Disclaimer: Terinspirasi dari seri Fate dan serial (light novel) Toaru Majutsu no Index
Bab 1 - DARKNESS Knight-
Bagian 1
Di puncak sebuah gedung tinggi, seseorang tengah berdiri menikmati pemandangan malam kota yang dihiasi nyala lampu dari gedung dan kendaraan yang melintas.
Mengalihkan pandangannya sedikit ke atas dari kejauhan terlihat sebuah balon terbang yang menyiarkan berita kota selama 24 jam dan itu bergerak mengelilingi kota.
"Indah sekali"
Kata seorang gadis kecil dengan mata merah nya memandang kota yang bersinar di malam hari.
"Udaranya juga sejuk"
Gumam gadis itu lagi.
Sungguh aneh memikirkan bahwa udara segar masih dapat dihirup di tengah kota besar seperti ini, menandakan bahwa tingkat polusi udaranya sangat rendah. Setelah semua itu dia mulai mengakui bahwa kota ini adalah kota terbaik di Jepang. Meski begitu, Kota Akademi ini yang 80 persen penduduknya adalah seorang pelajar, tidak sembarang orang dapat masuk dan tinggal di dalamnya.
Akses masuk ke kota ini pun sangat ketat dengan tidak adanya kendaraan umum yang menghubungkan antara kota akademi ini dengan kota tetangganya. Namun menyusup ke dalam kota ini adalah hal termudah yang dapat dilakukan oleh seorang penyihir berbakat seperti Ilyasviel von Einzbern.
Sebagai penyihir dari keturunan keluarga Einzbern yang sangat terkenal dengan kemampuan menciptakan manusia buatan Homonculi. Ilya sangat besar kemungkinan dipilih oleh Holy Grail sebagai master dalam pertempuran tujuh penyihir di kota Fuyuki. Namun pada saat dia akhirnya terpilih sebagai seorang master dan mendapatkan servant terkuat kelas pengguna pedang Saber dia hanya menemukan tiga master dan servantnya yang akhirnya berhasil dia kalahkan. Ketiga servant tersebut adalah kelas Caster, Lancher, dan Berseker.
Dimana empat servant yang lain?
Pertanyaan Ilya setelah mengalahkan tiga servant itu dan menunggu selama berhari-hari di Kota Fuyuki. Tidak mungkin Holy Grail hanya memanggil empat master termasuk dirinya karena cawan itu hanya terbentuk dengan mengorbankan tujuh roh pahlawan.
Jadi jika mereka tidak di Fuyuki berarti mereka ada di luar kota.
Akhirnya, Ilya memutuskan untuk mengunjungi kediaman Matou sebagai salah satu keluarga lain yang memiliki kemungkinan besar untuk ikut serta dalam perang. Lagipula ketiga master yang sudah ia kalahkan semuanya berasal dari keluarga penyihir kelas bawah. Setidaknya itu pandangan Ilya terhadap keluarga mereka.
Usaha Ilya membuahkan hasil, Ia akhirnya mengetahui bahwa kedua anak penerus keturunan darah penyihir Keluarga Matou saat itu sedang berada di luar kota.
Mereka ada di Kota Akademi.
Sebenarnya saat itu masih ada satu lagi keluarga yang berpotensi besar memiliki seorang master, adalah keturunan keluarga Tohsaka. Namun saat dia sampai di kediaman Tohsaka, tidak ada siapapun di sana dan hal itu sempat membuatnya jengkel.
"Apa benar mereka ada di sini?"
Seseorang yang bertanya dengan suara berwibawa namun rendah adalah Saber yang tiba-tiba muncul di belakang gadis kecil itu.
"Kau lihat, Kota ini indah bukan?"
"Kau benar, sangat indah"
"Mereka pasti ada di kota ini, aku dapat merasakan keberadaan mereka"
Ilya memutar badannya ke belakang dan menunjukkan senyumannya.
