Warning:
Mungkin sequel dari Please, be number 1 in my heart. AU, sudah jelas. A little typo, maybe? One Shoot. Sorry if this story is too short.
Disclaimer: HxH is belong to Togashi Yoshihiro-sensei.
Rated: T.
Genre: Hurt/Comfort.
With Pair: KuroPika.
The Truth.
-oOo-
Semua makhluk hidyp pasti pernah merasakan cinta. Baik itu hewan, atau tumbuhan sekalipun. Apalagi manusia. Cinta. Satu kata itu menyadarkanku akan rasanya dicintai dan mencintai. Satu kata itu mengajarkanku akan rasanya disayang dan dibenci. Satu kata itu membuatku tahu, akan sakitnya rasa dikhianati dan mengkhianati.
Tuhan. Kenapa aku bodoh sekali? Kenapa aku menolaknya? Kenapa aku mencampakkannya? Kenapa aku menolaknya ketika ia ingin melihat lagi senyumanku? Kenapa aku menyia-nyiakan orang yang mencintaiku, bahkan melebihi dirinya sendiri? Kenapa aku menyia-nyiakan kasih sayang yang ia berikan padaku? Kasih sayang yang sangat besar. Kenapa.. Kenapa dan kenapa sajalah yang menemani hidupku saat ini.
Tuhan. Kenapa aku menolaknya? Menolak semua rasa sayangnya? Rasa sayang yang sangat besar. Rasa sayang yang sebesar cinta ibu kepada anaknya? Rasa sayang yang sebesar cinta antara saudara?
Tuhan. Aku bodoh. Aku egois. Aku tak punya hati. Aku kasar. Aku jahat. Tapi, kenapa aku malah merasakan cinta yang sangat tulus dari orang polos sepertinya? Kenapa bukan orang lain saja yang mendapatkan kasih sayangnya? Kenapa malah aku? Apa dia salah memilih orang? Ataukah.. Ini takdir?
Tuhan. Kenapa takdir membiarkanku untuk menemuinya? Kenapa takdir yang memilihku untuk mengkhianati cinra suci dan tulusnya? Kenapa takdir membuatku merasakan hangatnya senyuman dan kebaikannya? Kenapa?
Tuhan. Kenapa aku malah memilihmu? Kenapa aku malah lega, hanya dengan mendengar suaramu? Tawamu?
Mungkin kalian tahu. Rasa sesal selalu datang belakangan. Dan, memang benar. Aku menyesal karena telah membuatnya menjauhiku. Karena telah membuatnya menganggapku sebagai orang asing dikehidupannya.
Maaf. Apa satu kata itu cukup untuk membuatnya kembali kepadaku? Apa satu kata itu cukup untuk memaafkan semua kesalahan yang telah aku perbuat padanya? Cukup untuk memaafkan semua perlakuan burukku kepadanya?
Bagaimana jika aku menjadinya? Bagaimana jika aku merasakan semua apa yang dirasakannya? Mencintai, dibenci, dikhianati.. Dan yang paling membuatku selalu menyesal adalah.. Bagaimana jika aku menjadi dia, dan merasakan kalau orang yang selama ini dicintainya, malah menganggap dirinya sebagai orang asing, dan malah menyuruhnya pergi selamanya untuk tidak kembali lagi dihadapannya.
Apakah aku bisa melaksanakan kemauannya? Mungkin, dengan berat hati. Namun, apapun yang ku lakukan, yang ku katakan kini, tidak ada artinya karena aku sendiri yang telah membuat jarak diantara aku dan dia.
Apakah dia akan memaafkanku jika aku memintanya langsung? Atau dia akan menertawakanku karena ketidak teguhan pendirianku? Atau dia akan menamparku karena telah merasa dipermainkan perasaannya? Kuharap, dia mau memaafkanku. Dengan setulus hatinya.
— Kuroro Lucifer.
