingkarkan kedua tangannya dileher Jieun yang tingginya lebih pendek darinya. "Saraheyo..." ucapnya yang diikuti oleh kecupan hangat di hidung mancungnya. Spontan wajah Jieun merona, dan itu membuatnya terlihat semakin imut.

"Nado sarangheyo..." sedikit malu-malu Jieun pun berani mengangkat wajahnya. Jieun tidak peduli walaupun wajahnya sudah semerah tomat rebus saat ini.


Epilogue

"Ah aku melupakan satu hal!" Jieun menepuk kepalanya pelan. Momen mesra mereka langsung berantakan, membuat Wooyoung sedikit kesal. Padahal dia sudah berniat memeluk gemas yeoja itu. "AH dimana aku menyimpannya?" teriak Jieun panik. Dia melempar bantal sofa ke sembarangan arah.

"Apa yang kau cari?" Wooyoung pun ikut-ikutan mencarinya. Jieun hanya menggaruk kepalanya.

"Kotak kecil. Itu hadiah untukmu..." raut wajah Jieun terlihat kecewa. Hingga akhirnya dia mengangkat bantal sofa terakhir, sebuah benda terjatuh begitu saja. "Ini dia! Ini hadiah untukmu!" Jieun segera memberikan hadiahnya untuk Wooyoung. Namja itupun menerimanya dengan senang hati.

"Boleh kubuka?"

"Ne!"

Wooyoung dengan tidak sabarannya membuka kotak kecil tersebut. Seketika wajahnya menjadi sangat cerah saat melihat isinya. Sebuah kalung berbentuk anak ayam membuatnya hampir menangis saat ini. =="

"AHH! Ini hadiah terindah di hari ulang tahunku!" seru Wooyoung penuh suka cita. Kedua kakinya terasa sangat lemas setelah mendapatkan hadiah tersebut. Jieun pun ikut berjongkok di samping Wooyoung.

"Memang kau dapat apa saja dari teman-temanmu oppa?" tanya Jieun penasaran. Ia tidak sadar kalau baru saja dia memanggil Wooyoung dengan panggilan oppa, membuat namja tersebut salah tingkah.

Wooyoung terlihat berpikir, lalu mendengus. "Tidak ada yang menarik. Gadget dari Junho. Laptop dari Chansung. PSP dari Nichkhun. MP3 dari Junsu. Dan sebuah kotak besar yang belum kubuka dari JYP!" jelas Wooyoung. Jieun menganga mendengarnya. Wooyoung bisa mendapatkan sebuah gadget, laptop dan barang-barang mahal lainnyadalam waktu sehari di hari ulang tahunnya. Terlebih lagi hadiah dari JYP yang berubah kotak berukuran besar yang misterius masih mejadi sebuah tanda tanya. Tapi pasti isinya itu sesuatu yang daebak dan tentunya mahal.

Ya demi memiliki sebuah ipad saja Jieun harus menabung selama lima bulan.

Ckck dasar Idol Kpop, Jieun menggelengkan kepalanya sambil menyaksikan Wooyoung yang masih berseru-seru senang pada kalung ayam yang didapatnya.

END

Saengil chukkae JANG WOOYOUNG!

Fanfic ini telat 13 hari dari ulang tahun Wooyoung #authorgagal

Dan soal Junho dan Kim Sumin tadi. Enaknya dibuat fanfic juga ya mereka? :D #slap

Ne ini fanfic pertamaku sekaligus buat merayakan ulang tahunnya Wooyoung tanggal 30 April yang lalu. Gamsa for reading. Don't Forget to leave comment :)