"Begitu ya, tapi kenapa mereka sekarang ada di kota ini? Jika mereka adalah Master dan Servant yang sudah dipilih oleh cawan suci bukankah medan perangnya adalah kota Fuyuki"
"Entah lah.. mana kutahu, setelah menemukan mereka mungkin kita bisa menanyakan alasannya"
Kali ini Ilya tersenyum dengan ekspresi yang menunjukkan bahwa dia ingin mengatakan – Kenapa kau menanyakan hal itu kepada anak kecil?
Karena itu Saber hanya terdiam setelahnya.
"Apa kau sudah mendeteksi keberadaan Servant yang lainnya?"
"Masih belum, mungkin mereka bersembunyi di suatu tempat atau sudah bertarung dengan yang lain dan mati"
"Hummhh.. Seriuslah Saber!"
"Baik master kecilku, tunggu, sekilas aku merasakannya ada roh pahlawan di dekat sini"
Saber berlari ke tepi puncak gedung untuk melihat ke bawah. *Uohh* saat dia membungkukkan badannya tiba-tiba punggungnya terasa berat.
"Ayo kita berangkat Saber"
Dengan suara bersemangat, Ilya sudah mendarat di punggung Saber dan memeluk pundaknya.
Saaat saber memandangnya dia berpikir bahwa Ilya sangat aneh, sebagai seorang gadis yang masih kecil dia hanya bersemangat ketika memasuki medan perang. Namun karena kenyataan bahwa Ilya menjadi master itu sudah cukup meyakinkannya bahwa Ilya bukanlah anak biasa, dia kuat.
Setelah itu Saber berlari dan melompat melewati gedung dengan sangat cepat sambil menggendong tubuh kecil dari masternya itu.
"Wah, aku seperti terbang"
Teriak Ilya asyik menikmati digendong Saber yang sedang melompat di atas gedung.
Bagaimanapun juga Saber melihat bahwa saat ini dia seperti sedang mengasuh anak. Meskipun Ilya sangat menyukai pertarungan hidup dan mati, namun terkadang sisi sebagai seorang anank-anaknya muncul dan itu membuat Saber agak lega.
Setelah itu, akhirnya mereka berdua sampai di sebuah jalan kota yang sangat lebar namun sepi. Hanya terlihat orang-orang yang berjalan di sepanjang trotoar kanan dan kiri.
Meskipun Kota Akademi adalah kota yang luas, alasan kenapa kota ini memiliki udara yang sejuk adalah hampir tidak ada penduduk yang menggunakan kendaraan pribadi. Kebanyakan hanya mengandalkan transportasi umum seperti Bus kota maupun kereta gantung. Semua transportasi itu hanya beroperasi si dalam kota saja.
Sangat aneh jika semua orang mengandalkan kaki mereka untuk berjalan atau transportasi umum yang ada, jalan yang ada di depan Saber saat ini sangat lebar. Diperkirakan lebar jalan itu 9 – 10 meter.
"Di mana dia Saber?"
Ilya bergumam sambil mencari tahu keadaan sekitarnya. Saber yang melakukan hal yang sama tidak terlalu yakin dengan keberadaan servant yang dia deteksi tadi. Meskipun dia bisa merasakan keberadaan servant yang lain namun dia tidak dapat memastikan secara akurat keberadaan servant tersebut karena setiap servant mampu merubah wujudnya menjadi roh dan tidak terlihat.
"Aku juga tidak yakin, tapi seharusnya dia ada di dekat sini"
Sesaat setelah mengatakan hal itu sebuah kilatan cahaya transparan berwarna merah meluncur dengan cepat dari atas. Beruntung Saber menyadarinya dengan cepat
"Awas Master! dari atas!"
Saber dan Ilya dengan spontan melompat jauh ke tengah jalan yang lebar.
Sebuah ledakan dengan asap putih menimbulkan tekanan yang sanggup melempar orang-orang di sekitarnya. Saber mengangkat tangan kanannya untuk menahan tekanan udara yang hebat itu. Sesosok bayangan hitam transparan terlihat dari balik kepulan asap yang masih tersisa.
"Apa dia servant?"
"Tidak salah lagi"
Saber menjawab singkat pertanyaan masternya sebelum dia menyadari sosok bayangan itu terlihat semakin jelas. Bayangan itu menampakkan seseorang dengan menggunakan armor berwarna hitam. Secara keseluruhan penampilannya adalah hitam.
