Tittle : Torn Between Two Lovers

.

Author : LuSymphony ( bebektamvan)

.

Cast :
- Xi Lu Han
- Oh Se Hun
- Park Chan Yeol
- Byun Baek Hyun

Other Cast :
* Wu Yi Fan
* Kim Jun Myun
* Im Yoon Ah
* Hwang Mi Young

Cameo :
* Kim Jong In

.

Rating : M nyerempet T

.

Length : Chaptered

.

Genre : Drama, Love Story, Sad, little Fantasy

.

Note : JUST LUHAN POV, NO BASH! DON'T LIKE DON'T READ

oOo Happy Reading oOo

Bulan perak mulai membayang di naungi langit berwarna putih.
Warna hijau tersebar luas. Tampak pula garis horison di ujung sana.
Di mana, sih ini? Kenapa aku ada di tempat seperti ini?

"luhan..." Siapa, ya? "luhan..." Aku tak mengerti asal suara yang memanggilku. Siapa? Dari mana? "di sini, Luhan" Aku segera berbalik.
Di depan mataku berdiri seorang namja keren. Seperti mimpi! "Luhan" dia memanggil namaku lembut. Omo, namja ini keren sekali! Aku tercengang dan menelan ludahku. Rambut pirangnya indah. Matanya biru seperti warna laut. Tubuhnya tinggi dan langsing.

Dia memakai ikat kepala berwarna emas. Di lengannya juga melingkar gelang emas.
Belum lagi cincin dan rompi yang berhiaskan batu jade. Semua barang yang dikenakannya tampak mewah. Penampilannya bak bangsawan di masa lalu!

"Aku telah menunggumu," kata namja itu sambil memandangku.
"Apa?" aku hanya melongo.
Aku sebenarnya ingin tahu maksud ucapannya itu. Karena matanya terus menatapku, mendadak mulutku terkunci.
"Wahai, permaisuriku."
Mwo!
Namja itu tiba-tiba mendekapku lembut.

Walau tubuhnya langsing, diluar dugaan lengannya lumayan kuat. Aku tercengang di dalam pelukannya.
"Per..mai...suri?" Saking bingungnya aku tergagap.
Namja itu terus memelukku, seolah-olah ingin menjawab pertanyaanku.

A...apa? Kenapa permaisuri? Lelucon macam apa ini? Aku adalah permaisuri dari namja pirang yang sangat tampan ini? Kalau begitu aku... akan menikah dengannya?

"Keraguan terhadap keluarga kerajaan bisa membuatmu dihukum tanpa pengadilan, ara?!" Di belakangku terdengar suara namja lain.
Aku berbalik. Di hadapanku sudah berdiri namja lain! Warna rambtnya biru keabu-abuan seperti bulan. Tubuhnya tinggi dan kekar. Dia terlihat sangat gagah.

Dari penampilannya sudah ketahuan kalau dia sangat kuat. Tetapi yang paling menarik perhatianku adalah cara berpakaiannya. Dia juga tidak kalah tampan dengan namja pirang sebelumnya.

Namja satu ini mengenakan ikat kepala perak dan perhiasan seperti gelang, cincin dan kalung yang semuanya terbuat dari perak. Dia juga berpenampilan seperti bangsawan dari kerajaan zaman dahulu.

Tetapi, kedua cowok ini sangat berbeda. Namja yang rambutnya berwarna biru keabuan, tatapan matanya tajam seperti nenusuj. Saking tajamnya sampai membuat bulu kudukku berdiri. Kalau dipelototi olehnya mungkin aku jadi tak bisa bergerak.

Padahal matanya sama-sama berwarna biru... Tetapi birunya tidak lembut seperti biru laut. Biru yang satu ini sangat dingin seperti biru es.
"Sini, kamu adalah permaisuriku." Dia menarik tanganku dan berusaha menggendongku.
"Luhan!" Namun si namja pirang juga tidak mau melepaskan tangannya.
"Eh, ka... kalian!" Aku jadi ketakutan melihat mereka memperebutkanku.

Apa-apaan ini? Apa yang terjadi? Siapa orang-orang ini? Muncul dari mana? Apa maksudnya 'permaisuri'? Kenapa memperebutkan aku? Tapi yang paling membingungkan... di mana, sih, ini?!

Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan di dalam kepalaku. Aku bahkan tidak bisa berpikir. Tiba-tiba... Muncul benda bercahaya di atas kepalaku.

Apa itu? Aku melihat ke langit sambil bertanya-tanya. Tetapi yang terdengar justru getaran yang dahsyat dari bawah dan aku langsung melihat ke daratan. Suara apa ini? Bukan hanya bunyi saja. Ada getaran pada tanah yang kupijak. Sepertinya makin parah.

Jangan-jangan gempa? Kedua cowok itu mulai menyadari keanehan yang terjadi dan berhenti memperebutkanku.

Lalu, seberkas sinar merah mengarah ke wajahku. Silau! Aku memicingkan kelopak mataku dan melihat ke langit. Aku terkejut saat melihat sebentuk cahaya merah berputar-putar di langit yang putih. Tiba-tiba cahaya itu turun ke atas kepalaku seperti sebuah kilat!
"Arrrgghhhhh!" Teriak ketakutan keluar dari mulutku.

Saking takunya melihat cahaya itu, aku tidak bisa berpikir.
Chahaya itu langsung jatuh ke atas kepalaku. Kemudian cahaya itu membelah daratan, aku sampai terpental ke tdara. Ketakutan semakin terasa di dadaku. Tapi aku tidak bisa apa-apa. Daratan kelihatan bergetar dahsyau. Dari belahan bumi itu bertiup angin yang dingin dan beku.

Tetapi aku tidak bisa melihat isi belahan itu. Saking paniknya, aku bahkan tidak bisa membedakan atas dan bawah.
Shireo! Aku takut. Siapa pun... Tolong aku! Aku tidak ingin mati!

Tapi tak ada gunanya, aku tidak bisa apa-apa lagi! Aku tertelan ke dalam kegelapan belahan tadi.
"Tidaaaaaak." Aku berteriak senyaring mungkin. Aku berusaha meraih-raih sesuatu dalam kegelapan yang penuh pasir.
Tolong! Siapa saja, tolong aku!
Di dalam udara yang gelap dan tidak tampak apa-apa. Aku merentangkan tanganku sampai pundakku terasa sakit. Aku berusaha meraih sesuatu.

Saat aku hampir menyerah, aku merasakan tangan seseorang yang kuat! Tangan itu menggenggam tanganku.

Omo, apa ini halusinasi? Bukan! Aku betul-betul sedang menggenggam tangan seseorang! Karena merasa telah tertolong, aku mulai merasa lega dan lemas, kemudian kesadaranku pun semakin jah.
Mulai saat itu aku tidak melihat apa-apa lagi.

Tetapi ganggaman tangan yang kuat itu, tidak akan melepaskannya sampai kapanpun.

[TBC]
LIKE & COMMENT FOR THE NEXT CHAPTER