Disclaimer : Naruto adalah milik Masashi Kishimoto, tapi cerita koloborasi ini milik kami.
Kami hanya meminjam karakter untuk cerita ini dan tidak mengambil keuntungan materi apapun dari cerita yang kami publish.
.
Warning : OOC, Typo (s), Semi Canon, maybe AR or AT, dan banyak kesalahan lainnya.
Place : Konohagakure, Sunagakure dan Amegakure.
.
.
.
Love in Pain
.
.
Chapter 1 Kegelapan
.
Rintik hujan terus turun tanpa henti, atmosfer udara begitu dingin. Suasana pedesaan sangat sunyi, maklum saja hari sudah semakin larut. Aktifitas penduduk pun perlahan-lahan terhenti.
Berbeda dengan Boruto si anak Hokage Ketujuh dan Sarada, gadis cantik yang baru saja meranjak dewasa. Rambut hitam khas sang ayah tampak terjuntai panjang sepunggung, menambah kesan jika gadis cantik berdarah Uchiha ini sudah mulai memasuki masa-masa ketertarikan antar lawan jenis.
Tapi bukan itu masalahnya, saat ini mereka berdua tengah berteduh di sebuah goa kecil yang ada di salah satu sudut pedesaan Amegakure. Jauh dari penduduk, jauh dari aktifitas manusia. Yang mereka lihat hanya berbagai macam binatang jika pandangan mereka keluar dari goa tersebut.
"Hah, kemana Mitsuki?"
Boruto bergumam, usianya yang kini sudah 15 tahun sepertinya dapat membantunya untuk menemukan jalan hidupnya sendiri. Sambil menyandarkan tubuh di mulut goa, ia menunggu kedatangan temannya yang terpisah secara tidak sengaja saat memasuki perbatasan desa Amegakure.
"Kalau begini terus, kita bisa mati kelaparan," gerutu Boruto yang membuat Sarada mengernyitkan dahinya, ia sendiri tampak kedinginan duduk di depan perapian karena sudah 10 jam lamanya menunggu bala bantuan datang.
"Coba saja kalau tadi-"
"Cukup, Boruto!"
Belum sempat meneruskan ucapannya, Sarada dengan segera memotong keluhan si anak bergurat dua ini. Sambil mempererat pegangan pada kedua lengannya, Sarada mencoba menghangatkan tubuh dengan lebih mendekat ke perapian.
"Lebih baik berpikir, daripada hanya menggerutu!"
Sarada mengucapkan kalimat itu sambil menahan amarahnya yang hampir meluap, mungkin karena efek dingin dan rasa lapar yang datang bersamaan dengan keluh kesah si anak Hokage Ketujuh.
"Hei kau ini, kau pikir aku tidak berpikir?! Aku ini sedang berpikir tahu! Kau saja yang tidak mengerti pikiranku. Bisanya hanya marah tidak jelas. Lagipula-"
Boruto menahan ucapannya saat melihat tubuh Sarada yang gemetaran. Ia tidak tega melihat anak gurunya itu menggigil kedinginan. Terbesit untuk menahan diri tapi hatinya berkata lain, sisi lembut Boruto pun keluar tanpa disadarinya. Sambil berjalan ke arah Sarada, Boruto melepas jaket yang ia pakai lalu menyelimutinya ke tubuh anak tunggal Uchiha itu.
"Pakailah ... aku tidak tega melihatmu kedinginan, cuaca Amegakure memang selalu dingin. Lain kali gunakan baju misi yang lebih tertutup Sarada, demi kebaikanmu juga." Sambil menyelimuti tubuh Sarada, Boruto berusaha bersikap bijaksana tanpa sadar jika selama ini kelakuannya sering membuat Sarada marah.
Karena rasa dingin dan lelah yang melanda gadis Uchiha ini, akhirnya ia pun tertidur di atas tumpukan daun-daun kering yang sudah ada di dalam goa.
"Tidurlah ... mimpi yang indah, Sarada."
Boruto lalu bergegas menjauh dari Sarada dan memilih untuk tidur di dekat mulut goa. Kali-kali saja Mitsuki datang dan mengetahui keberadaannya.
Ujian Chunin kali ini begitu berat dilakukan, tim Boruto sudah mengalami kegagalan atas keterbatasan waktu yang telah ditetapkan oleh pihak penyelenggara. Dunia ninja yang damai belum tentu memastikan tidak ada tindak kejahatan yang terjadi, malahan dalam situasi damai seperti sekarang ini Boruto harus lebih berhati-hati dalam memilih teman.