"Dia memakai pedang, jadi apa kelasnya?"
"Aku juga tidak terlalu yakin Master, dia juga memiliki tubuh manusia biasa yang memakai armor kesatria. Penampilan dan senjata itu seharusnya dimiliki oleh kelas Saber"
"Tidak mungkin ada dua servant dalam kelas yang sama kan?"
"Menurutku juga begitu"
Saber kemudian mengeluarkan sebuah pedang biru keemasan tipis dengan hiasan yang sangat indah di tangannya dan mengacungkannya ke arah servant misterius itu. Kemudian sebuah cahaya keemasan menyelimuti hampir diseluruh tubuhnya. Beberapa saat kemudian cahaya itu berubah menjadi pakaian berwarna biru panjang hingga mencapai lututnya dilengkapi dengan armor perak yang menutupi seluruh dada, bahu dan pinggangnya.
Penampilannya saat ini sangat mengagumkan dan memiliki wibawa sebagai seorang kesatria sebenarnya. Pedang biru keemasan yang dia pegang bernama Caliburn telah menunjukkan identitasnya yang sebenarnya sebagai raja para kesatria dan juga Raja Britain, Arthur Pendragon.
Menyadari bahwa ada dua orang sedang mengacungkan pedang, orang-orang yang ada di sekitar menjadi ketakutan dan lari menjauh.
Daerah itu menjadi sepi, namun karena itu Saber menjadi tidak perlu mengkhawatirkan orang lain akan terluka lagi sehingga dia dapat bertarung tanpa hambatan.
Sekali lagi saber mengalihkan pandangannya ke arah servant hitam yang masih berdiri diam itu. Dia tidak tahu kenapa servant misterius itu masih tetap berdiri diam di sana setelah melancarkan serangan mendadak tadi.
Saber menatap dengan keterkejutan dan seketika dia hanya terdiam melihat seorang yang mengenakan armor hitam di tubuhnya, kedua mata knight itu ditutupi oleh bahan yang sama dengan armornya yang sama sekali tidak tampak seperti kaca mata hitam pada umumnya di era modern ini dan memegang pedang panjang dua tangan yang secara keseluruhan tampak berwarna hitam dengan sedikit garis merah terang sebagai hiasannya.
- Dia, perempuan
Saber sangat yakin bahwa knight berarmor hitam itu sebenarnya adalah perempuan setelah melihat rambut berwarna pirang panjang diikat secara rapi sehingga terlihat pendek.
Kebanyakan kesatria perempuan di era-nya mengikat rambut panjang yang mereka miliki mirip seperti knight hitam itu. Mereka beralasan karena dengan melakukan itu mereka menjadi lebih nyaman untuk bergerak bebas saat bertarung tanpa dihalangi oleh kibasan rambutnya sendiri.
Kalau begitu kenapa mereka tidak memotong rambutnya saja.
Hal itu tidak seperti seorang kesatria perempuan mau untuk melakukannya. Sebagai seorang perempuan mereka masih tertarik dengan penampilan rambut indah yang panjang mereka saat tidak berada dalam pertempuran.
Setelah beberapa saat terdiam memperhatikan penampilan knight hitam itu, Saber akhirnya menyadari sebuah lambang yang tidak asing terukr pada armor knight hitam itu.
Ya, Lambang itu mirip seperti yang ada pada armor yang sedang ia kenakan juga.
- Armor itu?.. Jadi begitu ya..
Dalam hatinya Saber tampak yakin dengan identitas knight hitam itu dan mulai mengawali pembicaraan.
"Hee – ini adalah takdir sebagai kesatria Britain kita telah dipertemukan di medan perang ini"
Bagian 2
"Apa kau sudah mengetahui identitasnya yang sebenarnya, Saber?"
Berdiri di belakang Saber seseorang yang menjadi Masternya, Ilyasviel mencoba mengatasi kebingungannya dengan bertanya kepada servant yang berdiri di depannya.
"Ya"
Saber menjawab dengan singkat dan menatap lurus kepada armor hitam yang menutupi mata knight yang berdiri di depannya sebelum dia melanjutkan kata-katanya.
