Alealeale! Saya balik lagi dengan fict saya yg ke-3
Gomen kalo fict saya yg sebelum sebelumnya sangat amat teramat jelek, karena saya mikirnya gitu, soalnya cuma dikit yg review. Hiks T.T *mau caper
Tapi semoga yg ini bisa membuat kalian lebih terhibur ^^
Arigatou yg udah mau baca fict saya
Disclaimer: Masashi Kishimoto
fic ini original punya saya :)
HAPPY READING :D
Prolog:
Author
Matahari pada pagi hari yang cerah ini mulai menampakkan batang hidungnya, burung-burung berkicau dengan riangnya, membuat hampir seluruh penduduk desa Konoha menyambut hari itu dengan wajah berbinar-binar, tapi tidak untuk Sakura Haruno. Yang hari harinya telah hancur, harapan seumur hidupnya telah lenyap untuk selamanya, yaitu, menjadi seseorang yang spesial di hati Sasuke Uchiha. Ya, Sasuke, sang ninja rookie Konoha yang keberadaannya sangat dinantikan oleh seluruh warga Konoha terutama kaum hawa. Tapi sekarang Sasuke malah pergi begitu saja untuk satu kata, dendam. Walaupun dendamnya sudah terbalaskan, ia masih tetap enggan kembali ke Konoha dan malah ia bergabung dengan grup pelarian ninja, Akatsuki. Mengingat kejadian itu, hati Sakura seakan teriris-iris menjadi potongan bulu-bulu kecil yang berterbangan dimana-mana. Ia tidak tahu mau dibawa kemana masa depannya tanpa Sasuke di sampingnya.
.
"Sakura…" sapa seseorang yang sudah berdiri di depanku. Sekarang aku tengah duduk di tempat dimana aku dan Sasuke terakhir bertemu, kursi kenangan itu…
"Oh, hai, Naruto. Ada apa pagi pagi buta begini kau sudah menghampiriku?" tanyaku dengan senyum hambar. Aku benar-benar tidak bisa menunjukkan perasaan hatiku yang sebenarnya pada Naruto.
"Hhh, tak usah membuat senyum yang dipaksa itu di depanku, Sakura. Kau mirip Sai," jawab Naruto seraya duduk di sebelahku. Aku menundukan kepala. Kenapa ia harus muncul disaat seperti ini sih?
"Sakura… aku tahu perasaan dan keadaanmu sekarang. Tapi kau tidak bisa terus menerus seperti ini. Sayang hidupmu bila terus kau sia siakan demi laki-laki yang sudah menjadi pengkhianat Konoha itu."
Aku masih saja menundukan kepala, aku tidak berani menatap wajah Naruto.
"Aku sama sepertimu, aku kesepian semenjak Sasuke pergi. Apalagi untukku yang tidak mempunyai orangtua dan sanak saudara, Sasuke sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri. Kau masih mempunyai orangtua yang selalu ada di sampingmu, Sakura. Lupakanlah Sasuke, itu hanya akan membuatmu sakit." Lanjut Naruto. Ia benar-benar tidak mengerti perasaanku. Bagaimana hancurnya hatiku saat ditinggalkan orang yang aku cintai. Naruto tidak bisa merasakannya. Tidak sedikitpun.
"Tapi Naruto….. aku tidak bisa melupakannya…. Itu terlalu sulit…. Semua kenangan tentangnya sudah ditulis dan tak dapat dihapus dalam otakku…" akhirnya aku sanggup mengeluarkan suara dan menjawab perkataan Naruto, walaupun dengan air mata yang sudah ada di pelupuk.
"Sakura, masih ada aku yang akan selalu setia menemanimu…"
Tak terasa, pipiku sekarang sudah terasa hangat oleh air mataku. Aku tak kuat lagi, ku peluk Naruto yang sedari tadi terus memperhatikanku, Naruto membalas pelukan itu.
"Hiks... hiks..." Sambil menangis sesunggukan, aku masih memeluk Naruto dan membiarkan bajunya basah oleh air mataku. Mungkin ia tidak mengerti perasaanku. Tapi kurang lebih, aku mempunyai sahabat yang rela menyia-nyiakan waktunya hanya untuk bersamaku.
"Tak apa Sakura. Teruslah menangis, keluarkan semua amarah yang selama ini kau pendam. Biarkan pundakku menjadi sandaranmu. Mungkin itu akan membuatmu lebih baik."
"Arigatou." ujarku.
To Be Continued
Fiuh, akhirnya beres juga chapter 1 buat fict ku yg ke-3 ini.
Ini cuma prolog doang, ceritanya mah belum. hehe
Gomen ya ceritanya GaJe, saya iseng buat fict Angst.
Fict yang lain aja belum selesai, udah lanjut fict yang lain..
Tak apa lah..
RnR?