Mengapa?
Karena kadang kita tidak tahu kapan kawan akan menjadi lawan.
.
.
.
Fajar telah bergulir, cahaya sang surya masuk melalui celah-celah dedauan yang ada di sebuah hutan tersebut. Tidak begitu terang, tapi cukup menghangatkan setelah hujan yang terus menerus menimpah desa Amegakure.
"Boruto ..."
Gadis cantik Uchiha itu berusaha membangunkan sang anak Hokage Ketujuh yang tertidur pulas tanpa selimut tanpa alas. Ia tampak begitu menikmati dirinya yang tidur menyandar ke dinding goa.
"Badannya panas."
Seketika raut kecemasan melanda di wajah anak pemilik Sharingan satu-satunya ini. Ia lekas-lekas mencarikan dedaun yang semoga saja dapat menurunkan panas badan Boruto.
"Tunggulah, Boruto."
Sarada lalu keluar dari dalam goa tanpa diikuti oleh Boruto. Ia berniat mencari dedauan yang bisa diracik untuk menurunkan demam yang sedang menerjang anak Hokage Ketujuh itu. Ia terus melompat dari satu dahan pohon ke satu dahan pohon yang lain, untuk mencari jenis tanaman yang cocok.
Tapi sayang, di pertengahan pencariannya Sarada dihadang oleh sekelompok orang-orang yang tidak dikenal hingga dirinya harus terpaksa berhenti dan berdiri di atas salah satu dahan pohon yang menjadi pijakannya saat ini, dan membuat Sarada memandang tajam dengan tatapan mata beriris hitam kelam miliknya ke arah tiga orang yang berdiri di atas dahan pohon tepat di hadapannya.
"Siapa kalian?" tanya Sarada dengan pandangan serius pada ketiga orang yang terlihat kembar di hadapannya itu.
Karena dari yang Sarada ingat, tak ada dari mereka bertiga yang terlihat sejak awal mulainya ujian Chunin ini berlangsung. Dan yang membuat Sarada lebih bingung lagi, ketiga shinobi di hadapannya ini memakai pakaian yang sama. Yaitu jubah putih berhodie yang bayangan hodienya menutupi wajah mereka.
Dan satu hal yang membuat Sarada semakin memicingkan tajam matanya saat ini, yaitu ukuran tubuh mereka bertiga seperti anak kecil berusia sekitar 10-12 tahun. Dan itu mengingatkan pada sesuatu yang pernah dialaminya ketika dirinya masih kecil dulu. Sesuatu yang membuat ibunya dalam bahaya kala itu.
"Kau masih ingat kami, Sarada Uchiha!"
Suara khas seorang laki-laki terdengar dari pria bertubuh anak kecil yang berada di tengah tepat di depan Sarada. Dan membuat ketiga orang itu menyeringai di antara wajah datar mereka.
'Siapa? Tunggu ... suara itu. Jangan-jangan, kau ..."
Sarada bergumam dengan iris legamnya membola di balik bingkai kacamata merah miliknya. Dengan sigap, segera Sarada membentuk kuda-kuda khasnya seraya menatap tajam ke arah ketiga orang yang berada di hadapannya saat ini.
Sring!
Sharingan yang terbingkai oleh benda berbentuk oval berlensa di depan matanya itu diaktifkan segera. Menatap serius ketiga orang itu yang tampak membuka hodie yang menutupi surainya dan memperlihatkan wajah mereka bertiga saat ini hingga memperlihatkan sosok tiga orang laki-laki bertubuh anak kecil, memiliki wajah datar tanpa alis diatas matanya serta surai putihnya yang terlihat rapi dan iris hitam legam yang sama dengan milik Sarada sebelum Sharingan gadis itu aktif.
'Jadi benar, mereka adalah anak kecil tiga tahun lalu yang menyerangku dan menculik Kaa-san. Mereka adalah cloning milik orang aneh dengan mata di tubuhnya itu, 'kan ... Uchiha Shin.'
Batin Sarada yang sudah mengingat siapa ketiga orang yang berada di hadapannya saat ini. Sharingannya yang aktif menatap tajam ke arah ketiga Uchiha yang menyeringai di wajah datar mereka, seakan mengerti apa yang dipikirkan oleh Sarada saat ini.