"Dia adalah kesatria sama seperti diriku, tidak, dia adalah sisi lain dari diriku. Arthuria Pendragon"
"Ap-Apa?"
- itu mustahil
Keterkejutannya kali ini lebih besar hingga Ilya tidak mampu melanjutkan kata-katanya untuk keluar.
- apa mereka bersaudara? Tapi..
Memikirkan tentang hal itu, Ilya yakin bahwa tidak ada sejarah maupun legenda yang menyebutkan bahwa Raja Arthur memiliki seorang saudara. Mengingat kembali bahwa Saber telah mengatakan nama dari knight itu Arthuria Pendragon jelas mirip dengan nama asli dari servantnya, Arthur Pendragon.
Masih sulit untuk memahami arti dibalik penjelasan dari Saber, dengan nada pelan Ilya mencoba bertanya lagi.
"Apa dia sauda.."
*Clank*, kata-kata Ilya terhenti oleh suara metal yang bertabrakan.
Suara itu berasal dari dua buah pedang yang sedang bersilangan, di depan Ilya Saber menahan serangan cepat yang dilancarkan oleh knight hitam itu.
"Kau sudah menyadarinya ya, diriku yang lain" sebuah senyuman lebar tampak diwajah knight hitam yang menyerang Saber.
"Menjauhlah dari sini, Master"
Saber yang masih menahan hantaman pedang hitam itu berteriak. Ilya kemudian segera melompat ke belakang sejauh mungkin.
Hanya dengan satu lompatan Ilya mampu mencapai jarak hingga sepuluh meter ke kanan. Meskipun secara fisik itu terlihat mustahil untuk dilakukan oleh seorang anak kecil namun hukum fisika tidak berlaku untuk seorang penyihir. Tentu saja fisik Ilya sudah diperkuat oleh sihir sehingga dalam kondisi saat ini mungkin dia dapat melawan dua orang dewasa sekaligus dengan tangan kosong.
"Aku tidak tahu kenapa kau menjadi seperti itu tapi meskipun kau adalah yang asli, sebagai sesama kesatria aku tidak akan segan-segan untuk menghadapimu dengan seluruh kemampuanku"
"Itu bagus, kalau begitu tunjukkan kemampuanmu - Palsu"
"Guh"
Saber mendapati tekanan yang diberikan oleh pedang hitam itu semakin besar.
"Hati-hati Saber, dia tangguh"
Tidak mengerti apa yang sebenarnya mereka ucapkan, Ilya melihat bahwa kemampuan berpedang knight hitam itu setingkat dengan Saber. Tapi jika dilihat dari senjata yang mereka gunakan Saber-lah yang akan kalah.
Jika dia membantu Saber dengan menyerang knight itu menggunakan sihir tingkat tinggi mungkin masih ada kemungkinan bahwa Knight itu dapat dikalahkan oleh mereka tapi pertarungan sesama kesatria bukanlah sebuah pertarungan yang dapat diganggu oleh siapapun. Apalagi saat ini dirinya adalah seorang master. Normalnya seorang master selalu berada di belakang servant sebagai Supporter dalam penyembuhan.
Selain itu ada sebuah perasaan lain yang menahan dirinya untuk bergerak bahkan sedikitpun. Ilya menatap pertarungan pedang antara dua kesatria dari jaman dulu.
Jika mereka berdua memang bersaudara lalu kenapa mereka harus bertarung?
Entah kenapa Ilya merasa bahwa dadanya menjadi sesak saat memikirkan hal itu.
"Sshaaa ..."
"Haa .."
Dua kesatria itu masih tetap beradu pedang secara normal.
Entah itu karena harga diri mereka sebagai kesatria atau ditahan oleh rasa persaudaraan mereka. Tapi seharusnya sebagai seorang roh pahlawan mereka memiliki sihir yang sangat kuat dalam hal serangan yang dinamakan Noble Phantasm.
Saat memikirkan hal itu, Ilya mendengar teriakan seseorang yang sangat asing baginya.
"Kalian berdua, berhenti dan letakkan senjata kalian ke lantai!"