"Sarada Uchiha, kami akan menuntut balas pada keluargamu. Namun sebelum itu, kau akan ku bawa pada tuanku."
Boff!
Perkataan Shin Junior yang ada di tengah itu terhenti, disertai dengan dia membuat Hand Seal yang lumayan simple untuk segel penyimpanan dan memunculkan sebuah kusarigama di tangan kanannya. Dimana saat ini Shin Jr sedang memegang sebuah shuriken raksasa yang terhubung dengan rantai yang digenggam dengan tangan kirinya. Kedua Shin Jr lainnya pun ikut membuat segel yang sama dan memuncukan kusarigama yang sama.
Wuss! Wuss! Wuss!
Ketiga Shin Jr itu melompat menggunakan dahan pohon sebagai pijakan mereka bertiga, dan melesat ke arah Sarada yang mengambil beberapa shuriken dari kantung ninja di belakang pinggang kanannya. Seraya gadis cantik bersurai hitam panjang itu melompat mundur.
Sring! Sring! Sring! Sring! Sring!
Sarada dikejutkan dengan ketiga Shin Jr itu yang saling berpindah tempat, zig-zag untuk mengecoh Sarada dan bersiap dengan serangan yang akan mereka bertiga lakukan. Namun Sarada dengan Sharingan yang aktif dengan mudah membaca pergerakan ketiga Shin Jr itu, dan melemparkan lima shuriken yang dibawa di tangan kanan dan kirinya itu kearah masing-masing Shin Jr.
Trank! Trank! Trank! Jleb! Jleb!
Ketiga Shin Jr sedikit terkejut ketika pergerakan mereka terbaca dan shuriken yang dilempar oleh Sarada tepat menuju ke arah mereka bertiga yang bergerak zig-zag tak tentu itu, karena Sharingan tiga tomoe Sarada yang aktif mampu membaca pergerakan mereka bertiga.
Namun, ketiga Shin Jr itu menangkis semua shuriken yang menuju ke arah mereka bertiga dengan shuriken raksasa yang mereka gunakan. Dan dua shuriken yang dilempar Sarada sisanya berhasil dihindari oleh dua Shin Jr hingga tertancap di batang pohon.
Sring!
Wuss! Wuss! Wuss!
Seraya melesat kearah Sarada, ketiga Shin Jr itu mengaktifkan Sharingan mereka bertiga dan bersamaan melempar Kusarigama di tangan mereka ke arah Sarada yang memicing tajam menatap itu.
Tap! Wuss!
Jleb! Jleb! Jleb!
Sarada yang menjadi sasaran kusarigama milik Shin Jr itu segera menghindar setelah ia menggunakan pijakan dahan pohon di belakangnya, ke arah kanannya. Dan membuat ketiga shuriken raksasa itu tertancap di dahan pohon tempat Sarada berpijak tadi.
Wuss! Wuss! Wuss!
Ketiga Shin Jr itu mengejar Sarada seraya berpencar tiga arah di masing masing sisi Sarada, setelah sebelumnya menarik rantai di tangan kiri mereka bertiga yang tersambung dengan shuriken raksasa yang tertancap itu dan membuat shuriken itu kembali pada sang pemilik.
Sarada yang merasa dirinya semakin disudutkan, memilih menyerang kearah Shin Jr yang saat ini melesat di samping kanannya. Kedua pemilik Sharingan itu saling mengikis jarak di antara mereka berdua.
Sring!
Shin Jr yang dihadapi Sarada melempar shuriken raksasanya yang berputar horizontal kearah Sarada. Gadis cantik dengan kacamata yang membingkai mata indahnya itu berakselerasi di udara dengan memutar tubuhnya (salto), hingga membuat shuriken sebesar setengah tubuh Sarada itu hanya melewati bawahnya saja.
"Katon : Daitou no Jutsu!"
Sarada yang masih berputar di udara itu membuat Hand Seal dengan cepat, dan memunculkan api di tangan kanannya dari siku yang memanjang hingga 100cm dan membentuk sebuah pedang api yang membara di sana. Seraya putaran salto kedepannya itu ia manfaatkan untuk membuat serangan sekaligus.
Sring!
Detik itu juga, Shin Jr yang masih dalam posisi melayang setelah detik sebelumnya serangannya tak berhasil mengenai sang target dikejutkan dengan sebuah serangan dari Sarada yang melayang ke arahnya dalam keadan berputar vertikal seperti roda ke arahnya, dengan pedang api yang ada di tangan Sarada hingga seperti ban yang berputar dengan kobaran pedang api vertikal yang juga ikut berputar seperti pemiliknya.