Itu adalah suara perempuan yang menyuruh Saber dan Knight hitam itu untuk berhenti bertarung. penasaran dengan siapa perempuan yang berani mengganggu pertarungan dua kesatria, Ilya membalikkan pandangannya ke belakang.
"Kau tidak apa-apa? Tenang saja kami dari Anti Skill. Kau akan aman bersama kami"
"An-ti-Skill?"
Ilya mengulangi kata-kata perempuan itu yang kurang begitu dimengerti olehnya.
Perempuan itu memiliki rambut panjang berwarna hitam, sepertinya umurnya lebih dari 20-an. Memakai seragam militer dengan rompi anti peluru, senapan mesin berada di pinggangnya, perempuan itu lalu datang menghampiri Ilya.
Di belakang perempuan itu, puluhan personil yang keseluruhan adalah laki-laki sedang menodongkan senjatanya ke arah kedua kesatria yang sudah berhenti bertarung.
"Sepertinya hanya sampai di sini pertarungan kita kali ini. Pertemuan kita selanjutnya adalah pertarungan sampai mati"
Knight hitam itu melompat dengan ketinggian yang sangat menakjubkan hingga mencapai atas gedung lalu menghilang. Beberapa orang yang berada di belakang Ilya tampaknya tidak terlalu terkejut dan sekali lagi perempuan yang berada di sampingnya berteriak.
"Regu satu, kejar orang yang memakai armor hitam itu"
Setelah memerintahkan setengah dari pasukan yang ada di belakang untuk mengejar knight hitam itu, perempuan itu lalu mengalihkan pandangannya lagi ke arah Saber yang berdiri menatap ke atas dimana knight hitam itu menghilang.
"Kau yang di sana, aku perintahkan letakkan senjatamu sekarang atau kami akan menembakmu"
Mungkin karena mendengar teriakan perempuan itu yang cukup keras didengarkan oleh Ilya yang berada tepat di sampingnya, saber mengalihkan pandangannya ke arah Ilya.
'Master?'
Suara itu, yang terdengar di telinga Ilya adalah suara dari Saber yang berbicara melalui telepati. Hanya master dan servant yang dapat berkomunikasi dengan cara ini sehingga hal ini dapat membantu keduanya dalam berkomunikasi meskipun terpisah dalam jarak yang sangat jauh.
'Menghilanglah Saber!'
Ilya memberi instruksi kepada Saber untuk menghilang. Setelah itu Saber segera berubah dalam wujud roh lagi.
"Dia menghilang"
Seseorang yang bergumam adalah perempuan yang ada di samping Ilya. Meski begitu Ilya tampak kagum bahwa perempuan itu tidak terkejut dengan kemampuan Saber yang menghilang di depan matanya.
"Siapa namamu? Dimana kamu tinggal?"
"Namaku Ilya, aku tidak punya tempat tinggal"
"Anak hilang ya, bagaimana kalau kau ikut kami ke markas dulu"
Ilya mengangguk patuh.
Sebenarnya jika dia mau, sangat mudah bagi Ilya untuk membuat mereka semua tertidur dan kemudian melarikan diri tapi karena sebelumnya dia tidak memiliki persiapan saat datang ke kota ini, Ilya tidak memiliki tempat tinggal jadi dia berpikir untuk saat ini mengikuti mereka dan bermalam di markas mereka.
Catatan Pengarang:
Terimakasih sudah membaca chapter 1 yang berjudul Darkness Knight cerita ini masih belum berakhir dan Ilya masih akan terus memburu master dan servant yang lainnya.
Oh iya,, ada sedikit penjelasan tentang chapter ini. Sebenarnya pada jaman dahulu (legenda King Arthur), perempuan tidak diperbolehkan menjadi kesatria atau bertempur di medan perang. Namun karena suatu hal di cerita ini aku membuatnya menjadi berbeda karena menurutku itu sangat menarik, apalagi setelah kita tahu bahwa di cerita Fate yang sebenarnya Raja Arthur adalah perempuan jadi aku membuat ceritanya berbeda dengan kenyataan. Semoga saja hal itu tidak menggangu kalian.
-Ronye-