Jrass!
Shin Jr di hadapan Sarada itu langsung terbelah seketika menjadi dua dengan pedang api miliknya. Dan terbakar seketika dengan tubuh yang terjatuh karena gravitasi bumi.
Tap!
Sring!
Sarada yang baru menyeimbangkan tubuhnya dan mendarat di salah satu dahan pohon, seketika insting bertarungnya menjerit seketika, karena sebuah shuriken raksasa yang berputar dari samping kiri menuju kearahnya.
Srett!
Wuss!
Sarada melompat ke arah kirinya ketika kusarigama itu melesat kearahnya. Namun Sarada harus kembali memicingkan tajam matanya ketika melihat kusarigama yang tersambung dengan rantai pada sang pemiliknya beberapa meter di sisi kirinya itu ditarik oleh sang pemiliknya dan membuat shuriken raksasa itu berbelok ke arah Sarada.
Srett!
Dalam keadaan masih melayang karena lompatannya itu, Sarada membaca serangan itu dengan Sharingan yang aktif di balik lensa kacamatanya, dan melakukan sikap kayang di udara ketika shuriken berputar horizontal itu dihadapannya. Hingga shuriken itu hanya melewati tepat di depan wajahnya beberapa sentimeter.
Tap!
Wuss! Srett!
Brakk!
Baru saja Sarada mendaratkan kakinya di salah satu dahan pohon, dia harus kembali melompat karena dari arah berlawanan dari penyerang sebelumnya shuriken raksasa itu berputar kearahnya dengan aura chakra biru yang melapisi terhubung dengan rantai itu, dan hal itulah yang membuat Sarada sedikit membolakan matanya karena shuriken yang berputar horizontal itu membelah batang pohon di jalurnya seketika.
Sring!
Sharingan Sarada kembali bekerja ekstra membaca serangan yang kembali datang dari arah lain, yaitu shuriken raksasa dengan aura chakra biru yang melapisi melesat ke arahnya yang masih mengudara. Dan membuat Sarada harus mengambil sebuah kunai dari tempat kunai di paha kanannya dan menggunakannya untuk menahan shuriken itu.
Trank! Krakk! Krank!
Namun kembali Sarada dibuat membolakan iris dengan Sharingan tiga tomoe miliknya, karena kunainya terbelah seketika dan membuatnya menghindar dengan bermanufer di udara ke arah kanan.
Wuss!
"Kena kau, Uchiha!"
Sarada yang masih berusaha menyeimbangkan tubuhnya yang masih dalam keadaan melayang dan terkena efek gravitasi bumi dikejutkan dengan sebuah suara datar khas seorang anak kecil dari belakangnya yang muncul tepat di titik buta Sarada saat ini.
'A-apa?! Serangan kombinasi mereka, tak bisa diremehkan.'
Batin Sarada yang seakan dalam keadaan slow motion, gadis cantik itu menolehkan kepalanya ke samping kanan lalu berusaha melihat ke belakang, dan terlihat jelas jika Uchiha Shin Jr telah berada tepat di belakangnya saat ini dengan rantai yang digenggam di tangan kirinya yang tersambung dengan shuriken raksasa di tangan kanannya.
Sring! Grebb!
"Arghh!"
Sarada yang tak sempat membaca gerakan Shin Jr di belakangnya itu karena titik butanya, dikejutkan dengan gerakan Shin Jr yang lebih cepat dari dirinya menggunakan rantai itu dengan melempar sisi rantai yang tersambung pada shuriken di tangan kanannya itu ke depan Sarada, dan menjerat gadis cantik itu ke arah Shin Jr.
Srrng! Srrng! Srrng!
Dan kembali Sarada yang sudah terkena lilit rantai salah satu Shin Jr di belakangnya, dikejutkan dengan Shin Jr yang tersisa muncul di depannya beberapa meter seraya juga melemparkan rantainya ke tubuh sang gadis Uchiha hingga benda logam yang saling tersambung membentuk seperti tali itu, juga memilit tubuh Sarada.
'Sial! Arrghh!'
Sarada merasa sakit karena rantai yang melilit tubuhnya saat ini, masih di udara di antara pepohonan dalam hutan itu.
Tap! Tap!
Hingga kini, kedua Shin Jr itu mendarat di dahan pohon, pada sisi kiri dan kanan Sarada. Dengan rantai yang tersambung di tangan kiri mereka berdua, kedua Uchiha Shin Jr itu mengikat Sarada di antara mereka berdua saat ini.
"Sekarang kau tak bisa melakukan apapun, Sarada Uchiha," ujar Shin Jr yang ada di sisi kiri Sarada dengan datar seperti biasanya.
Di mana saat ini, posisi gadis cantik itu terikat rantai di tubuhnya yang menggantung di antara dahan pohon tempat kedua Shin Jr itu berpijak di sisi kiri kanannya dengan rantai yang tersambung di tangan kiri kedua Shin itu yang menahan posisi Sarada berada di tengah mereka berdua beberapa meter.
'Ugh! Bo-Boruto. Maaf ...' Batin Sarada yang tak menghiraukan perkataan Shin Jr itu.
Dalam benak Sarada, gadis cantik itu malah terbayang saat dimana rekan satu timnya itu sedang tersenyum lebar ke arahnya ketika mereka berdua masih berada di akademi waktu itu.
Dan senyuman secerah matahari Boruto yang diwariskan dari ayahnya sang Hokage Ketujuh membuatnya memandang kosong saat ini, dan hanya wajah pemuda bersurai secerah matahari itu yang tersirat di benaknya.
Tapi entah kenapa, bukannya memikirkan pertarungan yang membuatnya tersudut ini, malah wajah pemuda yang sudah tumbuh menjadi lelaki remaja tampan yang tersirat di alam bayangnya saat ini.
Walaupun tujuan awalnya ia pergi mencari obat untuk pemuda beriris blue shaffire dengan surai seindah mentari itu, ia malah terjebak oleh musuh lama mereka ketika masih berada di akademi dan ini membuat perasaan gadis itu semakin aneh terhadap Boruto.
'Kenapa aku malah memikirkan Boruto?'
Di saat yang tak tepat seperti ini, dan hal itu malah membuatnya tak bisa berpikir jernih tentang pertarungan ini.
Sarada mengutuk dirinya sendiri.
.
.
.
Zringg!
Perhatian dua orang laki-laki dengan satu orang gadis cantik itu teralihkan dengan munculnya sebuah lubang fortex yang berputar di salah satu dahan pohon di hadapan Sarada saat ini, dan memunculkan dua sosok makhluk disana.
"Khekhekhe ... akhirnya kau tertangkap juga ya, Sarada Uchiha," ujar sosok aneh bertubuh kecil dengan satu mata Sharingan besar, yang berdiri di sebelah pria berjubah dan berhodie saat ini.
"Kau ... Shin Uchiha," ucap pelan sang gadis sambil menatap ke arah pria di hadapannya saat ini, karena Sarada masih hafal dengan pemilik aura chakra itu sebelumnya.
"Kau masih mengingatku ya, Sarada," balas pria itu datar, yang membuka hodie jubah putihnya saat ini dan menampakkan sosok pria tanpa rambut dan banyak mata Sharingan yang ada di sekujur tubuhnya, termasuk bagian kepalanya itu hingga membuat Sarada harus sedikit menahan mual karena kembali melihat pria menjijikkan di hadapannya saat ini.
"Hn, tapi, bukankah kau sudah mati dibunuh oleh Tou-san ku dan Hokage-Sama tiga tahun lalu, kenapa kau masih hidup?" tanya Sarada datar dengan pandangan kosong saat ini.
"Aku adalah ninja medis. Kalian memang sudah merasa membunuhku, namun anak-anakku masih ada yang tersisa dan kembali menyembuhkan ku dari luka parah itu dan mendonorkan organ mereka padaku. Dan perlu kau ketahui, aku memiliki regenerasi. Walaupun tak cepat dan tak terlalu efisien, tapi itu cukup," balas Shin Uchiha yang sesungguhnya itu.
"Apa tujuanmu, Shin?" tanya Sarada dengan tatapan masih kosong, menatap pria botak dengan bola mata di kepalanya itu.
"Tujuan? Aku dulu sudah pernah bilang, 'kan? Aku akan membangkitkan Akatsuki dan membuat kalian kelima negara bertekuk lutut di hadapan kekuatan kami, karena kalian yang mengira Uzumaki dan Uchiha palsu itu adalah yang terkuat.
"Maka aku akan menunjukkan siapa yang menjadi dewa sesungguhnya. Tentunya dengan kebangkitan Akatsuki," jelas Shin Uchiha dengan tangan di depan dadanya yang ia kepalkan seperti bertekad kuat menggenggam sesuatu. Dan itu membuat Sarada sedikit kembali menatap pria itu dengan iris Sharingan yang menajam.
"Akatsuki? Kau jangan bercanda. Kau bahkan selama tiga tahun menghilang, sampai saat ini tak memiliki anggota sama sekali. Jangan bermimpi!" ujar Sarada sedikit merendahkan Shin.
"Heh! Kau kira aku sebodoh itu selama tiga tahun menghilang dan tidak mempersiapkan apapun termasuk anggota? Aku tak sebodoh itu!" Shin menyeringai di wajah datarnya.
"Apa maksudmu? Atau jangan-jangan!" gumam Sarada dengan iris Sharingan yang membola ketika paham dengan apa yang dikatakan Shin Uchiha hasil dari percobaan Orochimaru itu.
"Benar. Aku sudah memiliki anggota. Dia seorang saja bahkan mampu membunuh kedua orang yang menurut kalian terkuat di Elemental Nation ini," ujar Shin datar dengan bersidekap dada.
"Tak mungkin! Kau hanya menggertak, Shin!" Sarada tak percaya dengan ucapan Shin itu.
"Kau memang tak akan percaya jika tak melihatnya langsung. Tunjukkan dirimu!" seru Shin dengan sedikit senyum simpul di wajah datarnya. Seraya entah berbicara pada siapa, ia seakan memberi isyarat kepada orang yang telah ia persiapkan sebelumnya.
Hingga membuat makhluk putih aneh berukuran seperti hamster namun berdiri dengan sepasang kaki yang hanya setinggi mata kaki Shin itu menyeringai dengan gigi-gigi taringnya. Satu mata Sharingan itu memicing tajam menatap ekspresi Sarada yang sedikit membola.
"Kau tak perlu berbicara keras seperti itu. Aku bisa mendengar dengan baik, Shin."
Sebuah suara seseorang dari sisi depan sebelah kiri Sarada. Di mana di atas dahan pohon dengan jarak beberapa meter saja terlihat seorang laki-laki yang mengenakan sebuah jubah putih dengan kerah tinggi yang menutupi separuh wajahnya terlihat sedang duduk santai seraya memandang ke arah Sarada dengan tatapan datar.
Di mana pria itu tampak memiliki surai pirang di bagian sisi kiri kanan dan belakang bagian bawah, dan surai berwarna hitam di bagian atas hingga poninya yang menjuntai sampai di atas mata kirinya. Memakai sebuah tindik di telinganya dan bagian pelipis mata kanannya yang terdapat dua ring tindik di sana.
'Dia ... siapa?' tanya Sarada ketika melihat pria itu yang tiba-tiba sudah ada di tempat itu tanpa terasa hawa keberadaannya sejak tadi. Dan itu yang membuat Sarada semakin membolakan matanya saat ini.
"Khekhekhekhe ... aku tau apa yang ada di pikiranmu saat ini nona. Kau pasti bertanya siapa dirinya bukan? Khekhekhe," ujar makhluk bermata satu berwarna putih itu.
Sarada hanya melirik makhluk aneh itu tanpa menyahutnya sama sekali. Sedangkan Shin tampak melirik ke arah pria yang berada di sisi kanannya tepat beberapa meter di pohon yang berbeda, karena pria itu tampak berdiri dari tempatnya saat ini.
"Ada apa, Kawaki?"
Shin bertanya pada pemuda yang ia lihat saat ini yang ternyata bernama Kawaki, karena Shin melihat gelagat aneh pada diri Kawaki namun itu hanya sebentar dan terlebih Kawaki tidak menjawab pertanyaan sehingga membuat Shin yang seakan diacuhkan oleh Kawaki hanya dapat menyeringai di wajah datarnya. Seakan ia tau apa yang dirasakan Kawaki saat ini.
"Ini sudah saatnya," ucap Kawaki datar.
Dan itu membuat Shin, makhluk aneh, dan kedua Shin Jr menatap Kawaki dengan pandangan datar mereka, kecuali makhluk aneh berwarna putih dan bermata satu itu yang menyeringai kejam.
Apakah Sarada akan berhasil selamat?
.
.
.
TBC
